I'm sorry goodbye

Mengutip lirik lagu Krisdayanti tempo doeloe (bukan tempo scan)

"semakin lama aku
semakin tau tentang engkau
sedikit kecewa
ternyata engkau tak baik~~~"

"terimakasih oh Tuhan
tunjukkan siapa dia
maaf kita putus
so thank you so much
i'm sorry goodbye~~~"

Ya, artikel kali ini sebagai pengumuman bahwa per artikel ini dibuat $BTPS sudah tidak ada lagi di porto saya
Bukan keputusan yang mudah,
Bukan karena ikut siapa2,
Bukan karena sudah tidak tahan melihat floating loss yang terlalu dalam,
Ini semua, murni karena ada perubahan drastis di story perusahaan

Pertama kali BTPS saya bahas pada bulan Oktober 2023 di artikel saya yang ini https://stockbit.com/post/12441318 dengan story
"Ketika kredit2 bermasalah sudah selesai diperbaiki, perusahaan akan tancap gas memberi pembiayaan lagi"

Namun semakin kesini, ternyata kredit2 bermasalah tadi bukannya semakin tampak akan segera selesai dan tidak akan bertambah gila-gilaan lagi seperti yang terjadi di 2023, melainkan semakin... ya, setidaknya untuk saya semakin suram.

Sebelum sampai ke titik itu, mari kita flashback beberapa hal baik yang membuat saya kepincut untuk berinvestasi di BTPS dulu, atau bahasa anak mudanya mari kita mengenang mantan 馃槑.

1. Sisi Indah BTPS

- Market share yang besar > Jumlah potensi nasabah ultra mikro yang info dari BRI 45jt masih sangat besar dibanding nasabah existing BTPS yang baru berjumlah sekitar 4jt, kalau berbicara peluang tentu 'seharusnya' peluang growth BTPS masih sangat besar sekali bukan kalau begitu?

- Cash dan setara cash (sebesar 9,3 T) lebih besar dari market cap (di 8,7 T) > EV sudah 0, cash yang besar tersebut juga bukan dari uang CASA, melainkan uang pribadi BTPS yang bisa dilihat dengan perbandingan nilai liabilitas dan ekuitasnya. Tentu saja menarik bukan?

- Masih ada laba dan dividen > Untuk hal ini juga jelas masih sesuatu yang bagus, ketika kondisi 'terburuk'nya saja BTPS masih untung sebesar 1 T di 2023 (dan mungkin 2024 ini), dan bisa membagikan dividen dengan DPR 50%, yang berarti dengan harga saat ini yield sekitar 5-6%. Namun apakah benar kondisi terburuknya sudah dilewati?

- Kinerja sampai Mei 24 masih stabil > CKPN dari Jan ke Mei ada tren penurunan yang cukup baik, dari 150 M / bulan bertahap turun ke 131 M, sampai akhirnya stabil di 100 M dari Maret - Mei, begitu juga laba mulai ada peningkatan dari 75 M perlahan-lahan meningkat sampai 105 M di bulan Mei. Apakah ini pertanda BTPS konfirm turnaround?

- Manajemen responsif terhadap pertanyaan2 dan undangan investor > Temen-temen pasti tahu juga ya terkait ini, manajemen aktif diundang oleh acara sharing2 investor ritel seperti kita, beberapa kali yang saya ingat manajemen BTPS (diwakili pak Fachmy) pernah berbicara di acara Mentorbaik, Investabook, dan mungkin ada lagi yang lain ya.

Dengan beberapa poin positif di atas terus mengapa malah saya exit di BTPS? Bukankah so far semuanya on track? Story turnaround sedang dalam progress yang cukup baik? Ya, mari sekarang kita bahas apa yang saya lihat selain 5 poin di atas

2. Sisi Kelam BTPS

Untuk poin ini lebih banyak ke ilmu jalanan dan koneksi sih, jadi memang agak susah sejujurnya menjelaskannya. Tapi semoga yang saya tulis bisa temen-temen tangkap ya poin2 pentingnya. Intinya masalah utamanya bukan di internal BTPS seperti manajemen tidak mau melakukan buyback walaupun harga saham perusahaannya sudah turun 60% lebih lebih. Tapi masalahnya ada di sisi eksternal, yang lebih utamanya ada di profile nasabahnya.

- Nasabah BTPS 100% ultra mikro, mayoritas ibu2 / ibu rumah tangga

Mengutip beberapa pengertian ultra mikro yang saya temukan
'Pemerintah Indonesia saat ini mendefinisikan segmen ultra mikro sebagai bisnis yang membutuhkan pembiayaan di bawah Rp10 juta.
Sebagian besar segmen ultra mikro adalah masyarakat yang baru memulai usaha kecil, membutuhkan pembiayaan dalam waktu singkat (3 - 6 bulan), dan limit di bawah Rp5 juta.
BRI mendefinisikan segmen ultra mikro sebagai bisnis yang memperoleh pinjaman dengan batas maksimum Rp50 juta.'

Oke, terus ada apa memangnya dengan ultra mikro? Bukankah BTPS sudah berdiri sejak 2010, sudah 14 tahun dan itu bukan waktu yang sebentar dan terbukti selama ini BTPS berhasil survive dengan memberikan pembiayaan dengan marjin yang begitu besar? Mari kita lanjut lagi pembahasannya

- PHK dimana-mana

Saya yakin teman-teman sudah aware dengan berita phk baru-baru ini yang terjadi di banyak perusahaan, dan sialnya ini bukan ujungnya, malah bisa jadi awalnya.
https://cutt.ly/Sessw74N
Pastinya ini akan menurunkan daya beli masyarakat yang di satu sisi harus menghadapi biaya hidup yang naik lumayan besar (tidak sesuai data inflasi kita).

Diperparah lagi yang saya lihat pemerintah bukannya memberikan solusi yang masuk akal, mereka malah melakukan sesuatu yang lebih mengherankan (atau tidak mengherankan juga sih kalau ga punya hati nurani) seperti mengundang perusahaan tekstil China (dimana kasus PHK sendiri terjadi karena pasar dibanjirin produk2 tekstil dari China)
https://cutt.ly/zessw5ow

Tapi ya namanya pemerintah, ada saja pasti ngelesnya kalau kita berbicara seperti ini. Okelah, phk massal sudah menjadi masalah sendiri, tapi ada masalah lain yang lebih menyeramkan, yaitu

- Judi Online

Cukup 2 kata itu sudah cukup menggegerkan seluruh Indonesia saat ini. Benarkah separah itu? Temen-temen bisa baca disini
https://cutt.ly/Vessw5HZ

Saya kutip sedikit isi artikelnya disini

"Ada pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan ini cukup mengkhawatirkan untuk kita sebagai anak bangsa di mana pendapatan keluarga katakanlah Rp 200 ribu per hari, kalau Rp 100 ribu dibuat judi online, itu kan signifikan ya mengurangi gizi keluarga yang ada. Jadi kalau terus berlanjut, tentunya Rp 100 ribu bisa dibelikan susu anak," ucap Natsir.

Masih ingat siapa mayoritas nasabah BTPS? Ya, ibu rumah tangga, dan merekapun ternyata tidak terbebas dari efek kegilaan judi online ini. Selama ini saya pikir yang gila umumnya adalah pihak suami, sedangkan istri hanya menjadi korban. Ternyata dugaan saya tidak sepenuhnya benar. Sehingga kalau sudah seperti ini bisa jadi uang yang didapatkan untuk pembiayaan usaha ataupun untuk melunasi pembiayaan habis untuk judi online.

100rb per hari itu sekitar 3 juta sebulan, dan ingat masyarakat ultra mikro itu adalah mereka yang mendapatkan pembiayaan maksimal 10jt. Jadi bayangkan betapa besarnya sebenarnya nominal itu untuk mereka. Hal ini terjadi dengan skala masif, dan saya yakin 2025 dan tahun2 berikutnya dari 3,2jt pemain ini bukan akan berkurang, melainkan bertambah sampai ntah berapa

Apakah pemerintah tidak bisa menangani judol yang sudah berkembang begitu masif ini? Atau tidak mau?
Cukup baca berita ini dan saya yakin teman2 akan dapat gambarannya
https://cutt.ly/Iessw50W

https://cutt.ly/Qessw6qg

Kenapa muncul pemikiran yang ditangkap hanya pemainnya? Bukankah lebih mudah jika bandarnya langsung yang ditangkap? Tapi yasudahlah, di luar nalar saya hal2 tersebut

3. Jadi BTPS sudah tidak ada harapan sama sekali?

BTPS bisa jadi masih memiliki chance kalau,
BTPS memutuskan untuk tidak all in membiayai ultra mikro lagi, tapi apakah mungkin? Saya tidak tahu
Naturenya masyarakat ultra mikro adalah yang pertama terkena damprat jika ekonomi memburuk, namun yang terakhir recover jika keadaan ekonomi sudah membaik.
Sudah hukum alam yang di bawah diinjak2 demi menyelamatkan yang di atas, survival of the fittest

Masalahnya jangankan masyarakat ultra mikro, yang mikro saja sudah mulai engap2an membayar cicilan mereka. mulai dari cicilan pembiayaan, cicilan mobil, bahkan sampai cicilan rumah. Berikut saya lampirkan berita2nya

https://cutt.ly/sessw6pq
https://cutt.ly/7essw6lh
https://cutt.ly/xessw6WG

Sebagai penutup, saya mohon maaf jika artikel ini seperti saya menebar fear untuk para holder BTPS, tapi setidaknya saya sudah menjelaskan dasar pemikiran saya mengapa saya harus keluar dari BTPS walaupun dengan merealisasikan loss yang tidak sedikit. Saya akan tambahkan 1 pembasahan terakhir untuk temen2 yang masih tetap ingin stay di BTPS

Kita bisa saja bangkrut walaupun memegang saham yang benar

Bagaimana maksudnya? Ya, karena efek averaging down yang terlalu masif, tanpa sadar portofolio kita bisa saja menjadi hanya 1 saham karena kita sibuk averaging down saham tersebut karena merasa yang 'sudah murah' menjadi semakin murah karena harganya terus turun. Masih ingat ketika BTPS di 2.700 pada Juli 2022? Bagi yang pertama kali masuk disitu dan 1 tahun kemudian averaging down di 2.100 pada Juli 2023 mungkin merasa sedang karena mereka mendapat 'diskon', begitupun ketika turun lagi ke 1.580 di Okt 23 kita sibuk averaging down karena merasa 'diskon' yang diberikan semakin besar lagi. Dan per Juni 2024? BTPS sudah berada di 1.000-1.100.

Mungkin one day BTPS akan beneran turnaround dan harga sahamnya kembali ke, let's say 2.000? 3.000? Atau 4.000? Tapi hal itu mungkin baru akan terjadi 3 tahun lagi? 5 tahun lagi? Atau 10 tahun lagi? Saya tidak tahu, yang pasti saya tahu ada namanya opportunity cost, dan untuk menunggu selama itu dalam ketidakpastian sepertinya tidak akan membuat saya bisa tidur tenang.

Saya kenal cukup banyak teman-teman yang all in di saham BTPS, beberapa ada yang dananya sampai miliaran. Buat temen2 yg masih stay, doa saya yg terbaik untuk nasabah2 BTPS,聽 manajemen dan pegawai BTPS, dan pastinya investor2 BTPS yang sudah ikut bersabar selama ini. Semoga akhir perjalanan pembiayaan ultra mikro ini bisa berakhir dengan indah.

Sekian, I'm sorry goodbye BTPS

I don't love you
Like I did
Yasterday...

$PRDA $ITMG $UCID $DRMA

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy