Volume
Avg volume
Perseroan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Perdagangan dan Distribusi Minuman Beralkohol (Wine). Perseroan didirikan dengan nama PT Hatten Bali berdasarkan Akta Perseroan Terbatas “PT Hatten Bali” Nomor: 90 tanggal 15 April 2000, yang dibuat di hadapan I Putu Chandra, S.H., Notaris di Denpasar, akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor: C-20365 HT.01.01.Th.2000 tanggal 11 September 2000 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor: 068 tanggal 26 Agustus 2022, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor: 028743 (“Akta Pendirian Perse... Read More
Thank God. 5Hit hr ini
$WINE $PBSA $MAIN $BULL $BUDI🌹
https://stockbit.com/post/16588825
https://stockbit.com/post/16535966
https://stockbit.com/post/16301925
https://stockbit.com/post/16570630
https://stockbit.com/post/16494771
Misalkan, Anda membeli sebotol $WINE Bordeaux 1982 yang bagus seharga USD200 per botol, lalu Anda simpan selama beberapa waktu. Suatu hari, Anda memutuskan untuk meminumnya. Ketika Anda cek sembari mengkonsumsinya, anggur tersebut kini dijual di pasaran dengan harga USD 750 per botol.
Menurut Anda, berapakah biaya yang Anda keluarkan untuk minum sebotol anggur itu?
$BBRI $AADI $ADRO $BREN
Top Gainer 5 Desember 2024 Jam 9 Pagi
$WINE ARA hanya dengan duit 264 juta
$AADI ARA dengan duit 2,1 M
$SONA ARA dengan duit 2 M
$MLPL 16% dengan duit 29 M
$CAMP 9% dengan duit 28ribu rupiah
Paling enak jadi bandar CAMP.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan
https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2
$BEER $KMDS $MLBI $WINE $DLTA STRK
https://cutt.ly/3eJLsRsV
https://cutt.ly/WeJLsYiS
https://snips.stockbit.com/unboxing/analisis-emiten-minuman-alkohol-siapa-yang-menonjol
https://cutt.ly/geJLsESK
Mengapa konsumen Gen Z memilih untuk tidak minum alkohol?
Beberapa alasannya antara lain:
" Generasi Z memprioritaskan kesejahteraan , baik mental maupun fisik, lebih dari generasi lainnya."
"Lima puluh persen Gen Z melaporkan berolahraga secara teratur, dibandingkan dengan 45 persen orang dari generasi lain."
Untuk menghemat uang
Selain itu, menurut Susie Goldspink, kepala divisi rendah dan tanpa alkohol di IWSR Drinks Market Analysis , yang dikutip dalam artikel Fortune Februari 2024, konsumen ini memiliki "rasa ingin tahu tentang produk lain di pasaran…. stigma dan rasa malu tentang seberapa banyak generasi yang lebih tua minum." Lebih jauh, "orang yang lebih tua cenderung mencari pengganti yang sama antara produk yang mengandung alkohol dan tidak, orang yang lebih muda lebih cenderung bereksperimen dengan hal-hal seperti minuman adaptogen, yang diklaim menawarkan kualitas yang meningkatkan suasana hati."
Berikut adalah beberapa data konsumsi alkohol menurut WHO:
Pada tahun 2016, sebanyak 3 juta orang di dunia meninggal karena konsumsi alkohol, setara dengan 1 dari 20 kematian di dunia.
Lebih dari 75 persen kematian akibat alkohol terjadi pada pria.
Konsumsi alkohol per kapita di Asia Tenggara meningkat 34 persen dibandingkan di Eropa yang menurun 12 persen pada tahun 2016.
Peningkatan konsumsi alkohol di Asia Tenggara dan Selatan dikontribusikan oleh India, Thailand, dan Indonesia.
AS memiliki tingkat ketergantungan alkohol terendah, yakni hanya 1,92 persen.
Rusia dan Hungaria merupakan negara-negara teratas di dunia dengan tingkat gangguan penggunaan alkohol tertinggi di kalangan pria.
Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Banyak orang meninggal akibat minum alkohol dan pola makan yang tidak sehat. Kenaikan pajak akan menekan jumlah kematian dan menambah pendapatan negara. Studi WHO menunjukkan bahwa pajak yang meningkatkan harga alkohol sebesar 50 persen akan membantu mencegah lebih dari 21 juta kematian selama 50 tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar negara-negara di dunia menaikkan pajak alkohol dan minuman berpemanis buatan untuk mencegah dampak buruk dua komoditas tersebut terhadap kesehatan. Namun, upaya untuk menaikkan pajak tersebut tidak mudah. Para produsen umumnya akan menolak kebijakan semacam itu.
Pemerintah Kanada, misalnya, akan menaikkan pajak bir sebesar 4,7 persen pada 1 April mendatang. Pajak untuk anggur dan minuman beralkohol juga akan naik di negeri itu. Namun, pengusaha mulai menyerukan agar rencana kenaikan itu dibatalkan.
Presiden Bir Kanada, CJ Helie, kepada VOCM, mengatakan bahwa pemerintah federal memberlakukan kenaikan pajak tersebut setiap tahun secara otomatis sejak 2017 dengan mengaitkannya dengan angka inflasi. Namun, kata dia, pada masa itu inflasi relatif rendah, tidak seperti sekarang. Helie khawatir bahwa kenaikan pajak akan membuat beberapa perusahaan bir gulung tikar, termasuk bar dan restoran.
Data terbaru WHO menunjukkan rendahnya tingkat pajak global terhadap produk tidak sehat seperti alkohol dan minuman berpemanis buatan (SSB). Temuan ini menyoroti bahwa mayoritas negara tidak menggunakan pajak untuk mendorong perilaku yang lebih sehat.
Menurut WHO, 2,6 juta orang di dunia meninggal akibat minum alkohol setiap tahun dan lebih dari 8 juta orang meninggal akibat pola makan yang tidak sehat. Kenaikan pajak atas alkohol dan minuman berpemanis buatan diharapkan akan mengurangi jumlah kematian ini.
“Mengenakan pajak pada produk yang tidak sehat akan menciptakan populasi yang lebih sehat. Hal ini memiliki efek riak positif di seluruh masyarakat.. dan pendapatan bagi pemerintah untuk menyediakan layanan publik. Dalam kasus alkohol, pajak juga membantu mencegah kekerasan dan kecelakaan lalu lintas,” kata Rudiger Krech, Direktur Promosi Kesehatan WHO, dalam rilis WHO pada 5 Desember 2023.
Studi WHO pada 2017 menunjukkan bahwa pajak yang meningkatkan harga alkohol sebesar 50 persen akan membantu mencegah lebih dari 21 juta kematian selama 50 tahun dan menghasilkan pendapatan tambahan sebesar hampir US$ 17 triliun. Jumlah ini setara dengan total pendapatan pemerintah dari delapan negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam satu tahun.
WHO mencatat hingga Juli 2022, setidaknya 148 negara telah menerapkan pajak cukai minuman beralkohol, tapi anggur dibebaskan dari pajak cukai di setidaknya 22 negara, khususnya di kawasan Eropa. Sebagian besar negara yang tidak menerapkan pajak tersebut berada di kawasan Mediterania Timur atau Asia Tenggara, yang banyak negaranya melarang penjualan alkohol. Secara rata-rata global, porsi pajak cukai untuk harga merek bir yang paling laris adalah 17,2 persen dan untuk merek minuman beralkohol yang paling laris adalah 26,5 persen.
Indonesia telah menerapkan pajak alkohol. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 158 Tahun 2018, tarif cukai minuman beralkohol sebesar Rp 20 ribu per liter untuk semua jenis etil alkohol dengan kadar berapa pun, baik produksi dalam negeri maupun impor; Rp 15 ribu untuk minuman mengandung etil alkohol 5 persen, baik impor maupun produksi dalam negeri, Rp 33 ribu per liter (untuk produksi dalam negeri) dan Rp 44 ribu per liter (impor) untuk minuman mengandung etil alkohol 5-20 persen; Rp 80 ribu per liter (untuk produk dalam negeri) dan Rp 139 ribu per liter (impor) untuk minuman yang mengandung etil alkohol lebih dari 20 persen; serta Rp 1.000 per gram untuk konsentrat yang mengandung etil alkohol.
Menurut WHO, pajak kesehatan sejatinya harus diberlakukan pada produk-produk yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, seperti tembakau, alkohol, dan minuman berpemanis buatan. Hal ini dianggap sebagai kebijakan yang positif karena dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit sekaligus memajukan kesetaraan kesehatan dan memobilisasi pendapatan negara untuk anggaran program umum. Pajak ini juga dapat digunakan untuk program prioritas tertentu, seperti membiayai jaminan kesehatan universal atau program kesehatan masyarakat lain.
Tujuan dari kebijakan pajak kesehatan ini, kata WHO, adalah untuk mengurangi konsumsi produk-produk yang dianggap sebagai faktor risiko penyakit tidak menular dengan membuatnya lebih mahal dan sulit dijangkau masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan kenaikan pajak secara berkala yang cukup besar untuk menghasilkan kenaikan harga riil yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi negara.
Penelitian oleh WHO menemukan bahwa pengenaan pajak atas alkohol dan minuman berpemanis buatan dapat membantu mengurangi penggunaan produk ini dan memberikan alasan bagi perusahaan untuk membuat produk yang lebih sehat. Pada saat yang sama, pajak atas produk-produk ini akan membantu mencegah cedera dan penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Jajak pendapat oleh lembaga survei Gallup baru-baru ini, yang dilakukan dengan bekerja sama dengan WHO dan Bloomberg Philanthropies, menemukan bahwa mayoritas responden di semua negara yang disurvei mendukung peningkatan pajak atas produk tidak sehat seperti alkohol dan minuman berpemanis buatan. Dengan demikian, WHO merekomendasikan agar pajak cukai diberlakukan untuk semua minuman beralkohol dan minuman berpemanis buatan.
Penulis: Redaksi Mediakom
Iseng review performance $MLBI ✅✅✅✅ termasuk Q1 Q2 Q3 2022, 2023 dan 2024 versi ROE dan ROA, , Prospektus dan kondisi harga terakhir.
Catatan: NET PROFIT Q4 2024 hanya perkiraan
$BEER $KMDS $DLTA $WINE STRK
Website emiten : https://cutt.ly/WeJAx0d3
Stockbit Snips: https://snips.stockbit.com/investasi/daftar-saham-minuman-alkohol
Prospektus https://cutt.ly/SeJAx0Ad
LK Q3 2024 : https://cutt.ly/ieJAx0hC
File xls, https://cutt.ly/KeJAx0TQ ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"
1/4
$DLTA part 2/2
Iseng review performance DLTA ✅✅✅ termasuk Q1 Q2 Q3 2022, 2023 dan 2024 versi ROE dan ROA, , Prospektus dan kondisi harga terakhir.
Catatan: NET PROFIT Q4 2024 hanya perkiraan
$BEER $KMDS $MLBI $WINE STRK
Website emiten : https://cutt.ly/weJAx60l
Stockbit Snips: https://snips.stockbit.com/unboxing/tag/DLTA
LK Q3 2024 : https://cutt.ly/zeJAx67F
File xls, https://cutt.ly/1eJAcqW7 ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"
1/3
$DLTA part 1/2
$BEER $KMDS $MLBI $WINE STRK
https://snips.stockbit.com/investasi/daftar-saham-minuman-alkohol
https://cutt.ly/YeJOBIAz
Sejarah PT Delta Djakarta Tbk
PT Delta Djakarta Tbk. ("PT Delta" atau "Perseroan") pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1932 sebagai perusahaan bir Jerman yang bernama "Archipel Brouwerij, NV." Perseroan kemudian dibeli oleh perusahaan Belanda dan berganti nama menjadi NV De Oranje Brouwerij. Perseroan mengadopsi nama yang sekarang, PT Delta Djakarta pada tahun 1970.
Pada tahun 1984, PT Delta menjadi salah satu perusahaan Indonesia pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang, digabung menjadi Bursa Efek Indonesia), yang mengukuhkan statusnya sebagai pemain utama dalam industri bir domestik.
Tahun 1990-an menandai dimulainya periode investasi asing yang kuat di Indonesia. Pada masa inilah San Miguel Corporation ("SMC") melalui San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd. (anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh San Miguel Brewing International Limited, yang juga merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh SMC pada saat itu), memperoleh saham pengendali di Perseroan. SMC adalah salah satu konglomerat terbesar dan paling terdiversifikasi di Filipina, dengan minat dalam minuman, makanan, pengemasan, listrik, bahan bakar dan minyak, infrastruktur dan pertambangan. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Pemprov DKI) juga merupakan pemegang saham utama di Perusahaan, memiliki 26,25%.
Pada tahun 1997, Perusahaan memulai rencana ekspansi yang agresif dengan merelokasi tempat pembuatan birnya dari basis aslinya di Jakarta Utara ke fasilitas yang lebih besar dan lebih modern di lokasinya saat ini di Bekas, Jawa Barat.
PT Delta memproduksi bir Pilsener dan Stout yang enak untuk pasar domestik Indonesia, dengan portofolio merek yang meliputi Anker Bir, Anker Stout, Anker Lychee, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra dan Kuda Putih. Perusahaan memiliki jaringan dealer yang mencakup seluruh nusantara, dari Medan di Sumatera Utara hingga Jayapura di Provinsi Papua. PT Delta juga memproduksi dan mengekspor bir Pilsener dengan merek Batavia dan juga mengekspor San Miguel Cerveza Negra ke Thailand dan Vietnam.
1/3