TTT=> TURNING THE TIDE. MATAHARI DEPARTEMENT STORE, MASA LALU UNTUK MASA DEPAN.
Generasi 80-90 an tentu tidak asing dengan brand Matahari Department Store, yang kode sahamnya adalah $LPPF. LPPF ini perusahaan dengan pengendali yang sama dengan grup Lippo, tidak heran kalau aksi2 korporasinya kadang2 diluar nayla, dan membuat kita tidak habis fikri. Model bisnisnya bersinggunan langsung dengan retail, seperti XXI yang pernah kita bahas. Sangat sulit kita melihat kejadian gagal bayar pada bisnis LPPF. “Tapi bro, kok ada piutangnya??” wajar2 saja, tergantung kapan waktu settlement dari pembayaran dengan kartu kredit atau pun kartu debit, dan tanggal akhir bulannya. Apakah jatuh pada hari sabtu minggu, atau libur nasional yang mempengaruhi piutang perusahaan. Secara cash flow perusahaan ini cukup “strong”, secara historis tidak ada kejadian gagal bayar yang berarti.
Ok kita tarik kembali ke tahun 2010, dan 2011. Ciri khas Grup Lippo yang sangat luwes untuk memutar uangnya. Langsung saja tahun 2010 Meadow Indonesia (anak usaha Asia Color Company) membeli kepemilikan saham LPPF dari MPPA dan Pasific Asia Holding yang berakibat Meadow Indonesia(MI) memiliki kepemilikan 98,15% dari saham LPPF. Yang menarik adalah pada maret 2010 LPPF memberikan pinjaman kepada MI, yang boleh dipakai untuk melakukan pembelian saham LPPF terhadap 2,8T. Pembelian saham LPPF oleh MDI memang ramai2, ada setoran dari Induk Usaha MI, ada dari pinjaman LPPF juga. Bingung kan??hehehe(dibaca ulang lagi gpp). Pada tahun 2011 RUPS memutuskan untuk menggabungkan entitas sepengendali antara LPPF dengan MI, sesuai dengan PSAK 38 selisih yang timbul dari nilai transaksi tersebut sebesar 3,7T dan dimasukkan ke tambahan modal disetor pada laporan berikutnya. Bisa kita lihat pada gambar 1, ada nya penghapusan piutang dan utang usaha antara kedua perusahaan. Selisih transaksi tersebut, akan dimasukkan kedalam tambahan modal disetor. Apa si yang terjadi dari penggabungan entitas ini? Broves menduga MPPA merealisasikan salah satu portofolio investasinya sejak tahun 2002 di MDS/LPPF, dengan cara cash out perusahaan LPPF dan Lippo grup masih tetap menjadi pengendali terhadap LPPF melalui induk usaha MI yaitu ACC. Apakah tindakan ini salah? Sebetulnya tidak salah, ada beberapa cara pemegang saham awal merealisasikan profit dari bisnisnya, apalagi perusahaan dengan kemampuan menghasilkan cash yang sangat baik seperti ini, tentu bukan hal yang sulit, dan cara ini sah2 saja, seperti $CNMA yang meminjam uang dari bank lalu membagi deviden dalam jumlah besar sebelum IPO CNMA.
Tidak butuh waktu lama untuk perusahaan kembali mencatatankan ekuitas positif, pada tahun 2014 perusahaan telah mencatatkan nilai buku positif, dengan growth 20-30% (Impressive). Semua berjalan baik hingga tibalah di tahun 2015. Perusahaan menggunakan hak opsi pembelian saham PT Global Ecommerce Indonesia (PT GEI), dan terus melakukan penambahan investasi sampai pada tahun 2018 total investasi pada PT GEI mencapai 770M. PT GEI adalah induk perusahaan dari mataharimall, sebuah platform, website yang melayani pembelian secara online untuk brand2 eksklusif dari MDS. Mengapa Broves berhenti di tahun 2018? Karena di tahun 2018 lah LPPF memutuskan untuk merubah model bisnis marketplace menjadi penyedia infrastruktur online, yang melayani bisnis online perseroan. Satu lagi, Investasi pada PT GEI telah dicadangkan penurunan nilai pada tahun 2018 (itupun LPPF masih mencatatkan laba pada bottom line), tidak ada pengaruh yang dapat menganggu keuangan perusahaan, namanya juga uang belajar, hanya agak mahal saja belajarnya sampai 770M. Sebagai catatan saja sebelum kita ke tahun 2020, Mataharimall, sempat menduduki ecommerce nomor 11, tapi tidak cukup PT GEI masih membukukan kerugian ratusan milliar setiap tahunnya. Yang nomor 1 saja jg masih rugi di bottomline.. hehe (tokopedia).
Lanjut ke tahun 2020, Ada perubahaan pada pembukuan aset hak guna sewa, dan juga liabilitas sewa karena penerapan PSAK 73. Tidak ada perubahan signifikan bagi keuangan perusahaan, hanya pengakuannya saja yang berubah. Apalagi yang terjadi pada tahun 2020, penarikan saham treassuri yang berdampak pada berkurangnya saham yang beredar, dan modal saham yang berkurang. Ada satu lagi kejadian di tahun 2020? Pembelian saham $NOBU dari PT Inti Anugerah Pratama. Kita lanjutkan di stream berikutnya ya teman2, ini sudah pukul 23.45, Broves sudah mengantuk.. See you on the next post.
Pembelian NOBU, kinerja perusahaan, dan valuasi perusahaan akan dibahas berikutnya.
$LPPF