US Dollar / Rupiah
Currencies
Follow
16,342.80
▴ 100.80 (0.62)
As of Mon 00:00
0
Volume
NA
Avg Volume
Rilis data ekonomi US
❌ Industrial Production MoM Jun = 0,3% (vs previous 0%, vs consensus 0,1%)
➖ Manufacturing Production MoM Jun = 0,1% (vs previous 0,3%, vs consensus 0%)
➖ Industrial Production YoY Jun = 0,7% (vs previous 0,7%)
❌ Manufacturing Production YoY Jun = 0,8% (vs previous 0,6%)
❌ Capacity Utilization Jun = 77,6% (vs previous 77,5%, vs consensus 77,4%)
Output produksi industri dan manufaktur US tumbuh di atas ekspektasi.
Aktivitas ekonomi yang masih kuat seperti ini dibarengi dengan inflasi yang belum konsisten turun, akan terus menunda Fed untuk cut rate.
$USDIDR $BTC $SP500
Rilis data ekonomi US
✅ PPI MoM Jun = 0% (vs previous 0,3%, vs consensus 0,2%)
✅ Core PPI MoM Jun = 0% (vs previous 0,4%, vs consensus 0,2%)
✅ PPI Ex Food Energy Trade MoM Jun = 0% (vs previous 0,1%)
✅ PPI YoY Jun = 2,3% (vs previous 2,7%, vs consensus 2,5%)
✅ Core PPI YoY Jun = 2,6% (vs previous 3,2%, vs consensus 2,7%)
✅ PPI Ex Food Energy Trade YoY Jun = 2,5% (vs previous 2,8%)
Inflasi harga produsen US melemah signifikan baik secara bulanan maupun tahunan di bawah ekspektasi.
Rilis ini bertolak belakang dengan inflasi harga konsumen (CPI) yang justru naik tipis.
Diharapkan ini menjadi pertanda pengaruh tarif Trump masih minim.
Sehingga harga konsumen di bulan-bulan mendatang bisa tertahan inflasinya, tidak melanjutkan kenaikan lagi.
Membuka peluang Fed cut rate, setidaknya di September.
$IHSG $USDIDR $BBRI
✅ BI Rate turun 25bps jadi 5,25%
https://cutt.ly/LrI0XqLL
$SMGR $INTP $USDIDR
Kesepakatan Dagang Terbaru: RI Berhasil Negosiasi, Tarif Impor AS Turun Jadi 19%
Setelah melalui proses negosiasi yang alot, Indonesia akhirnya berhasil menurunkan tarif impor produk-produk ke Amerika Serikat dari sebelumnya 32% menjadi 19%. Penurunan ini menjadi hasil diplomasi strategis, terutama setelah Indonesia resmi diterima sebagai anggota BRICS. Menariknya, AS memutuskan tidak memberlakukan tambahan tarif 10% yang dikenakan kepada negara-negara BRICS, khusus untuk Indonesia—sebuah ‘kemenangan diplomatik’ yang disambut positif oleh pelaku pasar.
Kabar ini langsung menciptakan sentimen euforia di pasar modal Indonesia. Banyak analis memperkirakan akan terjadi fenomena panic buy, terutama pada sektor-sektor yang sangat bergantung pada ekspor ke Amerika seperti tekstil, elektronik, furnitur, dan agrikultur. Saham-saham di sektor manufaktur pun berpotensi naik tajam karena ekspektasi peningkatan volume ekspor dalam waktu dekat seiring membaiknya iklim dagang.
Tak hanya itu, sektor logistik, pelabuhan, dan distribusi juga kemungkinan akan ikut terdampak positif karena peningkatan lalu lintas barang. serta perusahaan ekspor berbasis makanan dan minuman juga diprediksi akan mengalami lonjakan permintaan dan perbaikan margin. Kembalinya kepercayaan investor asing terhadap stabilitas dagang Indonesia juga bisa mendorong aliran dana masuk ke IHSG.
Namun demikian, pasar tetap perlu mencermati respons lanjutan dari AS terhadap kebijakan dagang BRICS secara keseluruhan. Meskipun Indonesia mendapat perlakuan khusus, ketegangan geopolitik dan arah kebijakan proteksionisme Trump bisa berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, strategi jangka pendek yang tak melupakan manajemen risiko tetap penting di tengah euforia saat ini.
$IHSG $USDIDR $BBRI
Rilis data ekonomi US
➖ Core Inflation Rate MoM Jun = 0,2% (vs previous 0,1%, vs consensus 0,3%)
➖ Inflation Rate MoM Jun = 0,3% (vs previous 0,1%, vs consensus 0,3%)
➖ Core Inflation Rate YoY Jun = 2,9% (vs previous 2,8%, vs consensus 3%)
➖ Inflation Rate YoY Jun = 2,7% (vs previous 2,4%, vs consensus 2,7%)
❌ NY Empire State Manufacturing Index Jul = 5,50 (vs previous -16,00, vs previous -9)
Inflasi harga konsumen US meningkat lajunya secara bulanan maupun tahunan walaupun masih di bawah ekspektasi.
Memang realisasi inflasi belum seburuk yang ditakutkan sebagai efek kebijakan tarif Trump.
Namun aktivitas ekonomi US yang dinilai masih kuat di tengah ketidakpastian yang tinggi dan inflasi yang belum konsisten turun, nampaknya akan mendorong Fed kembali menahan suku bunga di pertemuan akhir Juli ini.
$IHSG $BTC $USDIDR
Kini hadir, (mulai) trade derivatif 24-Hours!
"... everyone can trade; (however, not) everyone can make money" 🧑💻
So, (dyor) be careful brother's.
https://cutt.ly/BrIhg0iN
https://cutt.ly/drIhg1FL
Tag: Pluang
@usstocks @etf
@IDX
$USDIDR
$IHSG
Thank's a lot of to papa Trump, tariff war fear.
"... momentum nambah muatan us stocks, cash in dollar, and cryptocurrency $BTC"
Rebalancing portofolio, quartal selesai 🙎♂️ Selanjutnya, monitoring indeks lokal kita.
https://cutt.ly/RrIuT08r
Disc ON! & dyor, always.
Tag: Pluang
52weeks
$USDIDR
$IHSG
❌ Trump mengumumkan Uni Eropa dan Meksiko kena tarif 30%
https://cutt.ly/frItJQjv
$IHSG $USDIDR $SSMS
Real Diversifikasi ala Ray Dalio. Moga aja multibagger dua-duanya 1 tahun kemudian. $SGDIDR Uptrend jangka panjang dan pihak bursa Singapura mulai melakukan kebijakan untuk meningkatkan liquidasi di pasar saham mereka, $USDIDR double top, tpi Tingkat pengangguran menurun dan adanya kemungkinan stimulus dari "The one big beautiful bill" dengan jaminan transaksi export yg dilakukan oleh Indonesia beserta negara lain dan penetapan tariff. Inflasi = bill akan menjadi menarik + proteksi dollar dengan tariff meningkatan kompetitas perusahaan dalam negeri.
Cut Rate akan dilakukan, sektor ritel bkal terbang, Arah ekonomi global akhirnya beranjak ke Green Energy. Banyak story saham yang ditawarkan di Indonesia. Pilih salah satu storynya, dan tetap loyal, jgn maruk.
Dan juga Arah Investasi Ekonomi Global, akan ke Emerging markets, Gain yg lebih besar dibandingkan Developing market akan menarik perhatian para Investor asing untuk ber-investasi ke negara seperti Indonesia dan India, namun safe heaven yang sesungguhnya sebenarnya bukan hanya Swiss Franc, melainkan Singapura Dollar, Negara yang cukup piawai dalam mengelola uang dan juga memiliki potensi multibagger seperti di Indonesia.
Namun Indonesia cukup diminati oleh para pengusaha, karena SDA yg cukup banyak disini, dan ini hanya dalam sisi perusahaan asing, bukan sisi investor asing. Backdoor yang marak karena, yah saya orang teknikal, saya juga tahu karakter Indonesia itu seperti apa, Kita ambil contoh, budaya wanita yang Ingin dipertanggungjawabkan oleh laki-laki, titik gk pke koma, dan sekarang kita coba ambil logika yg sama dengan itu, perusahaan Indonesia, ingin dipertanggungjawabkan oleh PSP baru. Kriteria PSP baru sama kyk kriteria cowok di mata wanita, yaitu harus mapan, dan mau berusaha. Makanya, backdoor listing yg sukses biasanya klo di backdoor konglo atau foreign konglo, dan itulah kenapa Indonesia cukup menarik, karena murahan 🤣🤣🤣.
Selama Inflow asing mengalahkan outflow para penjudol, hrusnya Indonesia aman²aja (Tolong pak pres, promosi kan judi legal yg disebut BEI, bilang klo mw judi, di saham Indonesia aja, biar para penjudi minat disini 🤣🤣).
Analisa Teknikal secara filosofis mengajarkan kita tentang membaca probabilitas masa depan berdasarkan data historis, dan berdasarkan data historis, Indonesia berhasil rebound dari krisis walaupun pemerintah nya rada² sableng. Krismon 1998 diatasi oleh B. J. Habibie, Krisis Subprime Mortgage 2008 diatasi oleh S. B. Y. Krisis COVID-19 diatasi sama saham Konglo. Dan dari sini kita bisa tahu, setiap krisis, yang mengatasi nya adalah antara presiden, atau pihak ketiga. Sekrisis-krisisnya kita, kita gk punya history gagal dalam menangani krisis (Dan yah, lagi² kelas menengah kebawah yg jadi korbannya).
Intinya, menjelang tahun esok, amankan cash, dan juga, klo invest, Invest berdasarkan orang nya, bukan usahanya, karena seseorang yang bisa menyulap bisnis apapun menjadi emas, memiliki intrinsik value yg tak terbatas dibandingkan perusahaan nya, dan itu tidak bisa ditakar dengan angka semata.
Cukup sekian tulisan saya ini.
Disclaimer on.
1/2
➖ Ada kemungkinan Presiden Prabowo bakal bertemu langsung dengan Trump untuk berbicara soal tarif.
https://cutt.ly/0rUNAzo4
$IHSG $ADRO $USDIDR
Review Chart: Data IMF Bikin Shock Peta Devisa Dunia Berbalik Arah
Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Tadi saya baru baca satu artikel di CNBC Indonesia yang judulnya Data IMF Bikin Shock Peta Devisa Dunia Berbalik Arah. Yang share salah satu member. Secara isi, artikel ini sebenarnya keren banget. Ngomongin soal data dari IMF yang nunjukin kalau dominasi Dolar AS sebagai cadangan devisa global mulai agak goyah. Dari yang sebelumnya 57,8% di akhir 2024, turun jadi 57,7% di kuartal I 2025. Tipis sih, tapi yang bikin heboh bukan itu, melainkan Franc Swiss yang tiba-tiba melesat. Dari cuma 0,17%, langsung lompat ke hampir 0,8% dalam satu kuartal. Nilainya juga naik dari US$20,12 miliar ke US$88,39 miliar. Gila, lebih dari tiga kali lipat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Artikel ini juga nyambungin lonjakan itu ke status Franc Swiss sebagai mata uang safe haven, apalagi sejak awal 2025 udah naik 14% terhadap dolar. Jadi bank-bank sentral dunia mulai belanja Franc Swiss buat cadangan, sebagai cara buat diversifikasi risiko selain dolar dan euro.
Tapi semua excitement itu langsung ambyar pas lihat grafik yang disediakan di artikel. Niat hati mau makin paham, tapi malah bikin mata kram. Pie chart-nya isinya 100% hijau. Serius, semua irisannya pakai gradasi warna hijau. Ada yang hijau muda, hijau pupus, hijau lumut, hijau army, hijau pingsan, sampai hijau yang kayak udah capek hidup. Saking miripnya, saya sampai merasa seperti orang yang tiba-tiba kena buta warna. Apalagi kalau lihatnya lewat HP, makin kecil, makin gak jelas mana yang Dolar Kanada, mana yang Yuan, mana yang Franc Swiss. Rasanya kayak lagi main tebak-tebakan warna daun. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Yang bikin tambah pusing, dari sembilan kategori mata uang yang ada di grafik, cuma dua yang dikasih label langsung di chart-nya, Dolar AS dan Euro. Sisanya dibiarkan misterius, tanpa label angka. Franc Swiss yang jadi highlight artikel malah tenggelam kayak topping martabak yang cuma dikasih satu butir kacang. Harus ngintip-ngintip ke legenda buat tahu letaknya di mana, itu pun dengan warna yang juga sama-sama hijau. Udah kayak cari jarum di tumpukan daun sawi.
Dan soal jenis grafiknya sendiri, pie chart ini dari awal udah salah pilih. Kalau datanya banyak dan perbedaan angkanya kecil-kecil, pie chart bukan jawabannya. Soalnya makin banyak irisan, makin susah dibaca. Belum lagi ini grafik cuma nunjukin snapshot satu waktu, Q1 2025. Padahal artikel ngomongin soal perubahan dari Q4 2024 ke Q1 2025. Jadi gak kelihatan lonjakannya di mana. Kalau tujuannya mau nunjukin perubahan drastis Franc Swiss, grafik ini sama sekali gak bantu. Malah bikin bingung. Ibarat nulis berita soal seseorang yang tiba-tiba jadi kaya raya, tapi fotonya masih pake baju bolong dan berdiri di belakang truk sampah.
Apakah itu grafik buatan AI? Soalnya kalau manusia yang bikin grafik ini, sungguh terlalu. Apakah ibu kerjaan anak magang CNBC atau orang buta warna? Tapi ya gimana, mau siapa pun yang bikin, AI, magang, atau bahkan si buta warna, semua masih bisa dimaklumi. Yang gak bisa dimaklumi itu kalau grafik kayak gini bisa lolos dan tampil di media berita resmi nasional tanpa ada yang ngecek dulu. Ini bukan iseng share di grup keluarga, ini data resmi dari IMF yang disajikan ke publik. Kalau user Stockbit seperti kita yang buat salah, ndak apa-apa karena kita main Stockbit ndak ada editor seperti di kantor berita resmi. 🗿🗿🗿
Padahal solusi untuk chart CNBC itu gampang. Pertama, ganti pie chart-nya jadi bar chart. Bar chart bisa kasih gambaran yang jauh lebih jelas, apalagi kalau mau nunjukin perubahan dari dua waktu berbeda. Kedua, jangan pakai warna hijau semua. Tolonglah. Pakai warna yang beda-beda dikit supaya mata gak capek. Ketiga, kasih label angka ke semua kategori, bukan cuma dua yang besar. Terakhir, highlight bagian Franc Swiss biar sinkron sama isi artikel. Bisa pakai warna kontras, outline, atau tanda panah. Saya cuma bisa sarankan karena saya sendiri ndak tau cara buatnya. 🙈🙈🙈
Artikel CNBC ini sebenarnya sangat bagus, datanya juga kuat, insight-nya menarik. Tapi semua itu jadi hilang arah cuma gara-gara satu grafik yang dibikin asal-asalan. Visualisasi data itu bukan pajangan, tapi bagian dari komunikasi. Kalau grafiknya malah bikin orang salah paham atau bahkan gagal paham, ya sama aja kayak nulis berita penting tapi pakai font putih di background putih. Gak kelihatan. Jadi buat yang bikin grafik ini, siapa pun itu, mungkin perlu dikasih catatan, jangan pakai satu warna buat semuanya, dan jangan biarkan chart yang bikin orang frustrasi nangkring di artikel yang sebenarnya bisa bikin orang lebih paham dunia.
Intinya adalah setelah baca artikel CNBC kesimpulan yang bisa diambil adalah buang dollar $USDIDR kalian, borong rupiah biar bisa ke 5000 sesuai pesan Prabowo. 🙈🙈🙈
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $ADRO
1/10
Rilis data ekonomi US
❌ Initial Jobless Claims = 227K (vs previous 232K, vs consensus 235K)
➖ Continuing Jobless Claims = 1965K (vs previous 1955K, vs consensus 1980K)
➖ Jobless Claims 4 Week Average = 235,5K (vs previous 241,25K)
Initial jobless claims turun di luar ekspektasi, sementara continuing claims naik sedikit tapi masih di bawah ekspektasi.
Menunjukkan pasar tenaga kerja US yang masih terus bertahan kuat dengan hanya pelemahan terbatas.
Menjadi faktor bagi Fed untuk menunda cut rate sebelum inflasi dipastikan turun.
$USDIDR $IHSG $XAU
➖ US Dollar Index DXY masih bertahan di kisaran 97,5.
Rilis FOMC Minutes menunjukkan pandangan anggota Fed masih terbagi antara yang mendukung cut rate di Juli ini, atau yang memilih cut rate baru dilakukan pada akhir tahun.
Pendapat mengenai inflasi dan tarif juga terbagi.
Antara yang masih mengkhawatirkan inflasi bakal naik akibat tarif, maupun yang sudah lebih yakin kalau inflasi akan terus turun dengan hanya sedikit dampak dari tarif.
Ketidakpastian masih tinggi, tergantung dengan data yang rilis, dan juga manuver kebijakan tarif Trump kedepannya.
$USDIDR
➖ Selama Fed belum cut rate, maka apa yang diinginkan Trump tidak berjalan sesuai rencana.
Ekonomi lemah, pendapatan pajak turun, kebijakan tarif gantung.
$BTC $XAU $USDIDR
➖ Trump kembali menggertak kalau surat-surat tarif yang dikirimkan tetap akan berlaku 1 Agustus 2025, sampai saat ini tidak ada perubahan, dan tidak akan ada perpanjangan lagi.
Kecuali kalau ada deal 🫢
Kan isi suratnya begitu.
$USDIDR $BMRI $ERTX
Jatuh Tempo Negosiasi Tarif : Masih Ada Waktu, Jangan Panik Sell
Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebutkan bahwa tenggat waktu 1 Agustus untuk penerapan tarif timbal balik "tidak 100% pasti" menjadi angin segar di tengah kekhawatiran global. Banyak pelaku pasar sempat terpukul oleh wacana tarif tambahan ini, yang bisa berdampak langsung pada ekspor-impor berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, dengan sikap terbuka Trump terhadap negosiasi lanjutan, dunia kini masih memiliki ruang gerak untuk memperbaiki ketegangan dagang sebelum benar-benar jatuh ke jurang perang tarif besar-besaran.
Bagi investor, khususnya di pasar saham, kabar ini seharusnya menjadi pengingat untuk tidak terburu-buru melakukan panic selling. IHSG dan sejumlah indeks regional sempat menunjukkan tekanan akibat sentimen negatif dari isu tarif, namun dinamika ini masih sangat cair. Pemerintah-pemerintah dunia, termasuk Indonesia, diyakini tengah bekerja keras membuka jalur diplomasi dan menyusun proposal alternatif yang dapat meringankan tekanan dari kebijakan dagang AS tersebut.
Indonesia sendiri memiliki kepentingan besar dalam menjaga kestabilan hubungan dagang dengan Amerika Serikat, salah satu mitra dagang utama. Sektor seperti tekstil, otomotif, dan elektronik menjadi yang paling berpotensi terdampak jika tarif benar-benar diberlakukan. Oleh karena itu, langkah antisipatif dari pemerintah bersama pelaku industri sangat krusial dalam satu bulan ke depan. Komunikasi strategis dan respons cepat terhadap setiap perkembangan negosiasi akan menentukan posisi Indonesia dalam peta perdagangan global.
Dengan waktu sekitar satu bulan sebelum jatuh tempo 1 Agustus, para pelaku pasar diminta untuk tetap rasional. Alih-alih panik, inilah saatnya untuk mengamati perkembangan diplomasi global secara cermat dan menilai potensi saham atau sektor mana yang justru bisa mengambil manfaat dari ketidakpastian ini. Dunia belum menutup pintu negosiasi — dan selagi itu masih terbuka, selalu ada peluang di balik tekanan.
$IHSG $USDIDR $BBRI
❌ Uang Primer Adjusted (M0) Indonesia hanya tumbuh single digit +8,6% yoy pada Juni 2025.
Melambat signifikan dari Mei 2025 yang masih tumbuh +14,5% yoy.
M0 yang tumbuh melambat apalagi sampai di bawah 10% bukanlah berita baik, karena mengindikasikan aktivitas ekonomi Indonesia yang makin lesu.
$BTPS $BRIS $USDIDR
❌ Daftar lengkap surat tarif yang dirilis Trump sampai saat ini
(Perbandingan Liberation Day -> Tariff Letter)
🇯🇵Jepang = 24% -> 25%
🇰🇷Korea Selatan = 25% -> 25%
🇲🇾Malaysia = 24% -> 25%
🇰🇿Kazakhstan = 27% -> 25%
🇿🇦Afrika Selatan = 30% -> 30%
🇱🇦Laos = 48% -> 40%
🇲🇲Myanmar = 44% -> 40%
🇹🇳Tunisia = 28% -> 25%
🇮🇩Indonesia = 32% -> 32%
🇧🇩Bangladesh = 37% -> 35%
🇷🇸Serbia = 37% -> 35%
🇰🇭Kamboja = 49% -> 36%
🇹🇭Thailand = 36% -> 36%
🇧🇦Bosnia = 36% -> 30%
Semua baru berlaku 1 Agustus 2025.
Saat ini masih berlaku universal tariff 10%.
Besaran tarif yang ditetapkan mayoritas tidak ada perubahan berarti dibandingkan Liberation Day.
Yang diturunkan agak banyak (lebih dari 3%) cuma Myanmar, Laos, Kamboja, dan Bosnia.
Namun hasil akhirnya, tarif buat mereka tetap tergolong tinggi.
Bisa diduga ini hanyalah strategi US untuk menunda-nunda deal supaya tidak kelihatan 'mudah', memperpanjang waktu negosiasi tapi tidak mau berterus terang menyampaikannya, sekaligus memberi tekanan kepada mitra dagang globalnya.
Namun ini juga berarti ketidakpastian masih sangat tinggi, pelaku pasar masih terus berhati-hati.
$GJTL $PANI $USDIDR
➖ Sampai saat ini belum ada rilis surat pemberitahuan tarif lanjutan dari Trump.
Baru 2 surat yang terbit untuk Jepang dan Korea Selatan.
Keduanya kena tarif 25%.
Artinya tarif untuk Korea Selatan tidak berubah dari penetapan tarif resiprokal awal saat liberation day di 25%.
Tarif untuk Jepang justru naik dari semula 24% jadi 25%.
$USDIDR $BMRI $BBCA
➖ Keterangan Pers Menko Perekonomian dan Wakil Menlu di Rio de Janeiro, Brasil mengupdate perkembangan KTT BRICS
https://cutt.ly/UrYZ0gd0
Menko menekankan posisi strategis BRICS yang kini mencakup 56% populasi dunia, 40% GDP dunia, dan bahkan BRICS sudah melebihi G7 jika GDP dihitung berdasarkan PPP.
Posisi strategis ini bertujuan untuk mendorong kemajuan negara berkembang (global south), dan komitmen untuk mendorong reformasi tatanan global dan hukum internasional, salah satunya WTO.
Negara anggota BRICS termasuk Indonesia akan mengupayakan ini di PBB (UN), mengembalikan semangat multilateralisme.
Sejalan dengan upaya reformasi di PBB, BRICS juga memanfaatkan NDB (New Development Bank) untuk mempercepat kemajuan negara berkembang.
$USDIDR $BMRI $BREN
Alarm Bahaya untuk Negara BRICS: Indonesia Terancam Dampak Tarif Tambahan dari AS🚨🚨🚨
Langkah kontroversial yang diambil oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memunculkan kekhawatiran besar bagi negara-negara yang tergabung dalam BRICS, termasuk Indonesia. Dalam pernyataan terbaru yang disampaikan pada Minggu malam waktu setempat, Trump mengumumkan bahwa seluruh negara yang berafiliasi dengan aliansi BRICS akan dikenakan tambahan tarif impor sebesar 10%. Kebijakan ini disebut sebagai respons atas apa yang diklaim sebagai praktik-praktik anti-Amerika yang dilakukan oleh kelompok BRICS.
Keputusan ini berpotensi menimbulkan gelombang tekanan ekonomi baru, terutama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai bagian dari BRICS+, Indonesia sedang memperkuat kerja sama strategis dalam kerangka ekonomi multipolar. Namun kini, langkah tersebut justru menjadi bumerang. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, komoditas kelapa sawit, hingga produk perikanan bisa menghadapi hambatan lebih besar untuk masuk ke pasar AS—salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Efek dari kenaikan tarif 10% ini tidak bisa dianggap sepele. Selain akan menurunkan daya saing harga produk Indonesia di pasar AS, kebijakan ini juga dikhawatirkan memicu pengalihan pesanan ke negara lain yang tidak dikenai sanksi tarif serupa. Industri padat karya yang selama ini bergantung pada ekspor, terutama ke Amerika, bisa terpukul telak. Risiko PHK massal dan turunnya kinerja ekspor nasional menjadi ancaman nyata apabila kebijakan ini benar-benar diberlakukan secara luas dan konsisten.
Pemerintah Indonesia harus bergerak cepat merespons dinamika ini. Diplomasi dagang perlu diperkuat untuk membuka jalur negosiasi dengan Washington dan memitigasi risiko tarif tambahan. Selain itu, upaya diversifikasi pasar ekspor harus segera dipercepat dengan menyasar negara-negara non-AS seperti Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Strategi substitusi pasar dan penguatan konsumsi domestik menjadi penting untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Jika langkah-langkah tak segera diambil, Indonesia bisa terjebak dalam konflik dagang berkepanjangan yang menyulitkan pertumbuhan ekonomi ke depan. Dunia sedang berubah ke arah geopolitik yang semakin memanas, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia harus cerdas membaca peta kekuatan agar tidak menjadi korban di antara benturan kekuatan global.
$IHSG $USDIDR $BBRI
✅ Cadangan devisa Indonesia sedikit meningkat pada Juni 2025 menjadi USD 152,6 miliar.
Dari semula USD 152,5 miliar pada Mei 2025.
Posisi cadev masih tinggi untuk menahan gejolak ketidakpastian global.
$BBRI $BNGA $USDIDR
@Haedaralatas1 ini ak denger dr temen yg invest ke saham US, ak kebetulan blum tertarik karena blum ada dana lebih buat invest ke sana jd ak ga tanya mendalam.
dari yg beliau ceritain, invest nya mesti dalam bentuk dollar (ya iyalah) tapi masalahnya pas transfer ke brokernya mahal. banget. flat free usd 25. jd demi ga kena fee sering2, dia sekali transfer gede.
untung ga saham beliau? katanya untung. tp ak gtw seberapa gede. dia skrg malah melirik saham indo, kenapa? karena meski untung, pajaknya kalo dia tarik sekarang gede bangettt ga kayak indo yg pajaknya cuma pajak jual & dividen, itu pun kalo ga reinvest. pajaknya katanya murah ntar kalo dia uda pensiun cairinnya, makanya dia mo biarin dulu.
sekuritas yg saya pernah denger2 dipake beli saham luar: gotrade & eToro.
mungkin bisa memberikan tambahan pertimbangan hal2 yg perlu dicek ya 🙏
kalo bole tau, emang return s&p 500 5 thn belakngan ini berapa sih sampe agan tertarik? $IHSG kan 38% dan $USDIDR 11%. $BBCA 47% btw, sapa tau bagusan all in bbca 🤣
Senin kalau begini sih modal nekat,eh asing bakalan masuk lagi,kita kira $USDIDR tembus gak ya 16k down bulan ini??? berharap saja era akumulasi bakalan terjadi lagi,chek saham saham dengan harga penurunan dan belum ada kenaikan,jadi beberapa saham yang udah naik dalam 1 Minggu terutama saham dengan energi dan komoditas bisa di singkirkan perlahan,masuk ke saham dengan PBV under 1 atau 0,5 yang lebih murah,tapi chek lagi fundamental, kepemilikan ritel dan institusi yang jadi momentum yang pembalikan arah.yang udah lama di market pasti tau, kalau big bank kayak nya masih ada kelanjutannya bullish nya terutama dari sektor ekonomi yang sedang di beritakan.yaitu pertumbuhan ekonomi yang melambat di lokal maupun global,akumulasi itu di saat harga bottom,bukan downtrend.CMIIW
https://cutt.ly/yrYvo2PY
➖ Trump menyatakan akan mengirim surat pengumuman tarif kepada sekitar 12 negara pada hari Senin.
Untuk negara lainnya akan menyusul beberapa hari kemudian.
https://cutt.ly/LrYcGQXI
Sebelumnya, Trump mengatakan akan memilih cara pengiriman surat pemberitahuan tarif, dibandingkan penyelesaian negosiasi dengan satu per satu negara yang memakan waktu.
$IHSG $USDIDR $ADMR