Suara-suara masyarakat yang menyerukan boikot produk "tanpa tentu arah", sepertinya sudah menemukan sendiri "counter" alaminya.

Suara-suara tersebut mulai dipertanyakan oleh suara kelompok masyarakat lainnya yang memandang gerakan boikot tak tentu arah ini kontraproduktif, lebih banyak efek negatifnya bagi bangsa sendiri.

Contohnya bisa diamati pada kolom komentar postingan Instagram CNBC ini
https://cutt.ly/TeretIOG

Kesadaran mulai tumbuh untuk lebih selektif lagi boikat boikot-nya. Gak sembarangan. Apalagi banyak dari "peserta" boikot ini kesannya "pilih-pilih" boikot.
Yang jadi korban boikot cuma itu-itu saja seperti McD, KFC $FAST, Starbucks $MAPI, Pizza Hut $PZZA, Consumer Goods $UNVR, dengan alasan "mudah" dan ada substitusinya. Jadi mereka ini sudah masuk list favorit "peserta" boikot dari masa ke masa setiap konflik Palestina-Israel mencuat.

Giliran ditanya, kenapa masih pakai Facebook, masih pakai WA, baca X (Twitter), posting Instagram, baca CNBC, pake Handphone, nonton YouTube, lihat Google, dll yang basis usahanya juga di Amrik? Kenapa gak ikutan diboikot?
Dijawabnya : Itu susah, gak ada penggantinya, justru kita pakai alat mereka sebagai senjata untuk menyerang mereka balik, dll pembenaran lainnya.

Lah, tapi ya sebelum mereka merasa "terserang", mereka udah untung duluan dong 馃槀
Jadi yang gampang diboikot, yang susah biarkan. Oke banget gak tuh 馃憤

Apa iya perusahaan yang ikut nyumbang dana besar ke Palestina, mau terus ikutan diboikot? Dengan alasan "gampang".
Padahal mereka pengusaha asli Indonesia, tapi hanya karena menggunakan merek yang "diduga" terafiliasi Amerika Serikat sebagai pendukung Israel, lantas mereka juga pantas jadi "korban" ?

Padahal yang dukung Israel pun pemerintah Amrik, dan gak semua warga (termasuk pengusaha) Amrik mendukung langkah pemerintah ini. Gak liat tuh banyak yang demo di wilayah Amrik-nya sendiri?

Kalau uang royalti yang dibayarkan pengusaha Indonesia ke pemegang merek di Amrik ini dipermasalahkan, karena katanya royalti itu jadi pendapatan pengusaha Amrik, lalu pengusaha Amrik itu bayar pajak, lalu pajaknya dipakai pemerintah Amrik untuk dukung Israel.
Jauh banget hubungannya bos.

Kalau pendapatan pengusaha Indonesia turun, yang kena negatifnya itu stakeholder di Indonesia dulu. Sudah pasti.
Karyawan, petani, peternak, supplier, dll itu semua kena dampak langsung yang gak bisa disubstitusi (recovery) dengan cepat.
Gak semudah itu cari kerja baru, gak semudah itu UMKM dan pengusaha kuliner lain mau menyerap tenaga kerja yang berhenti, gak semudah itu tanda tangan kontrak supply dan kesepakatan harga antara petani/peternak/supplier dengan pengusaha kuliner baru.

Sementara, berapa persen dari pendapatan pengusaha Indonesia korban boikot yang jadi royalti ke pengusaha Amrik?
Berapa persen dari royalti tersebut yang jadi pajak ke pemerintah Amrik?
Lalu berapa persen juga pajak yang diterima pemerintah Amrik yang dipakai untuk dukung Israel?

Ekosistem lokal yang "gampang" diboikot kena dampak langsung, sementara yang ke Israel persentasenya jelas kecil sekali, terlalu jauh.

Kalaupun ada oknum pengusaha Israel yang memegang merek perusahaan Amrik, lalu buat ulah di sana. Itu jelas gak ada hubungannya dengan ekosistem lokal Indonesia. Yang di Indonesia jelas dukung Palestina. No doubt.

Kalau royalti perusahaan makanan seperti McD dkk dipermasalahkan, apa kabar impor bahan pangan sedemikian besar dari Amrik?
Contohnya Kedelai (Soybean), berdasarkan data BPS tahun 2023 impor kedelai dari Amrik mencapai hampir 2 juta ton dengan nilai USD 1,3 miliar.

Mau boikot beli tahu tempe yang jelas pakai kedelai impor karena pasokan dalam negeri kurang? Kasian dong para UMKM perajin tahu tempe.
Belum lagi kedelai untuk pakan ternak, gimana? Mau boikot ayam, sapi, bebek, kambing sekalian?

Kalau bicara substitusi Kedelai, banyak jalan untuk bisa substitusi, seperti mereka "memaksakan" boikot dan menyuruh ekosistem lokal McD dkk untuk urus sendiri substitusinya.
Tapi tega mereka suruh boikot kedelai dan produk afiliasi kedelai impor US?

Maka dengan analogi yang sama, saya teguh dengan pendirian kalau McD dkk di Indonesia tidak pantas diboikot. Demi melindungi banyaknya ekosistem lokal di belakangnya. Dan suara saya ini pun senada dengan masyarakat lainnya yang sudah mau berpikir lebih jernih. Perlahan-lahan makin kencang "counter boikot".

Lagi-lagi bukan mendukung Israel, bukan tidak mendukung boikot, bukan berarti kalau counter boikot maka jadi tidak dukung Palestina.
Tapi yuk lebih jernih berpikir, supaya boikotnya "cerdas".

Masa iya mau terus diasosiasikan makan Pizza Hut di Indonesia berarti "makan daging orang Palestina", minum Starbucks di Indonesia berarti "minum darah anak Palestina". Sadis amat ya kata-kata begini.
Padahal saudara sebangsa sendiri kesusahan malah gak peduli, dengan entengnya mengucap "semoga ketemu pekerjaan baru", dll. Ngasih kerjaan mah enggak 馃槀

Semoga saja di Q2 pendapatan, laba, dan posisi keuangan emiten korban boikot di Indonesia $IHSG bisa lebih baik, dan mereka bisa bertahan melalui hantaman "peluru nyasar" ini.

Postingan saya sebelumnya soal boikot PZZA yang "salah sasaran" ada di link berikut
https://stockbit.com/post/14377935

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy