


Volume
Avg volume
PT Sunindo Pratama Tbk. (Perseroan) adalah suatu perseroan terbuka yang saat ini memiliki kegiatan usaha utama yang bergerak di bidang perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapan lainnya, perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, aktivitas konsultasi manajemen lain, aktivitas penyewaan dan sewa guna tanpa hak opsi mesin pertambangan dan energi serta peralatannya dan perdagangan besar barang logam untuk bahan konstruksi.
Rekoman dalam rekoman dalam rekoman 😎
Investor $SOCI mana LIKESNYAAA?!?! #FundamentalInvesting
$SUNI $BOAT
1/2


Akhir-akhir ini ada beberapa akun yang PM saya dan bertanya,
"Kak, kamu masih nyimpan $SUNI?"
Ngga ngerti dah, buat apa yak? terus maksud mereka apa..?
Terus, kenarin saya bersih-bersih followers, akun-akun fake yang kemungkinan sebagian besarnya ada akun sindikat penipuan investasi dimana saya pernah ada didalam group nya 🤪 mereka nyari yang baru-baru seperti saya.
Dan hari ini, saya profit berkat insight dari Pak @itokireng. Terimakasih banyak Pak..tulisan-tulisannya sangat bermanfaat untuk saya yang baru belajar.
🙏
Nanti setelah polling https://stockbit.com/post/23877487 ini berakhir, saya akan bahas tentang pengaruh working capital terhadap ROIC dan cashflow.
Sekalian nanti saya share juga materinya berbentuk PDF (tentunya dalam bahasa Inggris 😁)
$OBAT $SUNI $KEJU
Laporan Laba Rugi 2025Q3
Tahun 2025 Kuartal 3
Kunjungi dan follow kami untuk laporan lengkap fundamental emiten!
$SUNI

Belajar GARP #1 - Filosofi Dasar: Menemukan Titik Tengah antara Value dan Growth
Saya merasa investor nyubi seperti sy ini sering terjebak antara dua kutub ekstrem, yaitu ingin cari saham murah seperti value investor, tapi jg kadang ingin punya saham yg terus bertumbuh seperti growth investor. Padahal, dua pendekatan itu tidak selalu harus berlawanan.
Dari sinilah muncul konsep GARP (Growth at a Reasonable Price) yg berusaha menyeimbangkan keduanya. GARP bukan tentang membeli saham termurah, tapi tentang membayar harga yg wajar utk pertumbuhan yg real.
Saya dulu jg berpikir kalau “murah” otomatis berarti “bagus”. Tapi seiring waktu, sy belajar bahwa banyak saham murah justru layak murah, karena bisnisnya memang tidak tumbuh atau bahkan menurun. Di sisi lain, ada saham bertumbuh cepat yg terlihat mahal, tp sebenarnya masih masuk akal kalau pertumbuhannya berkelanjutan.
Jadi kuncinya bukan sekadar harga rendah atau tinggi, tapi seberapa reasonable harga itu dibandingkan prospek pertumbuhannya.
Peter Lynch, tokoh legendaris dr Fidelity Magellan Fund, pernah mengatakan bahwa saham bagus bukan yg punya PER kecil, tapi yg punya growth cukup cepat sehingga PER-nya tampak murah terhadap pertumbuhannya. Dari situlah lahir rumus sederhana
PEG ratio = PER ÷ Growth.
Jika PEG mendekati 1, maka harga saham itu dianggap wajar terhadap laju pertumbuhannya. Prinsip sederhana ini kelihatannya remeh, tapi di tangan investor yg sabar dan rasional, ini bisa jd panduan kuat utk memilih growth stock tanpa terjebak euforia.
Namun, seiring makin banyaknya data dan akses informasi, sy menyadari bahwa growth tidak cukup diukur dari angka CAGR semata. Ada perusahaan yg tumbuh cepat tp sangat fluktuatif, sehingga sulit diprediksi. Ada juga yg tumbuh lebih lambat tp stabil dan efisien.
Dari sinilah sy mulai menambahkan unsur konsistensi dan rasionalitas ke dalam pendekatan GARP. Karena pd akhirnya, saham terbaik bukan hanya yg tumbuh cepat, tapi yg sy yakin akan terus tumbuh dan masih masuk akal secara valuasi.
Bagi nyubi seperti sy, memahami filosofi GARP berarti belajar melihat saham seperti bisnis, bukan seperti tiket lotre. Kita tidak mengejar harga yg bakal naik besok, tp mencari perusahaan yg secara fundamental punya arah pertumbuhan jelas dan bisa terus menghasilkan laba.
Harga hanyalah cerminan dr ekspektasi pasar, sedangkan tugas kita adalah menilai apakah ekspektasi itu sudah terlalu tinggi atau masih masuk akal.
Jadi, GARP versi sy bukan hanya tentang rumus PEG atau sekadar PER wajar. Ini lebih ke cara berpikir, menimbang antara potensi pertumbuhan dan harga yg dibayar.
Tujuannya sederhana, yaitu agar kita jangan terlalu pelit hingga kehilangan peluang, tapi jg jangan terlalu bernafsu hingga lupa risiko. Di tengah dua kutub ekstrem itulah, ada titik tengah. Tempat investor yg rasional bisa tumbuh bersama bisnis yg ia pahami.
Random Tag:
$SUNI
$HUMI
$ICBP
1/2


Membaca Logika di Balik Harga Tenang: Studi Kasus SUNI dan Pergerakan Bandar
Dalam dinamika pasar modal, pergerakan harga saham tidak selalu mencerminkan kondisi fundamental secara langsung. Beberapa saham dapat bergerak stagnan dalam waktu lama meski memiliki kinerja perusahaan yang stabil, seperti yang terlihat pada saham SUNI. Dengan PER 10,77x, PBV 2,48x, dan ROE 22,99%, saham ini secara fundamental tergolong sehat. Namun, menariknya, pergerakan harga SUNI cenderung tenang, menunjukkan adanya fase akumulasi yang halus dari pelaku besar.
SUNI menunjukkan kombinasi rasio yang menarik antara valuasi dan efisiensi. Earnings yield 9,28% dan operating margin 28,47% menandakan bahwa perusahaan masih memiliki ruang profitabilitas yang baik. Meskipun free cash flow masih negatif akibat ekspansi, debt to equity ratio hanya 0,22 memperlihatkan risiko finansial yang rendah. Kondisi ini sering kali menjadi target ideal bagi bandar yang mencari saham undervalued dengan likuiditas cukup tapi belum ramai diperhatikan publik.
Dari sisi teknikal, pergerakan harga SUNI membentuk basis konsolidasi kuat di area 780–795, dengan support signifikan di 783 (MA200) dan resistance utama di 815–820. Volume perlahan meningkat, tetapi volatilitas tetap rendah — menandakan smart money sedang bekerja tanpa ingin menimbulkan euforia. Indikator seperti MACD mulai menunjukkan potensi cross-up, sementara RSI masih di zona netral 50–55, memberi ruang kenaikan tanpa tekanan jenuh beli. Secara teknikal, ini menggambarkan fase early markup setelah akumulasi tenang.
Dari sisi bandarmology, data broker flow menunjukkan indikasi kuat akumulasi. Selama 3 bulan terakhir, broker seperti BR, AO, ZR, PF, dan NI mencatat net buy konsisten di area 780–795, sedangkan broker ritel kecil seperti CP, DU, dan EP justru banyak melakukan penjualan. Pola ini menggambarkan terjadinya transfer saham dari tangan lemah ke tangan kuat. Aktivitas ini mengonfirmasi adanya quiet accumulation phase yang umumnya mendahului kenaikan bertahap.
Menariknya, foreign flow juga mencatat net buy sekitar 1,9 juta lembar, menandakan minat asing terhadap saham ini. Ketika arus dana lokal dan asing berjalan searah, biasanya momentum kenaikan menjadi lebih berkelanjutan. Total transaksi asing mencapai Rp12,74 miliar, dengan tren foreign inflow yang stabil sejak awal kuartal IV 2025. Ini menandakan SUNI bukan hanya diakumulasi oleh bandar lokal, tapi juga mulai dilirik investor institusional luar negeri.
Dari aspek performa perusahaan, revenue SUNI (TTM) tercatat sebesar Rp962 miliar, dengan net income Rp185 miliar, menghasilkan margin bersih 20,47%. Meskipun terjadi sedikit kontraksi pertumbuhan pendapatan sebesar -0,40% YoY, laba bersih justru tumbuh +24,11% YoY, menandakan efisiensi manajemen yang baik. Current ratio 2,22 dan quick ratio 1,33 menunjukkan posisi kas yang sehat, sementara Altman Z-Score 6,78 menegaskan tingkat solvabilitas tinggi dan risiko kebangkrutan rendah.
Secara psikologis, fase harga yang “diam” seperti ini sering membuat investor ritel gelisah dan keluar terlalu cepat. Padahal bagi pelaku besar, periode ini justru merupakan waktu terbaik untuk menyiapkan posisi besar dengan risiko minimal. Pola ini sesuai dengan prinsip klasik dalam bandarmology: “harga tenang bukan berarti tidak ada pergerakan, justru di situ bandar bekerja paling tenang.” Itulah sebabnya banyak pergerakan besar di pasar dimulai dari fase yang tampak membosankan.
Berdasarkan kombinasi data tersebut, probabilitas kenaikan SUNI dalam 1–3 bulan ke depan diperkirakan mencapai 65–70%, dengan potensi target teknikal di 864–943 dan batas risiko di bawah 770. Analisis ini didukung oleh sinergi antara aliran dana institusional, posisi teknikal yang stabil, dan sentimen asing yang positif. Dalam kerangka investasi menengah, kondisi ini tergolong ideal bagi investor yang mengutamakan risk-reward balance. Namun tentu saja, disiplin terhadap manajemen risiko tetap menjadi hal utama.
Dari sudut pandang strategi investasi, memahami pergerakan bandar bukan berarti melawan pasar, tapi mengikuti arah yang sedang dibentuk. Investor yang mampu membaca broker summary, foreign flow, dan bandar value akan memiliki keunggulan waktu (timing advantage) dibanding mereka yang hanya menunggu laporan keuangan keluar. Pendekatan ini tidak meniadakan analisis fundamental, melainkan memperkuat konteks kapan waktu terbaik untuk masuk. Seperti halnya membaca peta sebelum perjalanan, flow membantu investor memahami arah pasar sebelum semua orang menyadarinya.
Bagi investor yang ingin memperdalam kemampuan membaca logika di balik pergerakan harga, pendekatan berbasis flow analysis adalah keterampilan yang semakin relevan di era data real-time. Belajar mengombinasikan fundamental strength dengan smart money behavior dapat meningkatkan probabilitas keputusan yang rasional. Jika kamu ingin memahami lebih dalam bagaimana membaca bandar flow, broker summary, dan foreign activity dengan logika yang tenang dan terukur, kamu bisa mengikuti insight edukatif di kanal ini. Karena dalam pasar saham, yang memahami logika pergerakan — biasanya yang tetap tenang, dan yang tenang, biasanya yang menang. Jika butuh screener dan materi untuk memperdalam saham yang bagus, cek profil di akun ini.
Tag $SUNI
Laba bersih PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) di kuartal tiga 2025 tercatat sebesar Rp 146 miliar atau turun 13% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, capaian tersebut sudah mencapai 85% dari revisi target laba bersih 2025 yang ditetapkan SUNI. Informasi tersebut disamp...

www.neraca.co.id

$SUNI nice pak kita tungguin lah RTM II operate di tahun depan https://cutt.ly/xr74ivq7
$SUNI Kinerja sektor hulu migas Tanah Air tampaknya tengah memasuki fase ekspansi produktif. Hal ini tidak hanya terlihat dari aktivitas eksplorasi dan produksi (E&P) yang semakin intensif, tetapi juga dari geliat permintaan produk pendukung, khususnya pipa OCTG (Oil Country Tubular Goods). Di tengah momentum tersebut, dua entitas yang bergerak di rantai nilai migas — PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) — kini menjadi sorotan pasar.
Dari laporan keuangan Elnusa per 30 September 2025, tercatat adanya lonjakan pendapatan di segmen “Jasa penunjang migas” menjadi Rp 1,128 triliun dibandingkan Rp 772 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Secara quarter-on-quarter (QoQ), kenaikan ini menandakan pertumbuhan hampir 30–40%, yang sebagian besar disumbang oleh aktivitas penjualan dan jasa pipa OCTG serta fabrikasi terkait pengeboran migas.
Segmen ini, sebagaimana dijelaskan dalam catatan Informasi Segmen (Catatan 34), meliputi jasa penguliran, perdagangan pipa OCTG, pembuatan ulir (threading), hingga penyewaan kapal dan telekomunikasi VSAT untuk proyek eksplorasi migas. Dengan kata lain, aktivitas di sektor ini sangat erat kaitannya dengan permintaan pipa dan layanan teknis yang menjadi core business SUNI.
🔧 Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK)
Momentum positif Elnusa tidak bisa dilepaskan dari anak usahanya, PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK), yang menjadi pemain strategis dalam rantai pasok OCTG nasional. Berdasarkan press release resmi Elnusa (ELSA), EFK telah menandatangani kontrak dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk memasok lebih dari 35.000 material tubing OCTG selama periode 24 bulan, dengan sistem Call of Order dan target pengiriman pertama pada Agustus 2024.
Lebih menarik lagi, pada Oktober 2025, kapasitas produksi EFK dilaporkan meningkat menjadi 65.000 joints OCTG, hampir dua kali lipat dari proyek sebelumnya. Produksi tersebut tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk ekspor ke kawasan Asia dan Afrika. Artinya, permintaan terhadap pipa OCTG kini berada dalam tren naik yang signifikan.
🤝 Hubungan Strategis SUNI dan Elnusa
Keterkaitan antara SUNI dan Elnusa bukan hanya spekulasi. Berdasarkan laporan perusahaan SUNI sendiri, mereka memiliki strategic partnership dengan PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi, Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP), dan PT Kris Setia Utama. Kolaborasi ini memungkinkan SUNI untuk menjadi bagian dari rantai suplai OCTG nasional — baik sebagai penyedia seamless pipes maupun produsen ulir (threading) yang dibutuhkan oleh proyek-proyek seperti milik PHR.
Dalam laporan tahunan SUNI, Elnusa Fabrikasi Konstruksi bahkan masuk sebagai pelanggan utama (third party) yang menyumbang sekitar 26% dari total penjualan konsolidasian pada 2024, menandakan hubungan bisnis yang kuat dan berkelanjutan.
Dengan ELSA mencatat pertumbuhan kuat di jasa penunjang migas dan pipa OCTG, serta EFK yang memperluas kapasitas produksi, maka SUNI berpotensi ikut menikmati multiplier effect dari peningkatan aktivitas tersebut — baik dalam bentuk kontrak suplai langsung maupun kolaborasi teknis di bawah kemitraan strategis yang telah terjalin.
Potensi Peningkatan Aset SUNI di Masa yang Akan Datang
Salah satu katalis utama pertumbuhan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) dalam beberapa tahun mendatang terletak pada ekspansi fasilitas produksinya melalui proyek pembangunan Plant 2 PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) yang berlokasi di Batam. Berdasarkan laporan keuangan interim per 30 Juni 2025, perusahaan mencatat aset dalam penyelesaian sebesar Rp340.510.874.991, yang mencerminkan aktivitas pembangunan fisik pabrik dan pengadaan mesin-mesin produksi untuk lini OCTG (Oil Country Tubular Goods).
Proyek tersebut telah mencapai tahap penyelesaian finansial sebesar 60–70%, menandakan progres yang substansial menuju penyelesaian penuh pada tahun 2026. Secara strategis, Plant 2 RTM ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas produksi pipa seamless dan threaded tubing — dua produk utama yang banyak digunakan dalam aktivitas pengeboran dan eksploitasi migas di Indonesia, terutama di proyek-proyek hulu milik Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan afiliasi lainnya.
🏭 Dampak Strategis dari Plant 2 RTM Batam
Penyelesaian proyek Plant 2 akan membawa dampak langsung terhadap peningkatan kapasitas aset produktif SUNI sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai salah satu produsen OCTG lokal terbesar di Indonesia. Beberapa poin strategisnya meliputi:
1. Peningkatan nilai aset tetap (fixed asset):
Setelah proyek selesai dan direklasifikasi dari akun “aset dalam penyelesaian”, nilai aset tetap SUNI akan meningkat secara signifikan, yang berpotensi mendorong total aset perusahaan ke level di atas Rp1 triliun, tergantung pada komposisi pembiayaan dan revaluasi mesin produksi.
2. Peningkatan kapasitas produksi nasional:
Dengan tambahan fasilitas baru di Batam, kapasitas produksi pipa OCTG SUNI berpotensi meningkat hingga dua kali lipat dari kapasitas eksisting, sehingga mampu memenuhi permintaan yang meningkat dari proyek-proyek hulu migas domestik maupun ekspor regional.(sesuai yang dikatakanpak freddy tidak menutup kemungkinan melakukan ekspor Kembali Ketika pabrik baru mulai beroprasional, PUBEX 12/6/2025)
📈 Outlook: Prospek Penjualan SUNI ke Depan
Melihat data hingga kuartal III-2025, sektor hulu migas tengah mengalami rebound operasional. Proyek pengeboran, terutama di blok-blok besar seperti Rokan dan Mahakam, kembali menggeliat seiring peningkatan kebutuhan energi domestik dan global.
Bila tren ini berlanjut, permintaan OCTG — baik untuk pipa casing, tubing, maupun coupling — akan terus meningkat. Dengan posisi SUNI sebagai salah satu pionir seamless OCTG lokal dan mitra EFK, potensi kenaikan penjualan SUNI secara QoQ bisa mencapai 25–35%, sejalan dengan peningkatan utilisasi kapasitas EFK dan proyek-proyek hulu Pertamina Group.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan pengurangan impor OCTG juga menjadi katalis penting bagi produsen lokal seperti SUNI. Dengan pasar domestik yang mulai bergeser dari impor ke produksi nasional, SUNI berpeluang besar untuk mengamankan pangsa pasar jangka panjang.
🔚 Kesimpulan
Data dari Laporan Keuangan Elnusa (ELSA) dan press release EFK–PHR menunjukkan bahwa aktivitas hulu migas Indonesia sedang memasuki fase ekspansi yang solid. Permintaan OCTG meningkat tajam, kapasitas produksi dalam negeri bertambah, dan sinergi antarperusahaan migas nasional semakin kuat.
Dalam konteks ini, SUNI berada di posisi strategis untuk memanfaatkan momentum tersebut — baik melalui kemitraan dengan Elnusa Fabrikasi Konstruksi maupun melalui peningkatan kapasitas produksinya sendiri. Jika tren pertumbuhan pendapatan segmen jasa penunjang migas ELSA (+30% QoQ) menjadi indikator, maka SUNI berpotensi “kecipratan” efek positif dari peningkatan aktivitas EFK dan proyek PHR yang kini menjadi motor utama permintaan OCTG nasional.
Dengan kata lain, di tengah geliat ekspansi hulu migas nasional, SUNI tidak sekadar penonton tapi calon pemain yang siap mencetak pertumbuhan berkelanjutan.
artikel baru selesai eh lk muncul duluan
$SUNI harga gas naik dari 6 ke 7, lumayan juga ngefeknya. Bisa ditransfer ke customer nggak ya kenaikannya
$SUNI laba qoq growth dari 24 milyard menjadi 57 milyard, lalu asset dalam penyelesaian sudah 80-85% progress RTM 2 sudah hampir selesai, lalu yang menarik adalah dibagian liabilitas yaitu uang muka pelanggan yang naik signifikan ,
Penyebab kenaikan uang muka yang drastis:
-Permintaan melonjak: Kenaikan uang muka menunjukkan permintaan pasar yang kuat terhadap produk OCTG. Artinya Sektor energi, terutama pengeboran minyak dan gas, sedang mengalami pertumbuhan yang signifikan,
-Upaya pelanggan untuk mengamankan pesanan dengan membayar di muka.
-Kekhawatiran rantai pasokan: Pelanggan mungkin membayar di muka untuk memastikan pasokan OCTG di tengah gangguan rantai pasokan atau masalah logistik, yang sering terjadi pada industri ini.
-Perlindungan harga: Uang muka dapat digunakan untuk melindungi harga dari kenaikan yang diantisipasi. Dengan membayar di muka, pelanggan dapat mengunci harga yang lebih rendah dan mengamankan pasokan yang stabil.
Implikasi bagi perusahaan (SUNI):
Keuntungan finansial: Kenaikan uang muka memberikan perusahaan modal kerja tanpa bunga, yang dapat digunakan untuk membeli bahan baku, berinvestasi dalam peralatan baru, atau melunasi utang.
Efisiensi operasional: Perusahaan dapat merencanakan produksi dan logistik dengan lebih baik. Dengan visibilitas yang lebih jelas mengenai pesanan di masa depan, perusahaan dapat mengoptimalkan jadwal produksi, menekan biaya, dan memastikan pengiriman tepat waktu.
Indikator kesehatan perusahaan: Kenaikan uang muka yang signifikan bisa menjadi pertanda bahwa perusahaan berada pada posisi yang kuat, stabil, dan tepercaya di mata pelanggan.
Peluang pertumbuhan: Dengan likuiditas yang lebih baik, perusahaan memiliki peluang untuk berinvestasi dalam proyek baru, meningkatkan kapasitas, dan memperluas pangsa pasarnya.
$SUNI Mengintip prospek penjualan SUNI dari LK ELSA dan Press Release terkait performance QoQ kenaikan ~30% dengan aktifitas Hulu di segment jasa OCTG semoga suni kecipratan juga dari EFK
1/3



$SUNI saya sangat suka dengan kesepian dan kesunyian dan pulang lebih awal ketika sudah ramai-ramai, dari $GTSI saya belajar ketika bnyak fear pada pertengahan bln ini tesis yang saya buat benar" di uji dan tiba-tiba kepala departemen Keuangan kasih bocoran lewat LinkedIn, beberapa hari kemudian ramai sekali hingga ARA, begitu pun di $PYFA banyak yang nyinyir ketika rugi semakin membengkak dan banyak orang ga liat revenue naik kencang ketika pabrik di ausi di resmikan jadi dan boom ke 600 dengan cepat dari 200 an, dan saya yakin dengan suni ketika awal thn depan pabrik nya selesai pembangunan jumlah asset akan meledak dan yang lebih menarik kapasitas produksi akan meningkat 2x ( ada kemungkinan bisa mulai export lagi). Story growth ga bisa di ukur lewat kuartal nya, karena bisnis biasanya overview 1 thn an baru keliatan tuh mana perusahaan yang bener" bertumbuh mana yang ngga bertumbuh
$SUNI secara stockRSI dibawah... trend masih up... target press 880 atau ke 970..... bangkitlahhhhhhhhhhh

Iseng berlanjut pilih saham dengan ROCE 20% up, dan undervalued 60%up, menggunakan https://cutt.ly/ur4ZcB1I, database per 24 Oktober 2025. referensi: https://stockbit.com/post/22706426
bagian iseng seru lainnya: part1:https://stockbit.com/post/22595919, part2:https://stockbit.com/post/22595920 dan part3:https://stockbit.com/post/22595921,
SAFE nilai ROCE 138,9%, undervalued price 77,5%, ulasan lawas: https://stockbit.com/post/15270800
NICL nilai ROCE 81,2%, undervalued price 89,7%, ulasan lawas: https://stockbit.com/post/16851284
$CPRO nilai ROCE 20,2%, undervalued price 86,0%, , ulasan lawas: https://stockbit.com/post/15392298
$SUNI nilai ROCE 24,4%, undervalued price 75,5%, , ulasan lawas: https://stockbit.com/post/16696089
KMTR nilai ROCE38,2 %, undervalued price 62,3%, , ulasan lawas: https://stockbit.com/post/16868983
TLDN nilai ROCE 31,1%, undervalued price 67,3%, , ulasan lawas: https://stockbit.com/post/15457758
DYOR, disclaimer on, lakukan analisa dan periksa ulang
@suryabisnis
$GTSI
Selesai expansi dengan kapasitas lebih dari dua kali lipat, apa yg membuat OCTG/tubing yg dibikin $SUNI akan laku? Harga minyak turun, project2 yg tadinya ekonomis menjadi tidak ekonomis. Bagaimana dengan OCTG yg sekarang masih banyak impor? Apakah keran impornya akan ditutup kalo permintaan dalam negri sudah bisa terpenuhi oleh pabrikan dalam negri? Atau malah jadi perang harga dengan OCTG Cina kaya perang harga industri keramik?