


Volume
Avg volume
PT Total Bangun Persada Tbk, yang pertama kali didirikan sebagai PT Tjahja Rimba Kentjana pada 4 September 1970 dan berganti nama menjadi PT Total Bangun Persada pada 1981, adalah perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia yang mengkhususkan diri pada pembangunan gedung-gedung komersial dan high-rise bertaraf internasional. Sejak mencatatkan saham perdana (kode TOTL) di Bursa Efek Indonesia pada 25 Juli 2006, TOTAL memfokuskan operasionalnya pada penerapan Lean Construction, prinsip green building melalui Green Building Council Indonesia, dan efisiensi proses kerja. Perseroan telah menyelesaikan lebih dari 900 proyek prestisiu... Read More
Hal esensial yang menurut saya penting untuk disampaikan dalam kelas investasi saham manapun
1. Sebuah usaha selalu dibiayai oleh modal. Penyedia modal tidak hanya penyedia ekuitas, namun juga penyedia hutang. Sehingga, menilai sebuah bisnis dari ROE saja adalah sebuah kekeliruan, kecuali untuk financial companies atau perusahaan tersebut 100% dibiayai oleh ekuitas. Secara hierarki klaim hak atas penyertaan modal, penyedia hutang lebih diprioritaskan daripada penyedia ekuitas. Sebagai gantinya, yang mengendalikan operasi perusahaan selalu penyedia ekuitas.
2. Atas modal yang disertakan oleh penyedia hutang dan ekuitas, maka perusahaan akan terkena biaya atas modal tersebut. Biaya untuk ekuitas disebut cost of equity (COE). Biaya untuk hutang disebut cost of debt (COE). Rata-rata tertimbang antara kedua biaya tersebut dinamakan weighted average cost of capital (WACC). Atas biaya rata-rata ini, maka Perusahaan diharapkan mampu mencatat imbal hasil melebihi ini, baru tercipta value bagi penyedia ekuitas. Biaya-biaya ini penting karena akan dijadikan perbandingan terhadap kinerja perusahaan. Untuk penyedia ekuitas, COE akan menjadi hurdle rate nya, yaitu imbal hasil minimal yang diharapkan untuk diperoleh ketika menyediakan ekuitas untuk suatu perusahaan.
3. Karena dibiayai oleh ekuitas dan hutang, maka return sebuah usaha seyogyanya berbasis pada keseluruhan modal bersih, tidak hanya terbatas pada ekuitas saja. Salah satu pendekatannya adalah menggunakan rasio laba operasi setelah pajak dibandingkan dengan total modal bersih (ekuitas dan hutang dipotong kas dan aset non operasi). Ini disebut juga return on invested capital (ROIC). Mengapa konsep ini penting? Agar bisa membandingkan kinerja mesin pencetak arus kas dengan perusahan sejenis lainnya secara adil. In fact, laba operasi bersih setelah pajak adalah cikal bakal dari arus kas operasi dan arus kas operasi adalah arus kas terbesar dari keseluruhan kas yang dihasilkan oleh perusahaan. Memahami ROIC berarti bekerja pada framework DCF.
Dari poin no 2, logikanya sebagai penyedia ekuitas, anda tidak akan mau berinvestasi pada perusahaan yang ROE nya di bawah hurdle rate Anda. Logikanya, investlah di company yang konsisten ROE nya di atas COE. Syukur2 dapatnya di PBV 1 ke bawah. Ini baru bargain yang benar.
Tapi ada jurus ngeyel investor punya COE 12% lalu beli company ROE 6% hanya karena PBV nya diskon cuma 0,3x. Bisa untung ga? Ya bisa aja kalau market adjust ke fair price (PBV 0,5x) dalam waktu singkat. Ini disebut reversion to the mean. Tapi ini berpacu dengan waktu, sebab 1-2 tahun berikutnya kinerja masih ROE 6%, maka PBV nya akan semakin susah jadi 0,5x karena market sudah mem-punish company tersebut payah (destroying value dari tahun ke tahun). Ini tipe bargain yang menurut saya keliru.
$TOTL $JTPE $BMRI
Request Analisis TOTL Part 2
part satunya di sini > https://stockbit.com/post/25477024
Apakah TOTL Bagus di sektornya ?
mari Dibandingkan
TOTL x JKON x NRCA
TOTL
ROA Nya 10%
ROE 30%
Div Yield tahun buku 2024 9%
Net Margin 10%
$JKON
ROA 0,5%
ROE 0,7%
Div Yield Tahun buku 2024 4%
Net Margin 0,7%
$NRCA
ROA 7,5%
ROE 14%
Dividen Yield 6,5%
Net Margin 5,8%
TOTL lebih unggul
Lalu diharga sekarang apakah $TOTL Cukup bagus dibeli?
Dari Div yieldnya diatas bunga deposito bisa dijadikan tanda oke, namun untuk dapat upside harga ( Capital gain) memerlukan MOS tebal dan growth konsisten
Dengan PER Disetahunkan 8x Maka cukup murah
Bv ratio 2x diatas nilai buku nya, namun kalau lihat EV ÷ ebitda 4,6x seperti melihat harta Karun, artinya untuk akuisisi pasar menghargai 6 tahun laba operasional nya
kesimpulan nya secara historical BV 4tahun terakhir tengahnya ada di 1,5x saya tarik di 585 sebagai patokan paling dasar bahwa harga jika turun dibawah segitu masuk area diskon besar
untuk proyeksi kedepannya sih oke ya TOTL ini cuma jika bisa diperbaiki Investasi nya di saham bisa dikembangkan, lalu segmen Sewa peralatan konstruksi bisa di genjot, optimalisasi anak usaha nya terutama yang bergerak di sektor Real estate, sisanya oke
liabilitas juga terjaga baik, Current Ratio masih bagus 1,25X

Request analisa Saham $TOTL
Apa yang harus pertama di lakukan yaitu kenalan dengan emitennya cek bagian umum
TOTL Merupakan perusahaan konstruksi dan kegiatan lain yang berkaitan dibidang tersebut kantornya ada di Jl Letjen S Parman Kav 106 Jakarta barat, mulai beroperasi dari 1970 sebagai Holding company yang fokus dibidang konstruksi, Jadi intinya perusahaan Holding company yang bergerak di bidang konstruksi
* Konstruksi yaitu kegiatan usaha membangun sesuatu, baik gedung atau bangunan lainnya , yang diberikan oleh client
TOTL punya anak usaha secara langsung
• PT Total persada development kepemilikan TOTL 99,7 % Di dirikan tahun 2010
• PT Total persada Indonesia ( Perusahaan kontraktor) dengan kepemilikan 99% perusahaan ini di dirikan tahun 2012
• PT Total Pola Frame work ( Jasa instalasi) kepemilikan 66% di dirikan 2015
Dan punya cucu usaha dibawah PT Total persada development yang merupakan perusahaan Pengembangan
• PT Adhiguna Utama ( Real estate )
• PT inti Propertindo jaya ( Real estate )
Lalu dari mana TOTL mendapatkan uang, apakah dengan jualan batu bata ke anak perusahaan? 😂
mari kita cek, Pendapatan usaha di berikan keterangan lewat catatan 2.s/30/36 Masuk bagian laporan laba rugi
Sebagai berikut:
2.s Pendapatan diakui ketika client sudah memberikan pembayaran lebih kewajiban minimum saldo ( Istilahnya sudah DP ) wong mau ngerjain tukang kok ,😂 anggap saja si TOTL ini tukang bangunan versi perusahaan gede dengan banyak anak buah alias anak perusahaan
30. Pendapatan usaha jasa konstruksi,didapat dari client berikut
PT STT GDC INDONESIA nyumbang 23,5% dari revenue
PT Pembangunan Properti Nusantara 7,8%
PT bata Mindo investment cakrawala
PT D & C Engineering company
artinya tidak ada ketergantungan 100 persen ke satu pelanggan, cukup diversifikasi, Kan repot kalau ketergantungan ntar proyek nya mau habis kelabakan wkwk yang jadi tukang bangunan proyek absen dulu, saya doakan panjang umur bisa punya saham TOTL
Selain jasa konstruksi TOTL juga mendapatkan keuntungan dari sewa properti, peralatan, dan jasa manajemen, mantap ga tuh selain jadi tukang bangunan, Bor , gerinda nya juga disewakan 😂
Jadi kesimpulannya Pendapatan si TOTL bukan jual beli batu bata ya ....hahaha
Lanjut ke Kinerja nya, Untung ga sih jadi " tukang bangunan " ,Lihat cash flow dan Laporan laba rugi nya
Pendapatan naik 25,5%
Laba kotor naik 47,8%
artinya banyak kliennya yang puas, beban HPP terkendali, bahkan bagus.. yang terdiri dari pembayaran jasa konstruksi
Ditambah dari laba Ventura bersama , yaitu kerja sama dengan pihak ketiga, setelah di kurangi beban umum, ADM dsb masih untung gan
ibarat nukang dikurangi rokok gorengan si TOTL ini masih untung , Bahkan laba sebelum pajak masih growth 63% Bagaimana dengan setelah dikurangi pajak?
masih untung 295 M per periode 9 Bulan 2025
dengan nilai EPS 86,58 Per lembar saham
Lanjut ke cash flow, percuma kan kalau nukang untung tapi di Aliran rekening nya banyak out flow nanti bisa minus, Setelah saya cek nih TOTL OCF nya positif ga ada kendala walaupun 4 kuartal terakhir OCF nya turun, selama masih positif oke lah, gak boncos aliran kas terjaga
selain itu lihat Cash flow investasi pengeluaran untuk untuk investasi turun, terutama Investasi jangka pendeknya dominan di obligasi, sisi unik nya Nih pak tukang TOTL investasi di $APLN 616.000 lembar saham AVG nya 224 dan mengalami Floating loss , namun santai porsi investasi jangka pendek di sahamnya kecil, dominan Obligasi
Kesimpulan nya cash flow Investing nya Cenderung ke arah konservatif.
dari pendanaan TOTL membagikan Dividen 18 Juni 2025
dan menerima kas masuk dari piutang berelasinya
kas setara kas nya Bagus terkendali
Random tag
$PJHB
1/4




Saham di portofolio saya:
Yang paling saya yakini kinerjanya bakal bagus terus untuk jangka panjang adalah $CASS
Yang manajemennya paling saya sukai adalah $TOTL
Yang business modelnya paling saya sukai adalah $BAYU
Yang lain-lain juga sudah melalui berbagai pertimbangan untuk melengkapi dan fortify portofolio. Bisa karena dividend, ekspansi, atau karena resilience.
*Bukan ajakan membeli ya. Do your own research.
$TOTL major trendnya sih sbnrnya masih bagus n menarik ya, masih Bullish ini
Hanya mmg belakangan ini sedang retrace n konsolidasi
Perhatikan aja TOTL itu ada support kuat di 995-1010 ya
Selama TOTL ga jebol dr support kuat itu, viewnya masih akan bullish untuk kedepannya ya
Targetnya ada dikisaran 1040-1050 yg terdekat, Sedangkan Target jauhnya ada di 1100an skrg ya.
$NRCA $ADHI
Pada tahun 1987, fisikawan Denmark Per Bak bersama Chao Tang dan Kurt Wiesenfeld melakukan percobaan gundukan pasir (sandpile experiment). Ini adalah sebuah eksperimen pemikiran dan model komputasi seluler sederhana yang mendemonstrasikan konsep self-organized criticality (kritikalitas terorganisir mandiri). Tujuan utama dari eksperimen ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sistem yang kompleks dapat secara alami berevolusi ke kondisi kritis di mana peristiwa kecil dapat memicu konsekuensi yang sangat besar (seperti longsoran salju atau gempa bumi).
Eksperimen ini dapat dijelaskan dengan cara berikut:
*Penambahan Pasir: Butiran pasir dijatuhkan secara perlahan dan stabil ke atas piringan datar, membentuk gundukan pasir.
*Pembentukan Lereng Kritis: Gundukan pasir terus tumbuh hingga mencapai kemiringan kritis tertentu.
*Longsoran (Avalanches): Setelah kemiringan kritis tercapai, penambahan satu butir pasir lagi dapat menyebabkan butiran tersebut menggelinding ke bawah, atau bahkan memicu longsoran (avalanche) pasir yang lebih besar. Pasir akan tumpah dari tepi piringan.
*Keseimbangan Dinamis: Sistem ini mencapai kondisi keseimbangan di mana kemiringan gundukan dipertahankan secara kasar pada nilai kritisnya, meskipun pasir terus ditambahkan dan tumpah.
Hasil kunci dari percobaan Bak bukanlah longsoran itu sendiri, melainkan distribusi ukurannya. Tidak seperti sistem yang diatur secara manual, di mana peristiwa besar jarang terjadi dan peristiwa kecil sering terjadi secara teratur, dalam model Bak:
*Longsoran kecil sering terjadi, tetapi longsoran yang sangat besar juga mungkin terjadi kapan saja secara tidak terduga.
*Tidak ada "ukuran longsoran yang khas"; ukuran peristiwa mengikuti distribusi hukum pangkat (power-law distribution).
*Sistem ini mencapai keadaan kritisnya sendiri tanpa perlu penyesuaian eksternal yang cermat, itulah sebabnya disebut "terorganisir mandiri" (self-organized).
Konsep ini kemudian diperluas oleh Per Bak untuk menjelaskan fenomena kompleks lainnya di alam, seperti gempa bumi, kebakaran hutan, pasar keuangan, kemacetan lalu lintas, dan bahkan aktivitas otak.
Apa kaitannya dengan pasar saham? Silahkan baca di gambar.
Intinya adalah volatilitas pasar dan penurunan yang signifikan tidak akan dapat dihindari dan tidak dapat diprediksi. Ini berarti seseorang seharusnya tidak mencoba untuk "timing the market”. Sebaliknya, fokusnya harus pada pembangunan portofolio yang tangguh dan risk management yang baik.
By accepting that large, unpredictable market events are an intrinsic part of the system, investors can shift their focus from PREDICTION to PREPARATION, building a resilient portfolio designed to withstand a wide range of market conditions.
$TOTL $CASS $IPCC
1/2


FIXED CLOSING
----------------------------------
[WATCHLIST ONLY : 143 EMITEN]
Selasa, 23 December 2025 15:59
Saham potensial gap-up/down di CLOSING market, diurut berdasarkan nilai persentase:
(cukup pantau baris paling atas dan paling bawah untuk cek gap terbesar):
GAP UP:
🔼 $TOTL gap up ke 1020 (+15 / +1.49%) dari 1005
🔼 $TEBE gap up ke 2290 (+30 / +1.33%) dari 2260
🔼 BTPS gap up ke 1190 (+15 / +1.28%) dari 1175
🔼 BLUE gap up ke 3000 (+30 / +1.01%) dari 2970
🔼 WIIM gap up ke 1570 (+15 / +0.96%) dari 1555
🔼 BBTN gap up ke 1155 (+10 / +0.87%) dari 1145
🔼 LSIP gap up ke 1180 (+10 / +0.85%) dari 1170
🔼 ASGR gap up ke 1185 (+10 / +0.85%) dari 1175
🔼 AALI gap up ke 7475 (+50 / +0.67%) dari 7425
🔼 INCO gap up ke 4990 (+20 / +0.4%) dari 4970
🔼 UNTR gap up ke 29800 (+75 / +0.25%) dari 29725
GAP DOWN:
🔽 ADMF gap down ke 8600 (-50 / -0.58%) dari 8650
🔽 INTP gap down ke 7000 (-50 / -0.71%) dari 7050
🔽 AUTO gap down ke 2600 (-20 / -0.76%) dari 2620
🔽 CPIN gap down ke 4530 (-40 / -0.88%) dari 4570
🔽 EMTK gap down ke 1110 (-10 / -0.89%) dari 1120
🔽 NRCA gap down ke 1530 (-15 / -0.97%) dari 1545
🔽 DRMA gap down ke 1025 (-10 / -0.97%) dari 1035
🔽 $SCMA gap down ke 330 (-10 / -2.94%) dari 340
Cek ulang semuanya dan IEP bisa berubah smp menit terakhir. Salam Cuan.
Di kala senja menguning di sela-sela gedung pencakar langit Jakarta, seorang investor ritel bernama Arif menatap layar laptopnya dengan penuh kekecewaan. Sebulan terakhir, ia mengikuti setiap gerak-gerik ringkasan broker di platform trading gratisnya—mencatat mana pialang yang jadi net accumulator terbesar, mana yang sering dipakai market maker untuk menggerakkan saham konglo favoritnya. Ia yakin, data itu adalah kunci sukses.
"Kenapa portofolioku merah semua?" desahnya, menatap tumpukan saham pertambangan yang ia beli hanya karena melihat broker X menjadi top net buyer di saham MARS, DEWI, dan DUIT.
Tepat di saat itu, teleponnya berdering. Suara kakaknya, Pak Danu, seorang analis senior yang mengais rezeki dari pasar modal sejak era BAPEPAM-LK, mengalun lembut, "Arif, malam ini datang ke kedai kopi langganan kita. Ada cerita penting."
***
Di kedai kopi yang beraroma khas kopi luwak, Pak Danu menenggak sambil tersenyum, "Kau terlalu percaya pada broker summary, ya?"
Arif mengangguk malu. "Saya kira kalau melihat pialang A menjadi top net accumulator berarti ada uang besar masuk. Tapi ternyata..."
"Benar," potong Pak Danu, "Itu hanyalah alat market maker untuk menggiring sentimen. Mereka bisa jadi net buyer di satu sisi, tapi di sisi lain menitipkan saham lewat pasar nego gelap free of payment (FOP) yang tidak muncul di ringkasan broker retail-mu."
Pak Danu lalu membuka laptopnya, menunjukkan tiga lembar kerja Excel sederhana. "Mari lupakan broker. Tiga legenda ini tak pernah melihat ringkasan broker untuk mengambil keputusan. Mereka melihat kepemilikan manajemen—sesuatu yang tidak bisa dipalsukan market maker."
***
Metode Pertama: Peter Lynch, Detektor Pola Transaksi Gratis
Pak Danu menunjuk ke layarnya, "Lynch tak peduli broker siapa yang beli. Ia cuma mau tahu: apakah direktur, komisaris, atau pemegang saham pengendali—mereka yang kenal perusahaan—juga ikut beli?"
"Buka situs IDX dot co dot id, klik 'Perusahaan Tercatat', lalu 'Keterbukaan Informasi', lalu cari 'Laporan Kepemilikan Saham'. Gratis. Tak perlu bayar."
"Tapi itu kan PDF, Pak. Tidak bisa langsung dilihat di aplikasi seperti broker summary."
"Memang. Itu sebabnya kebanyakan investor tidak mau bersusah payah. Padahal, di situ ada data transaksi perseorangan direktur dan komisaris. Kau cukup cari tiga nama berbeda yang beli dalam 90 hari, dan salah satu di antaranya menambah kepemilikan lebih dari 20 persen. Itu sinyal Lynch."
Arif tercengang. "Jadi saya tak perlu lagi menebak-nebak broker mana yang jadi favorit market maker?"
"Betul. Market maker bisa memanfaatkan broker A untuk jadi net buyer, tapi mereka tak bisa memaksa direktur utama perusahaan tambang untuk beli sahamnya sendiri—kecuali kalau dia benar-benar yakin cadangan nikelnya sebenarnya lebih besar dari yang dilaporkan."
***
Metode Kedua: Joel Greenblatt, Dekoder Insentif Gratis
"Kedua, ingat Greenblatt," kata Pak Danu, sambil menunjukkan contoh saham tambang yang baru melakukan spin-off. "Di Indonesia, spin-off tambang biasanya diumumkan lewat 'Keterbukaan Informasi' di situs IDX. Gratis."
Ia menunjuk bagian "Rencana Penghargaan Manajemen". "Ini yang tidak pernah muncul di broker summary: harga pelaksanaan opsi direksi diatur 30 persen di bawah nilai buku. Artinya, mereka ingin harga saham turun dulu—supaya dapat opsi murah. Kalau kau hanya lihat broker summary, kau akan panik menjual. Padahal, itu momen beli."
"Market maker bisa pakai broker B untuk jual besar-besaran di saham tambang, bikin sentimen bearish. Tapi kalau kau sudah baca insentif manajemen, kau tahu: itu sandiwara."
***
Metode Ketiga: Philip Fisher, Forensik Karakter Gratis
"Yang paling dalam: Fisher," kata Pak Danu, membuka transkrip paparan publik perusahaan batu bara yang tersedia gratis di situs investor relations-nya.
"Fisher tak percaya transaksi. Ia percaya karakter. Di sini, di transkrip rapat, ada pertanyaan analis: 'Kenapa cost per ton naik?' Manajemen menjawab, 'Karena estimasi kami terlalu optimistis, kami akui kesalahan operasional.' Itu karakter.
"Itu bukan data broker, kan?"
"Betul. Broker summary tidak akan pernah tunjukkan apakah direktur tambang punya integritas. Market maker bisa pakai broker C untuk buat sentimen bullish, tapi mereka tak bisa palsukan kata-kata manajemen di transkrip rapat yang sudah terekum oleh OJK."
***
Dua tahun kemudian, Arif duduk di kedai kopi yang sama. Portofolionya kini hijau tak terhitung. Ia tak pernah lagi membuka broker summary.
Di layar laptopnya terbuka dua tab: IDX dot co dot id, dan transkrip paparan publik perusahaan tambang. Ia tersenyum pahit mengingat masa lalu, ketika ia percaya pada ikhtisar pialang yang penuh gemilang.
Ia telah menulis di notebooknya:
"Melihat broker—pialang mana yang sering dipakai market maker, pialang mana yang jadi akumulator neto terbesar—saja dapat terkecoh, karena broker summary hanyalah alat market maker untuk menggiring sentimen. Kepemilikan manajemen tidak bisa dipalsukan. Dan itu tersedia gratis—bagi mereka yang mau membaca, bukan sekadar melihat."
Malam itu, ia pulang dengan hati tenang. Pasar modal bukan lagi arena spekulasi sentimen market maker, melainkan peradaban data yang jujur. Semuanya gratis. Semuanya tersedia. Asal kau mau bersusah payah.
$JRPT $TOTL $TAPG

Harga $TOTL sekarang Rp 1.010
Zona Area Beli Aman:
Rp 980 – 1.000
• Area support kuat, cocok untuk entry aman jika harga pullback ke zona ini, Boss
Zona Stoploss:
< Rp 960
• Jika turun di bawah level ini, struktur swing melemah dan rawan koreksi lebih dalam, Boss
Jika naik & breakout:
> Rp 1.040 → ENTRY LANJUTAN (tambah posisi)
• Breakout 1.040 berpotensi memicu momentum bullish lanjutan, Boss
Target Profit:
• TP1 = Rp 1.080
• TP2 = Rp 1.150 – 1.180
Keterangan Tambahan:
• Selama harga bertahan di atas 980, peluang swing bullish tetap terjaga, Boss
• Entry ideal dekat support untuk risk/reward optimal
• Breakout 1.040 membuka potensi kenaikan menuju area 1.180-an
Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik Boss.
Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti
$BREN $MDLN
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!
Support like agar terus update!!!
Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend
Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏
@Nina88 bisa mulai dari buku Peter Lynch: "One Up on Wall Street" (1989). Beliau menjelaskan pembelian oleh pemilik sebagai salah satu ciri utama dari kesempurnaan saham
Kata beliau, direksi atau pemilik perusahaan mungkin menjual saham karena berbagai alasan (seperti kebutuhan diversifikasi atau biaya pribadi). Tapi, mereka hanya membeli saham karena satu alasan: mereka yakin harga saham tersebut akan naik.
Pembelian oleh direksi sering kali dianggap sebagai sinyal yang paling kuat karena mereka memiliki pemahaman paling detail mengenai arus kas dan kesehatan neraca keuangan perusahaan.
Sinyal dianggap jauh lebih valid apabila terdapat beberapa eksekutif yang membeli saham secara bersamaan dalam periode yang berdekatan, bukan hanya dilakukan oleh satu orang saja.
Tapi yang dimaksud Peter Lynch bukan pemberian saham gratis atau pelaksanaan opsi saham (stock options). Fokusnya pada pembelian di pasar terbuka (Open Market Purchase), yaitu saat direksi menggunakan uang pribadi mereka sendiri untuk membeli saham di bursa.
Mulai dari memantau itu aja dulu, yang lain akan ngerti secara alami seiring praktik. $JRPT $TOTL $TAPG
Ga disangka ga diduga, kelihatannya hampir mustahil waktu pagi tadi. Ternyata pas sorenya ditutup dengan indah di 40,05% YTD.. 😊🙏
No IPO stocks
No conglomerate stocks
No Pump & Dump stocks
Almost all are bottom-up approach
Widely diversified
$TOTL $CASS $JTPE
1/2


💡 Keputusan Pre-Emptif: Mendahului Pasar, Bukan Mengikuti
Dalam trading, siapa yang mendapatkan informasi tercepat tentang pergerakan Smart Money, dialah yang akan mendapatkan keuntungan paling besar. Investor ritel seringkali terlambat karena mereka bersifat reaktif—bereaksi terhadap harga yang sudah naik. Smart Money sendiri bersifat pre-emptif—mereka masuk secara senyap, mengakumulasi, dan membuat harga bergerak naik. Strategi mereka meninggalkan jejak yang tak terhindarkan pada data volume.
Trigger Smart Money adalah perangkat analisis pre-emptif yang dikembangkan untuk menyelaraskan trader Indonesia dengan filosofi trading para pemain besar. Alat ini berfungsi sebagai "pemburu jejak" digital, memindai ribuan transaksi di BEI setiap detik untuk menemukan titik akumulasi tersembunyi. Tujuan kami adalah memberi tahu Anda kapan harus masuk, yaitu saat Smart Money baru memulai proses pengumpulan barangnya.
Keunggulan utama alat ini adalah kemampuannya untuk Mencari Deviasi Volume yang Sangat Signifikan. Kami mengabaikan fluktuasi volume normal. Kami hanya tertarik pada momen ketika volume sebuah saham tiba-tiba meledak, mencetak angka volume 4x hingga 7x lipat dari rata-rata volume intraday yang biasanya. Lonjakan volume ini adalah sinyal peringatan bahwa ada power player yang sedang beraksi. Sinyal ini kemudian dipertajam dengan Analisis Arus Dana Netto. Kami melihat apakah pergerakan volume masif itu benar-benar didominasi oleh pembelian (net buying) atau sebenarnya adalah penjualan terselubung (net selling). Hanya sinyal volume abnormal yang disertai net buying yang kuat yang akan diidentifikasi sebagai peluang akumulasi yang valid. Karena semua analisis dilakukan live berdasarkan data transaksi aktual, Anda mendapatkan sinyal tercepat dan paling akurat untuk mengambil keputusan trading secara pre-emptif.
$TOTL $TRIN $APLN
1/2


🎶 🆑💯❌⁉️🆙♨️⭕️🆓
Fokus aja yg ini :
AKRA
ASII
PGAS
$PTRO
$TOTL
$UNVR
WIIM
Untuk periode
Hari : Senin
Tanggal : ⏭️ 22 December 2025 ⏮️
Hadir dalam SINYAL #ScreenerDekan™️ di StockBit .
Kita tunggu % Higher to Price sewaktu closing nanti jam 16.00 untuk cross-check hasilnya yang selama ini fitur screener StockBit tidak mengecewakan.
DisclamerOn : bukan saran jual beli, hanya Guideline pribadi 🌈

Pasar modal bukan sekadar angka yang berkedip di layar monitor, melainkan sebuah ekosistem yang bernapas. Untuk bertahan dan mendaki hingga puncak kemakmuran, seorang investor membutuhkan struktur yang kokoh, sekuat Piramida Maslow yang mendefinisikan eksistensi manusia.
---
Dasar Fondasi: Napas Kehidupan (Physiological Needs)
Di dasar piramida, terletak kebutuhan yang paling primitif sekaligus paling vital: Kesehatan Keuangan. Sebuah perusahaan yang tercekik utang adalah manusia yang kehabisan oksigen. Sebagus apa pun produknya, jika liabilitas jangka pendek melampaui napas kasnya, ia akan mati lemas saat krisis datang. Perusahaan tanpa utang, atau yang memiliki rasio utang mendekati nol, memegang kendali penuh atas nasibnya sendiri. Inilah titik nol di mana investasi layak dimulai—saat entitas tersebut tidak membutuhkan bantuan hidup dari bank untuk bertumbuh.
Lapis Kedua: Perisai dari Badai (Safety Needs)
Setelah napas stabil, rasa aman menjadi prioritas berikutnya. Di sinilah Margin of Safety mengambil peran. Ini adalah parit yang digali di sekeliling benteng. Ketika harga pasar berada jauh di bawah nilai intrinsik absolutnya, investor memiliki lantai beton di bawah kaki mereka. Keamanan ini bukan datang dari ramalan analis, melainkan dari fakta bahwa aset yang dibeli jauh lebih berharga daripada harga yang dibayarkan. Margin ini adalah asuransi yang melindungi modal dari kesalahan manusia maupun kebrutalan pasar.
Lapis Ketiga: Ikatan Kesetiaan (Love & Belonging)
Investasi yang dingin akan terasa hampa tanpa Love & Belonging. Hubungan ini terjalin lewat keberpihakan manajemen terhadap pemegang saham. Rasa memiliki muncul saat manajemen memperlakukan investor bukan sebagai pemberi pinjaman, melainkan sebagai partner hidup. Cinta ini dibuktikan secara nyata melalui dividen tunai yang konsisten dan program buyback saham yang terukur. Tindakan ini adalah pesan romantis yang mengatakan, "Keuntungan kami adalah keuntunganmu." Di level ini, kepercayaan tumbuh, dan investor merasa pulang ke rumah yang tepat.
Lapis Keempat: Panggung Ambisi (Esteem)
Ketika rasa aman dan kasih sayang sudah terpenuhi, ego perusahaan mulai berbicara melalui Aggressive Growth Story. Inilah tahap Esteem. Perusahaan mulai mengejar status, melakukan ekspansi besar, dan mendominasi pasar. Narasi pertumbuhan yang agresif memberikan prestise bagi portofolio. Ini adalah fase di mana perusahaan membuktikan kehebatannya di hadapan dunia, mengubah efisiensi menjadi kejayaan, dan mengubah pengakuan pasar menjadi lonjakan harga saham yang signifikan.
Puncak Piramida: Manifestasi Keyakinan (Self-Actualization)
Di puncak tertinggi, kita mencari Net Accumulation oleh pengendali. Ini adalah bentuk Self-Actualization dalam dunia korporasi. Saat para pemilik dan pengendali terus menambah kepemilikan mereka di saat perusahaan sudah besar, mereka sedang menyatakan bahwa tujuan hidup mereka menyatu dengan entitas tersebut. Mereka tidak lagi mencari validasi dari pasar; mereka sedang membangun warisan. Inilah bukti final bahwa kapten kapal bukan hanya percaya pada arah tujuannya, tetapi juga bersedia mempertaruhkan segalanya untuk tetap berada di sana hingga akhir.
---
Struktur ini adalah peta jalan bagi siapa pun yang ingin membangun portofolio yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga tahan banting terhadap waktu.
$UNTR $TOTL $MSTI

Belum lama sebelumnya saya pernah cerita tentang indikator kesehatan keuangan favorit saya: net debt. Di sana saya menceritakan,
"Di pojok belakang ruangan, ada screener yang disediakan oleh stockbit, yang mengambil best of both worlds, tapi jarang ada yang tahu: net debt. Formulanya sederhana, net debt = cash equivalents - utang. Sebuah perusahaan bisa cash rich, tapi seberapa rich setelah memperhitungkan utang-utangnya? Sebuah perusahaan bisa nggak punya utang, tapi berapa cash equivalent yang mereka tumpuk dengan tidak punya utang itu?"
TKP: https://stockbit.com/post/24394069
Pertanyaan yang sering muncul di topik ini adalah: bagaimana dengan interest coverage?
Interest coverage adalah indikator yang sangat powerful untuk membandingkan dua atau beberapa perusahaan yang SAMA-SAMA PUNYA UTANG, baik utang financing maupun utang vendor
TAPI indikator ini misleading kalau dipakai untuk SCREENER, karena indikator ini akan secara alami mengeliminasi wonderful business dan wonderful compounding engine yang sama sekali babar blas tidak punya utang satu sen pun seperti $TOTL dan $MSTI, sehingga ini adalah diskriminasi yang fatal
Jadi interest coverage ini sangat powerful, tetapi harus digunakan secara hati-hati:
1. Untuk screening dan filtering? Ini indikator yang sangat diskriminatif KECUALI kalau untuk mencari perusahaan yang sama sekali bersih dari utang
2. Untuk membandingkan perusahaan-perusahaan yang sama-sama punya utang? Ini sangat powerful
Last but not least, analisis kesehatan keuangan ini, baik di postingan lama saya maupun yang ini, tidak berlaku untuk perbankan seperti $BRIS ya, karena perbankan analisisnya jauh lebih kompleks dan mendalam, jauh melampaui circle of competence saya

Some quotes from great individuals for this weekend.
When deciding to sell, people have control over whether to give themselves pleasure or give themselves pain, and they tend to give themselves pleasure. In other words, they tend to sell winners and hang on to losers. It turns out to be a bad idea. – Daniel Kahneman
Gambling is a tax on ignorance. People often gamble because they think they can win, they’re lucky, they have hunches, that sort of thing, whereas in fact, they’re going to be remorselessly ground down over time. – Edward Thorp
After many years of studying Wall Street’s victors and victims, I must conclude that the American public still insists on losing its savings every time the old hook is baited with the immortal easy-money worm. After every smash, the blame is laid on the hook and not on the hunger. - Edwin Lefevre
Investing for the long run works only as long as people don’t believe it. – Peter Bernstein
Everybody in the world is a long-term investor until the market goes down. – Peter Lynch
Over the very long run, it is the economics of investing — enterprise — that has determined total return; the evanescent emotions of investing — speculation — so important over the short run, have ultimately proven to be virtually meaningless. – John Bogle
I think people trade too much, looking for short-term gains. But I don’t think you should hold stocks indefinitely. – Walter Schloss
$TOTL $CASS $BMRI