Volume
Avg volume
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk bergerak di bidang perdagangan umum yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan produk-produk kebutuhan sehari-hari melalui gerai serba ada (Department Store) milik Perusahaan diantaranya 'Ramayana', 'Robinson', dan 'Cahaya'. Saat ini, Ramayana mengoperasikan 119 toko di 54 kota besar di seluruh Indonesia
$RALS gerainya banyak yang tutup.
Yang di Tamini square tutup, yang dipasar Palmerah juga tutup.
Saingan sama $LPPF . Heran masih royal bagi deviden 2 emiten ini.
@binroto bagus secara deviden,tp growth-nya mandek sejak era covid,semoga kebijakan menkeu baru bisa mendongkrak $RALS lagi π
$RALS masa iya ga kesini
Asumsi DPS 50
Harga saham 392
Potensi Dividend Yield 12.7%
________________
Gabung External Community Stockbiz
https://stockbit.com/community/J25597
$COIN $EMAS
apa jangan-jangan Pertamini beli dari Pestrona? lalu SPBU swasta Shlee, Vovi disuruh beli ke Pertamini???
lagi nyangkut di $RALS
$RALS dividen 60 rupiah per lembar setahun..dengan dividen yield wajar 12 persen setahun..berarti harga wajar 500 rupiah per lembar
Kalau diliat dari downtrend akhir ini adalah kebanyak Cylical dan Properti banyak yang terkoreksi, kenapa?
Tau kan 200T tujuannya kemana?
$RALS $MAPA
Harga $CBDK dibawah harga tebus Pani 6450
Harga $PANI dibawah harga Right Issue Tahap 3 13.800
NO BRAIN
apalagi besok om Powel bersabda, "Cut Rate Baby"
siap siap cbdk + pani ke bulan
eh ke matahari yg jauhan
eh ke ramayana yg diskonnya lebih gede
$RALS
$RALS sepi banget yaah .. kaya gak ada penghuninya... kagak sisiran apalagi mangap ke atas apa ke bawah gitu πΏπΏπΏ
$RALS
Repost @Mbustam
https://stockbit.com/post/20840339
Kumpulkan Laba Bersih Rp230 Miliar, Kenapa Ramayana (RALS) Masih Menarik untuk Dibeli?
Meski pendapatan turun, margin laba kotor membaik dan manajemen persediaan yang lebih efisien memperkuat prospek RALS di tengah perubahan perilaku belanja konsumen.
Ditulis oleh Yunila Wati
03 August 2025
https://cutt.ly/nrCniTmM - PT Ramayana Lestari Sentosa atau RALS, berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp230 miliar pada semester pertama 2025. Angka ini memang turun 7,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, tetapi justru melampaui ekspektasi banyak pihak.
Realisasi tersebut mencapai 66 persen dari proyeksi internal analis dan 75 persen dari konsensus pasar, jauh di atas rata-rata pencapaian lima tahun terakhir yang hanya sekitar 55 persen.
Di sisi lain, pendapatan bersih perseroan tercatat Rp1,5 triliun atau turun 9,8 persen secara tahunan dan berada sedikit di bawah perkiraan. Penurunan ini sejalan dengan penutupan empat gerai, setara dengan sekitar 4 persen dari total toko yang dioperasikan RALS pada paruh pertama tahun ini.
Efeknya, pertumbuhan penjualan toko yang sama (SSSG) diperkirakan berada di kisaran -2 persen yoy. Meski demikian, margin laba kotor (GPM) tetap stabil di level 29,7 persen, sementara rasio beban operasional terhadap penjualan berada di 21,7 persen. Hasilnya, margin EBIT bertahan di angka 8 persen. Kondisi ini mencerminkan ketahanan profitabilitas di tengah tekanan penjualan.
Performa kuartal kedua 2025 juga menampilkan catatan yang cukup menarik. Meski penjualan anjlok 57,3 persen yoy menjadi Rp357 miliar akibat pergeseran musim Lebaran, margin laba kotor justru meningkat signifikan menjadi 33,1 peraen atau naik 197 basis poin dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong perbaikan di segmen fashion outright serta efisiensi persediaan, tercermin dari turunnya rata-rata hari persediaan menjadi 41 hari dari sebelumnya 44 hari pada Juni 2024.
Beban operasional terhadap penjualan memang meningkat ke level 36,1 persen, meskipun secara nominal turun 24,1 persen yoy. Hal ini terjadi karena penurunan penjualan lebih besar daripada penurunan beban operasional.
Namun, RALS berhasil mencatat keuntungan pajak sebesar Rp13 miliar dari pendapatan yang telah dikenakan pajak final. Alhasil, laba bersih kuartal kedua tetap positif di Rp12 miliar, meskipun terkoreksi 91,1 persen yoy dengan margin laba bersih 1,8 persen.
Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, para analis melihat rekomendasi "BUY" untuk saham RALS tetap dipertahankan dengan target harga Rp650 per saham, menggunakan valuasi 11 kali PE untuk tahun buku 2025 sesuai rata-rata tiga tahun terakhir.
Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko yang mungkin muncul, terutama terkait tantangan model bisnis RALS di tengah perubahan perilaku belanja konsumen yang semakin cepat.
Kendati pendapatan menurun, perbaikan margin dan manajemen persediaan yang lebih efisien memberi harapan bagi prospek RALS ke depan. Bagi investor jangka menengah hingga panjang, momentum ini bisa menjadi peluang untuk masuk di valuasi yang masih terbilang menarik.(*)
$RALS / https://cutt.ly/TrCniTOz
Rilis data penjualan eceran (retail sales) Indonesia Juli-Agustus 2025 oleh BI
β Realisasi Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2025 tumbuh +4,7% yoy, namun terkontraksi -4,1% mtm seiring berakhirnya periode libur sekolah.
Pertumbuhan tahunan IPR Juli 2025 lebih tinggi dari Juni 2025 yang hanya +1,3% yoy, namun secara bulanan kontraksinya makin dalam dari semula -0,2% mtm pada Juni 2025.
Realisasi IPR Juli sedikit lebih rendah dari prakiraan tumbuh +4,8% yoy, dan kontraksi -4,0% mtm.
β Prakiraan IPR Agustus 2025 tumbuh +2,7% yoy, namun masih terkontraksi -0,3% mtm.
β Ekspektasi inflasi Oktober 2025 yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) diperkirakan stabil (134,8 vs Sep 134,7).
Sementara, IEH Januari 2026 diperkirakan meningkat (169,3 vs Des 163,4).
...............
Rilis ini menunjukkan kinerja penjualan ritel yang masih lesu, ditandai dengan kontraksi beruntun secara bulanan.
Namun masih mampu bertahan dalam kondisi yang lebih baik dari tahun lalu.
Dengan dukungan kebijakan domestik dan situasi global yang lebih kondusif, maka pelemahan lanjutan diharapkan bisa ditahan, dan pertumbuhan kedepannya bisa dipacu.
$RALS $ERAA $MDIY