Volume
Avg volume
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan. Bidang usaha Perusahaan termasuk sewa guna barang modal kepada penyewa, dengan atau tanpa opsi pembelian; anjak melalui pembelian atau transfer piutang jangka pendek atau kewajiban yang timbul dari perdagangan domestik dan internasional, kredit manajemen penjualan, dan jasa penagihan utang untuk perusahaan lain; pembiayaan konsumen dalam bentuk dana untuk pembelian barang yang akan dilunasi oleh konsumen melalui angsuran atau ketentuan pembayaran tertentu menurut cara bank konvensional dan berdasarkan prinsip syariah, dan penerbitan kartu kredit. Sel... Read More
Harga saham emiten-emiten terafiliasi konglomerat Garibaldi Thohir alias Boy Thohir kompak ditutup melonjak. Cek prospek bisnisnya.
Boy Thohir merupakan pengusaha batu bara dengan grup perusahaan di bawah bendera Adaro Energi. Ia lahir pada 1 Mei 1965 di Bandar Lampung.
Lulusan Sarjana Teknik dan Ma...
katadata.co.id
ada perbedaan antara $WOMF dan $ADMF sama sama berada di afiliasi bank.. tetapi kalo admf full disupport sama danamon.. dimana danamon tidak ada bisnis leasing lain dan semua leasing diarahkan ke admf.. di maybank mereka jg ada maybank finance yang menjadi saingan di group internal mereka.. jadi womf tidak bisa memanfaatkan jaringan maybank secara maximal dlm mencari konsumen.
Tanggal 15 Agustus kemarin, di RUPS Luar Biasa, WIDI resmi alokasikan mayoritas dana IPO-nya buat beli alat berat kelas kakap—mulai dari excavator 200 ton hingga cranes super gede. Ini bukan sekadar upgrade, bro, ini manifestasi bahwa business-nya serius – alatnya naik kelas, kapasitas makin kuat. $WIDI $WOMF $IHSG
Purbaya Effect
$WOMF
●Profil Perusahaan
Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) adalah perusahaan multifinance yang fokus pada pembiayaan sepeda motor baru maupun bekas, serta pembiayaan multiguna. Perusahaan ini merupakan afiliasi dari Maybank Indonesia, sehingga memiliki dukungan kuat dari grup perbankan internasional. WOMF melayani segmen middle–low market dengan jaringan cabang di berbagai daerah Indonesia.
●Struktur & Kepemilikan
Market Cap: sekitar Rp640 miliar (per September 2025).
●Pemegang Saham Utama:
PT Maybank Indonesia Finance → ±67%.
Publik → ±33%.
Implikasi: WOMF dikendalikan Maybank, sehingga governance relatif baik. Namun karena free float kecil, sahamnya mudah digerakkan oleh bandar.
●Fundamental Keuangan
Aset: ± Rp6 triliun.
Pendapatan: stabil dari leasing motor, segmen demand konstan.
NPL (Non-Performing Loan): relatif terkendali karena manajemen risiko Maybank.
Kekuatan: dukungan induk yang solid, bisnis inti jelas, risiko kredit terkendali.
Kelemahan: strategi pertumbuhan konservatif karena mengikuti kebijakan induk Maybank, sehingga tidak terlalu ekspansif.
●Sentimen Pasar
Purbaya Effect (Eks Ketua LPS → Menteri Keuangan):
Fokus pada stabilitas sistem keuangan dan dukungan sektor non-bank finance membuat multifinance seperti WOMF dipandang lebih aman oleh investor.
Tren Kendaraan Listrik (EV):
Pasar motor listrik yang sedang berkembang akan membutuhkan pembiayaan. WOMF berpotensi menjadi pionir leasing motor listrik jika Maybank mendorong arah ini.
Market Cap Kecil:
Dengan kapitalisasi hanya Rp640 miliar, WOMF lebih mudah digerakkan naik berkali-kali lipat dibandingkan pemain besar di sektornya.
●Katalis Pertumbuhan
Potensi keterlibatan dalam pembiayaan motor listrik (EV financing).
Dukungan regulasi multifinance dari pemerintah di bawah Menkeu baru.
Narasi “LPS Effect” yang memperkuat kepercayaan pada sektor jasa keuangan non-bank.
Market cap kecil → mudah digoreng dan bisa menarik minat spekulan maupun investor retail.
Disclaimer on
tulisan diatas merupakan cara saya analisa saham. jangan langsung all in. hanya analisa saja. beli 1 lot aja. titip sendal 😁
SALAM BLOKIR
Gak usah dibayangkan,
kamu tinggal di Monaco, sebelah Polandia
kamu punya rekening Tabungan di bank yg kamu sendiri gak terlalu perhatikan detail isi saldo, krena kamu tau pasti aman di bank
Tujuan kamu dulu buka rekening itu bisa macam-macam, mungkin cuma mau bantu teman kamu marketing bank atau untuk cari reward saja
Setelah tiga bulan gak aktif (maksudnya tidak ada transaksi), rekening kamu dibekukan padahal kamu tidak terlibat kriminal atau judi online, yg bekukan bukan orang bank saja tapi atas perintah dari pemerintah
Setelah dibekukan, nasabah punya waktu dua puluh hari kerja untuk datang ke bank dan mengajukan form keberatan atau keterangan yg diperlukan. Orang bank akan forward form itu ke pemerintah. Tentu nasabah berharap akan dapat reply yg cepat, dan rekening kembali dibuka.
Kapan itu, tidak ada yg tau. Lu orang atau laaah.
Terus, bagaimana setelah dua puluh hari tidak ada claim atas rekening yg dibekukan ..?
Dana di rekening itu akan dimasukkan ke semacam rekening penampungan. Sampai berapa lama disitu, tidak ada juga yg tau. Rekening penampungan itu tanpa bunga dan kena admin juga ya, bisa potong terus sampai habis saldo.
Mungkin skenario yg akan terjadi :
1. Orang akan taruh dana di rekening bank yg terhubung dengan Tabungan berjangka, RDN investasi dan Fintek.
2. Karyawan di Bank siap-siap jadi public enemy dari para nasabah.
3. Untuk case diatas bagaimana bila terjadi pada saat nasabah sedang urgent butuh duit untuk berobat dsb. Masa mau tunggu surat-menyurat dulu. Komnas HAM bisa bantu ..?
4. Pemerintah punya staff yg terlalu pintar cari duit gratisan dengan alasan ketertiban administrasi bank.
Ini cerita dari negeri Monaco, sebelah Polandia
Semoga tidak terjadi di negeri kita.
$COIN
$WOMF
Saham multibagger jadi inceran banyak orang di Indonesia saat ini. Saham backdoor listing dianggap paling mungkin bawa mereka bisa multibagger. Tapi apakah saham backdoor listing menjadi yang terbaik?
Saham backdoor listing memang dikenal bisa memberikan keuntungan luar biasa. Misalnya dari harga Rp100 jadi Rp2000 kan berarti cuannya sudah puluhan kali lipat.
Sampai akhirnya, banyak yang mencari info A1 dengan harapan bisa beli saham backdoor listing sebelum harga sahamnya naik. Apakah itu Works? jawabannya belum tentu.
Saham backdoor listing bisa meroket tinggi karena ada kepentingan owner. Jika ada kabar backdoor listing sebelum di-up atau naik, artinya ada kebutuhan likuiditas juga. Berarti, dengan begitu harga sahamnya bisa jadi sulit meroket.
Selain itu, saham backdoor listing juga punya risiko yang cukup besar mungkin bisa setara dengan potensi keuntungannya. Beberapa risikonya:
1. Likuiditas seret: oke kamu bisa beli banyak, tapi pas harga turun dari pucuk, kamu yang sudah cuan banyak dan pegang porsi besar bisa susah keluar karena likuiditas terbatas. Saat harga turun, hanya ada sedikit pembeli yang akhirnya total keuntunganmu menyusut.
2. Kena Suspensi hingga FCA: kebijakan FCA dan suspensi cukup ketat. Terakhir $TGUK yang kabar backdoor-nya sudah lama tersiar ternyata saat diumumkan malah harus kena suspensi. Faktornya banyak, termasuk pertanyaan itu dana IPO kemarin kemana, bisnis abis IPO kok malah merosot.
3. Risiko transaksi gak jadi dan gak jelas. Ada yang tanya, apakah transaksi setelah CSPA bisa gak jadi? ya bisa saja gak jadi jika ada persyaratan yang tidak dipenuhi.
$WOMF pernah mengalami hal tersebut. dan $DGNS yang sudah siap-siap akuisisi dengan right issue-nya ternyata kini hilang kabarnya juga.
Apalagi, jika dilihat dari deretan kisah backdoor listing, ada berapa saham backdoor yang hasilnya menarik? sejauh ini baru PANI dan PACK kan? kalau WIFI lebih ke corporate action bukan backdoor ya.
Meski ada risiko begitu, saham backdoor tetap menjadi pilihan untuk bisa multibagger, selain saham fast-growing dan turnaround.
Nah, jadi bagaimana strategi atur portofolio investor ritel ala Peter Lynch agar cuan optimal? kami ulas dan merelevansikan dengan market Indo di sini ya: https://cutt.ly/arARs8GV
Perlakuan Istimewa untuk Perusahaan Afiliasi: Masih Masuk Akal?
Setelah berselancar mencari emiten ber‑valuasi murah, saya menemukan sebuah perusahaan dengan pendapatan di bawah Rp 2 triliun dan laba bersih di bawah Rp 300 miliar. Kinerja bisnisnya memang tidak luar biasa, tetapi valuasinya yang atraktif cukup menggoda.
Sebagai produk pelengkap, moat utama perusahaan ada pada R&D dan kualitas produk. Dua faktor ini menjelaskan mengapa volume dan ASP‑nya terus bertumbuh dalam satu dekade terakhir ditengah demand industri nya yang sulit untuk diakses datanya.
Meski begitu, saya mulai ragu melihat marjin yang tipis. Produk ber‑basis riset biasanya menuntut kualitas konsisten; kalau gagal deliver, end‑user bisa saja beralih ke kompetitor. Seharusnya ini akan dikompensasi dengan marjin yang menarik.
Dari sisi arus kas, alokasi modal, dan rasio lainnya, kinerja perusahaan sebenarnya tidak buruk. Tapi setelah mengulik lebih dalam, saya menemukan catatan di piutang usaha: perusahaan afiliasi (non‑Tbk) diberikan tempo pembayaran sekitar 6 bulan, sementara pelanggan non‑afiliasi hanya 3 bulan. Dengan pertimbangan valuasi yang murah, saya masih bisa mentoleransi transaksi ini.
Namun muncul kekhawatiran baru: jangan‑jangan harga jual ke afiliasi (kontribusinya ± 15 % revenue) sengaja ditekan, sehingga gross margin terlihat “tercekik”. Sepertinya investigasi edisi #malamminggu harus berlanjut—mungkinkah ada cross‑subsidy antar entitas grup?
random tag: $IPCC $AUTO $WOMF
Suku bunga perlahan turun, penjualan kendaraan bekas perlahan naik, tapi harga sahamnya masih belum ke mana-mana...
$BFIN $WOMF $ADMF
Thank God. hit pagi ini $SKRN $WOMF $JSPT 🌹
https://stockbit.com/post/19233217
https://stockbit.com/post/19366746
https://stockbit.com/post/19303368