( Lanjutan dari postingan sebelum ini: https://stockbit.com/post/10875437 )
Ada pertanyaan yang sangat menarik, yaitu walupun report PMI China sudah tinggi (berarti recovery sudah terjadi paling sedikit dari 1 bulan lalu) -- kenapa demand terhadap energy belum spike kembali. Utk coal volume NEX malah menurun.
Di report GS ada dijelaskan hal yg serupa seperti sekarang ini di bulan Maret tahun 2022 yang lalu.
Jadi waktu interest rate di-naik-kan, efek yang diharapkan oleh central bank utk meredam inflasi tidak hanya dari aspek financial saja, tetapi juga physically. Physically ini membuat company2 melakukan destocking karena lebih baik inventory dicairkan utk menutup cost of capital yg mahal. Akibat-nya bahan baku membajiri market dan membuat harga2 turun.
Nah impact selanjut-nya adalah stock bahan baku menurun, membuat market rentan terhadap demand yang mendadak tinggi. Inilah yg menyebabkan volatility harga menjadi tinggi, dan bisa kita lihat di Maret tahun lalu saat NEX naik tinggi bahkan menyentuh $400-an. Tetapi ini bukan karena harga coal worth setinggi itu -- impossible karena kalau $400 ya remuk-lah dunia dan disamping itu kan ada subsitusi-nya yaitu gas. Jadi ini hanya merupakan efek dari volatility karena kekurangan buffer stock. Klo liat ITMG-pun ASP mereka juga stagnant di $200-an saja.
Setelah itu kita kena 3 sial: cuaca hangat, industri di Europe pada tumbang dan China melakukan lockdown yang gak dibuka2. Lockdown di China itu gak main2 -- kalau kita ingat kota2 sampai sepi semua -- di seluruh China. Jadi tidak heran setelah itu harga pun anjlok karena memang tidak ada demand shock yang actually terjadi walupun stock-nya rendah. Dan juga tentu efek dari ketakutan terhadap resesi. Demand shock teredam by luck.
Kemudian lihat price spike yang terjadi di akhir Nov sd awal Dec 2022 bertepatan dengan dimulai-nya protest2 terhadap lockdown di China sampai dibukanya lockdown. Mirip dengan antisipasi terhadap demand shock. Dan sama juga, setelah demand shock tidak terjadi karena reopening yang terhambat, harga pun kembali jatuh.
Situasi ini belum berubah kan, interest rate masih tinggi dan mostly akan bertambah tinggi sehingga bayang2 resesi belum hilang. Dengan demikian, stock pasti masih di-mantain rendah. Cuaca masih hangat dan malah memasuki masa2 cuaca yg pas gak terlalu dingin dan gak terlalu panas, dan kemudian China reopening yang tidak mulus.
Sampai pengunguman PMI China beberapa hari lalu yang (cukup) mengejutkan. Memang ini keunggulan China, gov-nya bisa drive market dengan cepat. Kita lihat seperti apa ini cerita selanjutnya.
Seperti-nya memang harus bersabar. Hiburan-nya kalau komo aja masih slow recover -- apalagi yang non-komo :D)) Saya belum berani gegabah menebak bahwa around $200 adalah the new low -- walaupun ASP ITMG dan NEX meng-indikasikan begitu. Oil mulai naik, steel juga naik, penurunan coal mulai melandai, tinggal gas saja yang masih terlihat cenderung turun.
Semua cerita di atas gampang dirangkai2 sesuka hati karena sudah kejadian -- jangan depend dengan ini -- tetapi secara struktural problem supply belum selesai. Bet-nya holder yg rational ya hanya faktor ini. Tanpa another kesialan -- mungkin "good" things akan segera terjadi. Anw economy selalu recover!
$IHSG $ITMG