Volume
Avg volume
PT Victoria Investama Tbk merupakan perusahaan induk investasi yang bergerak dalam industri jasa keuangan melalui anak perusahaannya. Perusahaan bergerak dalam pialang sekuritas dan penjamin emisi, asuransi umum, dan manajemen investasi yang masing-masing melalui PT Victoria Securities Indonesia, PT Victoria Insurance, dan PT Victoria Manajemen Investasi. Perusahaan juga memiliki saham dalam PT Bank Victoria International Tbk, perusahaan afiliasi yang bergerak dalam sektor perbankan. Perusahaan sendiri menyediakan layanan nasihat keuangan, keuangan terstruktur, dan layanan pendukung lainnya kepada anak perusahaannya.
JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan memisahkan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) miliknya yaitu PT Bank Syariah Nasional (BSN) dalam waktu dekat.
BBTN akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang dijadwalkan 11 Nov...
www.idnfinancials.com
JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan memisahkan (spin off) unit usaha syariah (UUS) PT Bank Syariah Nasional (BSN) dalam waktu dekat. Persetujuan rencana aksi korporasi ini akan berlangsung pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 11 November 2025.
Dalam prospektu...
www.idnfinancials.com
Rencana Spin Off Bank Syariah Nasional dari $BBTN
Pertanyaan member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
BTN kini resmi menyiapkan langkah besar dengan memisahkan Unit Usaha Syariah menjadi bank mandiri bernama Bank Syariah Nasional (BSN). Pemisahan ini bukan sekadar formalitas regulasi, tapi strategi agar BTN bisa lebih fokus ke bisnis KPR dan ekosistem perumahan, sementara BSN bisa sepenuhnya bergerak di lini syariah. Awalnya BSN adalah Bank Victoria Syariah yang sudah diakuisisi dari $VICO dan diubah namanya, sehingga tidak memulai dari nol. Kendali BTN tetap dominan dengan kepemilikan hampir penuh, yakni 99,99973%. Artinya, meski entitas terpisah, kinerja BSN tetap tercermin penuh dalam laporan konsolidasi BTN Grup. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dasar hukumnya jelas, aturan OJK dan UU Perbankan Syariah mewajibkan spin-off ketika aset UUS melewati ambang Rp50 triliun. UUS BTN sudah menyentuh Rp60,56 triliun pada akhir 2024, atau sekitar 12,9% dari total aset grup. Jadi langkah pemisahan ini bukan pilihan, melainkan keharusan. Tapi BTN menjadikannya momentum untuk unlock value, karena bisnis syariah yang semula tercampur di induk kini bisa berdiri sendiri, punya laporan keuangan mandiri, dan dinilai secara lebih jernih.
Kalau kita bedah laporan keuangan, sebelum spin-off aset konsolidasian BTN per akhir 2024 tercatat Rp469,61 triliun. Setelah pemisahan, aset BTN Konvensional diproyeksikan Rp440,57 triliun, sementara aset BSN diproyeksikan Rp71,90 triliun pada akhir 2025. Secara grup, aset justru tumbuh ke Rp506,05 triliun atau naik 7,76% yoy. Jadi meski angka induk menyusut, konsolidasi tetap tumbuh. Pertumbuhan BSN sendiri cukup impresif, naik 18,73% dari basis UUS tahun sebelumnya.
Di sisi laba, BTN mencatat Rp3,007 triliun pada 2024, dengan kontribusi UUS Rp872 miliar atau sekitar 29%. EPS tercatat Rp214. Setelah spin-off, laba UUS tak lagi muncul di laporan induk, tapi muncul di BSN lalu dikonsolidasikan kembali ke grup. Jadi secara teori laba tidak hilang, hanya berubah pos. Investor yang tidak memahami hal ini bisa kaget ketika melihat laporan induk menyusut, padahal di konsolidasi nilainya sama saja. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Ekuitas juga ikut bergeser. Ekuitas BTN Konvensional diproyeksikan Rp33,21 triliun pada 2025, sementara ekuitas BSN Rp6,47 triliun. Untuk menopang status KBMI 2, BSN akan mendapat tambahan modal maksimal Rp5,319 triliun, sehingga modal disetor naik ke Rp6,379 triliun. Status KBMI 2 ini penting agar BSN bisa langsung ekspansi sebagai bank syariah skala menengah.
Bagi investor, artinya ada tiga laporan yang harus diperhatikan.
1. Laporan induk untuk melihat performa konvensional,
2. Laporan BSN untuk menilai syariah secara murni
3. Laporan konsolidasi untuk nilai ekonomi grup = laba induk konvensional + laba anak syariah BSN
Yang paling menentukan valuasi tentu laporan konsolidasi, karena BTN tetap mengendalikan hampir seluruh laba BSN. Rencana IPO belum disebutkan dalam prospektus IPO, jadi kita tidak bisa nilai valuasi market BSN, sehingga valuasi lebih cocok memakai pendekatan sum of the parts (SOTP).
Kalau dilihat dari valuasi, dengan ekuitas BSN Rp6,47 triliun, setiap kenaikan 1 poin ROE BSN menambah sekitar Rp64,7 miliar laba bersih grup. Jadi kalau BSN bisa meraih ROE 10% sampai 15%, kontribusinya ke EPS konsolidasi signifikan. Namun investor juga perlu sadar, fase awal BSN bisa saja penuh biaya operasional tambahan sebelum mencapai skala ekonominya, meski sinergi jaringan dan teknologi dengan BTN diharapkan menekan biaya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Risiko terbesar ada pada mispersepsi pasar. Investor yang hanya membaca laporan induk bisa salah menilai penurunan aset dan laba sebagai pelemahan, padahal itu sekadar pergeseran pencatatan. Risiko lain ada di transisi teknologi, keamanan siber, serta pengalihan kontrak dengan pihak ketiga. BTN sudah menyiapkan mitigasi lewat phased implementation, hardening sistem, dan komunikasi hukum. Tantangan berikutnya adalah eksekusi strategi agar BSN benar-benar bisa merebut pangsa pasar syariah. Ingat kan dulu waktu $BRIS baru merger, langsung kena hack bank mereka. Jadi itu risiko transisi yang bisa terjadi.
Ringkasan rencana spin off diumumkan 25 September 2025, batas keberatan kreditur 10 Oktober, RUPSLB 18 November, akta pemisahan 19 November, dan target efektif 15 Desember. Investor perlu memantau agenda ini, terutama realisasi setoran modal BSN agar status KBMI 2 tercapai. Setelah itu, yang penting adalah konsistensi laporan proforma dan segment disclosure, supaya pasar bisa menilai kinerja segmen konvensional dan syariah secara apple to apple.
Spin-off ini memberi BTN dua mesin pertumbuhan. BTN Konvensional tetap kuat di KPR, sementara BSN punya ruang besar di perbankan syariah yang pertumbuhannya melampaui konvensional. Unlock value inilah yang menjadi daya tarik jangka panjang. Investor ritel sebaiknya fokus pada laporan konsolidasi untuk menilai EPS dan ROE grup, lalu gunakan laporan induk dan BSN sebagai alat diagnostik tambahan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
UUS BSN memberi kontribusi signifikan dengan aset 12,9% dan laba 29% pada LK BBTN 2024. Setelah spin-off, aset grup diproyeksikan naik 7,76% pada 2025, dengan BSN tumbuh hampir 19%. Tidak ada laba yang hilang, hanya berpindah pos dari induk ke anak lalu kembali di konsolidasi. Valuasi terbaik memakai pendekatan sum of the parts, dan peluang besar ada pada eksekusi BSN sebagai bank syariah mandiri.
🟢UUS BTN 2024 aset Rp60,56T dan laba Rp872M, kontribusi besar.
🟢Aset grup proyeksi 2025 Rp506,05T naik 7,76% yoy.
🟢BSN proyeksi aset Rp71,90T naik 18,73% yoy.
🟢Ekuitas BSN Rp6,47T, modal disetor Rp6,379T KBMI 2.
🟢EPS BTN 2024 Rp214, laba Rp3,007T.
🟢Laba konsolidasi tidak hilang, hanya berubah pos.
🟢Belum ada rencana IPO BSN dalam prospektus.
🟢Valuasi pakai SoTP, kontribusi ROE BSN krusial.
🟢Risiko utama adalah investor salah baca LK induk, transisi TI, kontrak.
🟢Dua mesin pertumbuhan: BTN konvensional KPR dan BSN syariah.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
Sebelumnya, tgl 25-Aug, ane predict $BACA bearish ke 141. Penurunan -11.88% dari harga awal 160. https://stockbit.com/post/20350542
Skr saatnya test kekuatan bear BACA
$VINS $VICO
STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Victoria Investama (VI), pemegang saham pengendali PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), memborong 123.919. 497 unit (0,78%) saham emiten perbankan tersebut pada 15 September 2025.
Seperti dikutip dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan Manajemen,...
stockwatch.id