KOLOKASI MITRATEL DI LUAR JAWA - BERPOTENSI MEMBUAT TELKOMSEL SEMAKIN MUDAH DISUSUL XL DAN INDOSAT?
Beberapa lama yang lalu waktu lagi baca-baca soal per-toweran, saya menemukan pernyataan yang cukup menarik perhatian saya dari investor presentation $MTEL FY22:
Gambar coverage map di luar Jawa yang penuh di Telkomsel $TLKM, dan kurang penuh di provider lain $EXCL $ISAT $FREN, saya lampirkan jg di bawah gambarnya
Ada juga keterangan “MNOs other than Telkomsel are expected to expand their network coverage ex-Java to catch up with Telkomsel • Mitratel is well placed to capture most of the colocation demand from MNOs other than Telkomsel “ dan juga “Preferred Independent Towerco to accelerate MNO coverage expansion with ~40% market share in 2022”
Tower Telkomsel banyak yang udah dipindah ke MTEL, apakah ini tanda pemerataan kompetisi di luar jawa ke lebih banyak provider, sehingga Telkomsel akan kehilangan kelebihan nya sebagai the only player there? Yang juga merupakan salah satu competitive advantage terbesar perusahaan? Memang penambahan kolokasi MTEL bisa meningkatkan profitabilitas Mitratel, yang dikonsolidasi ke TLKM juga. Cuma apakah itu akan worth it? Atau mungkin apakah ini bukan karena financial reason, tapi untuk pemerataan infrastruktur sebagai mandat BUMN? Atau bisa aja ekspansi nya diatur supaya dapet kolokasi, tp kompetitor ga dpt enough network buat dapet kualitas network yang sebagus TSEL, jadi moat nya ga terlalu ke attack?
Untuk impact dari kebijakan ini (kalau benar adanya) saya rasa bakal lebih ke medium to long term.
Tapi memang di waktu yang mirip, pada 1Q23 customer base Telkomsel turun 13,7% dari 175 juta pada 1Q22 jadi 151,1 juta pada 1Q23. Angka yang besar. 23,9 juta. Tapi kayaknya kebanyakan dari pengguna yang pake HP jadul. Soalnya data user cuma turun 2,1 juta jadi 117,7 juta di waktu yang sama.
3G/4G capable device juga turun lbh dikit, yaitu 6,9 juta jadi 121,8 juta.
Di waktu yg sama, subscriber EXCL nambah 900 ribu jadi 57,9 juta. Sedangkan ISAT naik 3,9 juta jadi 98,5 juta. Mengkonfirmasi mayoritas penurunan pelanggan TSEL bukan krn pindah.
Ya berarti ga masalah, toh segmen data TLKM jg masih tumbuh. Data ini udah jadi bread & butter TLKM sekarang ini. Kontribusi revenue nya 84,4% di 1Q23, dan kuartal itu TLKM pendapatan digital business naik 7,1% YoY.
Tapi, apakah akan sustain? Apakah kalo ada banyak pemain di luar Jawa, orang bakal switch?
We’ll see.
Tapi di sisi lain, keliatannya TOWR yang mulai roll out segmen baru, FTTH (Fiber to the Home) juga bilang udh ada demand dari EXCL (yang udah akuisisi LINK) untuk segmen broadband tempat Indihome bermain.
Can the incumbent defend its throne from attacking challengers? Jawabannya. We'll see, as discussed di postingan "MARKET LEADER YANG KEHILANGAN MARKET SHARE VS RISING COMPETITOR - MENDING BELI YANG MANA?" https://stockbit.com/post/11024405
What do you guys think?
Follow this account for updates on value / growth investing, berbagai insight industri & company di BEI, tips and trick investasi.
Link presentasi MTEL: https://cutt.ly/u6clttB. Presentasi nya juga di live stream di Youtube Stockbit
Link presentasi TLKM: https://cutt.ly/o6cltlC
Disclaimer: Opini pribadi. CMIIW. Bukan rekomendasi beli/jual saham tertentu.