BASIC VALUE INVESTING: PORTOFOLIO MANAGEMENT

==================================================

Bagi seorang value investor, salah satu hal basic yang harus dikuasai adalah bagaimana kita bisa meracik portofolio dengan efektif.

Saya sendiri sering mengibaratkan bahwa meracik portofolio seperti menyusun pemain sepakbola dalam suatu pertandingan. Kita harus mengerti potensi dan kemampuan "pemain" tersebut untuk perform dalam suatu pertandingan, dan yang terpenting berapa harga untuk mendapatkan "value" pemain tersebut.

Ketika IHSG sedang turun, maka saham yang baik pun kebanyakan akan ikut terseret turun. Apabila kita tidak punya manajemen portoflio yang baik, maka Loss kita akan cukup besar. Saat ini jujur saja, dari 11 saham yang saya miliki , ada 4 saham yang Floating Profit dan 7 saham yang Floating Loss. Dengan racikan portofolio yang tepat, walau mungkin kita tidak punya lagi uang cash untuk average down, tapi paling tidak kita punya kesempatan jual yang FP untuk bisa membeli saham di harga super murah.

Dari beberapa metode yang saya coba, berikut beberapa rule of thumb yang saya terapkan dalam menyusun portofolio saham:

1. Minimize the risk with diversification
Manusia tempat salah dan khilaf, kita sebagai value investor memang dituntut untuk menganalisa saham yang akan kita pilih dalam portofolio, tetapi bisa saja kita salah melakukan analisa dan saham kita tidak perform.
Bayangkan apabila saham kita harganya anjilok dan berakibat -50% dari harga beli kita. Apabila kita hanya punya satu saham, maka total porto kita akan Floating Loss senilai anjiloknya harga saham satu-satunya tersebut.
Saya sendiri terbiasa memasukan 8-12 dalam portofolio saya dengan 4-5 sektor yang berbeda. Apabila kita sudah menerapkan metode yang baik dalam value investing, dari 10 saham yang kita pilih, ada kalanya 2-3 saham pilihan kita tidak bergerak kemana-mana, atau bahkan semakin turun. Tetapi dengan diversifikasi dan jumlah saham yang tepat, resiko tersebut dapat diminimalisir. Dimana 8 saham lainya perform, maka kita dapat melakuan taking profit pada saham yang sudah mendekati harga wajar dan melakukan average down ketika kita yakin analisa kita sudah baik, karena yakin hanya sentimen sementara yang membuat saham tersebut harganya turun.

2. Allocation the assets
Ketika sudah menentukan 8-12 saham yang kita pilih, kita juga harus menentukan berapa persen alokasi tiap saham yang kita investasikan. Saya sendiri menetapkan 5% dari total porto adalah patokan untuk masuk di suatu saham dan maksimal 25%. Jadi contoh ada 1 saham yang kita yakin akan naik, kita bisa membeli saham max 25% dari total portofolio. Jadi apabila kita punya modal 100 Juta, maka nilai minimal untuk kita masuk suatu saham adalah 5 Juta dan maksimal adalah 25 Juta.
Kenapa diperlukan alokasi suatu saham?hal ini untuk meminimalkan resiko sekaligus memaksimalkan potensi profit, bayangkan apabila kita hanya masuk suatu saham 1% total porto, dan ternyata saham tersebut bagger. Maka profit yang dihasilkan tidak akan terasa, begitu juga sebaliknya ketika ada saham kita yang nyungsep, maka resiko big loss akan dapat diminimalisir.

3. Type of stocks
Selain jumah presentase minimal untuk masuk suatu saham, kita juga harus membagi portofolio berdasarkan tipe saham tersebut. Apabila anda membaca tulisan saya sebelumnya yang saya ambil dari buku "One Up On Wall Street" karya Peter Lynch, maka kita bisa membagi jenis saham yang ingin kita masukan dalam porto kita sesuai 6 jenis saham tersebut.

https://stockbit.com/post/10109901

Apabila kita tipe investor yang meyukai high risk untuk mendapatkan high gain, maka kita bisa memasukan saham fast grower, turn arround dan cyclical dengan porsi yang lebih besar. Apabila kita adalah memiliki profil yang low risk, maka kita masukan presentase besar di saham slow growers dan stalwarst. Untuk yang medium risk bisa combine 50% : 50%.

4. Cash is a king
Walaupun kita sudah mempunyai portofolio yang baik, tetapi saran saya pribadi jangan habiskan uang kita 100% di portofolio saham. Minimal ada sisa uang di RDN 10% yang bisa kita gunakan untuk average down ketika pasar saham sedang jatuh. Saya pribadi tidak menaruh semua uang di saham, saya juga mempunyai Deposito 30%, Reksadana pasar uang 15%, Tabungan bank 10% dan saham 45%.
Tentu saja banyak mempertanyakan kenapa kok tidak berani menaruh uang 100% di saham, bukan berarti saya ga yakin. tapi istri saya cukup konservatif dan belum rela melihat ketika suatu waktu saya Floating Loss dengan seluruh harta kekayaan hehe.
Tetapi dibalik itu, saya meyakini ini adalah bagian dari contingency plan, dimana ketika memang ada pasar pesimis, maka kita masih punya cash powder untuk membeli saham di harga yang sangat murah.
Ketika kondisi pasar sedang jatuh, maka salah satu action saya adalah menjual reksadana uang, karena sangat mudah dan liquid.

Pada akirnya setelah meracik susunan portofolio, paling tidak kita sudah mempunyai formasi tangguh untuk menghadapi kondisi pasar yang naik turun. Tidak lupa anda harus memahami saham apa yang anda pilih untuk bisa mempunyai conviction yang kuat sampai saham tersebut mencapai harga wajar.

Happy investing dan selamat menunaikan ibadah puasa.

$BBRI $ASII $ITMG $WIIM $PTBA

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy