Perjalanan jika berinvestasi pada saham dividen: Bagian kedua - BMRI vs BJTM (growth vs dividend case)
Pada tulisan sebelumnya, saya sudah membahas tentang hasil yang bisa kita dapatkan jika berinvestasi pada saham BJTM selama 10 tahun terakhir (2014-2023). Topik selanjutnya yang menarik adalah bagaimana jika kita membandingkannya dengan saham lain yang bisa kita harapkan memberikan return dalam bentuk capital gain juga.
Saya akan mengambil BMRI sebagai contoh.
Kenaikan harga saham $BMRI selama kurun waktu tersebut adalah 11,9%/tahun dengan dividend yield rata-rata 3,4%. Dividend per share (DPS)-nya pun tumbuh sebesar 19,5% per tahun walaupun EPS hanya tumbuh sebesar 11,7% per tahun.
Lho kok dividennya bisa tumbuh lebih cepat daripada EPS-nya?
Secara intuitif, kita bisa menduga penyebabnya adalah kenaikan dividend payout ratio (DPR) BMRI yang meningkat secara gradual dari 30% pada tahun 2013 menjadi 60% pada tahun 2023 sehingga wajar saja DPS-nya bisa tumbuh lebih cepat daripada EPS-nya.
Sampai di sini dapat kita simpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir jika kita memegang saham BMRI, capital gain (kenaikan harga saham) dan dividennya cukup berimbang dalam menyumbang return secara keseluruhan.
Lalu bagaimana dengan BJTM?
EPS dan harga saham $BJTM tumbuh lebih lambat daripada BMRI. Selama 10 tahun terakhir, EPS BJTM hanya tumbuh 5,9% per tahun sementara harga sahamnya hanya naik 5,2% per tahun. Artinya, kita tidak bisa banyak mengharapkan capital gain dari saham ini. Yang menarik adalah dividend yield rata-rata BJTM yang mencapai 8,1% selama 10 tahun terakhir dengan dividend payout ratio yang cenderung menurun dari 71% pada tahun 2013 menjadi 52% pada tahun 2023. Jika berpikiran positif, kita akan melihat bahwa masih ada ruang bagi BJTM untuk meningkat payout ratio di masa mendatang.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 payout ratio $BBCA adalah 64% dan payout ratio $BBRI adalah 85%.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kita bisa melihat bahwa return BJTM didominasi oleh dividen dengan growth yang terbatas.
Sekarang kita sampai pada pertanyaan besarnya. Bagaimana perbandingan return total (capital gain + dividen) antara BMRI dengan BJTM?
Beberapa hari yang lalu, saya telah menyampaikan hasil simulasi investasi pada saham BJTM selama 10 tahun terakhir. Hasilnya cukup baik. Walaupun dividennya tidak tumbuh tinggi namun reinvestasi dividen memegang peranan penting terhadap hasil investasi secara keseluruhan. Untuk detail simulasinya bisa dicek di:
https://stockbit.com/post/14898046
Jika kita secara konsisten memanfaatkan dividen yang kita dapatkan untuk menambah saham BJTM saat distribution data (hari pembagian dividen), maka investasi kita akan naik sekitar 4 kali lipat dari Rp 100 juta menjadi Rp 396 juta atau setara dengan CAGR 13,3%.
Bagaimana jika kita melakukan simulasi yang sama terhadap BMRI?
Dengan modal Rp 100 juta pada akhir tahun 2012, nilai investasi kita pada BMRI akan meningkat menjadi Rp 430 juta pada akhir tahun 2023 (4,3 baggers) yang setara dengan CAGR 14,2%.
Artinya, kita bisa mendapatkan return yang lebih besar dari BMRI walaupun sebenarnya perbedaannya tipis saja dengan BJTM.
Kita bisa melihat summary-nya pada lampiran.
Mari kita melihat sisi lain dari hasil simulasi kedua saham tersebut.
Jika memegang saham BMRI, kita akan mendapatkan return yang berimbang dari kenaikan harga saham dan dividen sementara jika memgang saham BJTM, return kita sangat bergantung pada dividen.
Ada beberapa hal yang perlu kita pikirkan terkait dengan hal tersebut.
1. Besarnya dividen berada dalam kendali pihak manajemen (dengan persetujuan RUPS). Tentu saja besarnya dividen juga bergantung pada kinerja bisnisnya. Bisa kita katakan bahwa return dari dividen itu purely hasil dari bisnis.
2. Sementara itu, harga saham berada di luar kendali kita. Dalam jangka panjang memang harga saham akan mengikuti kinerjanya. Jika kinerjanya sangat baik, kita bisa mengharapkan return yang jauh lebih tinggi daripada dividen. Walaupun tentu saja, terkadang bisa saja harga saham tidak inline dengan kinerjanya, setidaknya dalam jangka pendek.
Artinya, unsur ketidakpastian return yang berasal dari capital gain lebih tinggi daripada return yang berasal dari dividen.
Bagi beberapa investor, hal tersebut bisa menjadi pertimbangan yang penting saat berinvestasi. Ada yang fokus pada growth dan ada yang fokus pada dividen.
Tidak ada yang salah dan benar dalam hal ini karena strategi investasi akan bergantung pada kebutuhan masing-masing investor.
Sekian dulu untuk tulisan bagian kedua di pagi menjelang siang yang mendung ini.
Disclaimer: Tulisan ini adalah media edukasi dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala kerugian sebagai akibat dari penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis.
$IHSG