BELAJAR P/E RATIO DENGAN MIE INSTAN
Salah satu screening termudah yang dapat dilakukan oleh pemula adalah menggunakan PER.

Tetapi PER itu apa? Informasi apa yang bisa didapat dari PER? Dan bagaimana penerapannya?
Ini juga pertanyaan saya di awal investasi, dan kali ini saya ingin berbagi pemahaman saya. Apabila ada kesalahan bisa dikoreksi langsung , karena saya juga sangat membuka diri untuk terus belajar :)
---------------------------------------------------------------------

RUMUS PER adalah Harga per Lembar Saham dibagi Keuntungan per Lembar Saham (EPS)

Saya mau analogikan seperti ini, ayo kita anggap Lembar Saham adalah Mie Instan

Mie instan ini awalnya memiliki fungsi untuk para tentara di medan perang. Seiring perkembangan jaman ternyata bisa digunakan untuk sedekah ke banyak masyarakat. Belum lagi, rasanya yang enak dan gurih ternyata memberikan kenikmatan tersendiri bagi seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mie instan ini dijadikan pop culture / budaya, kalau nongkrong paling enak yah mie instan. Mau ke gunung, sudah pasti harus ada mie instan. Pas hujan turun? Mie instan telur kornet adalah seleraku (eh kesebut brand gak yah.. hehehehe)

Karena PERILAKU MASYARAKAT yang seperti ini menyebabkan harga mie instan bisa ikut terdongkrak naik. Awalnya paling 1 bungkus 2.500. Tetapi dijual di dalam kafe , harganya menjadi 25.000 per bungkus, padahal modal inti yah hanya segitu ajah kan.

Nah sekarang, EPS itu saya anggap sebagai NUTRISI si Mie Instan. Anggap yah seiring waktu, mie instan ini menggunakan teknik dan bahan yang semakin berkualitas sehingga membuat nutrisi meningkat. Tetapi mau sampai sejauh dan setinggi apa nutrisinya? Akan ada masanya si mie instan ini udah gak bisa dimodif karena akan ada pengaruh ke rasa dan tentu saja harga.

Sehingga nutrisinya stagnan, tetapi perilaku masyarakat yang membuat permintaan mie instan ini naik , membuat mereka rela bayar mahal, yang penting kece dan gaul.

Hal itu terus berlangsung, sampai akhirnya masyarakat mulai sadar bahwa Nutrisi si Mie Instan tidak sesuai dengan harga yang mereka bayar. Menyebabkan perlahan demi perlahan mereka meninggalkan budaya tersebut dan beralih ke makanan yang menyehatkan.

Itulah sebabnya, PER yang tinggi menunjukkan demand/ekspektasi masyarakat terhadap suatu saham ini begitu tinggi padahal kemampuan perusahaan sejujurnya tidak sesuai dengan ekpektasi tersebut.
---------------------------------------------------------------------

3 INFORMASI YANG BISA DIDAPAT DARI PER

1. Tingkat ekpektasi masyarakat

Dari kisah diatas, saya rasa sudah cukup menjelaskan yah kalau perilaku masyarakat bisa membuat harga saham melonjak naik padahal perusahaan tersebut masih banyak PR yang harus dikerjakan. Salah satu contoh yang baru terjadi adalah saham-saham teknologi dan juga bank digital.

Kalau kisah yang lama adalah UNVR, yang di tahun 2017 pernah ATH di harga Rp 55.900 dan rasio PER saat itu adalah 60.65x.

2. Waktu kamu untuk balik modal

Peter Lynch menjelaskan “The P/E Ratio can be thought as the number of years it will take the company to earn back the amount of your initial investment”

Contohnya UNVR lagi. Di tahun 2017 harga saham adalah Rp 55.900, terus kita beli 1 lot (100 lembar) maka modal yang dikeluarkan adalah Rp 5.590.000. Sedangkan setiap lembar saham UNVR hanya menghasilkan Rp 924 / lembar. Sehingga dalam 1 tahun total keuntungan si perusahaan untuk kita adalah Rp 92.400! Jadi kalau mau balik modal dari UNVR Rp 5.590.000 / Rp 92.400 yakni 60.49 tahun lamanya. Waduuhhh !!

Kamu mau gak kalau investasi, balik modalnya 60 tahun kemudian?

Karena banyak yang gak mau, sejak 2017 sampai sekarang UNVR terus mengalami penurunan harga, ditambah lagi inovasi produk dari UNVR semakin sedikit dan kompetisi yang semakin ketat. Menyebakan pertumbuhan stagnan, jadi gak bisa dongkrak banyak laba per lembar saham .

3. Simple Valuation

Dari poin 1 dan 2, akhirnya anda bisa menentukan, ini saham tuh mahal, murah, atau biasa ajah?

---------------------------------------------------------------------
PER UNTUK VALUASI PASAR

Nah, PER juga bisa digunakan untuk menilai suatu pasar , misalnya IHSG ini udah kemahalan atau masih relatif murah?

Another quote from Peter Lynch “The stock market as a whole has its own collective P/E ratio. Which is a good indicator whether the market at large is overvalued or undervalued”

Kata kuncinya adalah COLLECTIVE. Seperti IHSG ini di dalamnya ada ratusan saham kan, maka jika kita mau reratakan seluruh PER perusahaan, dan ternyata nilainya cukup tinggi. Disini kita bisa menilai kalau IHSG mulai terlihat mahal.

Ini juga dikatakan sebagai alasan kenapa akhir-akhir ini dana asing pada keluar (dikutip dari [https://cutt.ly/Pw5TiFKm](https://cutt.ly/jw5TiHcz))

**Menurut data CEIC, valuasi atau *price to earnings ratio* (PER) indeks saham Hong Kong, yakni Hang Sheng per Januari 2023 hanya sebesar 12,19 kali. Sedangkan PER dari indeks saham Shang Hai, Shang Hai Stock Exchange mencapai 13,10x.**

**Angka ini tentunya lebih murah bila dibandingkan dengan angka PER dari IHSG yang mencapai 15,09x per Januari 2023.**

Untuk valuasi pasar ini saya juga mempelajari Buffet Indicator Valuation. Nanti yah kalau saya sudah paham, saya akan coba share. Biar gak ketinggalan boleh bantu follow , biar lebih semangat belajar dan berbagi
---------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN PER

Ingat kata LKH bahwa investasi saham itu bagaikan mencari HARTA KARUN TERPENDAM.

Jadi dengan PER yang tinggi, berarti udah gak bisa disebut harta karun dong? Secara masyarakat udah banyak notif kalau ini saham tuh bagus dan rela bayar mahal.

Sehingga PER tetap salah satu tools yang paling awal saya gunakan untuk screening saham.

Kalau saya pribadi, mau sebagus apapun itu saham, tapi PER lebih dari 15 bahkan 20, saya skip dulu deh yah. Karena tujuan investasi saya adalah CAPITAL GAIN dengan TIME FRAME 5 tahun. Jadi saya harus rajin mencari peluang saham, yang bisa balikin modal investasi saya sekitar 5 tahunan. Hehehe

Peter Lynch juga ingatkan satu hal tentang PER yakni “Remember to avoid stocks with excessively high one”

Karena sesuai dengan analogi mie instan tadi, orang rela bayar mahal, tetapi nutrisi gak begitu baik untuk tubuh, malah bikin tambah gendut (namanya juga cewek yah, sensitif timbangan loh) . Akhirnya mereka memilih untuk tidak membeli lagi dan menyebabkan popularitas menurun. Mungkin itu sebabnya Warunk Upnormal banyak yang tutup? Eh!

——
Halo semua saya Intan yang bercita cita menjadi full time investor.

Saya berharap bisa bertemu komunitas dengan visi serupa
Lets be friends
Huhui!!!

Cheers
——

Random tags : $INCO $ICBP $HRUM $BBCA $UNVR

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca juga artikel saya lainnya :

Kapan bisa FINANCIAL FREEDOM kayak Lo Kheng Hong?
https://stockbit.com/post/10234543

Pilih mana Capital Gain atau Dividen?
https://stockbit.com/post/10179404

Dari pemula hingga susun porto mandiri
https://stockbit.com/post/1019

Murahnya Disclaimer ON
https://stockbit.com/post/10359591

Kinerja porto tidak seindah RESOLUSI?!
https://stockbit.com/post/10490788

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy