


Volume
Avg volume
PT Palma Serasih Tbk (PSGO) didirikan pada 3 Juni 2008 dan merupakan perusahaan holding yang bergerak di bidang perkebunan dan industri pengolahan minyak kelapa sawit melalui entitas anak. Perusahaan mulai melantai di Bursa Efek Indonesia pada 25 November 2019. Dengan mengelola area tanam seluas 27.631 hektare di Kalimantan Timur serta mengoperasikan dua pabrik kelapa sawit berkapasitas total 150 ton per jam, Palma Serasih menghasilkan produk utama berupa Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti Kelapa Sawit (IKS). Fokus utama Perseroan saat ini adalah meningkatkan efektivitas dan produktivitas melalui praktik berkelanjutan yang menge... Read More
Banyak newbie belinya ngejar saham yg lagi hype. Misal BKSL, MLPL sdh dipucuk baru masuk, waktu di lembah 120, 130 gak dibeli. FOMO.
Aku newbie jg tapi gak pernah ngejar yg sdh naik. Ngejarnya malah yg di lembah, di jurang, di dasar palung bila perlu.
Saham apa saja yg fluktuasi harga lembah dan puncaknya, cukup utk bikin profit dan harganya lagi pas utk entry, kubeli saja. Kecuali saham gocap, saham tidur, saham zombie gak pernah sentuh. Saham 'bosok' model $KOPI jg tak masalah, tapi belinya dikit aja. $GPSO $PSGO moga hari ini lanjut naik.
Profit adalah profit mau dari saham apapun. Sedikit dari sana, sedikit dari sini ya lumayan. 😁🤑

Yuk $PSGO tinggal angkat aja ini ,udah kering barangnya fundamental juga bagus .
Izin tag $CDIA $GTSI
Bagaimana prospek cpo tahun depan?
optimis/pesimis? Wdyt ges?
mutual ig
https://cutt.ly/Ztyagb4G
rndm tag
$TAPG $PSGO $CPO

Trigger Smart Money: Mengubah Volume Menjadi Bukti Akumulasi yang Tidak Terbantahkan
Volume sering diibaratkan sebagai bahan bakar dari pergerakan harga. Namun, di pasar yang kompleks, volume saja tidaklah cukup. Anda memerlukan bukti yang tidak terbantahkan bahwa bahan bakar tersebut sedang diisi oleh pemain besar dengan niat membeli, bukan oleh panic selling atau noise ritel. Trigger Smart Money adalah mesin yang mengubah volume mentah menjadi Bukti Akumulasi yang Tidak Terbantahkan.
Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi Volume Abnormal ekstrem (5x lipat) yang hanya dapat diciptakan oleh kekuatan modal besar. Setelah alert volume ini muncul, bukti yang tidak terbantahkan itu dibentuk melalui analisis Money Flow real-time. Kami memisahkan SMART MONEY (Dana Masuk) dan BAD MONEY (Dana Keluar) dalam lonjakan volume tersebut.
Bukti yang tidak terbantahkan itu adalah metrik CLEAN MONEY. Ketika CLEAN MONEY positif dan tinggi, itu adalah bukti bahwa volume yang ada adalah hasil dari dominasi SMART MONEY yang mengoleksi saham secara agresif. Bukti ini menghilangkan semua spekulasi dan memberikan Anda sinyal entry yang kuat, berbasis data live dari trade done. Dengan Trigger Smart Money, Anda berhenti berasumsi; Anda mulai berdagang berdasarkan bukti.
$BULL $MGLV $PSGO
1/2


Harga CPO Makin Turun!!! Gimana Potensi Ke Depannya??
Harga CPO saat ini dalam tren yang masih turun, dimana harganya berada di level MYR 4.068 per ton, yang membuat harganya sepanjang tahun 2025 ini turun sebesar 8,46%. Jika kita lihat juga harga saat ini menjadi yang terendah sejak pertengahan Juli 2025.
Penurunan harga CPO disebabkan oleh menguatnya mata uang ringgit Malaysia yang membuat harga CPO bagi pengimpor menjadi lebih mahal, kemudian harga minyak kedelai global juga melemah yang menyeret harga CPO, ditambah dengan melemahnya kinerja ekspor CPO Malaysia.
Terkait dengan ekspor CPO Malaysia yang melemah, pada tanggal 1 – 20 November 2025 ekspor CPO Malaysia turun cukup signifikan, sebesar 14,1% hingga 20,5% dibandingkan bulan sebelumnya.
Meskipun kalau kita lihat harga CPO pada 19 November 2025 sempat menguat karena adanya ekspektasi produksi yang mulai melemah. Sedangkan dari sisi permintaan global, harga CPO mendapat sentimen positif dari proyeksi lonjakan permintaan hampir 20% pada impor minyak sawit dari India di tahun pemasaran baru (new marketing year).
Kemudian kebijakan Indonesia yang berencana menerapkan program biodiesel B50 pada semester kedua tahun 2026 berpotensi memperketat pasokan global. GAPKI bahkan memperkirakan harga CPO bisa naik ke level MYR 5.000 per ton, karena ada proyeksi penurunan ekspor Indonesia menjadi sekitar 26 juta ton pada 2026, dari estimasi 31 juta ton pada tahun ini.
Pada skenario B40 pada tahun 2025, konsumsi biodiesel diperkirakan mencapai sekitar 15,6 juta kL, dengan kebutuhan CPO sekitar 13,9 juta ton – 14 juta ton.
Jika ditingkatkan menjadi B50, kebutuhan biodiesel diperkirakan naik menjadi 19,5 juta kL – 20 juta kL, sehingga kebutuhan CPO meningkat menjadi sekitar 17,5 juta ton – 18 juta ton. Artinya, peralihan dari B40 ke B50 berpotensi membutuhkan tambahan 3 juta ton – 4 juta ton CPO di dalam negeri.
Hal ini bisa menurunkan volume ekspor minyak sawit Indonesia sekitar 2–3 juta ton, bergantung pada pertumbuhan produksi dan kondisi stok awal CPO. Sehingga, kebijakan B50 akan memperkuat permintaan domestik minyak sawit, dan bisa memperkuat harga CPO secara global.
Gimana menurutmu, apakah harga CPO bisa sentuh level MYR 5.000 pada tahun 2026 nanti?
👉 Join ke channel Telegram buat dapetin insight lainnya! Klik link di bio.
Disclaimer: Konten ini dibuat dengan tujuan informasi dan edukasi, bukan merupakan rekomendasi untuk jual, beli, atau hold suatu saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
$TAPG $LSIP $PSGO
1/3



$CPO - Belajar Sawit #4: Efisiensi dan Valuasi
Part:
#1 https://stockbit.com/post/20666522
#2 https://stockbit.com/post/20675837
#3 https://stockbit.com/post/20680084
Ketika membaca sebuah jurnal akademik tentang valuasi emiten sawit, sy menemukan satu hal yg menurut sy layak dibahas lebih dalam, terutama utk investor yg selama ini hanya melihat sektor ini dr kacamata harga CPO semata. Temuan itu sederhana, tapi berdampak besar bagi sy.
Jurnal tersebut menunjukkan bahwa valuasi perusahaan sawit, yg diukur lewat PBV, ternyata sangat dipengaruhi oleh seberapa efisien perusahaan mengolah kebunnya dan seberapa bagus kemampuan mereka mengekstraksi minyak dr tandan buah segar (TBS) yg diolah. Atau kalau mau disingkat, produktivitas dan efisiensi operasional adalah fondasi utama valuasi sektor sawit Indonesia.
Sy rasa ini menarik karena banyak investor di forum seperti @Stockbit masih fokus pd naik-turunnya harga CPO, padahal jurnal ini menyoroti bahwa ada dua faktor teknis yg terbukti punya pengaruh signifikan pd ROE, dan ROE pd akhirnya menentukan valuasi. Dua variabel itu adalah FFB yield (produktivitas kebun, dihitung ton TBS per hektar) dan OER (Oil Extraction Rate, efisiensi pabrik dlm mengubah TBS menjadi CPO).
Ketika dua parameter operasional ini meningkat, ROE ikut naik, dan valuasi perusahaan otomatis “didorong” ke level yg lebih tinggi. Market memberi harga tinggi pd perusahaan yg terbukti produktif dan efisien, bukan sekadar pd yg kebetulan menikmati harga CPO tinggi.
Di dalam jurnal itu, rata-rata OER emiten sawit Indonesia tercatat berada di kisaran 21-22%. Namun hanya sedikit emiten yg mampu melampaui angka 23%. Dan yg menarik, ada dua emiten yg muncul berulang kali sebagai pemuncak OER tertinggi: PT Palma Serasih Tbk ($PSGO) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk ($DSNG). Keduanya ada di kisaran OER yg bisa disebut world-class efficiency utk standar Indonesia, yaitu lebih dari 24%. 🍌
Sy pun tertarik menggali, apakah keduanya hanya unggul dalam OER saja? Atau ada perbedaan lain yg lebih dalam?
Kemudian sy mulai meninjau laporan-laporan perusahaan, data publik, dan dokumen yg bisa dipercaya. Dari situ mulai terlihat karakter masing-masing perusahaan. PSGO dan DSNG sama-sama kuat dr sisi efisiensi pabrik, tapi perjalanan operasional keduanya punya DNA yg berbeda.
PSGO adalah perusahaan yg lebih ramping, dengan skala plasma sekitar 7.400-7.500 hektar. Perusahaan ini menunjukkan perbaikan produktivitas dr tahun ke tahun, dan program sosial mereka terasa kuat di komunitas sekitar, termasuk pembinaan koperasi, sekolah, hingga fasilitas kesehatan. Namun dr sudut pandang skala operasional, PSGO lebih seperti organisasi yg lincah dan fokus, bukannya mesin raksasa yg terstruktur.
DSNG berbeda. Perusahaan ini jauh lebih besar dlm hal wilayah operasi, jumlah pabrik, hingga kapasitas produksi. Plasma DSNG luasnya hampir 3 kali lipat PSGO, sekitar 24.900 hektar, dengan lebih dr 12.000 petani plasma yg terlibat dlm lebih dr 40 koperasi. Ketika sy meneliti produktivitas plasma, DSNG terlihat stabil di kisaran 18-19 ton per hektar dr tahun ke tahun. Angka ini tidak hanya tinggi, tetapi stabil. Dan bagi investor, stabilitas seringkali lebih berharga daripada angka tinggi yg sesaat.
Sementara PSGO menunjukkan perbaikan penting, terutama lonjakan produktivitas plasma di 2023. Namun, konsistensinya belum sekuat DSNG. PSGO bergerak naik-turun antara 14 sampai 17 ton per hektar. Jarak ini tak kecil, dan menggambarkan bahwa perusahaan masih dalam tahap menyempurnakan praktik agronominya. Meski begitu, sy harus akui, PSGO punya kemampuan efisiensi pabrik yg tak kalah hebat dibanding DSNG, sehingga kedua emiten ini berada dalam kelas yg sama dr sisi proses ekstraksi minyak.
Yang membuat DSNG terlihat selangkah lebih matang dr sudut pandang GCG adalah pendekatan mereka terhadap petani plasma. DSNG bukan hanya membina, tetapi memfasilitasi pendanaan koperasi dlm jumlah signifikan, bahkan sampai ratusan miliar lewat kerja sama perbankan.
DSNG jg sudah mencapai tingkat traceability TBS yg sangat tinggi, mendekati penuh, sehingga aliran TBS dr kebun ke pabrik lebih terpantau dan risiko-risiko ESG bisa diminimalkan. Perusahaan ini berhasil menggabungkan efisiensi operasional dengan tata kelola yg rapi dan pendekatan keberlanjutan yg terencana.
Dari keseluruhan analisis, sy melihat pola yg cukup jelas. PSGO dan DSNG sama-sama unggul dalam OER. Itulah alasan mereka muncul sebagai pemuncak efisiensi pd jurnal yg sy baca. Namun ketika melihat produktivitas kebun, skala operasi, dan pembinaan plasma, DSNG terlihat lebih kokoh dr sisi kestabilan jangka panjang.
PSGO tetap menarik, terutama untuk investor yg menyukai perusahaan dengan struktur lebih kompak dan efisiensi tinggi, tetapi DSNG memberikan kombinasi yg lebih lengkap antara efisiensi, produktivitas, GCG, dan skala.
Lalu muncul pertanyaan, apa dampaknya pd valuasi sahamnya?
Jika kita kembali ke temuan awal jurnal, valuasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh ROE, dan ROE sangat dipengaruhi oleh OER dan produktivitas. Nah, keduanya sama-sama memegang OER tinggi, tapi DSNG unggul dlm konsistensi produktivitas dan tata kelola plasma. Ini adalah dua hal yg membuat pendapatan dan margin lebih terjaga dlm jangka panjang. Dalam bahasa pasar, risiko DSNG lebih rendah, potensi peningkatan valuasi lebih tinggi, dan kestabilannya lebih dapat diandalkan.
Namun, bukan berarti PSGO tidak menarik. PSGO seperti perusahaan yg sedang "menghimpun tenaga". efisiensi pabrik sudah kelas atas, dan bila perusahaan mampu mengunci produktivitas kebun yg lebih stabil, terutama dr plasma, PSGO berpeluang mengejar ketertinggalan dlm hal valuasi. Kadang-kadang, perusahaan dengan struktur ramping seperti ini bisa bergerak lebih cepat ketika manajemen berhasil mengidentifikasi titik-titik perbaikan operasionalnya.
Dari penelusuran sy kali ini, sy mendapati bahwa ternyata sektor sawit ini bukan soal siapa yg memproduksi CPO terbanyak, tapi siapa yg mampu menghasilkan CPO secara konsisten, efisien, dan berkelanjutan. Harga CPO memang berfluktuasi, tapi kemampuan perusahaan mengolah kebunnya dan membina para petani plasma adalah fondasi yg lebih tahan lama.
Ketika kita menilai emiten sawit, sy sarankan utk melihat OER, FFB yield, produktivitas plasma, kualitas GCG, dan hubungan perusahaan dgn komunitas di sekitarnya. Lima hal ini jauh lebih menentukan nilai perusahaan daripada grafik harga CPO harian.
Oh ya, kalau teman-teman stockbitor bertanya kenapa kita perlu memperhatikan petani plasma (kebun rakyat), mungkin ada baiknya membaca ulasan sy pada bagian #1 https://stockbit.com/post/20666522.
Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang sektor sawit yg diperoleh dr berbagai sumber umum. Bukan info A1. Dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.
1/3



@fikrikawakibi cicil avg down aja bro, revenue ytd $PSGO growth 19% begitu jg labanya growth 16%
market menghukum cuma karena laba Q3nya lebih kecil dari laba Q3 thn lalu. Smoga nanti Q4 pulih
@royosa sawit $CPO emang kadang-kadang ada siklus konsolidasinya, yang turun gak cuma $PSGO tapi sawit-sawit yang besar pun lagi pada konsolidasi
yang penting boleh perusahaan minyak goreng asal bukan saham gorengan