Volume
Avg volume
PT Sumber Tani Agung Resources (STAA) adalah grup usaha kelapa sawit swasta yang berkantor pusat di Sumatera Utara, Indonesia. Grup Perseroan telah melakukan kegiatan usaha sejak tahun 1970 dan telah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam menjalankan pembudidayaan tanaman kelapa sawit yang terintegrasi. Proses produksi dari Grup Perseroan dimulai dari penanaman dan pemanenan perkebunan kelapa sawit, serta pengolahan kelapa sawit Tandan Buah Segar (“TBS”) untuk menghasilkan minyak kelapa sawit (“Crude Palm Oil”/“CPO”), inti sawit (“Palm Kernel/ “PK”), minyak inti sawit (“Palm Kernel Oil”/”PKO”), bungkil kelapa sawit (“Palm Ker... Read More
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyurati sebanyak 19 perusahaan tercatat (emiten) sawit perihal penggunaan kawasan hutan sebagai lahan sawit.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, seperti dikutip CNBC Indonesia Senin (13/10/2025), setidaknya ada 10 emiten sawit yang mem...
www.cnbcindonesia.com
Porto sawitku kaya pos satpam, kerjanya shift-shiftan. Pas $TAPG $STAA bangun, $SGRO TLDN bobok. Habis itu besok gantian SGRO TLDN bangun, TAPG STAA bobok. Gitu aja terus. Tapi gapapa, yang penting aset terus bertumbuh
$STAA ayo yg mau TP TP aja dulu, nanti LK keluar beli lagi di 2000 ya.
semoga jadi nambah 3 PKS, KCP, dan kebun tahun ini 😊
Pembahasan emiten $SSIA $WINS $STAA di https://cutt.ly/dr9nLvyO
$STAA
beberapa pertimbangan buat nih saham:
1. dari 25 September broksum didominasi oleh accum foreign
2. harga cpo masih bagus
3. profitability cukup bagus di antara kompetitornya
selagi AK,BK ga jualan potensi cuan ni. tp perlu di ingat seasonality nya di bulan November selalu merah wkkw.
$TAPG
Kemarin member kita TP di $STAA
Alasannya? Raja Produktivitas Sawit Indonesia.
24 ton per hektar.
Angka yang bikin emiten sawit lain gigit jari.
STAA bukan sekadar juara produktivitas.
Ini soal efisiensi yang ngga main-main.
Kompetitor terdekat?
$TAPG cuma 23 ton/Ha.
$SMAR? 21,6 ton/Ha.
Gap-nya lumayan, tapi masih make sense.
Yang bikin menarik: SIMP dan LSIP cuma 12–13 ton/Ha.
Artinya STAA hampir dua kali lipat lebih produktif.
Bukan kebetulan.
Ini hasil dari manajemen perkebunan yang matang.
Operasional yang ketat.
Dan mungkin, sedikit keberuntungan geografi.
Kenapa produktivitas penting?
Karena di bisnis komoditas, cost per ton adalah segalanya.
Yield tinggi = biaya produksi per ton lebih rendah.
Margin lebih tebal.
Terutama saat harga CPO lagi roller coaster.
Saat harga CPO turun, yang survive adalah yang punya cost structure paling efisien.
STAA punya ammo itu.
Produktivitas bukan cuma angka pamer.
Ini fondasi profitabilitas jangka panjang.
Di sektor yang sangat sensitif terhadap fluktuasi harga global, fundamental operasional seperti ini jadi pembeda utama.
STAA udah buktikan: mereka bisa deliver hasil maksimal dari setiap hektar lahan.
Sekarang tinggal tunggu momentum harga CPO.
____
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^
Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger.
Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO
Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻
___
Stockbit External Community
Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative.
Mau ikutan perjalanan investasi saya?
❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community
1/2
Selamat malam teman2 semua.. yuk kita belajar analisa teknikal saham $CUAN $WIFI $STAA PPRI Dibawah ini adalah hasil analisa saya.. mungkin bs saja berbeda dengan hasil analisa teman2.
Jangan lupa like, follow dan komentar yaa…Disc On ya.. hapcu☺️🫶🏻..
1/2
$STAA
Awalnya saya tidak tertarik dengan STAA, karena invest di TAPG.
TAPG naik dari awal Juli 2025 sampai Okt 10 2025 sdh 90%, hal tersebut dikarenakan harga cpo yg bagus dan income Q2 yg baik, dan kemungkinan Q3 akan lebih baik lagi. saya sdh jual TP di akhir September 2025.
lalu 2 minggu lalu mengamati perkembangan harga STAA sdh rally dengan cepat, lalu masuk ke STAA dan melakukan metoda swing setiap 1-2 hari sekali, hasilnya juga bagus, sdh TP lebih dari 6 kali.
Analisa volume harian dan foreign flows juga mengkonfirmasi bahwa STAA akan melaju menuju 1760 dalam waktu dekat, btw STAA juga memberikan net income tinggi pada Q2 (352 B) dan prediksi Q3 ( akan lebih baik dari Q2 ), dan pasar sdh tau, maka sebaiknya kita berinvestasi sebelum Q3 keluar dan TP setelahnya.
$BBRI Msh ada yg hold? (Atau Cuma saya? 🤣)
Pada Semester I 2025, Bank BRI mencatat kinerja yang masih solid meski laba bersih tertekan oleh meningkatnya pencadangan kredit dan penurunan pendapatan non-bunga. Laba bersih konsolidasi mencapai sekitar Rp26,3 triliun, turun 11,5% yoy, menjadikannya periode dengan pertumbuhan laba paling moderat dalam tiga tahun terakhir.
Secara kuartalan, laba Q1 2025 sebesar Rp13,7 triliun menurun menjadi Rp12,6 triliun di Q2 2025, seiring naiknya beban provisi dan perlambatan pendapatan komisi. Namun di sisi lain, pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh positif +4,8% yoy menjadi Rp73,3 triliun, dengan pendapatan bunga mencapai Rp102,4 triliun dan beban bunga hanya naik tipis +1,3% yoy.
Kinerja operasional inti (Pre-Provision Operating Profit) tetap kuat di Rp58,3 triliun, tumbuh sekitar 2% yoy, menandakan mesin utama BRI masih efisien. Kenaikan pendapatan bunga bersih didukung oleh pertumbuhan kredit +6% yoy, terutama di segmen UMKM yang masih menjadi tulang punggung bisnis BRI.
💰 Neraca & Pendanaan
Total aset BRI hingga Juni 2025 mencapai Rp2.106 triliun, naik 6,5% yoy. Penyaluran kredit tumbuh ke Rp1.416 triliun, dengan porsi UMKM mencapai 80% dari total portofolio. Pertumbuhan kredit ini sedikit di bawah target tahunan (7–9%), karena BRI memilih strategi selektif demi menjaga kualitas aset.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,65% yoy menjadi Rp1.482 triliun, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) yang naik menjadi 65,5% dari total DPK. Giro naik 16% yoy, tabungan naik 7% yoy, sedangkan deposito turun tipis. Struktur dana murah ini menurunkan cost of fund ke kisaran 3,6%, memperkuat efisiensi. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level ~85%, artinya likuiditas BRI masih sangat memadai untuk ekspansi kredit.
Modal dan permodalan juga sangat kuat: ekuitas mencapai Rp322 triliun dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sekitar 25%, jauh di atas ketentuan regulator. Dengan buffer modal setebal ini, BRI tetap punya ruang manuver besar untuk memperluas kredit tanpa tekanan likuiditas.
💹 Rasio Keuangan & Profitabilitas
Net Interest Margin (NIM) BRI di Semester I 2025 tercatat sekitar 6,58%, menurun dari 6,8% tahun sebelumnya, namun mulai stabil di Q2 berkat peningkatan dana murah. ROE (Return on Equity) tercatat sekitar 15% dan ROA (Return on Assets) di kisaran 2,2–2,4% — masih sehat untuk bank sebesar BRI.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross berada di 3,2%, sedikit naik dari 2,9% di akhir 2024, sedangkan NPL net di 0,99%. Meski ada kenaikan, coverage ratio tetap tinggi di sekitar 190–200%, menunjukkan BRI sangat siap menghadapi potensi risiko kredit.
Cost of Credit (CoC) mulai turun dari kisaran 5,6% di Januari ke 3,4% di Juli 2025, mendekati target tahunan. Artinya, beban provisi yang menekan laba di awal tahun mulai berkurang.
📱 Efisiensi & Pendapatan Non-Bunga
Pendapatan non-bunga BRI (fee-based income) pada Semester I 2025 menurun sekitar 7,7% yoy menjadi Rp10,4 triliun, terutama karena perubahan akuntansi di lini asuransi dan perlambatan aktivitas transaksi. Namun sejak Juli, terjadi perbaikan seiring peningkatan transaksi digital dan layanan BRImo.
Jumlah pengguna BRImo kini mencapai lebih dari 42 juta, naik 21% yoy, dengan volume transaksi tumbuh 25% yoy. Peningkatan ini membantu BRI menekan biaya operasional dan memperkuat kontribusi pendapatan komisi digital. Rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) juga berhasil dijaga stabil.
🏦 Dukungan Pemerintah & Dampak BI Rate
Pada September 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 4,75%, menciptakan ruang bagi perbankan menurunkan biaya dana. Penurunan ini memberi dua efek pada BRI:
Menurunkan cost of fund, mendukung efisiensi bunga ke depan.
Sedikit menekan yield kredit jangka pendek, namun prospeknya positif untuk peningkatan permintaan pinjaman baru.
Selain itu, Kementerian Keuangan menempatkan Rp200 triliun dana pemerintah di bank-bank HIMBARA untuk mendorong penyaluran kredit. Dari total itu, BRI memperoleh Rp55 triliun, dengan fokus penyaluran ke sektor UMKM dan produktif. Hingga awal Oktober, sekitar 45% dari dana tersebut sudah tersalurkan.
Dukungan ini menjadi katalis besar bagi BRI di paruh kedua tahun 2025 — memperkuat likuiditas, mempercepat kredit, dan menurunkan biaya bunga. Dengan tambahan amunisi ini, BRI berpotensi mendekati target pertumbuhan kredit 7–9% yoy di akhir tahun.
📈 Proyeksi Kuartal IV 2025 & Tahun 2026
Menjelang akhir 2025, arah kinerja BRI diproyeksikan berangsur membaik. Dengan penurunan cost of credit, tambahan likuiditas pemerintah, dan tren suku bunga menurun, BRI berpotensi membukukan rebound laba di Q4 2025.
Secara keseluruhan, laba bersih 2025 diperkirakan hanya turun 8–10% yoy, lebih baik dari penurunan 11% di semester pertama. Peningkatan permintaan kredit UMKM dan efisiensi operasional menjadi pendorong utama.
Untuk tahun 2026, outlook-nya positif:
Pertumbuhan kredit: diperkirakan naik di kisaran 8–9% yoy, dengan kontribusi besar dari mikro dan konsumer.
NIM: berpotensi pulih ke ~7% seiring penurunan suku bunga deposito.
Cost of Credit: diproyeksi turun ke ~3%, memberi ruang peningkatan laba.
ROE: berpotensi naik ke 17–18%, menandakan profitabilitas kembali ke level pra-2024.
Kualitas aset: stabil, dengan NPL kemungkinan bertahan di bawah 3%.
Dengan dukungan pemerintah, modal yang kuat, dan digitalisasi yang makin efisien, BRI diperkirakan memasuki fase pemulihan margin dan pertumbuhan laba berkelanjutan pada 2026.
Disclamer bukan ajakan beli atau jual saham, hanya tulisan biasa saja dari rakyat awam. 🙏🏻
Random Tag : $STAA $EMTK
1/4
$STAA ini salah satu emiten sawit yang udah main dari hulu sampai hilir, dan sekarang lagi nunjukin performa yang solid banget. Operasinya tersebar di Sumatera dan Kalimantan, dengan total lahan sekitar 49 ribu hektar. Yang bikin menarik, 74% dari kebunnya lagi di masa produktif (8–20 tahun) dan usia rata-ratanya baru 14 tahun. Artinya, pohonnya masih muda dan produktivitasnya lagi tinggi-tingginya. Dari sisi hasil panen pun nggak main-main — yield TBS-nya bisa tembus 23–24 ton per hektar, jauh di atas rata-rata industri yang cuma sekitar 19–20 ton. Ini bukti kalau manajemen kebun mereka efisien dan produktif.
Fasilitas pengolahannya juga lengkap banget: 10 pabrik kelapa sawit, 1 kernel crushing plant, 1 solvent extraction plant, dan 1 refinery & fractionation berkapasitas 2.000 ton per hari. Jadi STAA nggak cuma jual CPO mentah, tapi juga udah produksi turunan bernilai tinggi seperti olein, stearin, PFAD, dan RBDPO. Ini yang bikin margin mereka bisa lebih tebal dibanding banyak pemain lain di industri sawit. Apalagi dengan refinery baru di Lubuk Gaung, Riau, yang luasnya 40 ribu hektar tapi baru terpakai 30%, masih banyak ruang buat ekspansi ke depan. Dari refinery ini, mereka bisa hasilin sekitar 95% RBDPO dan 4,5% PFAD, lalu dari RBDPO itu diolah lagi jadi 82% olein dan 12% stearin.
Refinery-nya juga udah dilengkapi jetty sendiri dengan kapasitas 50 ribu DWT, jadi kapal besar bisa langsung bongkar muat tanpa bantuan tugboat. Infrastruktur kayak gini penting banget buat efisiensi logistik, apalagi buat ekspor. Dengan empat pipa terpisah buat tiap jenis produk, risiko kontaminasi juga bisa ditekan. Dari sisi operasional, STAA termasuk jarang punya setup sekomplet ini di level perusahaan sawit menengah.
Kalau ngelihat angka-angkanya, 2025 bakal jadi tahun penting buat STAA. Pendapatan diproyeksikan tembus Rp8,38 triliun, naik 30% dibanding tahun sebelumnya, sementara laba bersihnya diperkirakan mencapai Rp1,33 triliun. Margin bersih di kisaran 16% dengan potensi naik ke 18–19% di tahun-tahun berikutnya. Gross profit 2025 diproyeksi Rp2,23 triliun dengan margin 27%. Buat sektor sawit, ini angka yang tergolong sehat banget.
Secara keuangan, STAA termasuk perusahaan yang “adem”. Rasio utang terhadap modal (DER) cuma 0,21x, current ratio di 2,16x, dan posisi kasnya mencapai Rp1,58 triliun alias net cash. Jadi nggak ada tekanan utang sama sekali, bahkan punya ruang lebar buat ekspansi tanpa perlu nambah pinjaman. Banyak perusahaan sawit lain masih bergantung sama utang bank, tapi STAA udah punya posisi keuangan yang tangguh.
Dari sisi valuasi, harga saham Rp1.105 dengan target Rp1.400 berarti masih ada upside sekitar 26–27%. PER 2025 di 11,5x dan PBV di 2,5x. Nilai EV per hektarnya Rp299 juta, memang di atas rata-rata industri Rp162,9 juta, tapi wajar karena produktivitas STAA lebih tinggi dan biaya replanting mereka masih kecil banget. Dalam jangka menengah, valuasi ini masih punya ruang buat naik kalau refinery makin optimal.
Kalau ngomongin sektor, outlook industri sawit juga masih solid. Produksi CPO Indonesia diperkirakan stabil berkat kondisi cuaca netral dan replanting yang terjaga. Permintaan global juga naik, terutama dari India yang menurunkan tarif impor CPO dari 20% ke 10% menjelang musim Diwali. Di sisi lain, kebijakan biodiesel dalam negeri menuju B40 bakal dorong konsumsi CPO domestik jadi sekitar 13–14 juta ton per tahun.
Risiko tentu tetap ada. Harga CPO global yang fluktuatif bisa ngaruh ke margin, cuaca ekstrem bisa ganggu yield, dan harga pupuk dunia yang naik 30-an persen tahun ini bisa tekan biaya produksi. Tapi STAA punya bantalan kuat — kebunnya muda, biaya rendah, refinery mulai jalan, dan kas tebal. Kombinasi itu bikin downside-nya relatif terbatas dibanding pemain lain.
Kesimpulannya, STAA ini bukan saham hype yang naik karena sentimen sesaat. Ini perusahaan yang punya pondasi kuat, integrasi lengkap, dan efisiensi operasional yang real. Dengan pertumbuhan laba, ekspansi hilir, dan posisi kas yang aman, STAA bisa jadi salah satu saham sawit yang perform-nya pelan tapi pasti. Kalau harga CPO stabil di kisaran sekarang, potensi nembus target Rp2.000 bukan hal yang muluk. 🌴📈
loh tapi kata wowo beberapa waktu lalu babat aja hutan tanam sawit gk usah khawatir deforestasi 😅🤣
$PTPS $TAPG $STAA