TTT=> TURNING THE TIDE. MATAHARI DEPARTEMENT STORE, MASA LALU UNTUK MASA DEPAN.
(PART 2)
link part 1 https://stockbit.com/post/12350190
Lanjutan tahun 2020 LPPF membeli saham PT Nobu, senilai 549Milliar rupiah dari PT IAP, dengan kepemilikan saham sebesar 16,4%. Broves juga tidak tahu apa tujuan dari transaksi ini, tapi IAP sendiri memang masih terafiliasi dengan grup Lippo. Kalau kita cek kepemilikan Bank Nobu, mayoritas masih dimiliki oleh grup lippo itu sendiri, seperti PT Putera Mulia Indonesia (James Riyadi), IAP (Lippo grup), LPPF (Matahari Departement Store). Sangat jarang kita melihat Lippo Grup melepaskan kendali terhadap bisnisnya. Secara struktur pemegang saham saja yang berubah2, dan sangat luwes sekali. Kalau kita bertanya, mengapa LPPF membeli saham NOBU?
1. Mengembangkan jasa keuangan, dan masuk ke dalam sistem perbankan. Yang dimaksud mungkin, ada banyak bank NOBU yang terdemokratisasi di gerai LPPF,ada sistem kartu kredit bank Nobu, dan lain sebagainya.
2. Diversifikasi Usaha LPPF.
Menimbang poin 1, Broves merasa sebetulnya cukup diselesaikan dengan perjanjian kerjasama saja, tanpa harus dibeli usahanya. Cuma jangan kecewa dl teman2, pada akhirnya dua2nya sama2 diuntungkan, toh jg kemampuan LPPF menghasilkan cash masih baik. Poin kedua, Broves sendiri lebih suka mengembangkan core bisnisnya, tapi gpp juga, status LPPF sendiri hanya investor, tanpa ada dewan atau direktur yang ditempatkan di bisnis NOBU. Bagi Lippo grup, LPPF ini adalah salah satu cashcow grup, jadi wajar saja perusahaan terus memutar2 bisnis ini. Sampai saat ini kepemilikan di NOBU tinggal 9an%, karena NOBU bank melakukan right issue beberapa kali. NOBU dibeli dengan harga 755/lembar, jadi naik turun saham nobu akan dimasukkan ke pendapatan investasi(bukan core bussines). Kita bahas nobu bank lain kali saja yaa..
OK kita lompat kemasa sekarang, apalagi aksi korporasi dalam bbrp tahun terakhir. Yang paling mencolok adalah pembelian saham treasury oleh perseroan. Sadar atau tidak, jumlah saham yang beredar terus berkurang dari tahun ke tahun, karena saham tresury yang telah dibeli perseroan dialihkan dengan pengurangan modal disetor dan ditempatkan perseroan. Ini berita yang cukup baik, ketimbang saham treasuri itu dijual kembali ke masyarakat.. hehehe. Jujur saja, aksi pembelian kembali ini di harga batas atas yang cukup tinggi dari awalnya 4700/lembar, menjadi batas atas 7950/lembar. Tidak heran apabila di tahun 2021 dan 2022 kita melihat harga LPPF yang cenderung uptrend. Bisa kita lihat dibawah ini nominal transaksi buyback:
- Tahun 2021 tahap 1 senilai 151.699 juta rupiah
- Tahun 2021 tahap 2 senilai 446.863 juta rupiah
- Tahun 2022 tahap 1 senilai 327.141 juta rupiah
- Tahun 2022 tahap 2 senilai 76.169 juta rupiah
Total transaksi selama 2 tahun ini sekitar 1triliun rupiah, hehe… untuk 261.725.200 lembar saham. Kalau kita rata2, nilai pembelian kembali berada di kisaran 3800an rupiah per lembar. Pembelian kembali tahun 2021 dan 2022 dapat kita lihat pada gambar 1(awal kepemilikan efek), gambar 2 (total saham treasury) dan gambar 3(setelah pengembalian saham). Broves merasa normal2 saja pada gambar 2 kita bisa melihat Lippo grup menguasai 51%, dan berkurang sampai 46% di november 2022. Apa yang terjadi di tahun 2023?? Kembali Lippo Grup menguasai 51%. Jadi teringat zaman dl, waktu broves ikut kelas bandarmologi. Untuk kasus ini bisa digambarkan seperti ini… saham beredar dikurangi, saham dijual pemilik dibeli perusahaannya sendiri (buyback), dan masyarakat. Buyback stop, volume turun, harga jatuh. Owner beli lanjut beli di bottom.. hehe(ah, sudahlah ini kan cuma halu broves sendiri saja).
Tahun 2023 ini masih ada aksi korporasi buyback, mengingat ekuitas yang negatif, sepertinya kegiatan buyback akan di hold dl. Di hold saja, toh net profit 160milliar sudah mengembalikan ekuitas kembali positif. Nanti baru lanjut buyback lagi, menurut broves ada baik buruknya memang aktivitas tersebut, positifnya adalah memberi value lebih bagi para pemegang saham selain dari deviden, buruknya selam proses buyback memang akan ada di post ekuitas dengan nominal minus. Sabar saja teman2, ini hanya angka di neraca yang memang sering di “engineering”. Yang saya suka adalah perusahaan ini kemampuan perusahaan ini menghasilkan cash dengan sangat baik. Sudah pukul 9.15, lanjut lagi berikutnya ya teman2.. kesiangan, sy mesti berangkat kerja dl.
See you, next kita bahas lebih dalam operasional perusahaan.
$LPPF $NOBU
1/3