Cuttloss, Opportunity Cost dan Legowo
Bagi saya secara opini personal, Cutloss merupakan hal yang amat sangat lumrah terjadi di dunia investasi, sebaik apapun thesis investasi kita disebuah perusahaan, kita tidak bisa mengendalikan 100% kinerja bisnis sebuah perusahaan yang mana kita hanya shareholder minoritas. Banyak kondisi baik secara eksternal (makro) ataupun internal perusahaan yang akan sangat berdampak akan kinerja di kemudian hari. Sebagai contoh di awal Oktober 2023, saya sangat yakin akan kinerja TUGU di Q3, tapi ternyata setelah result dari 9M 2023 keluar, kinerja Q3 TUGU sangat mengecewakan setidaknya bagi saya pribadi, potensi yield dividen yang besar di tahun 2023 akibat lonjakan EPS di Q1 langsung saya kesampingkan karena memang saya sudah tidak ada keyakinan akan performa TUGU dimasa depan apakah bisa sesuai dengan forecast forecast yang saya buat lagi atau tidak. lengkapnya disini (https://stockbit.com/post/12785993)
Prinsip saya ketika key indicator yang saya jadikan acuan tidak sesuai dan saya juga melihat banyak opportunity di tempat lain, kenapa saya harus bertahan di saham yang saya sudah hilang convictionnya? Bagi sebagian holder TUGU mungkin masih bisa mentolelir hal yang tidak bisa saya tolelir tersebut. Masalah jika harga TUGU naik atau bagger setelah saya keluar itu sudah bukan bagian dari rejeki saya, ini yang dinamakan legowo. price action nomer sekian yang utama adalah seperti kata Peter Lynch
"Know what you own and know why own it".
Ketika Entry dan Exit disebuah investment saya rasa wajib memiliki strategy ataupun investment checklist sendiri, jika bermodalkan ikut ikutan atau Exit hanya karena price action, tentu akan beda cerita dan nasibnya. Semuanya tentang pembelajaran, sikap tegas akan investment thesis inilah yang membuat learning curve kita akan naik secara signifikan, karena kita jadi terus belajar dan belajar, mengapa A, lalu mengapa B, apa hubungan sebab akibat dari kondisi saat ini untuk dimasa yang akan datang.
Tidak ada investor yang sempurna, kesuksesan dimasa lalu itu hanya akan menjadi sebuah cerita jika konsistensinya tidak dijaga, dalam context ini jika kita tidak punya pedoman akan setiap investasi yang kita lakukan end up resultnya bisa jadi kita tidak akan konsisten. Kita akan melewatkan banyak opportunity yang berteberan diluar sana jika saham yang kita pegang memiliki kinerja stagnan, dibandingkan dengan saham saham yang memiliki kinerja outperform diluar sana.
Legowo untuk bisa menelan pil pahit dan membuka lembaran baru di tempat lain juga bukan hal yang mudah apalagi bagi kaum mendang mending dan followers, maka dari itu last week memo saya sempatkan untuk menuliskan tulisan yang sifatnya mengingatkan kepada member grup bahwa jika tujuan masuk grup hanya untuk "herding behaviour" saya pastikan keluar dari grup tidak akan dapat apa apa, usaha saya semaksimal mungkin adalah transfer knowledge dan investment framework yang saya punya. Holding position hanya added value yang didapat tapi tidak bisa juga dijadikan jaminan pasti akan untung.
"The game is to keep learning, and i dont think people are going to keep learning who dont like the learning process" - Charlie Munger
“The key is to fail, learn, and improve quickly. If you’re constantly learning and improving, your evolutionary process will be ascending. Do do it poorly, it will be descending. So I believe evolving is life’s greatest accomplishment and its greatest award" - Ray Dalio
Sekian
$GJTL $AMMN $ARCI $ITMG $ASII