$META
SCENARIO ANALYSIS: TENDER OFFER META
Dalam postingan ini saya akan bagi pembahasan yang cukup panjang menjadi 2 bagian:
1. Skenario harga wajar META yang masuk akal
2. Harga premium = bagus untuk IPO Metro Pacific Tollways Corp (MPTC)
Buat Anda yang punya sahamnya dan lagi berpikir mau jual di harga berapa, saya sangat sarankan membaca secara detail supaya mendapatkan “gambaran” dari tulisan ini secara menyeluruh.
Bagian 1: Harga Wajar META
Untuk menghitung nilai wajar suatu perusahaan, hasilnya pasti akan beragam. Hal ini didasarkan dari perspektif si penulis yang menghitung nilai wajar tersebut. Sebagai informasi, saya memiliki sahamnya jadi perhitungan yang disajikan bisa sangat bias.
Menghitung nilai wajar perusahaan ini saya menggunakan metode perhitungan metode untuk perusahaan konglomerasi atau yang dikenal dengan Sum of The Parts Valuation (SOTP). Metode ini saya anggap wajar karena META merupakan perusahaan yang melakukan investasi terhadap banyak anak perusahaan. Dalam perhitungan ini supaya lebih konservatif, saya eliminasi perusahaan yang tidak memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan (aset < Rp. 100 miliar) saat ini.
Jumlah utang perusahaan udah saya sesuaikan juga, setelah menerima suntikkan dana dari anak perusahaan GIC dan tambahan dari Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI). Hal ini dikarenakan jumlah kepemilikan META sudah tidak lagi “diperbolehkan” dicatat di neraca META.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III (unaudited), portfolio investasi META secara langsung (hal 12) isinya adalah:
1. Meta Media Infranusantara (MMI)
2. Margautama Nusantara (MUN)
3. Potum Mundi Infranusantara (Potum)
4. Energi Infranusantara (EI)
5. Portco Infranusantara (Portco)
6. Marga Metro Nusantara (MMN)
7. Metro Tekno Media Infranusantara (MTMI)
Nilai aset yang di bawah 100 miliar adalah poin no 1, 6 dan 7, jadi dalam perhitungan selanjutnya tidak disertakan. Untuk MMN saya ganti dengan JKT Metro (konsorsium yang memenangkan tender cikunir – ulujami). Kepemilikan tol di BSD, Makassar dan aset2 strategis lainnya itu dimiliki oleh anak2 usaha META di atas.
Saya memilih metode Relative Valuation (RV) dengan menggunakan P/BV untuk MUN dan JKT Metro. P/BV yang digunakan merupakan rasio yang diakui pasar di 1,44x (setelah akusisi anak usaha GIC), 1,72x (premium +20%) dan 2,12x (premium +50%).
Untuk JKTMetro perhitungannya menggunakan nilai ekuitas yang disesuaikan dengan nilai project sebesar Rp. 21 Triliun (sumber: https://cutt.ly/xwYW9GsW ) dengan kepemilikan 85% pada konsorsium yang disesuaikan dengan kepemilikan entitas anak sebesar 64,31%. Sebelumnya saya coba menggunakan pendekatan discounted cashflow (DCF), tetapi banyak asumsi yang tidak bisa saya dapatkan datanya dan berpotensi merusak perhitungan secara keseluruhan.
Untuk aset lain saya menggunakan pendekatan nilai aset = nilai likuidasi, jadi diasumsikan nilai pasar = nilai aset saat ini. Perhitungan ini saya terapkan untuk Potum, EI dan Portco. Hal ini dikarenakan data lebih detail agak susah saya cari dan beberapa waktu lalu anak usaha Potum yaitu TBN dijual pada 1,1x nilai asetnya.
Dengan semua asumsi di atas, maka nilai wajar untuk META:
1. Skenario P/BV 1,44x: Rp. 515/lembar
2. Skenario Premium +20%: Rp. 635/lembar
3. Skenario Premium +50%: Rp. 983/lembar
Dengan melihat keadaan di atas, besar probabilitasnya harga TO berada di atas 500. (Silahkan melihat hitungan secara detail di lampiran) 🙂
Bagian 2: Harga Premium = Bagus untuk IPO MPTC
Sebelumnya saya pernah mem-posting tulisan mengenai harga yang “harus” dibayarkan perusahaan afiliasi META kepada IIF. Dimana ada opsi beli dan jual dengan harga yang telah ditetapkan oleh 2 belah pihak. Berdasarkan perjanjian tsb, pihak perusahaan terafiliasi “bisa” membeli kepemilikan IIF dengan rata2 return 15%/tahun sejak pembelian 5 tahun yang lalu. Apabila kita hitung sederhana menggunakan harga dasar pembelian IIF di Rp. 250/lembar dengan return 15%/ tahun, maka harga opsi beli berada di angka Rp. 502/lembar. Ini linknya https://stockbit.com/post/12589004 .
Opsi ini akan hangus di Oktober 2023. Saya masih mencari di laporan keuangan IIF, tapi s/d sekarang belum dirilis untuk kuartal 3. Jadi seandainya IIF “ikutan” TO seharusnya harganya akan premium. Harga closing kemarin aja masih di bawah harga modal 5 tahun yang lalu.
Apakah Grup Salim bersedia membeli di harga PREMIUM? IYA.
Tapi kan mereka bisa aja beli di harga bawah dulu, jadi cuannya akan besar. Bener gak? Bisa aja, tapi akan merugikan IPO MPTC yang direncanakan tahun depan. KENAPA?
“Skenario MPTC beli harga murah”
Di skenario ini, MPTI yang merupakan anak MPTC akan membeli saham META di harga jauh di bawah harga penutupan terakhir. Asumsinya adalah sebesar rata2 harga tertinggi 90 hari bursa dimana ini yang diperdebatkan banyak orang.
Apabila dibeli di harga “rendah” dan dalam waktu dekat MPTC akan IPO, maka nilai pembelian saham META yang “rendah” akan menjadi pertanyaan besar. Apabila MPTC nanti IPO di harga premium (berarti asetnya dinilai tinggi), maka akan ada selisih nilai pembelian yang biasa disebut GOODWILL. Perusahaan asset-based tapi yang besar justru goodwill-nya? Ini akan aneh sekali dan terlihat tidak bagus. Hal ini bisa membuat para investor potensial menghindari IPO MPTC. Angka goodwill ini akan dikurangi setiap tahun atau diamortisasi. Apabila terlalu tinggi, juga bisa disesuaikan karena kondisi tertentu atau dikenal dengan impairment. Kalo ini terjadi, tentu tidak akan bagus untuk ke depannya.
“Skenario MPTC beli harga premium”
DI skenario ini, MPTI akan “sukarela” membeli di harga jauh di atas closing terakhir. Hal ini akan menjadi tambahan “nilai” setelah sebelumnya anak perusahaan GIC membeli di harga tergolong cukup premium. Jadi sudah ada validasi dari pihak eksternal. Nilai akuisisi pemegang saham yang tinggi nantinya akan mempengaruhi IPO MPTC yang jauh lebih premium lagi. Konsepnya Buy Higher Sell Higher. Jadi sebenernya MPTI beli saham META itu nanti akan “diganti” lebih tinggi dari IPO MPTC.
Jadi berdasarkan 2 skenario di atas, jelas probabilitasnya besar Grup Salim akan memilih membeli saham META di harga PREMIUM. Sebelumnya saya pernah membahas mengenai alur setelah induk dari MPTC yakni Metro Pacific Investments (MPI) yang go private duluan. Alur dana akan melalui MPI yang akan melakukan inject dana ke MPTC dan baru masuk ke META melalui right issue. Tapi ternyata malah go private. Dengan MPI go private, kita tidak tau berapa besar sekarang “cash” yang dimiliki karena tidak ada kewajiban untuk memberikan informasi ke publik. Ini linknya https://stockbit.com/post/12467099 .
Dana untuk buyback-nya sudah tersedia, harganya masih jauh di bawah nilai wajar dan ditambah potensi dari IPO MPTC, maka Go Private ini seharusnya akan bagus untuk para pemegang saham META. Kekurangannya adalah kita kemungkinan besar akan dihadapkan oleh DRAMA yang lebih panjang, sehingga dana yang dibayarkan akan mundur dari jadwal yang sudah disampaikan.
Semoga menjelaskan untuk semua pemegang saham META
🙂