Volume
Avg volume
PT Steady Safe Tbk merupakan salah satu perusahaan angkutan umum di DKI Jakarta yang bergerak di bidang usaha angkutan taksi dan angkutan bus umum. Sejak tahun 2004 Perseroan telah mengembangkan sayap usahanya dengan menjadi salah satu anggota perusahaan konsorsium PT Jakarta Express Trans yang didirikan guna mengelola proyek Pemerintah DKI Jakarta yakni Busway koridor 1. Pada tahun 2005 Perseroan kembali ikut menjadi salah satu anggota Perusahaan konsorsium dengan nama PT Trans Batavia guna mengelola Busway koridor 2 & 3. Pada tahun 2006 bersama dengan Perusahaan angkutan umum lainnya mendirikan Perusahaan Konsorsium dengan nam... Read More
$SAFE 26 Aug 25
Investor: INFINITI WAHANA
Source: KSEI
Action: SELL
Shares Traded: -500,000 (-0.0813%)
Current: 248,741,413 (40.4362%)
Previous: 249,241,413 (40.5175%)
Broker: MG
Investor Type: Domestic
$SAFE yuk balik ke harga IPO, biar aku tabung sedikit sedikit di sini, naik aku serok, turun apalagi. semoga cepat balik ke harga IPO. Balik ke harga IPO bisa jadi milliader nih.
$SAFE 21 Aug 25
Investor: INFINITI WAHANA
Source: KSEI
Action: SELL
Shares Traded: -500,000 (-0.0813%)
Current: 249,241,413 (40.5175%)
Previous: 249,741,413 (40.5988%)
Broker: MG
Investor Type: Domestic
News Today
👉 Wall Street berakhir "Mixed", Indeks S&P 500 tertekan oleh kinerja saham NVIDIA.
👉 Harga Minyak dunia turun dipicu ekpektasi peningkatan pasokan.
👉 LM Antam hari ini terpantau naik Rp6rb ke level Rp1,942jt/gram.
👉 BEI mencermati pola pergerakan saham ASLC, BEER dan KBLV terkait dengan UMA.
👉 Genjot Ekspansi, ELSA menambah fasilitas kredit dari Bank BNI menjadi Rp1,1T.
👉 $IRSX berencana gelar Rights Issue terbitkan 12.390.094.754 saham baru bernominal Rp15.
👉 PT Infiniti Wahana membeli 2jt lembar saham $SAFE di harga Rp202/saham.
👉 Komisaris $GPSO melepas 32.559.868 lembar saham perseroan di Rp376/saham.
$SAFE 15 Aug 25
Investor: INFINITI WAHANA
Source: KSEI
Action: BUY
Shares Traded: +2,000,000 (+0.3251%)
Current: 249,741,413 (40.5988%)
Previous: 247,741,413 (40.2737%)
Broker: MG
Investor Type: Domestic
$SAFE LK Q2 2025: Bergantung Pada Bus Transjakarta
Request salah satu user Stockbit member di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Steady Safe Tbk atau SAFE adalah sebuah nama lama di dunia transportasi Indonesia yang usianya sudah lebih dari setengah abad. Perusahaan ini lahir pada 21 Desember 1971 dengan nama awal PT Tanda Widjaja Sakti dan mulai beroperasi secara komersial pada 1972 untuk melayani wilayah Jabotabek. Perjalanan SAFE kemudian mencapai puncak penting ketika masuk bursa lewat IPO pada 20 Juli 1994 dengan melepas 11,65 juta saham setara 19,75% modal ditempatkan pada harga nominal Rp1.000. Tahun 1995 SAFE melakukan stock split sehingga jumlah saham melonjak menjadi 118 juta, kemudian membagikan bonus dan dividen saham sampai 1997. Saat itu SAFE sedang dalam periode pertumbuhan agresif, tapi krisis Asia akhir 1990an memukul keras, apalagi SAFE sempat terjerat pinjaman jumbo dari Peregrine yang nilainya mencapai US$350 juta. Sejak krisis tersebut perjalanan SAFE lebih banyak diwarnai restrukturisasi utang, konversi utang menjadi saham, dan berbagai upaya bertahan hidup ketimbang ekspansi bisnis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Perubahan kepemilikan SAFE memperlihatkan figur sentral Jopie Widjaja sebagai ultimate parent entity. Ia adalah pengusaha Tionghoa kelahiran Jakarta, berpendidikan di University of New South Wales dan IMNI, serta punya rekam jejak panjang di dunia transportasi dan media. Jopie tercatat sebagai Presiden Komisaris SAFE sejak 2023, juga komisaris di $MNCN dan PT Infiniti Wahana yang menjadi pemegang saham pengendali SAFE. PT Infiniti Wahana saat ini menguasai sekitar 41-43% saham SAFE, disusul BNP Paribas Singapore sekitar 37%, PT Abdi Raharja 10% dan publik 9%. Tokoh kunci jelas ada di Jopie, walaupun secara struktural kontrol dipegang oleh Infiniti Wahana. Sosoknya sudah lekat dengan SAFE sejak era 1990an, ketika perusahaan masih beroperasi besar di taksi dan bus sebelum akhirnya jatuh bangun akibat krisis. Jopie juga pernah di $ZBRA. Jadi bisa dibilang ini Jopie akrab sama keluarga HT.
Secara bisnis SAFE hari ini menyusut jauh dari ambisi awal. Semua anak usaha yang dulu berdiri, mulai dari PT Mastrans sampai entitas luar negeri Steady Safe Finance BV, sudah dinyatakan tidak aktif sejak Juni 2024. Model bisnis sekarang hanya operator Bus Transjakarta di Jakarta. Jumlah karyawan tetap pun tinggal 51 orang dengan tambahan 282 sopir kontrak. Segmen usaha yang dicatat dalam laporan memang masih ada dua yaitu transportasi dan jasa keuangan, tapi kenyataannya jasa keuangan sudah tidak berjalan. Dengan kata lain SAFE kini adalah perusahaan tunggal yang bergantung penuh pada satu kontrak bisnis transportasi. Ketiadaan diversifikasi jelas membuat posisi SAFE sangat rapuh.
Kinerja keuangan semester I 2025 menunjukkan gambaran yang tidak nyaman. Pendapatan turun dari Rp115,9 miliar di 2024 menjadi Rp108,8 miliar. Laba kotor susut dari Rp42,5 miliar menjadi Rp33,7 miliar. Beban operasional naik dari Rp7,1 miliar menjadi Rp10,2 miliar. Alhasil laba sebelum pajak jatuh ke Rp21,5 miliar dari Rp27,2 miliar, dan laba bersih pun Rp21,5 miliar dengan earning per share turun dari Rp44,36 menjadi Rp35,02. Ada sisi positif karena beban bunga turun drastis dari Rp7,4 miliar menjadi Rp1,3 miliar, yang menunjukkan hasil restrukturisasi utang, tapi ini bukan karena bisnis membaik melainkan lebih karena beban finansial menyusut. Jadi profit yang dicetak lebih bersifat finansial teknis ketimbang hasil ekspansi usaha. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari neraca, total aset menurun dari Rp204,4 miliar di akhir 2024 menjadi Rp199,1 miliar di Juni 2025. Aset lancar naik ke Rp38,8 miliar terutama karena kas melonjak dari Rp8,3 miliar menjadi Rp17,8 miliar. Aset tetap turun karena depresiasi armada bus yang sudah sangat tinggi, akumulasi depresiasi mencapai Rp286 miliar dari nilai akuisisi Rp445 miliar. Armada tua ini memperlihatkan betapa bus SAFE sudah banyak yang usang. Liabilitas turun signifikan dari Rp215,3 miliar ke Rp188,5 miliar, terutama dari utang bus yang menyusut drastis menjadi hanya Rp6,1 miliar. Namun ekuitas tetap negatif Rp10,5 miliar, meski sedikit membaik dari minus Rp10,9 miliar sebelumnya. Akumulasi rugi mencapai Rp714,9 miliar yang berarti secara teknis SAFE insolven. Jadi meski ada laba di laporan laba rugi, secara struktur keuangan perusahaan ini masih bangkrut.
Cash flow sedikit memberi nafas. Arus kas operasi Rp37,5 miliar, bahkan lebih besar dari laba bersih, menunjukkan profit masih ditopang kas. Net cash bertambah Rp9,5 miliar semester I 2025, setelah tahun sebelumnya justru minus. Tapi modal kerja tetap negatif, aset lancar Rp38,8 miliar dibanding utang lancar Rp160,8 miliar. Sebagian besar utang ke pihak berelasi mencapai Rp56,1 miliar tanpa bunga dan bisa ditagih kapan saja. Jadi ketahanan likuiditas SAFE sepenuhnya bergantung pada goodwill pemegang saham pengendali. Tanpa dukungan Infiniti Wahana, SAFE akan macet bayar kewajiban. Dengan posisi ini, SAFE sebenarnya lebih bergantung pada relasi internal daripada kekuatan operasional sendiri.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Di sisi kontrak dan perjanjian, SAFE masih menyisakan cerita panjang. Tahun 2018 perusahaan menandatangani joint operation dengan Wijaya Karya Realty untuk proyek apartemen senilai Rp80 miliar, tapi dana ini justru dicatat sebagai utang. Ada juga berbagai kontrak leasing bus dengan Indomobil Finance, terakhir tahun 2024 menggunakan skema sale and leaseback 17 unit Volvo untuk biaya rehabilitasi bengkel. Masalah hukum juga belum selesai, termasuk kasus perdata anak usaha sejak 1993 yang masih nongkrong di Mahkamah Agung serta sengketa pajak lama yang masih jadi catatan. Semua ini mempertebal ketidakpastian hukum dan finansial yang menyelimuti SAFE.
Yang menarik, terbaru PT Infiniti Wahana mulai menjual saham SAFE dalam jumlah kecil tapi konsisten. Data menunjukkan pada 25 Juli 2025 mereka melepas 83.100 lembar, lalu 30 Juli menjual 500.000 lembar di harga Rp222 per saham, dan 1 Agustus menjual lagi 500.000 lembar. Total penurunan kepemilikan hanya sekitar 0,1%, jadi kontrol tetap kuat di tangan mereka. Surat resmi Infiniti Wahana ke OJK pada 31 Juli 2025 juga mencatat transaksi ini sesuai aturan POJK 4 Tahun 2024, dengan status tetap sebagai pengendali. Jadi jelas penjualan ini bukan divestasi besar-besaran, melainkan strategi cash management atau menambah free float tanpa kehilangan kendali. Sinyalnya bisa dibaca dua, antara kebutuhan likuiditas pengendali atau langkah membuat saham lebih likuid, tapi apapun alasannya kontrol tetap tidak berubah.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Kalau ditanya apakah SAFE sustainable, jawabannya harus realistis. Perusahaan ini masih bisa mencetak laba tapi kualitasnya rendah karena pendapatan turun, margin susut, anak usaha mati, ekuitas negatif, dan sangat tergantung pada restrukturisasi. Kas operasi memang positif, tapi modal kerja defisit besar. Pengendali mulai menjual saham tipis-tipis, bukan untuk melepas kontrol tapi untuk mengelola kebutuhan cash. Jadi SAFE saat ini ibarat pasien di ICU yang masih bisa bernafas karena oksigen tambahan dari pengendali. Tanpa perbaikan struktural, kontrak baru, atau injeksi modal segar, sulit berharap SAFE benar-benar bangkit. Untuk saat ini SAFE masih ada, tapi lebih karena napas buatan daripada kekuatan bisnis sejati.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9
$NAIK $KMDS $SAFE
Kriteria :
- Market Cap < 1 T
- Revenue > 100 M
- ATO > 1x
- ROA > 10%
- ROE > 10%
- Net Income > 20 M
1/2