Menanggapi Tanggapan @RinaSaid soal $BTPS

Di tulisan saya yang ini (https://stockbit.com/post/13075241), Mbak Rina memberi tanggapan sebagai berikut:
"menurut saya fokusnya salah @Alfisyahrin, harusnya bukan fokus ke non restru tapi ke perbandingan apakah growth non restru ini tumbuh lebih cepat dari yang direstru. Jadi kalau mau buka bukaan dan gak pom pom diperlihatkan juga berapa yang restru di $BTPS , tumbuh lebih cepat atau lambat. Harus objektif. Juga repayment rate turun lo sementara attendance rate naik. Fokus menaikkan attendance rate aja uda langkah salah menurut saya. Alih alih naik, repayment turun.

Sudah terdapat bias ketika sudah pegang barang. Tapi no worries, saya nanti posting lebih banyak data."

Mbak Rina kemudian menulis tanggapan di sini: https://stockbit.com/post/13093507

Berikut tanggapan saya:
1. Saya mengamini saya sangat mungkin bias. Karena itu saya selalu open untuk mendengar pandangan yang berbeda. Tapi saya juga akan tetap filter seberapa relevan dan signifikan pandangan berbeda tersebut ke tesis investasi saya. Mas @Prabaniswara saya dengerin dengan seksama pandangannya pas collab di Youtube Stockbit. Tapi kalau di Stream banyak skip sih saya. Terlalu banyak noise.

2. Mbak Rina bilang saya salah fokus karena hanya membahas outstanding pembiayaan lancar non-restru BTPS masih terus grow di tengah kondisi yang menantang. Terus bilang harus harusnya dibandingin juga sama restru. Ternyata Mbak Rina menulis sendiri di tanggapannya, "...sementara restrukturisasi turun dari 821 miliar ke 766 miliar. Manajemen menargetkan penurunan lebih lanjut ke 600 miliar dan 500 miliar di bulan Desember." Kalau Mbak Rina sudah pegang data dan lihat sendiri angka restru BTPS turun, kenapa minta saya bahas lagi?

3. Terus Mbak Rina juga mempermasalahkan repayment rate yang turun ketika attendance rate naik. Katanya langkah yang salah. Mbak Rina mungkin perlu mempelajari lebih dalam model bisnis BTPS, PNM, dan institusi keuangan lain yang menggunakan model Grameen. Pertemuan rutin itu justru pilar terpentingnya. Pertemuan rutin itu social collateral untuk model bisnis ini.

Attendance rate 72,5% itu artinya dari 1000 nasabah, ada 725 nasabah yang datang ke pertemuan rutin. Repayment rate 92,7% itu artinya dari 1000 nasabah, ada 927 nasabah yang masih membayar cicilan.

Kok bisa BTPS tetap dapat cicilan dari nasabah yang gak hadir pertemuan? Nah, ini karena CO BTPS itu juga samperin nasabah ke rumahnya. Door to door nagih. Cara ini solusi sementara dan gak bisa terus-terusan dilakukan.

Kalau daya beli dan kemampuan membayar kelompok menengah bawah sudah pulih, harusnya angka attendance rate dan repayment rate ini ketemu di titik yang sama. Alias gak perlu ada lagi CO yang nagih dari rumah ke rumah. Cukup penagihan di pertemuan rutin aja.

---
Sebenarnya masih ada beberapa commentary Mbak Rina yang ingin saya tanggapi, tapi sepertinya untuk saat ini cukup 3 poin ini dulu.

Pegang data itu satu hal, tetapi merangkainya jadi cerita yang relevan itu hal yang berbeda. Karena ini ranahnya tafsir. Ada unsur opininya juga.

Semoga kita bisa diskusi sehat di sini ya. Gak ada gunanya ngebela emiten sendiri atau ngejelekin emiten orang lain. At the end, untung/ruginya kita ya dari asset allocation kita sendiri.

Kalau saya sih pengen sharing dan belajar aja. Makanya gak mau terlibat di diskusi yang saya gak bisa belajar di sana.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy