Volume
Avg volume
Perseroan didirikan dengan nama PT Asia Antrasit pada tanggal 12 Oktober 1995, yang kemudian berubah nama menjadi PT Harum Energy pada tanggal 13 November 2007. Perseroan bergerak di bidang pertambangan, industri, perdagangan, dan jasa yang terkait dengan batubara. Kegiatan usaha tersebut dijalankan bersama dengan Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.
Orang banyak CL karena cuma tahu saham A atau B atau C akan naik. Dalam perjalanan ketika proses perusahaan berkembang macam $HRUM atau $INKP mereka CL karena harga turun irasional.
Begitu juga di saham yang jelas baik misalnya $PANI atau thesis growth lainnya WIFI TOBA LABA PACK dll.
Ga mampu hold karena gatahu. Spekulasi.
Saham Gorengan sektor migas
yg bisa dipantau di sesi 1
$INDY $HRUM
naik hampir bersamaan bisa dipantau sampai 10:15
ada potensi nsik hari ini
$DWGL FIRE INPS
bisa dipantau di 09:00-09:30
yg lain sisa hingga sesi 1 berakhir
berpotensi naik
LSIP Bagi Dividen dengan Indikasi Yield 5,4%; Komisaris Borong HRUM Rp9,6 M
▪️$LSIP: PP London Sumatra Indonesia akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai ~443 miliar rupiah atau 65 rupiah per saham. Jumlah tersebut setara 30% dividend payout ratio (vs. 2023: 35%) dan mengindikasikan dividend yield ~5,4% per Senin (23/6). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 30 Juni 2025, sementara pembayaran pada 18 Juli 2025.
▪️$HRUM: Komisaris Harum Energy, Steven Scott Barki, membeli ~11,5 juta saham HRUM dengan harga rata–rata 835 rupiah per lembar pada 19 Juni 2025. Total nilai transaksi mencapai ~9,6 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Steven Scott Barki di HRUM naik dari tidak ada menjadi 0,085%.z
--------
Stockbit Sekuritas
📍Harga Sulfur Naik Tajam, Apakah Saham Smelter Nikel Masih Layak Dipegang?
Harga sulfur naik 3x lipat dalam setahun terakhir. Buat industri smelter nikel HPAL (High Pressure Acid Leach), ini bukan kabar baik. Tapi... bukan berarti semua jadi suram. Justru ada peluang dan strategi yang bisa dimanfaatkan investor!
🧩 Apa Dampaknya ke Industri Smelter Nikel HPAL?
✓ Biaya produksi melonjak. Untuk memproduksi 1 ton MHP (Mixed Hydroxide Precipitate), dibutuhkan sekitar 12 ton sulfur. Dengan harga sulfur yang melonjak, ongkos produksi naik lebih dari $2.500 per ton MHP.
✓ HPAL lebih sensitif terhadap harga sulfur. Teknologi ini memang efisien untuk mengolah bijih nikel kadar rendah (limonit), tapi sangat bergantung pada asam sulfat.
✓ Ketersediaan sulfur & asam sulfat jadi kendala ekspansi. Proyeksi permintaan asam sulfat bakal naik 40% sampai 2025. Kalau supply seret, proyek-proyek baru bisa kena delay atau overbudget.
📊 Saham Apa yang Terkait dan Patut Dicermati?
✓ $HRUM (Harum Energy Tbk)
Awalnya pemain batu bara, kini agresif ekspansi ke nikel. Lewat akuisisi Westrong dan Blue Sparking Energy, HRUM ikut bermain di kawasan strategis Weda Bay.
✓ $NICK (Nickel Industries Ltd.)
Didukung oleh raksasa Tsingshan, mereka akan punya HPAL plant pertama di Indonesia yang bisa hasilkan tiga produk nikel sekaligus. Target operasi: Oktober 2025.
✓ $ANTM (Aneka Tambang)
Meski belum seagresif HRUM dalam HPAL, sebagai produsen nikel terbesar di Indonesia, tetap relevan dalam ekosistem nikel nasional.
💡 Tips Buat Investor Retail
✓ Pantau biaya input utama. Kalau harga sulfur tetap tinggi, margin emiten HPAL bisa tergerus. Tapi jika ada inisiatif internalisasi pasokan (misalnya bangun pabrik asam sulfat sendiri), itu bisa jadi katalis positif.
✓ Perhatikan strategi jangka panjang. Emiten yang bisa jaga efisiensi dan punya mitra kuat (seperti Tsingshan) punya peluang bertahan lebih baik di tengah tekanan biaya.
✓ Jangan cuma lihat harga nikel. Industri ini juga sangat sensitif terhadap supply chain bahan kimia industri, yang kadang luput dari radar investor retail.
❓Gimana menurut kamu, masih menarik gak sih saham-saham smelter nikel di tengah tekanan biaya ini?
Share dong biar makin banyak yang bisa belajar dari insight ini!
---------------
📎 Sumber:
• Bloomberg, Mei 2025
• Riset internal Stockbit
• Laporan tahunan HRUM dan Nickel Industries
---------------
@Iwin14 https://cutt.ly/3rEWFyev
---------------
Disclaimer:
Tulisan ini dibuat untuk tujuan informasi/edukasi semata. Bukan merupakan saran investasi. Semua keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasi dengan pihak yang kompeten sebelum mengambil keputusan finansial.
Gabunglah ke komunitas kami untuk analisa mendalam saham sektor batubara seperti $ADRO, $PTBA, dan $HRUM.
Temukan insight eksklusif di sini: https://cutt.ly/ArEQVY21.
Harusnya kalau ada WW3, Indonesia termasuk salah satu negara safe haven.
Jika dunia memutuskan berperang, Indonesia bis ajadi promotor perdamaian bagi negara² berkonflik sambil berdagang, yang penting kita tetap netral, tidak memihak blok manapun.
Mungkin investor² Amerika sekarang sudah mulai ketar ketir, karena jadi target sah Iran. Hayo gabung $IHSG sjaa..
Kalian bisa borong $BBRI, atau $HRUM untuk bahan baku senjata kalian..
Semoga WW3 tidak terjadi, dunia tetap damai 👍
$HRUM Lagi dikasih buat re-entry nih Guys...
Silahkan kalau mau tambah muatan atau mau tetap hold juga silahkan...
Kalau saya sudah masuk lagi kemarin... Hehe...
Disc On
Dyor
karena $HRUM baru akan produksi Hpal di 2026, konsolidasi nya akan lsg menyesuai kan harga sulfur saat ini,, next kalau harga sulfur nya turun akan lebih baik hasil nya ( mata memandang)
Profitabilitas Smelter HPAL Berpotensi Ditekan Kenaikan Harga Bahan Baku
Bloomberg melaporkan bahwa sekelompok smelter HPAL di Indonesia berpotensi mengalami penyusutan margin akibat lonjakan harga sulfur, yang merupakan bahan baku utama untuk memproduksi mixed–hydroxide precipitate (MHP).
Harga sulfur sendiri telah naik lebih dari 3x lipat selama setahun terakhir, didorong oleh peningkatan permintaan. Menurut analis di platform penyedia informasi logam SMM Information & Technology Co., Luigi Fan, lonjakan harga sulfur akan membuat smelter HPAL perlu membayar sekitar US$2.500 lebih banyak dibandingkan tahun lalu untuk memproduksi tiap ton MHP.
Saat ini, biaya rata–rata untuk memproduksi 1 ton MHP adalah sekitar US$11.000. Adapun untuk memproduksi 1 ton MHP, produsen membutuhkan bahan baku sulfur sebanyak 12 ton.
Berdasarkan catatan Bloomberg, smelter HPAL existing di Indonesia dioperasikan oleh Trimegah Bangun Persada ($NCKL) dan Lygend Resources & Technology Co. Adapun proyek HPAL yang sedang dibangun di Indonesia adalah Nickel Industries Ltd. – entitas usaha United Tractors ($UNTR) yang didukung oleh Tsingshan Holding Group Co. – serta entitas usaha milik Harum Energy ($HRUM) di Weda Bay.
_________
Stockbit Sekuritas