Volume
Avg volume
PT Suparma, Tbk adalah perusahaan produsen kertas terkemuka di Indonesia yang difokuskan pada penyediaan handal dan kualitas kertas. Kami berdedikasi untuk terus menerus meningkatkan inline serta produk inovasi untuk memenuhi harapan pelanggan dan stakeholder. Terletak di Surabaya, Indonesia. Bergerak menuju era baru, PT Suparma, Tbk terus menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan pulih serat untuk sebagian besar produk itu dan bersertifikat FSC dan ISO 14000.
@HartadiTanjoyo Izinkan saya fokus pada $SPMA saja, karena kebetulan saya pernah menangani industri ini.
Benar sekali, tetapi apresiasi harga saham sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk kepentingan partisipan di bursa.
Untuk 'bad capital allocation' bisa saja menjadi alasan pemicu penurunan harga, dan memang untuk industri ini, raw material merupakan 'capital allocation' yang dominan dan akan mengendap dalam periode lama.
Namun di industri seperti $SPMA semakin besar 'capital allocation' di raw material semakin besar potensi value yg akan di'unlock', hanya saja industri ini juga mempunyai cyclical demand yang mempengaruhi besaran valuenya nanti.
Begitulah...semoga menjawab.
Terima kasih.
ijin diskusi masalah PBV pak. saya belum paham benar. menurut saya PBV rendah menandakan harga saham yang tidak diapresiasi karena bad capital allocation (menumpuk dead asset atau dead working capital)
bagaimana sih kita menilai atau ada rasio lain untuk mematahkan bahwa dead asset itu bisa berguna di kemudian hari tidak? atau memastikan ada value yg belum terunlock disana
contoh saham $PRIM, $KAEF, $SPMA
Do Your Own Research Silahkan (Diriset Kembali)
#Yang Terbaik Jangan Gegabah
#Terima Kasih Koreksinya Yah Kak Yah🎀
#Tidak Menerima Debat
#Unsur Sara, Scam, Dan Unsur Hate ,Block Permanen Yah Kak Yah 🚫⚠️🤭
Tag :
$WOOD $SPMA
1/10
https://cutt.ly/WeXhXtRA
Saham SPMA gimana kabarnya ? $SPMA $CBRE $CUAN
Screener ganteng argountuksaham.
Zoom kemarin tmn2 banyak yang sudah mengerti konsep. Namun, untuk secara praktikal masih mencoba meraba-raba.
Bagi saya, ada tmn2 yang tanya gmn penerapannya, berarti tmn2 sudah curious untuk mempelajari lebih dalam materi yang saya sampaikan kemarin.
Karena itu, sebelum masuk materi BAB II, saya kasih bonus screener untuk setiap kategori, saya mulai dari screener Asset Play.
INGAT! SCREENER INI TIDAK MENJADI HOLY GRAIL!
SILAKAN DIKERJAKAN PR-NYA, DAN PAHAMI KONSEP SCREENER ITU SENDIRI
SANGAT DIPERBOLEHKAN JIKA BUTUH DIOPREK SENDIRI!
Screener Asset Play!
1. Screener Asset Play By Working Capital (gambar 1)
Konsepnya adalah mencari emiten semurah mungkin, dengan menilai Modal Kerja perusahaan yang tidak dilirik oleh market. Bayangkan, kalo dengan membeli modal kerja perusahaan saja, harga perusahaannya jauh dibawah nilai modal kerjanya, apalagi kalau dihitung seluruh asetnya!
Maka anda tidak perlu pusing-pusing ketika perusahaan itu bangkrut! Karena, ketika perusahaan tersebut dilikuidasi, nilai likuidasinya jauh lebih besar dari uang yang anda gunakan untuk membeli perusahaan tersebut.
Cara menggunakan screener ini:
1. Cek Modal Kerja Perusahaan (Cash, Persediaan dan Piutang)
2. Buang Piutang Macet yang umurnya >1 tahun
3. Cek kualitas persediaan, apa saja komposisinya.
4. Diskon Modal Kerja ( Persediaan x 50%, Piutang x 75%)
5. Bandingkan dengan marketcap perusahaan
Ingat, Screener Asset Play 1 bertujuan untuk mencari momentum dari unlocknya Working Capital (Modal Kerja). Jika tidak ada story yang mendorong unlocknya Working Capital maka ada potensi untuk merasa bosan di emiten ini.
(Hasil Screener Assetplay 1 ada di gambar 2)
2. Screener Asset Play by PPE (gambar 3)
Konsepnya adalah mencari emiten semurah mungkin, dengan menilai SUMBER DAYA perusahaan yang tidak dilirik oleh market. Bayangkan, anda mempunyai bangunan+pabrik+kendaraan yang beroperasi, tapi perusahaan anda dihargai kurang dari 70% dari nilai bangunan+pabrik+kendaraan anda. Hal ini bisa saja terjadi ketika produk yang anda tawarkan demand atau cuannya sedang tidak menarik. Konsep screener ini adalah menunggu momentum aset operasional anda untuk DIMANFAATKAN, sehingga ketika produk anda, demand dan cuannya menarik, aset operasional tersebut akan generate laba dengan maksimal, dan mendorong nilai perusahaan anda semakin naik.
Cara menggunakan screener ini:
1. Cek Aset Tetap apa yang ada di perusahaan.
2. Cek Apakah ada penambahan aset tetap baru yang konsisten.
3. Cek Apakah Revenue perusahaan naik namun, Beban Depresiasinya memperlambat pertumbuhan laba bersih perusahaan.
4. Cek Produk perusahaan dan apakah ada story pendorong yang menarik.
Screener Asset Play 2 ini bertujuan membeli aset tetap operasional perusahaan dengan harga murah disaat industri sedang tidak menarik. Jika story produk pendorong labanya tidak unlock, maka resiko penurunan saham atas rendahnya ekspektasi masa depan emiten bisa sangat menyakitkan.
(Hasil Screener Assetplay 2 ada di gambar 4)
NOTE : EMITEN ASSET PLAY TIDAK SELALU MASUK DALAM SCREENER INI, BISA SAJA NILAI ASET YANG SEBENARNYA TIDAK TERCANTUM PADA LAPORAN KEUANGAN. SEHINGGA MEMBUAT SAHAM TERSEBUT TIDAK TERDETEKSI SCREENER.
$KIJA $APLN $GJTL $INKP $SPMA
1/4
📝 Rangkuman Berita Hari Ini
▪ $BBTN: Bank Tabungan Negara mengatakan dalam klarifikasi kepada BEI bahwa perseroan sedang melakukan negosiasi dan menyusun perjanjian jual–beli bersyarat untuk mengakuisisi sebuah bank. Meski demikian, BBTN belum mengungkap rincian bank yang akan diakuisisi tersebut. Sebelumnya, Kontan melaporkan pada Oktober 2024 bahwa BBTN telah menyepakati nilai akuisisi sebesar 1,7 triliun rupiah dengan calon bank syariah yang akan diakuisisi untuk menjadi cangkang dari spin–off unit usaha syariah (UUS) perseroan, BTN Syariah. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan laporan Kontan pada awal Agustus 2024 di level 1,3 triliun rupiah.
▪ $TPIA: Direktur Chandra Asri Pacific, Edi Riva'i, mengatakan bahwa pihaknya membuka peluang melayani jasa angkutan bahan baku kepada pihak ketiga melalui anak usaha, PT Chandra Daya Investasi (CDI). Sebelumnya, CDI mengakuisisi 4 unit kapal pengangkut minyak atau bahan kimia serta kapal pengangkut gas bumi, yang ditujukan untuk efisiensi operasional perseroan. Ke depan, CDI menargetkan penambahan 15 unit kapal baru selama 2025.
▪ $SPMA: Pengendali Suparma, Cathay Utima Investment Pte. Ltd., membeli 674 juta saham SPMA dari pengendali SPMA lainnya, PT Wahana Bumi Indonesia, dengan harga 304 rupiah per lembar pada 13 November 2024. Total nilai transaksi mencapai ~205 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Cathay Utima Investment Pte. Ltd. di SPMA naik dari 18,01% menjadi 39,38%, sementara kepemilikan PT Wahana Bumi Indonesia turun dari 25% menjadi 3,63%. Selain itu, pengendali sekaligus komisaris utama SPMA, Welly, membeli 13,5 juta saham SPMA dari 2 direktur SPMA, Edward Sopanan dan Joseph Sulaiman, dengan harga 304 rupiah per lembar pada 13 November 2024. Total nilai transaksi mencapai ~4,1 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan langsung dan tidak langsung Welly di SPMA naik dari 80,95% menjadi 81,38%, sementara kepemilikan Edward Sopanan dan Edward Sulaiman turun masing–masing dari 0,25% dan 0,43% menjadi 0,04% dan 0,21%.
▪ $MBMA: Merdeka Battery Materials mengumumkan pemberian pinjaman hingga 200 juta dolar AS kepada anak usahanya, PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Dana tersebut akan digunakan oleh MTI untuk tujuan umum perusahaan.
▪ $PNGO: Pinago Utama akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai 31,3 miliar rupiah atau 40 rupiah per saham. Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 28 November 2024, dengan pembayaran pada 13 Desember 2024. Mengacu harga saham PNGO pada penutupan bursa hari Selasa (19/11) di level 1.745 rupiah per lembar, maka indikasi dividend yield adalah 2,3%.
▪ MCOL: Prima Andalan Mandiri akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai 391,1 miliar rupiah atau 110 rupiah per saham. Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 28 November 2024, dengan pembayaran pada 16 Desember 2024. Mengacu harga saham MCOL pada penutupan bursa hari Selasa (19/11) di level 5.350 rupiah per lembar, maka indikasi dividend yield adalah 2,1%.
▪ BFIN: BFI Finance Indonesia dalam klarifikasi kepada BEI mengatakan bahwa kabar pengurangan karyawan sebanyak lebih dari 1.000 orang selama 9M24 disebabkan oleh proses organization effectiveness untuk mencapai right–sizing. BFIN juga menyebut bahwa penggunakan kata "pemangkasan karyawan" dalam pemberitaan CNBC Indonesia pada 14 November 2024 tidaklah tepat karena perseroan menilai jumlah karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan 3Q24 adalah "normal" dan sama dengan pada 2022. BFIN menegaskan bahwa pengurangan karyawan yang terjadi selama 9M24 tidak menyebabkan penurunan kualitas pelayanan ke konsumen.
🧩Berita Lainnya
▪ Konsensus ekonom mengekspektasikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga BI Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur pada Rabu (20/11), menurut survei yang digelar oleh Reuters. Konsensus ekonom juga mengekspektasikan suku bunga BI Rate hanya akan dipangkas -25 bps ke level 5,75% pada Desember 2024, lebih sedikit 25 bps dibandingkan ekspektasi dalam survei sebelumnya. Ekspektasi pemangkasan suku bunga BI Rate yang lebih sedikit didorong oleh melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS seiring sentimen kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS.
▪ Kontan melaporkan bahwa Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), serta Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hipindo) meminta kepada pemerintah untuk menunda kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang direncanakan dimulai pada awal 2025. Para pelaku usaha tersebut menilai bahwa daya beli masyarakat saat ini belum stabil, sehingga rencana kenaikan PPN justru akan menekan permintaan dan merugikan industri. Berdasarkan catatan Kompas, Presiden Prabowo Subianto pernah berjanji pada Januari 2024 untuk tidak menaikkan tarif pajak jika terpilih dalam pemilu 2024.
▪ Badan Legislasi DPR mengajukan rancang undang–undang (RUU) pengampunan pajak (tax amnesty) sebagai salah satu program legislasi nasional prioritas pada 2025. Jika terwujud, ini akan menjadi program tax amnesty ke–3 dalam kurun waktu 1 dekade terakhir setelah 2016–2017 dan 2022.
▪ Pemerintah melalui Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM No. 1/2024 memberikan insentif tarif bea masuk 0% dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah (DTP) kepada mobil listrik impor, baik dalam bentuk completely built up (CBU) maupun completely knock down (CKD) dengan tingkat komponen dalam negeri berkisar 20–40%. Berdasarkan regulasi yang berlaku hingga 31 Desember 2025 tersebut, insentif PPnBM DTP bagi mobil impor hanya diberikan kepada pelaku usaha yang mengimpor dari negara yang memiliki perjanjian internasional dengan Indonesia. Selain itu, insentif ini juga akan diberikan kepada pelaku usaha yang akan membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, produsen yang sudah memiliki pabrik mobil konvensional dan akan beralih ke mobil listrik, serta perusahaan yang sudah berinvestasi pada fasilitas manufaktur mobil listrik.
▪ SKK Migas mencatat bahwa realisasi investasi hulu migas selama 10M24 baru mencapai 10,3 miliar dolar AS (+1% YoY), baru memenuhi 58,2% dari target 2024 di level 17,7 miliar dolar AS. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyebut bahwa pihaknya memproyeksikan realisasi investasi hulu migas selama 2024 dapat mencapai 16 miliar dolar AS, mengindikasikan kenaikan sebesar +16,6% YoY. Djoko menyebut bahwa lemahnya realisasi investasi hulu migas disebabkan oleh terhambatnya beberapa pekerjaan akibat masalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Hambatan tersebut juga mengganggu realisasi lifting minyak dan gas selama 10M24, yang hanya mencapai 1,56 juta BOEPD atau baru memenuhi 94% target APBN 2024 di level 1,66 juta BOEPD.
▪ Produksi batu bara nasional telah mencapai 711,37 juta ton per 15 November 2024, sudah melampaui target 2024 dari pemerintah yang mengincar produksi sebanyak 710 juta ton. Meski demikian, realisasi tersebut masih jauh dari target produksi dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2024 di level 922,14 juta ton. Menurut Plt. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Gita Mahyarani, pihaknya memprediksi bahwa produksi batu bara nasional selama 2024 akan berkisar 800 juta ton (vs. realisasi 2023: 775 juta ton).
▪ Bloomberg melaporkan bahwa Apple Inc. (Nasdaq: AAPL) telah meningkatkan tawarannya untuk berinvestasi di Indonesia hampir 10x lipat guna membujuk pemerintah agar mencabut larangan penjualan seri iPhone 16. Narasumber Bloomberg menyebut bahwa Apple kini berencana untuk menginvestasikan hampir 100 juta dolar AS di Indonesia dalam 2 tahun ke depan, naik dibandingkan laporan sebelumnya di level 10 juta dolar AS. Pemerintah sendiri telah melarang penjualan seri iPhone 16 di Indonesia karena produk tersebut belum memiliki sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Pemerintah menyebut bahwa sertifikat TKDN baru akan diberikan setelah Apple memenuhi komitmen investasi senilai 1,7 triliun rupiah, di mana perusahaan tersebut baru memenuhi 1,5 triliun rupiah.
-------------
Stockbit Snips
Selasa, 19 November 2024
$SPMA 15 Nov 24
Shareholder : Cathay Utima Investment
Type : Foreign
Bought : +674,342,106 (+21.37%)
Current : 1,242,237,166 (39.38%)
Previous : 567,895,060 (18.01%)
https://cutt.ly/HeKwVzzV
Cathay Utima Investment Pte Ltd, perusahaan investasi asal Singapura, kembali menambah kepemilikan sahamnya di Suparma ($SPMA). Kali ini, Cathay Utima memborong 674,34 juta saham dengan harga Rp304 per lembar. Transaksi ini resmi tercatat pada 13 November 2024.