Volume
Avg volume
PT. Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) bergerak di bidang jasa penyewaan crane termasuk operator, alat-alat berat / fleets lainnya & dalam bidang jasa konstruksi. Perseroan memiliki kegiatan usaha utama Sewa Alat Berat, untuk penyewaaan alat berat perseroan menetapkan spesialisasi pada heavy lifting equipment atau alat angkat terutama mobile crane. Perseroan juga menawarkan layanan jasa konstruksi untuk pekerjaan yang berhubungan dengan lifting yang memakai alat-alat berat Perseroan, seperti pembangunan plant building, serta jasa konstruksi lainnya.
@yusufofficial12 bang alasan apa abang pegang $SKRN ? apa karena dividen tinggi atau gimana bang?? saya pemula bang masih belajar
News Today
👉 Saham Tesla amblas, Wall Street melemah.
👉 Harga minyak dunia naik dipicu optimis nya peningkatan pemintaan dari Tiongkok.
👉 Prabowo targetkan investasi sebesar Rp13,000T selama periode pertama.
👉 Komisaris LOPI melepas 10.015.000 saham Perusahaannya diharga Rp28, Rp30, Rp37, Rp40.
👉 Peringkat $WIKA di turunkan dari idBBB-/stabil menjadi idBB CreditWatch implikasi negatif.
👉 $SKRN melepas 70% saham anak usahanya PT Gunanusa Utama Februcators.
👉 Sederhanakan struktur kepemilikan aset, MOLI sampaikan adanya pengabungan usaha.
👉 $KUAS akan membagikan deviden interim sebesar Rp1,5/saham.
$SKRN Perusahaan Apa Ini?
Ringkasan pembahasan tentang saham SKRN di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan alat berat, khususnya crane, dan konstruksi. Hingga 30 September 2024, perusahaan mencatat kinerja keuangan yang menarik dengan sejumlah angka yang mencerminkan kekuatan operasional dan tantangan strategis. Dengan pendapatan mencapai Rp907,85 miliar, SKRN berhasil meningkatkan performa dari tahun sebelumnya yang hanya Rp744,89 miliar. Pendapatan ini sebagian besar disumbang oleh segmen penyewaan crane sebesar Rp572,50 miliar atau 63% dari total pendapatan, meski segmen ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp645,84 miliar. Sebaliknya, segmen konstruksi mencatat kenaikan tajam dengan pendapatan Rp335,35 miliar, naik signifikan dari Rp99,05 miliar, berkat proyek infrastruktur besar seperti di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dividen SKRN lumayan besar https://bit.ly/3OZWjZR
Dari sisi keuangan, perusahaan memiliki total aset sebesar Rp2,77 triliun, sedikit menurun dari Rp2,93 triliun pada akhir 2023. Aset ini terdiri dari Rp905,87 miliar aset lancar dan Rp1,87 triliun aset tidak lancar. Liabilitas berhasil ditekan menjadi Rp1,79 triliun dari Rp2,06 triliun, dengan liabilitas jangka pendek yang menurun drastis menjadi Rp875,76 miliar dari Rp1,28 triliun. Namun, liabilitas jangka panjang sedikit naik menjadi Rp922,22 miliar. Di sisi ekuitas, perusahaan mencatat Rp972,03 miliar, yang menunjukkan penguatan modal secara signifikan.
Salah satu hal menarik dari SKRN adalah pengelolaan arus kasnya. Perusahaan mencatat arus kas operasional (CFO) sebesar Rp320,45 miliar, yang naik drastis dibandingkan Rp45,79 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Setelah dikurangi belanja modal (CAPEX) sebesar Rp32,30 miliar, free cash flow (FCF) tercatat Rp288,15 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki arus kas bebas yang lebih besar dari laba bersih annualized sebesar Rp233,97 miliar, menandakan kualitas laba yang baik. Meski demikian, untuk melunasi total liabilitas sebesar Rp1,79 triliun, SKRN membutuhkan waktu sekitar 5,58 tahun jika mengandalkan arus kas operasional saja.
Jika melihat Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 10,76% dan membandingkannya dengan Return on Invested Capital (ROIC) yang tercatat 11,57%, SKRN berada di posisi yang cukup baik. ROIC yang sedikit lebih tinggi dari WACC menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai dari modal yang diinvestasikan. Namun, margin ini tergolong tipis, sehingga efisiensi operasional dan manajemen risiko menjadi kunci untuk meningkatkan pengembalian di masa depan.
Dari perspektif profitabilitas, SKRN mencatat Gross Profit Margin (GPM) sebesar 31,15%, mencerminkan efisiensi yang baik dalam mengelola beban pokok pendapatan. Operating Profit Margin (OPM) sebesar 26,81% dan Net Profit Margin (NPM) 19,37% menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan laba bersih yang solid meskipun menghadapi tekanan biaya seperti bunga dan pajak. Namun, Return on Assets (ROA) sebesar 8,47% lebih rendah dari WACC, mengindikasikan bahwa efisiensi penggunaan aset masih perlu ditingkatkan.
Di sisi lain, eksposur SKRN terhadap mata uang asing menjadi tantangan yang perlu diantisipasi. Dengan total liabilitas moneter asing sebesar Rp593,60 miliar, terutama dalam USD dan EUR, perusahaan rentan terhadap fluktuasi nilai tukar. Meski demikian, adanya kas dan setara kas dalam USD sebesar Rp133,46 miliar memberikan penyangga likuiditas yang cukup baik.
Dari struktur kepemilikan, PT Saga Investama Sedaya menjadi pemegang saham mayoritas dengan 59,75% saham, diikuti Yafin Tandiono Tan sebesar 23,33%, dan sisanya dimiliki oleh publik. Struktur ini memberikan kendali yang stabil bagi perusahaan dalam mengambil keputusan strategis. Perlu Upgrade Skill https://bit.ly/3YGX6Dc
Dalam hal operasional, SKRN menunjukkan komitmen pada efisiensi dan diversifikasi. Misalnya, penurunan piutang usaha dari Rp280,78 miliar menjadi Rp194,22 miliar mencerminkan pengelolaan pembayaran pelanggan yang lebih baik. Namun, pelanggan besar seperti PTTEP Zawtika 1D (Rp162,25 miliar) dan BP Berau Ltd. (Rp127,22 miliar) tetap mendominasi, menciptakan risiko konsentrasi yang perlu dikelola dengan baik.
Dengan strategi investasi melalui belanja modal sebesar Rp150-200 miliar untuk pembelian crane berkapasitas besar, SKRN menunjukkan fokus pada pertumbuhan jangka panjang. Dividen sebesar Rp10 per saham yang memberikan imbal hasil 5,5% juga menjadi langkah positif untuk menarik perhatian investor. Meski harga saham sempat turun 35%, manajemen optimis bahwa fundamental yang kuat dan strategi ekspansi akan mendukung pemulihan nilai saham di masa mendatang.
🔥 Pendapatan
Total pendapatan Q3 2024: Rp907,85 miliar (naik dari Rp744,89 miliar di Q3 2023).
Segmen Sewa Crane: Rp572,50 miliar (63% dari total pendapatan, turun dari Rp645,84 miliar).
Segmen Konstruksi: Rp335,35 miliar (36,9% dari total pendapatan, naik dari Rp99,05 miliar).
🔥 Aset dan Liabilitas
Total aset: Rp2,77 triliun (turun dari Rp2,93 triliun pada akhir 2023).
Aset lancar: Rp905,87 miliar.
Liabilitas total: Rp1,79 triliun (turun dari Rp2,06 triliun pada akhir 2023).
Liabilitas jangka pendek: Rp875,76 miliar (turun dari Rp1,28 triliun).
Liabilitas jangka panjang: Rp922,22 miliar (naik dari Rp784,35 miliar).
🔥 Ekuitas
Total ekuitas: Rp972,03 miliar (meningkat dari Rp869,15 miliar pada akhir 2023).
ROE: 24,07% (tinggi, menunjukkan efisiensi pengelolaan modal).
🔥 Arus Kas
CFO: Rp320,45 miliar (naik dari Rp45,79 miliar).
CAPEX: Rp32,30 miliar.
Free Cash Flow (FCF): Rp288,15 miliar.
CFO mampu melunasi 96% utang bank (Rp334,37 miliar), tetapi hanya 17,9% dari total liabilitas. Cukup untuk bayar dividen gede https://bit.ly/3OZWjZR
🔥 Profitabilitas
Gross Profit Margin (GPM): 31,15%.
Operating Profit Margin (OPM): 26,81%.
Net Profit Margin (NPM): 19,37%.
ROA: 8,47% (di bawah WACC 10,76%).
ROIC: 11,57% (sedikit di atas WACC).
🔥 Utang Bank
Total utang bank: Rp334,37 miliar.
Utang bank jangka pendek: Rp255,97 miliar (turun dari Rp312,39 miliar).
Utang bank jangka panjang: Rp78,40 miliar.
Beban bunga: Rp47,02 miliar (14,06%).
🔥 Eksposur Mata Uang Asing
Aset moneter dalam mata uang asing: Rp185,65 miliar.
Liabilitas moneter dalam mata uang asing: Rp593,60 miliar.
Risiko utama dari USD dan EUR.
🔥 Transaksi dengan Pihak Berelasi
Beban sewa alat berat dari PT Gala Sentosa Abadi: Rp7,34 miliar.
Beban sewa tanah dari Yafin Tandiono Tan dan Linayati: Rp2,5 miliar.
Utang lain-lain ke Yafin Tandiono Tan: Rp7,81 miliar.
🔥 Jumlah Karyawan
Total karyawan tetap: 457 orang (turun dari 495 orang pada akhir 2023).
🔥 Perjanjian Penting
Sewa tanah Jakarta Utara: Rp1 miliar per tahun (10.200 m²).
Kontrak dengan BP Berau Ltd.: Rp419,87 miliar (diperpanjang hingga Juni 2024).
🔥 Valuasi Pasar
Kapitalisasi pasar: Rp2,475 triliun.
Price-to-Earnings Ratio (PER): 10,58 (undervalued dibandingkan rata-rata sektor).
Price-to-Book Value (PBV): 2,55.
Free Cash Flow Yield: 9,18% (tinggi, menunjukkan potensi undervaluasi).
🔥 Dividen
Dividen per saham: Rp10.
Imbal hasil dividen: 5,5% (berdasarkan harga saham saat pengumuman). Not bad https://bit.ly/3OZWjZR
🔥 Tantangan
Risiko nilai tukar mata uang asing.
Ketergantungan pada pelanggan besar (seperti PTTEP Zawtika 1D, BP Berau Ltd., dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara).
Efisiensi aset rendah (ROA < WACC).
🔥 Strategi Pertumbuhan
Fokus pada proyek infrastruktur besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
Alokasi CAPEX Rp150-200 miliar untuk pembelian alat berat.
Peningkatan efisiensi operasional dan pengelolaan utang.
🏗️ Pelanggan Utama
PTTEP Zawtika 1D: Rp162,25 miliar (18% dari total pendapatan).
BP Berau Ltd.: Rp127,22 miliar (14%).
PT Amman Mineral Nusa Tenggara $AMMN: Rp114,25 miliar (12%).
PT Saipem Indonesia: Rp107,47 miliar (12%).
🏗️ Umur Piutang
Belum jatuh tempo: Rp80,36 miliar.
Jatuh tempo 1-30 hari: Rp48,08 miliar.
Jatuh tempo 31-60 hari: Rp53,35 miliar.
Jatuh tempo >60 hari: Rp84,35 miliar.
🏗️ Cadangan Kerugian Piutang
Total cadangan kerugian piutang: Rp71,92 miliar (naik dari Rp70,19 miliar).
🏗️ Penghasilan Lain-lain
Laba penjualan aset tetap: Rp44,78 miliar (naik dari Rp10,91 miliar).
Bunga deposito: Rp14,31 miliar (naik dari Rp5,58 miliar).
Laba selisih kurs: Rp5,86 miliar (turun dari Rp22,65 miliar).
🏗️ Beban Lain-lain
Beban pajak: Rp1,80 miliar (turun dari Rp12,84 miliar).
Penurunan nilai piutang: Rp1,72 miliar (naik dari Rp196 juta).
🏗️ Beban Keuangan
Beban bunga dan liabilitas sewa: Rp47,02 miliar (naik dari Rp23,81 miliar).
🏗️ Fasilitas Kredit
Overdraft dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk $BNII : plafon Rp60 miliar, bunga TD+0,85%, berlaku hingga 16 Mei 2025.
🏗️ Transaksi Sewa Tanah
Jakarta Utara: 10.943 m² senilai Rp1,5 miliar untuk periode 2024.
Balikpapan: 18.540 m² senilai Rp2 miliar untuk lima tahun hingga 2025.
🏗️ Proyek Utama
Fokus proyek: Infrastruktur nasional termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3