Volume
Avg volume
PT Raharja Energi Cepu Tbk (โPerseroanโ), sebelumnya dikenal sebagai PT Syabas Usaha Migas dan PT DSME ENR Cepu, didirikan pada tanggal 16 Oktober 2006. Saat ini, Perseroan fokus sebagai perusahaan holding dengan aktivitas utama pengelolaan investasi di sektor minyak dan gas bumi. Perseroan memiliki investasi di dua blok produksi minyak dan gas bumi. Yang pertama adalah Blok Cepu. Melalui Perusahaan Asosiasi, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, memiliki participating interest sebesar 2,2423%. Dengan ExxonMobil sebagai Operator tentunya memberikan keunggulan dalam manajemen operasi dan pengembangan blok tersebut. Blok kedua yang me... Read More
Selamat Tahun Baru Islam 1447 H
Semoga tahun ini membawa kedamaian, keberkahan, dan kebahagiaan untuk kita semua.
$CDIA $RATU $ENRG
$CDIA: Kas Melimpah, Ekspansi Anorganik Sangat Masuk Akal
โSiapa orang yang peduli bisnis CDIA? Mayoritas orang ikut hanya karena Pak PP, yang investor fundamental sudah bilang valuasinya tidak masuk akal.โ
Perkataan seorang kawan kepada saya mungkin ada benarnya, tapi apakah tidak ada hal menarik mengenai bisnis dari perusahaan yang IPO-nya paling dinanti pada 1H25 (atau mungkin 2025)?
Saya coba bahas beberapa hal yang saya temukan menarik di dalam prospektus CDIA.
Disclaimer: Tulisan ini murni merupakan opini dan hasil analisis penulis pribadi tanpa mewakili pihak/institusi manapun. Konten ini dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.
Saya akan coba membagi tulisan ini menjadi 4 bagian:
1. CDIA 101: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
2. Kinerja Keuangan: Banyak Pos-Pos Menarik
3. Neraca Keuangan: Kas-nya Banyak Sekali, Buat Apa?
4. Catatan Penutup: Ekspansi, Ekspansi, Ekspansi
1. CDIA 101: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
a. Perusahaannya baru dari tahun 2023, apakah bisnis-nya beneran ada?
Jawaban: perusahaannya adalah holding yang baru dibentuk tahun 2023, berisikan perusahaan-perusahaan yang sudah ada yang beroperasi sejak 1986. Jadi, hanya baru secara struktur namun mayoritas isinya adalah aset-aset lama yang sudah beroperasi.
b. Bisnis utama perusahaannya seperti apa, kok sulit dimengerti?
Jawaban: Namanya saja Chandra Daya Investasi, bisnisnya tentu tidak berfokus pada satu hal melainkan terus berinvestasi pada peluang-peluang bisnis yang ada.
Sederhananya, bisnis CDIA akan berfokus untuk membantu kegiatan operasional pabrik-pabrik milik $TPIA. Terlebih, TPIA sekarang memiliki 2 aset kilang Petrokimia yang berada di Indonesia (Cilegon) dan Singapura (Pulau Jurong dan Pulau Bukom). Bisnis tersebut utamanya mencakup energi listrik, air, kepelabuhan dan penyimpanan, serta logistik.
c. Bagaimana kinerja perusahaan keuangan, apakah cukup murah? Bagaimana prospek ke depannya?
Jawaban: Mungkin sudah umum diketahui bahwa perusahaan Grup Barito milik Prajogo Pangestu dihargai premium, kecuali IPO CUAN dengan P/E ~6x. Kali ini, CDIA ditawarkan dengan valuasi P/E 42,5-47,5x dengan P/BV 1,7-1,8x. Valuasi ini jelas tergolong premium untuk perusahaan infrastruktur.
Namun, saya menemukan banyak hal menarik ketika membaca laporan keuangan CDIA. Hal-hal menarik ini dapat menjadi petunjuk prospek perusahaan ke depannya. Jika prospek ini terealisasi, laba perseroan berpotensi naik signifikan sehingga valuasinya tampak lebih wajar.
2. Kinerja Keuangan: Banyak Pos-Pos Menarik
Ketika saya membaca dan mencoba menghitung laporan kinerja keuangan CDIA, saya cukup terkejut ketika melihat margin laba usaha perseroan sangat tipis (2,2% OPM per FY24). Namun, saya menemukan beberapa pos-pos yang membuat saya untuk mengulik lebih lanjut. Setidaknya ada 3 pos yang menurut saya menarik:
a. Laba dari pendapatan dari aset keuangan senilai US$11,3 juta (~37% laba bersih untuk entitas induk)
Laba ini berasal dari instrumen equity linked bonds. Sederhananya, CDIA memberikan pinjaman senilai US$326,4 juta kepada PT Chandra Pelabuhan Nusantara (CPN) dengan bunga 6,8% per tahun pada Juli 2024. Karena pinjaman hanya berlaku setengah tahun, bunga pinjaman adalah: 0,5*6,8%*326,4 = US$11,1 juta.
Pinjaman ini memiliki opsi untuk membeli 51% saham CPN selama exercise period dalam 2 tahun. Dengan demikian, saya tidak terkejut apabila CDIA akan memiliki 51% saham CPN setelah perusahaan menggunakan opsi tersebut.
Apabila opsi ini dilaksanakan, CDIA akan menjadi pemilik mayoritas CPN sehingga pendapatan dan laba CPN akan dikonsolidasikan sepenuhnya ke dalam LK CDIA. Hal ini tentu berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba CDIA di kemudian hari.
b. Bagian laba entitas asosiasi senilai US$11 juta (~36% laba bersih untuk entitas induk)
Laba ini berasal dari joint venture (JV) yang dimiliki CDIA yaitu:
- 49% PT Krakatau Tirta Industri (KTI): bisnis pengolahan air
- 45% PT Krakatau Posco Energy (KPE) : bisnis pembangkit listrik 200 MW dengan PT Krakatau Posco
Apakah proporsi laba dari JV terhadap laba bersih yang besar buruk? Jelas tidak. Sederhananya, proses akuisisi dengan kepemilikan mayoritas (>50%) tentu tidak mudah pada aset-aset tertentu yang berkualitas baik.
Dalam kasus-kasus ini, perusahaan rela menjadi investor minoritas selama perusahaan yang diakuisisi memberikan return optimal dari total investasi yang diberikan โ baik dari sisi sinergi operasional maupun prospek pengembangan usaha ke depannya.
c. Laba keuntungan lain-lain bersih senilai US$4,7 juta (~15% laba bersih untuk entitas induk)
Sekilas, apa menariknya pos keuntungan lain-lain? Saya juga berpikir demikian.
Sampai saya menemukan bahwa pos ini dirinci melalui โKeuntungan atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan, diklasifikasikan menurut FVTPLโ
Ketika ditelusuri lebih lanjut, aset ini merinci laba atas beberapa aset keuangan lainnya, termasuk 4,99% saham Raharja Energi Cepu ($RATU) senilai US$9,6 juta. Dengan asumsi kurs USD/IDR 16.162, nilai ini mengimplikasikan harga Rp1.150/saham atau setara dengan harga IPO RATU.
Karena diukur menggunakan metode Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL) atau pengukuran aset keuangan menggunakan nilai wajar melalui laba rugi, kenaikan/penurunan harga saham RATU di pasar reguler akan berdampak pada kenaikan laba CDIA di masa mendatang.
Setelah membaca kinerja keuangan CDIA, saya jadi semakin penasaran untuk mengulik neraca keuangan CDIA. Apakah masih terdapat banyak kejutan dalam neraca keuangannya?
3. Neraca Keuangan: Kas-nya Banyak Sekali, Buat Apa?
Setidaknya ada 2 poin menarik dalam aset CDIA yaitu pos "Investasi pada aset keuangan lainnya" dan "Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual".
a. Investasi pada aset keuangan lainnya
Aset ini mencakup US$326,4 juta equity linked bonds yang memiliki opsi untuk membeli 51% saham CPN dan obligasi US$110,4 juta yang sebagian besar diinvestasikan ke Bayfront Infrastructure Capital (Efek Beragun Aset/EBA Infrastruktur), obligasi perusahaan geothermal (Sorik Marapi dan Star Energy), dan obligasi Cikarang Listrindo Tbk (POWR).
Secara peraturan, aset ini jelas tidak dapat digolongkan sebagai kas dan setara kas. Namun, aset ini jelas dapat menjadi kas apabila dibutuhkan di kemudian hari.
b. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
Aset senilai US$26,2 juta ini merupakan tanah yang akan dijual kepada PT Chandra Asri Alkali (CAA) dan PT Chandra Cilegon Port (CCP). Tanah ini sudah terjual pada 23 Januari 2025 sehingga akan menjadi kas di kemudian hari.
Temuan ini mendorong saya untuk mengestimasi berapa besaran kas yang dimiliki CDIA setelah IPO. Saya mencoba merinci beberapa aset finansial yang cenderung mudah untuk dijual serta dana perolehan hasil IPO.
Ketika saya sedang mencoba merinci, saya menemukan fakta bahwa CDIA pernah mendapat suntikan modal dari TPIA + EGCO senilai Rp2,96 T pada April 2025 dan pinjaman dari Bank Danamon senilai 2 triliun rupiah pada Februari 2025.
Dengan sedikit hitung-hitungan kasar dan memasukkan pengeluaran CDIA untuk pembayaran dividen tahun buku 2024 (US$20 juta), pembelian kapal (US$89 juta), pembangunan pelabuhan (US$91 juta), dan nilai akuisisi perusahaan yang telah diketahui (US$5,3 juta), CDIA berpotensi masih memiliki kas setelah IPO senilai ~US$556,3 juta atau setara ~Rp9,2 T dengan asumsi kurs USD/IDR 16.500.
Nilai ini jelas tergolong besar mengingat utang berbunga CDIA yang saya perkirakan sebesar US$414 juta (utang berbunga di neraca keuangan FY24 + utang Bank Danamon). Hal ini menjadikan neraca keuangan CDIA net cash karena kas (US$556,3 juta) lebih besar dari utang berbunga (US$414 juta), sebuah fenomena yang aneh untuk perusahaan yang mau IPO dan berekspansi.
4. Catatan Penutup: Ekspansi, Ekspansi, Ekspansi
Posisi kas CDIA yang sangat besar jelas menandakan bahwa CDIA memiliki struktur keuangan yang siap untuk banyak berekspansi ke depannya.
Selain ekspansi pembelian kapal dan pembangunan pelabuhan dengan dana IPO, CDIA juga sudah menandatangani perjanjian pembelian 50,99% saham di PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM) โ perusahaan yang memiliki kapal-kapal CDIA โ pada April 2025. Setelah transaksi ini, PT Chandra Daya Investasi memiliki 99,9% saham CSI & MIM. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan pendapatan dan laba perseroan, terlebih setelah kapal-kapal baru datang.
Coba saja bayangkan laba bersih CDIA setelah 4 kejadian ini terlaksana:
1) Laba dari perusahaan kapal (CSI & MIM) meningkat karena kepemilikannya naik dari 49% menjadi 99% ditambah jumlah armada meningkat.
2) Pendapatan dan laba meningkat karena perusahaan melaksanakan opsi untuk memiliki 51% CPN sehingga memiliki perusahaan baru yang sudah beroperasi (pelabuhan pabrik Chandra Asri di Cilegon saat ini dan tangki penyimpanan 518 ribu meter kubik).
3) Pelabuhan baru (CCP) yang berlokasi lebih dekat ke pabrik baru (PT Chandra Asri Alkali) dan pembangkit listrik (PT Krakatau Chandra Energi) yang didanai dari IPO sudah beroperasi.
4) Keuntungan atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan meningkat karena harga saham RATU di pasar reguler di atas harga pembelian perusahaan (Rp1.150/saham).
Itulah sebagian story CDIA yang sudah tersebar melalui informasi di prospektus dan berita, namun belum dirangkai oleh banyak pihak.
Apakah berhenti sampai di situ? Saya rasa tidak. Terdapat beberapa peluang ekspansi lainnya yang meliputi:
1) Salah satu PLTGU perseroan (KCE) memiliki tingkat utilisasi sangat rendah (15,4%) karena keterbatasan pasokan gas, memungkinkan untuk CDIA membangun LNG port di Cilegon untuk membantu tambahan suplai pasokan gas.
2) Ekspansi ke pembangunan proyek infrastruktur di beberapa lokasi aset Grup Barito lainnya seperti infrastruktur untuk kilang Aster di Singapura dan kawasan industri Patimban di mana Griya Idola memiliki tanah di sekitar daerah tersebut.
Namun, saya juga melihat bahwa ekspansi anorganik dalam waktu dekat sangat masuk akal didasarkan oleh beberapa fakta berikut:
1) Proyek infrastruktur umumnya didanai menggunakan 70% utang + 30% ekuitas atau 80% utang + 20% ekuitas, tidak akan dibiayai dengan 100% kas. Grup Barito juga tergolong berani untuk memiliki rasio gearing yang tinggi ketika sedang dalam mode ekspansi.
2) Kas 9,2 triliun rupiah jelas cukup untuk mengakuisisi dan menjadi pengendali beberapa perusahaan terbuka, apalagi ditambah dengan bantuan fasilitas pendanaan lainnya.
3) 2 perusahaan terakhir Prajogo Pangestu (CUAN & BREN) mengakuisisi perusahaan setelah IPO, yaitu CUAN mengakuisisi Petrosea (PTRO) dan BREN mengakuisisi Barito Wind Energy.
Story-nya jelas banyak dan perusahaan memiliki kas untuk berekspansi ke berbagai proyek. Tantangan selanjutnya ada pada manajemen untuk menetapkan proyek mana yang akan dieksekusi terlebih dahulu sembari terus melihat peluang investasi lainnya, sesuai nama perusahaan-nya: Chandra Daya Investasi.
Ah sudahlah, saya juga sadar secara penuh bahwa cerita fundamental sebanyak ini tidak banyak memengaruhi conviction orang-orang terhadap IPO CDIA yaitu: 1) ikut karena nama besar Grup Barito dan Prajogo Pangestu atau 2) tidak ikut karena valuasi-nya terlalu mahal.
Mungkin hanya sedikit yang terpengaruh karena valuasinya dapat menjadi sedikit masuk akal dengan rencana ekspansi yang ada. Namun, investor IPO-nya juga mungkin sudah cabut duluan karena tidak sabar menunggu ketika perusahaannya sedang bertumbuh dengan cerita yang ada.
Toh memang strategi cepat ambil untung dari IPO lebih menggoda, asal cukup buat senang-senang akhir pekan hahaha.
1/4
Mulai besok tgl 30 Juni sampai 2 bulan kedepan bursa kite Open Senin-Jumat.. gak ada tgl merah di hari bursa...
$RATU
$CUAN
Emangnya masih ada yang percaya kalau $RATU bisa kembali kepala 9 di bulan Juli ?
Dari kepala 8 saat pada optimis aja bisa dibawa turun balik sampai kepala 6 lagi, naik karena emang valuasinya atau sekedar pom-pom dari influencer ๐โโก๏ธ๐โโ๏ธโโก๏ธ๐โโก๏ธ wkwkwkwk
$RAJA penutupan kurang memuaskan, berharap bisa close di 2410, but its okay lah, senin ad kemungkinan lanjut.
$RATU juga sudah cukup baik, bisa sempqt naik 6725.
ad potensi naik jika ndar mendukung.
happy cuankuss ya guys hari ini market cukup bagus.
@Milte07 yapp betul sekali.
$RATU tembok tebal di 2700, bisa tembus it bonus lagi.
$RAJA lumayan harus lbih berusaha, ttup di 2410 juga ud lumayan bnget .
$RATU ada pembalikan tren... klclose bisa di atas 6600 berarti bagus sedangkan $RAJA harus close di atas 2420 baru bagus
Follow for more๐ฐ
Saham sektor energi tercuan saat terjadi perang
https://cutt.ly/DrRu2BrU
$CUAN $RAJA $RATU
$BRMS berat bet nihh naik, smlam kena buangan ndak CC banyak bett, CC masuk $RAJA,๐ $RATU๐ bantuin HP kek nya.
$RAJA $RATU masi bisa kah di angkat sma ndar HP CC..
tunjukin king, anda smlam masuk saya jga masuk. ๐๐๐๐๐