Volume
Avg volume
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) didirikan pada tanggal 18 Juni 1962. Perseroan adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan terkemuka di Indonesia. Aktivitas utama Perseroan dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK), pemrosesan CPO menjadi produk industri dan konsumen seperti minyak goreng, margarin dan shortening, serta perdagangan produk berbasis kelapa sawit ke seluruh dunia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Salah satu produknya ... Read More
Buat yg penasaran saham misterius Doraemon, clue nya dia punya hubungan sama perusahaan yg ada di foto.
Hubungannya apa? Rahasia, nanti mulut saya diplester sama Doraemon.
$JARR $SMAR $TBLA
Biodiesel
Selagi masih rame bahas sawit, kita lanjut bahas dokumen ini. Dalam dokumen ini memang tertulis perusahaan apa aja yang punya βjatahβ supply biodiesel yang nantinya bakal dipakai untuk jadi B35, B40, B50, dst sampai B100.
Di dalam dokumen itu juga jelas berapa βjatahβ masing-masing perusahaan. Siapa yang paling besar? Justru bukan perusahaan Tbk, beverapa yang cukup besar tapi Tbk adalh $SMAR, $JARR, dan $TBLA
Demand atas minyak nabati jelas akan terus naik khususnya kita Indonesia punya sawit no.1 di dunia. Dari B35 ke B50 saja itu konsumsi minyak nabati udah naik hampir 43% dengan asumsi konsumsi total biodiesel konstan.
Tapi pertanyaannya, apakah perusahaan yang sekarang dapat jatah paling tinggi akan tetap jadi yang paling tinggi? Dalam kata lain, apakah mereka mampu βmenangkapβ kenaikan demand tersebut?
Sebagai investor, udah sewajarnya kita fokus ke future value. Siapa yang potensi growth nya paling tinggi? Menurut saya udah jelas yang growth- nya paling tinggi adalah yang tadinya ga dapat jatah terus jadi dapat jatah.
Untuk bisa supply ke pertamina, requirement yang harus dipenuhi cukup ketat. Jadi kalau kita mau menangkan peluang ini, pastikan GCG perusahaannya bagus karena ini bagian dari requirement tadi.
$SMAR Sawit Tua
Diskusi hari ini tentang CPO di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) adalah salah satu emiten sawit dengan rantai bisnis paling terintegrasi di Indonesia, dan merupakan bagian dari konglomerasi Grup Sinar Mas. Sejak awal berdiri, SMAR tidak sekadar bermain di hulu seperti kebanyakan planter, tapi juga membangun kekuatan di hilir dan distribusi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Model bisnisnya mencakup seluruh rantai nilai sawit, mulai dari pembibitan dan perkebunan kelapa sawit, pabrik pengolahan CPO dan PKO, refinery dan fraksinasi, pabrik margarin dan shortening, produksi biodiesel, hingga distribusi produk konsumen domestik melalui PT Ivo Mas Tunggal dan ekspor global lewat Golden Agri-International Ltd yang merupakan afiliasi dari induknya Golden Agri-Resources. Dari sini saja, terlihat bahwa SMAR adalah pemain besar, punya kontrol terhadap rantai nilai dari sawit mentah sampai produk siap konsumsi. Namun apakah model yang panjang ini efisien dan menguntungkan?
Segmen usaha SMAR terbagi menjadi tiga, yaitu Integrated Food and Trading (90% revenue), Plantation (8%), dan Others (2%). Artinya, porsi terbesar justru datang dari produk hilir seperti minyak goreng, margarin, shortening, dan biodiesel, bukan dari penjualan CPO mentah. Di atas kertas ini bagus karena memberi diversifikasi, tapi sayangnya, margin usaha dari segmen hilir sangat tipis.
Laporan 31 Maret 2025 menunjukkan bahwa penjualan bersih mencapai Rp21,16 triliun, naik 18% dari tahun lalu. Namun gross profit hanya Rp2,07 triliun (GPM 9,8%), operating profit Rp462 miliar (OPM 2,2%), dan net income anjlok jadi Rp134 miliar (NPM 0,6%) turun 25% dari Rp178 miliar tahun lalu. Dengan net margin setipis ini, satu sentuhan rugi kurs atau kenaikan bea ekspor saja langsung bikin laba bersih rontok. Padahal, biaya ekspor (levy dan bea keluar) per kuartal bisa mencapai Rp648 miliar. Ini artinya 3 kali lipat dari laba bersih. Satu-satunya cara SMAR bisa bertahan adalah dengan volume masif dan pengendalian biaya yang super ketat. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Dari sisi operasional kebun, kinerja produksi FFB di kuartal I 2025 terbilang lumayan. Total FFB dari kebun inti 387,9 ribu ton, naik 2% dibanding kuartal sama tahun lalu. Dengan luas tanaman menghasilkan (TM) sebesar 95,6 ribu hektar, yield FFB per hektar per kuartal sekitar 4,1 ton, setara 16,3 ton per hektar per tahun. Apakah ini sudah standar rata-rata industri sawit Indonesia? Yang punya lahan sawit sendiri bisa hitung, 1 hektar sawit bisa hasilkan TBS berapa ton per bulan vs 3 bulan vs 1 tahun?
Sayangnya, tidak ada data eksplisit untuk volume produksi CPO atau PKO di laporan triwulanan ini. Hanya disebutkan bahwa lebih dari 90% berasal dari kebun inti. Tidak dijelaskan juga ASP (harga jual rata-rata) maupun konversi TBS ke CPO (extraction rate), sehingga kita tidak bisa analisis efisiensi pabrik secara spesifik. Tapi karena GPM-nya hanya 9,8%, ada indikasi bahwa efisiensi atau harga jual belum optimal. Sementara capex masih tergolong ringan, Rp724 miliar per kuartal atau sekitar Rp7,6 juta per ha, yang cukup konservatif untuk ukuran perusahaan dengan kapasitas produksi dan hilir sebesar SMAR. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masuk ke arus kas dan kebutuhan pendanaan, kita mulai melihat potensi tekanan. Arus kas operasi (CFO) 3 bulan pertama 2025 sebesar Rp643 miliar, turun 32% dari Rp950 miliar tahun sebelumnya. Padahal, total kebutuhan cash untuk capex, pembayaran bunga, dan dividen lebih besar dari itu. Belanja modal saja Rp724 miliar, belum termasuk beban bunga Rp301 miliar. Artinya secara teknis SMAR menghasilkan Free Cash Flow negatif, dan untuk menutup kekurangan ini, perusahaan menambah utang jangka pendek senilai Rp937 miliar.
Total utang berbunga per Maret 2025 mencapai Rp19,44 triliun, sementara kas hanya Rp1,36 triliun. Net debt mencapai Rp18,08 triliun. Jika EBITDA disetahunkan berdasarkan kuartal pertama, maka Net Debt to EBITDA mencapai 5,6 kali, yang tergolong tinggi dan membuat struktur permodalan rentan jika pendapatan terganggu sedikit saja. Untuk perusahaan sawit yang ideal, angka ini seharusnya tidak lebih dari 3 kali.
Kualitas laba juga perlu dicermati. Laba bersih SMAR turun 25% YoY padahal laba usaha justru naik 27%. Selisih ini berasal dari kerugian selisih kurs Rp273 miliar akibat depresiasi rupiah terhadap USD. Sekitar 45% dari utang SMAR dalam mata uang asing, sehingga fluktuasi kurs sangat mempengaruhi bottom-line. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Di sisi lain, beban bunga terus naik karena bunga acuan masih tinggi. Tanpa adanya item non-recurring seperti gain revaluasi atau pendapatan luar biasa, laba bersih sangat tertekan dan tidak menunjukkan fleksibilitas. Belum lagi margin bersih yang hanya 0,6% memberi ruang yang sangat sempit untuk error. Meski tidak ada indikasi fraud atau manipulasi akrual dari piutang atau persediaan yang naik secara wajar, dan tidak ditemukan lonjakan abnormal di akun-akun neraca, investor tetap harus waspada terhadap potensi shock eksternal seperti kenaikan suku bunga global, regulasi ekspor, dan fluktuasi harga CPO.
Aset biologis perusahaan dilaporkan dengan metode biaya historis setelah diklasifikasikan sebagai bearer plant sesuai PSAK 69. Artinya tidak ada revaluasi bombastis seperti masa lalu, dan nilai aset tidak digelembungkan.
Tanaman menghasilkan (TM) seluas 95,6 ribu ha dengan total nilai tercatat aset biologis sekitar Rp1,29 triliun dibandingkan revenue tahunan sekitar Rp84 triliun. Ini menghasilkan rasio asset turnover mendekati 1x, yang masih cukup sehat untuk ukuran perusahaan dengan aktivitas downstream besar seperti SMART. Tidak ditemukan risiko penyimpangan dari aset biologis, namun dengan 31% tanaman berumur lebih dari 25 tahun, kebutuhan replanting akan segera meningkat dalam 3 sampai 5 tahun ke depan dan akan menjadi tekanan belanja modal jangka menengah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Secara valuasi pasar, harga saham SMAR per 12 Juli 2025 adalah Rp3.480. Dengan jumlah saham beredar 2,872 miliar, kapitalisasi pasar mencapai Rp9,99 triliun. Book Value per saham Rp6.953, sehingga PBV hanya 0,50x. Ini terlihat sangat murah.
Tapi PER trailing masih di kisaran 18,6x karena laba bersih tipis. EV EBITDA sekitar 8,7x, cukup inline dengan rerata sektor CPO yang sekitar 7 sampai 9x. Kalau harga CPO naik ke USD 1.000 per ton, EBITDA bisa naik 3 sampai 5% dan EV EBITDA bisa turun ke sekitar 8x.
Tapi kalau harga CPO turun ke USD 700 per ton, EBITDA bisa turun lebih dari 30%, dan rasio Net Debt EBITDA bisa meledak di atas 9x. Dalam skenario seperti itu, saham ini bisa jadi bumerang, terutama jika rupiah terus melemah. Tiap pelemahan Rp100 terhadap USD menambah potensi rugi kurs sekitar Rp110 miliar sesuai eksposur kurs perusahaan.
Risiko utama SMAR bukan hanya harga CPO yang volatil, tapi juga struktur pendanaan yang gemuk dan sensitif terhadap bunga. Lebih dari 60% aset berada di Kalimantan, yang membuatnya cukup rentan terhadap dampak El Nino. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jika terjadi gagal panen atau penurunan yield karena kekeringan panjang, tekanan terhadap cashflow bisa cukup berat. DMO ekspor dan pungutan levy juga selalu menjadi pisau bermata dua. Ketika pasar ekspor dibatasi atau dikenai pungutan tinggi, margin yang sudah tipis ini bisa habis tergerus. Risiko going concern memang belum terlihat dalam jangka pendek, karena perusahaan masih punya aset besar dan pendanaan bisa direfinans, tapi warning sign tetap perlu dicatat. Arus kas operasi tidak mencukupi untuk menutup semua kewajiban tanpa menambah utang, dan ini bisa jadi masalah bila bunga naik atau akses utang diperketat.
SMAR adalah emiten sawit yang kompleks dan berat. Ia punya kelebihan dari sisi integrasi bisnis dan skala masif, tapi juga kelemahan dari margin yang tipis, beban keuangan tinggi, dan ketergantungan terhadap harga CPO global. Buat investor yang mencari stabilitas dan dividen tinggi, SMAR bukan kandidat ideal saat ini.
Tapi buat investor siklikal yang percaya bahwa harga CPO akan naik dan rupiah akan stabil, SMAR punya potensi capital gain yang menarik karena valuasinya masih diskon besar. Kalau skenario optimis terwujud, PBV bisa naik ke 0,7x atau harga sekitar Rp4.800. Tapi kalau skenario negatif datang bersamaan seperti harga CPO drop, kurs melemah, dan ekspor terganggu, harga bisa turun ke PBV 0,4x atau sekitar Rp2.800. Risiko tinggi, reward besar. Pilihan akhirnya tergantung seberapa kuat keyakinan terhadap masa depan harga sawit global. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$TAPG $SIMP
1/6
Kayaknya dokumen ini lagi banyak diakses oleh para penghuni stockbit π€£
Random tags $TBLA $SMAR $JARR
$SMAR ini emiten hobi ngutang mulu, udah net income tergerus beban bunga yg gede ini terbit lagi obligasi, hampir masuk jebakan batman emiten CPO ini.
β Trump kembali menyerang Fed, dengan menyodorkan studi yang mengatakan tarif tidak memiliki dampak terhadap inflasi.
Ini menguatkan hipotesis, selama Fed belum turunkan suku bunga, maka Trump akan terus menggantungkan ketidakpastian soal tarif.
$WOOD $GJTL $SMAR
.
DIJUAL.
Karena terlanjur dipompom2 sama influencer2 kawakan.
Open Sale aja deh..
780 perak aja per lembar, di pasar normal π
Kalo bisa mengimbangi harga LSIP ya rejeki masing2.
*jgn dibanting y pak keng hong, agak banyak nih stoknya π€
$SIMP $LSIP $SMAR
Harga CPO Tertekan Sentimen Bearish, Pasar Pantau Potensi Lonjakan Produksi
π Harga CPO terus melemah di Bursa Malaysia, kontrak JuliβDesember kompak terkoreksi.
πΎ Penurunan dipicu oleh anjloknya harga minyak kedelai dan ekspektasi produksi sawit meningkat.
π’οΈ Lesunya minyak mentah akibat gencatan Iran-Israel tekan harga CPO lebih dalam.
π Trader institusional masih wait and see, pasar bergantung sentimen eksternal.
π https://cutt.ly/4rRy4Yjc
$ANJT $TAPG $SMAR