Volume
Avg volume
PT Bank KB Bukopin Tbk. atau BBKP memiliki bidang usaha Jasa Perbankan.Pada tahun 2018 Bank Bukopin telah memiliki jaringan layanan yang terdiri dari 43 Kantor Cabang, 175 Kantor Cabang Pembantu, 104 Kantor Kas dan 23 Payment Point, 439 Outlet dan 8 pick up service yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia. Selain itu, Bank Bukopin juga memiliki 867 ATM Bukopin, selain terhubung dengan lebih dari 30.000 ATM pada jaringan nasional, jaringan Plus, serta Visa Internasional di seluruh dunia. Bank Bukopin memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Bank Syariah Bukopin dan PT Bukopin Finance. Fokus layanan perbankan yang ditawarkan Bank B... Read More
$BBKP kalo udah berani investasi di core banking nya.. ini bank serius menjemput masa depan.. ini tanda2 bakal cerah masa depannya
$BBKP LK Q1 2025: Laba Lain-lain dari Pembalikan CKPN
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Model bisnis PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) di kuartal I 2025 kalau dilihat dari luar memang tampak seperti bank yang berfungsi normal, dengan ciri ada dana masuk, ada kredit disalurkan, dan bahkan mencetak laba bersih. Tapi begitu laporan keuangannya dibuka lembar demi lembar, yang terlihat bukan bank yang hidup dari kekuatan bisnis intinya, melainkan bank yang bertahan karena sokongan dari pemegang saham pengendali Kookmin, pendapatan insidental yang tidak berulang, dan strategi penyesuaian neraca. BBKP ini ibarat warung bakso milik Pak Toto, warungnya buka tiap hari, tapi omzet dari jualan baksonya sendiri belum cukup buat bayar bahan baku. Malah yang bikin tetap bisa bertahan itu karena dikirimi bahan gratis sama saudaranya di luar negeri dan karena beberapa pelanggan lama yang utangnya bertahun-tahun akhirnya bayar. Jadi, kelihatannya ramai, tapi dagangannya belum laku secara organik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Untuk memahami kenapa BBKP begitu maka kita harus mulai dari struktur pendanaannya. BBKP menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp67,3 triliun, jumlah yang di atas kertas terlihat kuat. Tapi dari angka ini, hanya 20,3% yang berasal dari dana murah (CASA), sisanya deposito berjangka mahal yang tentu bikin biaya bunga tinggi. Lebih dalam lagi, 73,3% dari dana giro BBKP merupakan dana non-transaksional, alias dana yang diblokir atau tidak aktif digunakan untuk transaksi harian seperti transfer, payroll, dan pembayaran. Secara praktis, dana ini tidak bisa diputar untuk menyalurkan kredit secara fleksibel, juga tidak menghasilkan fee-based income dari aktivitas nasabah. Ibarat Pak Toto punya Rp100 juta di tabungan, tapi uang itu sebenarnya cuma titipan proyek pembangunan masjid dari RT. Uangnya banyak, tapi enggak bisa dipakai buat beli daging, gas, atau bayar tukang mie. Jadi, walaupun saldo kas terlihat tinggi, fungsinya sangat terbatas.
Dampaknya langsung terasa di margin keuntungan. Total beban bunga BBKP mencapai Rp1,072 triliun, padahal pendapatan bunga kotor hanya Rp1,32 triliun. Artinya, 81% dari seluruh pendapatan bunga habis buat bayar bunga ke nasabah, dan menyisakan Net Interest Income (NII) cuma Rp248,3 miliar. Ketika dihitung terhadap total aset produktif, Net Interest Margin (NIM) BBKP hanya sekitar 0,6–0,8%, jauh di bawah standar bank sehat yang umumnya di atas 3%. Dalam bisnis warung bakso, ini seperti jualan dapet omzet Rp1 juta sehari, tapi Rp810 ribu langsung habis buat beli daging dan bayar utang ke tukang es. Untung bersihnya tinggal dikit banget dan itu belum termasuk bayar karyawan dan gas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sisi kredit, BBKP memang menyalurkan pinjaman sebesar Rp48,26 triliun, atau sekitar 53,6% dari total aset. Tapi kualitas kreditnya masih jadi masalah besar. Sekitar Rp7,58 triliun (15,7%) adalah kredit yang direstrukturisasi, artinya debitur masih diberi kelonggaran bayar karena belum mampu normal. Lalu Rp4,22 triliun (8,7%) adalah kredit macet (NPL), hampir dua kali lipat batas toleransi OJK. Selain itu, BBKP juga mencatat aset hasil sitaan debitur gagal bayar (AYDA) sebesar Rp1,73 triliun, yang bukan cuma tidak menghasilkan bunga, tapi juga bikin rugi Rp50,9 miliar hanya dalam tiga bulan. Ini seperti Pak Toto punya lima gerobak bekas dari tukang bakso lain yang bangkrut. Gerobak itu sekarang cuma diam di gudang, gak bisa dipakai jualan, dan tiap bulan malah bikin keluar biaya untuk pembersihan dan perawatan.
Meski semua indikator operasionalnya lemah, BBKP tetap mencetak laba bersih Rp352,4 miliar. Tapi kalau ditelusuri lebih dalam, ternyata hanya Rp69,3 miliar (15,3%) yang berasal dari kegiatan operasional inti. Sisanya datang dari dua sumber besar yakni pembalikan cadangan kerugian (CKPN) sebesar Rp152,6 miliar, dan pendapatan non-operasional Rp383 miliar yang kemungkinan besar berasal dari penalti debitur dan transaksi hasil penjualan aset ke entitas afiliasi atau SPC. Jadi laba ini bukan karena margin bunga besar atau fee dari aktivitas nasabah harian, tapi dari uang kaget yang sifatnya sekali lewat. Dalam urusan dagang bakso, ini seperti Pak Toto untung besar bukan karena pelanggan ramai beli bakso, tapi karena pelanggan lama yang ngutang sejak 2019 tiba-tiba datang bayar, dan karena dia berhasil jual dua gerobak rusak ke pengepul. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lebih aneh lagi, cash flow dari aktivitas operasional (CFO) BBKP tercatat sebesar Rp4,54 triliun, jauh lebih besar dari laba bersih. Ini membuat rasio cash conversion BBKP mencapai 1.290%, alias arus kas masuk tidak sebanding dengan laba. Angka sebesar ini biasanya menunjukkan bahwa kas datang dari pelunasan piutang lama, rekonsiliasi aset, atau transaksi keuangan yang bukan berasal dari aktivitas jual-beli biasa. Ini ibarat warung bakso yang dapat Rp45 juta bulan ini bukan dari pelanggan beli bakso, tapi dari pelanggan lama yang akhirnya bayar hutang serta hasil jual alat masak tua.
Sementara itu, struktur tenor BBKP juga berisiko tinggi. Sekitar 64,4% dari liabilitas jatuh tempo dalam 3 bulan, sedangkan aset lancarnya cuma Rp8,5 triliun. Maka tercipta defisit likuiditas jangka pendek sebesar Rp36,6 triliun. Dalam dunia nyata, ini sama seperti Pak Toto harus bayar utang ke pemasok daging minggu depan Rp36 juta, tapi uang di dompet cuma Rp8 juta. Kalau enggak dapat bantuan, warungnya bakal kolaps. Dan bantuan itu memang datang dari KB Kookmin Bank Korea, pemegang saham pengendali BBKP, yang memberikan pinjaman Rp8,5 triliun dan mendukung penerbitan obligasi global senilai USD300 juta (sekitar Rp4,8 triliun). Selain itu, BBKP juga menjual portofolio kredit bermasalah senilai Rp10,8 triliun ke Special Purpose Companies (SPC) dengan fee hanya 1,25%. Semua ini menyelamatkan laporan, tapi belum mengubah cara bank ini berbisnis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi kekuatan, BBKP punya CAR sebesar 19,53%, total modal Tier I dan II Rp9,5 triliun, dan ekuitas Rp8,3 triliun, yang artinya secara permodalan bank ini masih aman. Semua ketentuan OJK seperti GWM, CKPN minimum, dan NSFR (102,92%) masih dipenuhi. Tapi kekuatan ini belum cukup untuk menutupi fakta bahwa struktur operasional BBKP belum stabil karena pendanaan terlalu mahal, margin tipis, kredit bermasalah tinggi, AYDA tidak produktif, fee income kecil, laba tidak berasal dari sumber yang bisa diulang, dan struktur tenor penuh risiko.
Valuasinya pun tidak sejalan dengan kinerja. Dengan harga saham Rp65, dan EPS tahunan Rp1,88, PER BBKP = 34,6x. Sedangkan Book Value per Share (BVPS) = Rp44,2, menjadikan PBV = 1,47x. Harga pasar BBKP mencerminkan harapan, bukan kondisi riil. Sama seperti warung bakso yang masih hidup karena dikirimi bahan baku gratis dan dapat pembayaran utang lama, tapi sudah dipatok harga franchise setara warung bakso terkenal yang setiap hari antreannya mengular.
BBKP saat ini bukan bank yang tumbuh dari kekuatan bisnis utamanya. Mereka mencetak laba, iya, tapi bukan dari hasil menghimpun dana murah dan menyalurkan kredit sehat. Laba datang dari pembalikan cadangan, penalti, dan transaksi satu kali. Mereka masih bertahan hidup karena suntikan dari grup Kookmin, bukan karena profit operasional yang berulang. Ibarat warung bakso, BBKP masih bisa buka lapak tiap hari, tapi belum bisa hidup dari pembeli yang datang beli bakso tiap pagi. Kalau ingin berubah, BBKP harus membenahi struktur pendanaan, meningkatkan kualitas kredit, memperbesar fee income, dan mulai menghasilkan laba dari selisih bunga yang sehat. Tanpa itu, semua angka positif yang tercatat hanya akan jadi hiasan laporan, bukan cerminan kekuatan bisnis yang sebenarnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
📣 Yes Guru Palsu 📉📲
Di dunia investasi, kita sering mendengar nasihat bijak: “Jangan percaya rumor, percaya data.” Tapi anehnya, justru yang paling viral adalah yang paling absurd. 😅
Masuklah dia:
Sosok yang ngasih analisis kayak lagi $BACA horoskop.
Harga saham naik?
📈 “Sudah saya prediksi sejak bulan lalu.”
Harga turun?
📉 “Ini hanya koreksi sehat, justru saatnya buy the dip.”
Sahamnya delisting?
🚫 “Well, pasar sedang tidak rasional.”
Dan yang paling sakral:
“Saya tidak ngajarin, saya hanya berbagi ilmu.”
Padahal followers-nya diajak nyangkut berjamaah. 🙏🏼
Di era konten, semua bisa jadi guru.
Cukup modal green screen, jargon bombastis, dan grafik nyala-nyala, tiba-tiba muncul gelar baru: “Investor Visioner”, “Sultan Saham Nusantara”, atau yang paling ikonik: “Trader Tobat.” 😇
Tapi ingat ya…
📌 Ilmu itu diuji, bukan diviralkan.
📌 Portofolio itu dibuktikan, bukan diedit.
📌 Keputusan investasi itu tanggung jawab pribadi, bukan hasil bisikan akun centang centong.
Karena pasar nggak pernah tanya siapa mentormu…
Yang ditanya cuma satu:
“Kamu bisa CUAN mandiri atau tidak?”
Jadi sebelum kamu bilang “Yes, Guru!”, pastikan dia bukan Guru Palsu yang cuma jago bikin kamu FOMO, tapi kabur pas nyangkut. 😬
$BBRI $BBKP
$BBKP mana LK si biji? wkwkwkkw.. gk tau diri kau dar.. udah bulan 5 bahkan LK bulan 4 pun lum dikeluarkan.. fca saja kau