Volume
Avg volume
PT Panin Financial Tbk. atau PNLF adalah salah satu anggota perusahaan Panin Group yang bergerak di berbagai sektor jasa keuangan. Perseroan bergerak di bidang usaha penyedia jasa konsultasi manajemen, bisnis dan administrasi sejak mengalihkan portofolio pertanggungan asuransi jiwanya kepada entitas anaknya yakni PT Panin Anugrah Life (Panin Life) pada tahun 2010. Kegiatan usaha penunjang yang dilakukan Perseroan diantaranya melakukan investasi pada aset bergerak dan tidak bergerak serta memberikan jasa penasihat investasi.
SHARIA ECONOMICS (SHARIA INSURANCE) INDUSTRY - Series 2: Lanjutan Pendahuluan Bisnis Asuransi dan Sumber Revenue Asuransi
$PNLF $LIFE $TUGU
Lanjutan dari sebelumnya kita membahas sejarah asuransi dan pendahuluan basic. Sekarang lanjut. Kemaren contoh untuk pembahasan kita adalah asuransi kendaraan, lalu bagaimana dengan asuransi lain? Perusahaan asuransi Kesehatan misalnya sudah punya data berapa persen orang umur 40-50an yang masuk rumah sakit, lalu berapa biaya rawat inap rata-rata, inflasi biaya medis dan sebagainya. Pada asuransi jiwa, mereka sudah memiliki data statistic seperti berapa rata-rata harapan hidup suatu negara, berapa dari 100 orang yang akan meninggal tiap tahun dan berapa banyak orang yang bayar premi tiap tahun agar dana yang terkumpul cukup buat bayar klaim kematian. Begitu juga dengan asuransi- asuransi korporasi seperti kebakaran, kecelakaan kerja, kelautan. Mereka sudah memiliki data berapa jumlah probabilitas kejadian tadi, berapa rata-rata kerugian yang perlu dicover, berapa premi yang harus dibayar, dan berapa preminya jika nasabah lebih beresiko misal dikawasan padat penduduk, atau kapal mengirimkan ke Samudra yang rawan badai, dll. Dari data tersebut, perusahaan asuransi menyusun sebuah polis yang memuat syarat dan kejadian-kejadian yang dijamin, di mana mereka akan membayar kepada nasabah jika klaim diajukan. Intinya perusahaan asuransi harus pintar menilai harga risiko dari suatu kejadian dan menentukan premi yang tepat untuk menanggung risiko tersebut (isitilahnya underwriting).
Jika perusahaan berhasil menetapkan harga risiko dengan tepat, maka pendapatan dari premi akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan untuk klaim. Namun, jika salah dalam memperkirakan risiko, perusahaan mungkin mengenakan premi terlalu rendah kepada sebagian nasabah dan terlalu tinggi kepada yang lain. Jika premi terlalu rendah untuk risiko tertentu, perusahaan bisa merugi ketika klaim diajukan. Sebaliknya, jika premi terlalu tinggi, nasabah potensial bisa beralih ke pesaing yang menawarkan harga lebih kompetitif.
Untuk menilai kinerja suatu bisnis asuransi, kita bisa menghitung seberapa besar uang klaim yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi dibandingkan dengan total premi yang mereka kumpulkan. Orang asuransi sering menyebutnya Loss Ratio. Rumusnya sih
Loss Ratio = Beban Klaim yang Dibayar Netto / Premi yang didapat Netto.
Apa artinya? Jika Loss Ratio 90ā100%, maka Perusahaan bisa rugi karena hampir semua premi habis untuk bayar klaim. Jika terlalu rendah (misalnya 20ā30%), bisa jadi premi terlalu mahal atau nasabah yang diambil sangat rendah risikonya. Oh ya, ini ada note ya:
Beban Klaim yang Dibayar Netto = Beban Klaim Bruto - klaim recovery dari reasuransi (jika ada)
Premi yang didapat Neto = Premi Bruto ā Premi Reasuransi + penurunan atau kenaikan CAPYBMP ( Cadangan Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan)
Perhitungan Loss Ratio ini tuh lebih sesuai digunakan untuk produk asuransi dengan durasi yang pendek atau kurang dari satu tahun karena kemungkinan untuk lagging time antara pendapatan premi dengan kejadian klaim tidak akan terlalu jauh. Sehingga untuk produk asuransi dengan masa pertanggungan yang Panjang seperti asuransi jiwa, loss ratio dapat dihitung dengan menggunakan metode:
Actual to Expected (A/E) ratio = Beban klaim yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi / Beban klaim yang diharapkan akan terjadi dimasa depan.
Rumusnya sih sebenarnya gak harus diingat. Cukup konsepnya saja. Tapi jangan lupa, revenue ini nanti dikurangi lagi ya dengan biaya operasional ya.
Oke lanjut. Lalu dari mana Perusahaan asuransi bisa menghasilkan duit? Revenue nya pertama didapat dari bisnis asuransinya ini atau istilahnya (1) revenue dari Underwriting. Rumusnya:
Uang masuk dari premi ā Uang keluar untuk bayar klaim = Revenue Underwriting
Contohnya dalam setahun, total premi yang masuk dari nasabah asuransi kebakaran Rp 1 miliar, ternyata ada kejadian kebakaran selama setahun dan nasabah mengklaim asuransinya sehingga perusahaan membayar ke nasabah = Rp 500 juta. Maka, revenue dari underwriting = Rp 500 juta. Prinsipnya tentu kalau klaim dari nasabah sedikit, Perusahaan asuransi semakin untung begitu sebaliknya. Jika semakin banyak nasabah yang bayar premia tau premi semakin naik, Perusahaan asuransi juga semakin untung, begitupun sebaliknya.
Selain itu, ada sumber revenue lain. Revenue ini sangat potensial jika bisa memanfaatkannya seperti yang dilakukan oleh Perusahaan kawakan Berkshire Hathaway lewat GEICO. Revenue ini didapat dari kumpulan premi yang menganggur (belum di klaim oleh nasabah. Btw, premi yang didapat gak langsung dipakai) kemudian diputar lagi biasanya ke pasar keuangan seperti saham, obligasi, deposito, instrumen finansial derivatif bahkan bisnis lain atau perusahaan asuransi lain. Istilah Kumpulan premi ini disebut āfloatā. Float ini bisa dibilang sumber dana murah jika mampu memanfaatkannya secara maksimal. Revenue ini sering disebut (2) investment income. Untuk pemanfaatan āfloatā ini, Perusahaan asuransi bisa saja lebih banyak porsi masuk ke investasi low risk seperti obligasi untuk jaga stabilitas ataupun masuk ke investasi yang lebih high risk seperti saham untuk cari pertumbuhan lebih tinggi. Ya, tergantung style masing-masing Perusahaan dengan banyak pertimbangan seperti makro ekonomi contohnya suku bunga. Tapi perlu diingat, float ini ada jangka waktunya (lagging time). Maksudnya, untuk asuransi tipe tertentu seperti kendaraan, float bisa saja langsung di klaim oleh nasabah sehingga perusahaan tidak bisa leluasa menggunakannya. Beda hal dengan asuransi jiwa, yang bisa kita asumsikan klaimnya lebih panjang sehingga Perusahaan asuransi bisa lebih lama memanfaatkan float ini.
Selain itu, ada juga sumber (3) revenue lain-lain seperti partnered fee (misal Perusahaan asuransi bekerja sama dengan suatu bengkel sebagai rujukan) atau administrative fee dari biaya keterlambatan pembayaran premi, biaya perubahan data polis, dll.
Oke, ada hal unik lain yang perlu kita pahami di Industri ini. Beberapa perusahaan asuransi menggunakan reasuransi untuk mengurangi risiko. Reasuransi adalah asuransi yang dibeli oleh perusahaan asuransi untuk melindungi diri mereka dari kerugian besar akibat paparan risiko yang tinggi. Tujuan utamanya untuk membantu menjaga kesehatan neraca perusahaan asuransi ataupun mencegah kebangkrutan jika banyak klaim diajukan sekaligus. Ataupun ada tujuan strategis lain misal agar bisa lebih agresif dalam merebut pangsa pasar atau untuk praktek abitrase. Caranya gimana? Perusahaan asuransi menjual premi ke nasabah dengan tarif tinggi, lalu membeli premi reasuransi dalam jumlah besar dengan tarif lebih murah, sehingga tetap memperoleh margin keuntungan.
Nanti kita lanjut ke bagaimana Hukum sharia menilai asuransi dan cara kerja asuransi sharia.
Part 3
Semangat
BBRM ENRG JPFA JSMR JSPT MARK PNLF TOTL
$ENRG $PNLF $JPFA
https://cutt.ly/4rEehEAB
secara history $PNLF 10 tahun,
bulan Juli (dan Oktober) yg tinggal 2 minggu bakal balik ijo
cuma jaman covid 21-22 yg merah
$PNLF apakah anda sudah frustasi? jika sudah berarti itu saat nya kita masuk saham tsb karena mendekati low nya
Rebalancing?
Setiap kali periode rebalancing indeks tiba ā entah itu dari FTSE, MSCI, LQ45, atau IDX30 ā selalu saja ada saham-saham tertentu yang harganya dibanting secara drastis, terutama menjelang penutupan pasar (closing market). Fenomena ini bukanlah kebetulan. Ini adalah hasil dari mekanisme pasar yang kompleks dan kadang dimanfaatkan oleh pemain besar untuk menciptakan tekanan jual atau beli buatan, demi mendapatkan posisi yang menguntungkan di momen perubahan komposisi indeks.
Ketika sebuah saham dikeluarkan dari suatu indeks, maka secara otomatis fund manager yang mengikuti indeks tersebut harus menjual saham itu, tak peduli harganya turun atau naik. Hal ini menyebabkan tekanan jual besar-besaran menjelang hari H, dan puncaknya sering terjadi di menit-menit terakhir perdagangan. Di sisi lain, saham yang baru masuk ke indeks justru mengalami lonjakan permintaan, karena akan segera dibeli oleh reksa dana atau ETF berbasis indeks. Inilah sebab kenapa harga bisa sangat volatile, baik ke bawah maupun ke atas.
Bagi trader atau investor yang jeli, momen rebalancing ini justru bisa menjadi peluang emas untuk melakukan swing trade jangka pendek, menengah, atau bahkan panjang. Saham yang dikeluarkan dari indeks sering kali mengalami koreksi sementara ā bukan karena kinerja buruk, tetapi karena tekanan teknikal dari rebalancing. Setelah tekanan itu mereda dan tidak ada alasan fundamental yang negatif, harga saham tersebut bisa perlahan pulih. Di sinilah peluang entry dengan harga diskon terbuka lebar.
Kunci dari memanfaatkan rebalancing adalah memahami alasan di balik pergerakan harga, bukan sekadar mengikuti arus. Lihat apakah pelemahan tersebut murni teknikal karena rotasi indeks, atau karena ada penurunan kinerja perusahaan. Jika secara fundamental saham tetap sehat, momen ini bisa menjadi kesempatan terbaik membeli saham bagus dengan harga lebih murah, dan mengatur strategi swing hingga tren kembali naik. Dalam setiap tekanan pasar, selalu ada peluang ā jika kita tahu cara membacanya.
$MTEL$SIDO$PNLF
$PNLF antri 266 dikasih
syg gak Full Margin
Jual di 272 laku..
$PGAS antri 1595 ternyata dikasih
mau beli margin lagi 1595 akhirnya cancelz krn takut, ternyata dikasih kalo gak cancel, close 1590š®
di PNLF $CUAN terus sy.
uptrend atau downtrend tetap cuan.
mgkn sdh tau cara main bandarnyaš¤£
https://stockbit.com/post/18844317
@mazami Maksud "engga yaudah" itu masih cuan tapi ga seberapa
Contoh Pak Lo zaman saham $BUMI dia cuan tapi ya nyangkut lama... Contoh lain $PNLF *cmiiw Panin yg mana saya lupa... hold >10 tahun gabisa jual (nyangkut) akhirnya naik ratusan persen... Silahkan dicari ceritanya...
Jadi secara return misal +100% tapi hold 10 tahun itu returnnya cuma kisaran 7,2% per tahun... alias ya ga jelek tapi ga luar biasa...
Disc: saya tidak menjelekkan lo kheng hong... tapi saya mengingatkan Lo Kheng Hong juga manusia bisa salah... mungkin $BMTR salah... jadi kita lihat saja akhir ceritanya 10 tahun lagi
$PNLF pada ngapain siih ? ritel pada nungguin apa daaah ? wkwkwkwk kalo saran mamas sih cutlost sebelum ke 240 š
$PNLF kapan masuk? Tunggu candle monthlynya sudah mulai hijau boleh masuk banyak
Kalau sekarang bisa dihajar sama mukmin wkwkw
oh $GOTO ngpain di bawah teruss. ayok bisa yok naik lagi ke atas yo
$PNLF $DMAS sama-sama naik nya yok