


Volume
Avg volume
PT Putra Mandiri Jembar Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 2003. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah sebagai perusahaan holding yang melakukan investasi dalam bidang perdagangan, diler resmi dan jasa-jasa yang berhubungan dengan kendaraan bermotor termasuk jasa reparasi dan perawatan, penyewaan kendaraan dan platform pasar otomotif melalui Perusahaan Anak, jasa konsultasi manajemen dan penyewaan tanah dan bangunan. Kegiatan usaha otomotif Perseroan melalui Perusahaan Anak meliputi: Diler Mitsubishi, Penjualan Unit Kendaraan, Penjualan Suku Cadang, Jasa Perbaikan Kendaraan, Diler Mercedes Benz, Diler Nissan, Penyewaan Kendaraa... Read More
$PMJS LK Q3 2025: Margin Setipis Tissue Toilet
Sebenarnya sangat mengherankan lihat laporan keuangan kuartal ketiga 2025 PT Putra Mandiri Jembar Tbk karena margin labanya lebih tipis dari tissue. Di atas kertas, grup ini berhasil menaikkan efisiensi dan memperbaiki margin kotor, tapi entah kenapa hasil akhirnya tetap saja laba bersihnya nyaris tak seberapa dibanding omzet yang triliunan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dihitung dari laporan laba rugi konsolidasian interim, Net Profit Margin atau NPM grup hanya 1,48% untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025. Artinya dari setiap 100 Rupiah penjualan, perusahaan cuma menyimpan 1,48 Rupiah sebagai laba bersih. Padahal tahun lalu masih 1,55%. Yang bikin lebih aneh lagi, Gross Profit Margin atau GPM-nya malah naik dari 6,26% menjadi 7,32%. Jadi sebenarnya bisnis intinya makin efisien, tapi ujungnya laba bersih justru makin tipis.
Kondisi ini terjadi karena tiga faktor besar. Pertama, sifat dasar bisnis dealer mobil memang margin-nya rendah sejak lahir. Penjualan kendaraan menyumbang 5,55 triliun Rupiah dari total penjualan neto 6,27 triliun Rupiah di kuartal ketiga 2025. Tapi beban pokok penjualannya menelan 5,81 triliun Rupiah. Akibatnya margin kotor cuma 7,32%. Sekilas terlihat membaik karena tahun lalu hanya 6,26%, tetapi itu lebih karena harga pokok turun 10,6% sementara penjualan turun 9,6%. Dengan margin kotor serendah ini, setiap kenaikan biaya sedikit saja langsung bikin laba terkikis.
Kedua, beban operasional atau SGA naik di saat penjualan justru menurun. Total beban penjualan dan pemasaran naik 6,6% dari 215 miliar menjadi 229 miliar Rupiah. Kenaikan terbesar berasal dari gaji dan tunjangan yang melonjak dari 81,19 miliar menjadi 92,41 miliar Rupiah, serta penyusutan aset tetap yang naik dari 24,89 miliar menjadi 31,44 miliar Rupiah. Beban umum dan administrasi juga ikut naik 4,77% menjadi 152,09 miliar Rupiah karena tambahan gaji dan pajak bumi bangunan. Kombinasi ini menekan laba sebelum pajak hingga turun 5,35% dari 133,26 miliar menjadi 126,13 miliar Rupiah.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ketiga, beban pajak naik tajam dan menjadi penusuk terakhir margin laba. Total beban pajak yang terdiri dari pajak kini, tangguhan, dan penyesuaian melonjak dari 25,68 miliar menjadi 33,14 miliar Rupiah atau naik 28,8%. Padahal laba sebelum pajak saja sudah turun. Lonjakan pajak ini makin mencekik laba bersih. Kenaikan tarif PPN menjadi 12% sejak awal 2025 sesuai UU Nomor 7 Tahun 2021 jelas ikut menambah beban. Belum lagi ada penyesuaian pajak kini periode sebelumnya sekitar 1,19 miliar Rupiah yang ikut menggerus hasil.
Akhirnya, margin bersih 1,48% itu bukan karena PMJS tak tahu cara cari untung, tapi karena model bisnisnya sendiri memang bermodal besar dan margin tipis. Perusahaan ini mengandalkan jaringan dealer mobil dari merek-merek besar seperti Mitsubishi, Mercedes-Benz, dan Nissan-Datsun. Bisnisnya padat aset dan padat karyawan. Jumlah pegawai per September 2025 mencapai 2.561 orang, naik dari 2.221 orang tahun lalu. Gaji, tunjangan, dan insentif semua tercermin di laporan laba rugi. Bahkan kompensasi direksi dan komisaris naik jadi 7,25 miliar Rupiah.
Secara struktural, PMJS adalah perusahaan holding yang mengendalikan beberapa anak usaha otomotif seperti PT Dipo Internasional Pahala Otomotif untuk merek Mitsubishi, PT Dipo Angkasa Motor untuk Mercedes-Benz, dan PT Dipo Pahala Otomotif untuk Nissan dan Datsun. Ketiganya beroperasi lewat kerja sama resmi dengan prinsipal masing-masing. Tapi masalahnya, di bisnis otomotif, posisi dealer bukan raja. Mereka sekadar perantara distribusi dengan margin kecil karena harga jual sudah ditentukan prinsipal.
Sisi operasional juga menunjukkan tekanan kas yang berat. Arus kas operasi negatif 191,7 miliar Rupiah atau anjlok 5.500% dibanding tahun lalu karena dana terserap di persediaan yang melonjak 106% jadi 1,92 triliun Rupiah. Uang muka pelanggan memang naik 264,33% jadi 170,14 miliar Rupiah, tapi itu belum masuk ke pendapatan karena masih berupa pesanan yang belum dikirim. Artinya PMJS sedang menyimpan stok kendaraan dalam jumlah luar biasa besar dan menunggu waktu untuk dikonversi jadi penjualan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi pendanaan, pinjaman bank jangka pendek meroket 2.031% dari 2,5 miliar jadi 53,28 miliar Rupiah, terutama dari Bank HSBC Indonesia dan Bank DBS Indonesia. Liabilitas total naik 41,35%, sementara kas turun 51,36%. Kondisi ini menggambarkan tekanan likuiditas yang serius karena modal kerja makin berat.
Kalau bicara valuasi, harga saham PMJS di Rp 118 per lembar sebenarnya terlihat murah karena price to book value hanya 0,61 kali. Nilai buku per saham sekitar Rp 194,73, sebagian besar ditopang aset tanah yang nilainya sudah direvaluasi mencapai 1,52 triliun Rupiah. Jadi secara aset perusahaan ini punya margin of safety yang lumayan. Tapi kalau dilihat dari laba, price to earnings ratio mencapai sekitar 16,3 kali, yang artinya agak mahal untuk perusahaan dengan pertumbuhan laba stagnan.
PMJS sedang berada di fase yang sulit. Margin laba tipis, arus kas negatif, beban gaji dan pajak meningkat, sementara stok kendaraan menumpuk. Satu-satunya sisi positif adalah cadangan pesanan dan aset tanah yang besar, yang bisa jadi hidden gem kalau stok kendaraan itu nanti berhasil terjual dalam waktu dekat. Tapi selama beban operasional dan pajak tetap tinggi, PMJS akan terus hidup dalam margin setipis tissue.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PMJS LK Q3 2025: Mercedes dan Mitsubishi Mustahil Lawan Toyota?
PMJS mungkin tidak bisa cetak laba gede karena mobil yang mereka jual tidak selaris Ayla atau Agya yang ramah kantong pelanggan dan kuat meskipun tiap hari minum bensin oplosan Si Merah. Di tengah pasar otomotif yang makin didominasi kendaraan hemat bahan bakar, PMJS tetap berpegang pada model bisnis klasik lewat jaringan dealer mobil menengah dan premium seperti Mitsubishi, Mercedes-Benz, serta Nissan-Datsun. Masalahnya, model ini punya risiko inheren yang berat di sisi pembiayaan, siklus kas, dan struktur kontrak yang tergantung pada prinsipal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Struktur operasional PMJS berlapis. Sebagai holding, perusahaan ini menaungi beberapa entitas anak dengan fokus utama di bisnis otomotif. Segmennya terbagi lima, yaitu penjualan kendaraan, penjualan suku cadang, jasa pemeliharaan, persewaan kendaraan, dan perbaikan kendaraan. Mayoritas pendapatan datang dari dealer besar seperti Dipo International Pahala Otomotif (DIPO) untuk merek Mitsubishi, Dipo Angkasa Motor (DAM) untuk Mercedes-Benz, dan Dipo Pahala Otomotif (DPO) untuk Nissan-Datsun. Dari ketiganya, DIPO adalah mesin utama laba karena volume penjualan Mitsubishi jauh lebih besar dibanding segmen lainnya. Namun struktur biaya dan beban liabilitas yang tinggi membuat margin bersih tetap tipis.
Perjanjian dealer DIPO dengan dua prinsipal besar, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) dan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), berlaku sejak 1 April 2023 sampai 31 Maret 2026. Nilai pembelian dari kedua distributor ini mencapai 4,96 triliun Rupiah sepanjang sembilan bulan 2025, setara lebih dari 10% dari penjualan konsolidasian. Angka ini memperlihatkan betapa besarnya ketergantungan PMJS terhadap Mitsubishi. Jika kontrak ini tidak diperpanjang tepat waktu, dampaknya bisa fatal terhadap arus kas dan penjualan. Meski demikian, DIPO tetap menjadi kontributor laba terbesar untuk kepentingan nonpengendali (KNP) sebesar 18,59 miliar Rupiah, walaupun turun dari 24,76 miliar Rupiah di 2024.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sementara itu, DAM yang memegang merek Mercedes-Benz punya cerita berbeda. Lisensi awal dengan PT Mercedes-Benz Distributor Indonesia ditandatangani pada 2018, lalu diamandemen dengan PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia pada Januari 2025 dan berlaku sampai 2028. Sayangnya, transisi prinsipal ini belum menghasilkan kenaikan laba. Laba KNP DAM anjlok tajam dari 256,87 juta Rupiah menjadi hanya 64,43 juta Rupiah pada 9M 2025. Penurunan ini menunjukkan tekanan di segmen mobil premium yang semakin ketat di tengah perubahan struktur distributor.
Di sisi lain, DPO sebagai pemegang lisensi Nissan-Datsun masih berjalan dengan perjanjian yang ditandatangani sejak 15 Januari 2019 dan terus diperpanjang otomatis. Namun kontribusinya kecil, dan belum bisa diandalkan sebagai mesin laba baru. Secara keseluruhan, ketiga dealer utama ini membentuk tulang punggung PMJS, tapi masing-masing punya risiko unik dari ketergantungan prinsipal hingga margin penjualan yang menipis.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Untuk menopang operasional, Grup menggunakan sejumlah fasilitas pinjaman bank jangka pendek. Dari HSBC, DIPO dan Mitdi Teja Otomotif (MTO) mendapat kredit kerja sebesar 500 miliar Rupiah yang dijaminkan dengan tanah, bangunan, piutang, dan persediaan. PT Global Pahala Rental (GPR) memperoleh pinjaman 5 miliar Rupiah dari DBS, sedangkan DIPO punya fasilitas dari BCA senilai 75 miliar Rupiah dan dari CIMB Niaga 311 miliar Rupiah yang belum digunakan. Pinjaman ini memang memberi fleksibilitas, tapi menambah tekanan bunga dan meningkatkan risiko keuangan karena arus kas operasional justru negatif 191,7 miliar Rupiah pada 9M 2025 akibat penumpukan persediaan kendaraan yang melonjak 95,72%.
Sisi lain yang menarik adalah aset takberwujudnya. Grup memiliki lisensi untuk situs e-commerce otomotif Mobilku di bawah anak usaha PT Mobilku Dotcom Sejahtera (MDS) serta perangkat lunak akuntansi Mcframe GA. Sayangnya, Mcframe GA dihapus pada akhir 2024 dengan beban 6,39 miliar Rupiah karena sudah tidak efisien. Aset digital seperti ini awalnya dimaksudkan untuk mendukung integrasi data dan efisiensi laporan keuangan antar dealer, namun keputusan penghapusan menandakan manajemen belum mampu mengoptimalkan digitalisasi sistem bisnisnya.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kinerja keuangannya mencerminkan dilema klasik perusahaan otomotif di tengah siklus likuiditas ketat. Total aset naik 13,66% terutama dari revaluasi tanah senilai 1,52 triliun Rupiah, tapi kas anjlok 51,36%. Utang usaha melonjak jadi 1,44 triliun Rupiah karena pembelian kendaraan dari Mitsubishi, sementara pinjaman bank meningkat 20 kali lipat menjadi 53,28 miliar Rupiah. Penjualan neto turun 9,6% dengan penurunan terbesar di segmen kendaraan yang merosot 11,7%. Beban operasional naik karena jumlah karyawan bertambah dari 2.221 menjadi 2.561 orang, dan kompensasi manajemen naik jadi 7,25 miliar Rupiah. Walau laba kotor naik 5,62%, laba bersih tetap turun 13,56% menjadi 92,99 miliar Rupiah karena beban pajak meningkat 28,8%.
Secara valuasi, harga saham PMJS di 118 Rupiah tampak murah dari sisi nilai buku dengan PBV 0,61 kali, tapi dari sisi laba, PE 16,32 kali masih tergolong mahal untuk ukuran perusahaan dengan ROE hanya 3,7% dan CFO negatif. Investor yang mengandalkan potensi aset riil mungkin melihat PMJS sebagai saham undervalued, tetapi secara fundamental arus kasnya menunjukkan risiko likuiditas serius. Nilai buku yang kuat memang memberi margin of safety, namun tanpa konversi persediaan menjadi kas, angka di neraca hanya sebatas kertas.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sisi positif, masih ada potensi earning jump dari stok kendaraan yang besar dan uang muka pelanggan yang naik 264,33% menjadi 170,14 miliar Rupiah. Artinya, pipeline penjualan ke depan cukup kuat. Jika stok kendaraan senilai 1,92 triliun Rupiah ini bisa segera terjual dan uang muka dikonversi jadi revenue, laba kuartal berikutnya bisa melonjak signifikan. Tapi itu semua tergantung satu hal: seberapa cepat pasar mau menyerap mobil yang dijual PMJS. Tanpa itu, perusahaan dengan aset 4,7 triliun Rupiah ini bisa tetap ngos-ngosan di tengah showroom yang penuh mobil, tapi kasnya justru makin menipis.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PMJS LK Q3 2025: Mitsubishi Apakah Kurang Laris?
Bisnis utama Grup PMJS sepenuhnya bertumpu pada tiga lisensi dealer besar di bawah merek Mitsubishi, Mercedes-Benz, dan Nissan-Datsun. Ketiganya dijalankan oleh anak-anak usaha yang berbeda dan diikat dengan perjanjian resmi yang menentukan masa berlaku, hak, serta kewajiban PMJS sebagai dealer. Struktur ini bukan sekadar formalitas hukum, melainkan fondasi dari seluruh operasional penjualan dan servis kendaraan di jaringan mereka. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Anak usaha paling vital adalah PT Dipo International Pahala Otomotif yang biasa disebut DIPO. DIPO ini memegang penunjukan resmi sebagai dealer Mitsubishi. Lisensinya datang dari dua entitas prinsipal, yaitu PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) dan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Keduanya menunjuk DIPO sebagai dealer berwenang untuk menjual kendaraan baru, melakukan servis, serta menyediakan suku cadang resmi Mitsubishi. Perjanjian dengan KTB dan MMKSI masing-masing diperpanjang melalui akta yang berlaku efektif sejak 1 April 2023 hingga 31 Maret 2026. Jadi secara praktis, seluruh sumber pendapatan terbesar PMJS bergantung pada kontrak yang akan berakhir bersamaan pada awal 2026.
Angka transaksinya tidak kecil. Pembelian kendaraan dan suku cadang dari dua distributor Mitsubishi ini mencapai 4,96 triliun Rupiah hanya dalam sembilan bulan pertama 2025. Nilai sebesar ini setara lebih dari 10% dari total penjualan konsolidasian Grup. Artinya, setiap perubahan kecil dari pihak prinsipal, baik dalam kebijakan diskon, kuota pengiriman, atau standar dealer, bisa langsung memukul margin laba dan arus kas PMJS.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lini berikutnya adalah PT Dipo Angkasa Motor atau DAM yang memegang lisensi dealer Mercedes-Benz. Perjanjian awalnya ditandatangani pada 1 Januari 2018 bersama PT Mercedes-Benz Distributor Indonesia dan mencakup penggunaan merek dagang, pelatihan teknis, serta kewenangan penjualan mobil dan suku cadang Mercedes-Benz. Lalu pada 16 Januari 2025, perjanjian ini diperbarui dengan mitra baru yaitu PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia yang kini menggantikan peran distributor lama. Perjanjian baru tersebut berlaku hingga 16 Januari 2028.
Secara kontraktual DAM aman karena punya masa berlaku paling panjang di antara semua anak usaha. Tapi dari sisi laba, kondisinya melemah. Bagian laba yang menjadi hak pemegang saham minoritas atau Kepentingan Nonpengendali (KNP) anjlok dari 256,87 juta Rupiah pada 2024 menjadi hanya 64,43 juta Rupiah pada 9 bulan 2025. Angka itu turun sekitar 75%. Jadi meski lisensinya premium dan jangka panjang, performa bisnisnya belum seindah tampilan showroom-nya.
Lalu ada PT Dipo Pahala Otomotif atau DPO yang memegang lisensi untuk merek Nissan dan Datsun. Perjanjian dealer ditandatangani sejak 15 Januari 2019 dengan PT Nissan Motor Distributor Indonesia. Awalnya berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis. Artinya perjanjian ini tetap berjalan tanpa batas akhir yang kaku, sepanjang kedua belah pihak masih menjalankan kewajiban masing-masing. DPO memang tidak sebesar DIPO, tapi tetap penting untuk menjaga diversifikasi merek dalam grup.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Selain tiga perjanjian dealer itu, PMJS juga memiliki kontrak lain yang menopang kegiatan operasional harian, terutama perjanjian pinjaman bank dan lisensi aset takberwujud. Dalam sisi pendanaan, PT Dipo International Pahala Otomotif dan PT Mitdi Teja Otomotif (MTO) memegang fasilitas kredit kerja total 500 miliar Rupiah dari PT Bank HSBC Indonesia untuk membiayai stok kendaraan dan operasional dealer. Kredit ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah dan bangunan, serta jaminan fidusia atas piutang dan persediaan kendaraan. Perjanjian terakhir diperbarui pada September 2024 dengan masa berlaku satu tahun.
Selain HSBC, Grup juga memiliki fasilitas tambahan dari PT Bank DBS Indonesia melalui PT Global Pahala Rental (GPR) sebesar 5 miliar Rupiah. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan dan jaminan korporasi dari PMJS, dan berlaku hingga 30 November 2025. Lalu ada fasilitas standby dari PT Bank Central Asia (BCA) senilai 75 miliar Rupiah yang berlaku sampai September 2026 dan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) senilai 311 miliar Rupiah dengan masa berlaku hingga Agustus 2026. Kedua fasilitas terakhir ini belum digunakan, tapi keberadaannya memberi fleksibilitas jika perusahaan butuh modal kerja cepat saat permintaan mobil melonjak.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi aset takberwujud, PMJS memiliki lisensi untuk situs web Mobilku yang dikelola oleh PT Mobilku Dotcom Sejahtera (MDS). Situs ini bagian dari strategi digital mereka di bidang e-commerce suku cadang kendaraan. Selain itu, grup ini sempat memiliki perangkat lunak akuntansi bernama Mcframe GA yang digunakan untuk mengintegrasikan data penjualan, pembelian, persediaan, dan keuangan antar anak usaha. Namun perangkat lunak tersebut dihapus pada Desember 2024 dengan beban penghapusan sebesar 6,39 miliar Rupiah karena tidak lagi digunakan secara efektif. Sisa aset takberwujud seperti lisensi situs web kini diamortisasi dengan masa manfaat sekitar 20 tahun.
Terlihat jelas bahwa PMJS adalah holding otomotif dengan lisensi multi-merek yang saling melengkapi. DIPO menopang volume penjualan terbesar, DAM memperkuat citra premium, DPO menjadi pelengkap, sementara MTO, GPR, DBSO, dan MDS menopang rantai layanan purna jual dan digitalisasi. Namun di balik struktur itu, ada ketergantungan yang besar terhadap prinsipal Mitsubishi yang kontraknya serentak berakhir pada Maret 2026. Bila perpanjangan tidak dinegosiasikan dengan cepat, risiko penurunan penjualan akan besar.
Sebaliknya, kalau manajemen bisa memperpanjang kontrak Mitsubishi sebelum tenggat dan memperkuat sinergi antar dealer dengan bantuan sistem keuangan yang lebih solid, PMJS bisa menjaga kelangsungan margin dan arus kas di tengah persaingan ketat. Jadi kuncinya bukan hanya pada perjanjian dealer yang sah, tapi juga kemampuan membaca kalender kontrak, menjaga hubungan dengan prinsipal, dan menyeimbangkan struktur pendanaan agar stok mobil yang menumpuk bisa segera berputar menjadi kas nyata.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
🏢 PT Dipo Internasional Pahala Otomotif (DIPO) – Merek Mitsubishi
✅ Anak usaha utama dan penyumbang laba terbesar bagi Kepentingan Nonpengendali (KNP) sebesar Rp 18.593 juta pada 9M 2025
📜 Fokus pada penjualan kendaraan, servis, dan penyediaan suku cadang Mitsubishi
🔹 Perjanjian dengan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB)
• DIPO ditunjuk sebagai dealer resmi Mitsubishi
• Memiliki kewenangan menjual produk, memperbaiki kendaraan, dan menyediakan suku cadang
• Perpanjangan perjanjian melalui Akta No. 306 hingga No. 309
• Masa berlaku mulai 1 April 2023 sampai 31 Maret 2026
🔹 Perjanjian dengan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI)
• Amandemen perjanjian penunjukan dealer dan jual beli kendaraan serta suku cadang
• Diperpanjang lewat Akta No. 310 hingga No. 313
• Berlaku efektif sejak 1 April 2023 sampai 31 Maret 2026
💰 Nilai Ekonomi Penting
• Total pembelian dari dua distributor utama Mitsubishi sebesar Rp 4,964 triliun pada 9M 2025
• Nilai transaksi lebih dari 10% total penjualan konsolidasian Grup
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
🚘 PT Dipo Angkasa Motor (DAM) – Merek Mercedes-Benz
✅ Dealer resmi untuk merek premium Mercedes-Benz
📉 Laba KNP 9M 2025 turun menjadi Rp 64,43 juta dari Rp 256,87 juta pada 2024
🔹 Perjanjian Utama
• Perjanjian awal ditandatangani 1 Januari 2018 dengan PT Mercedes-Benz Distributor Indonesia
• Mencakup lisensi, bantuan teknis, dan penggunaan merek dagang
🔹 Amandemen 2025
• Ditandatangani pada 16 Januari 2025 dengan PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia
• Berlaku sampai 16 Januari 2028
🔹 Konfirmasi Dealer Resmi
• Surat konfirmasi diterima 5 Maret 2024 dari PT Mercedes-Benz Distributor Indonesia
• Berlaku hingga 31 Desember 2024 sebelum amandemen baru diberlakukan
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
🚗 PT Dipo Pahala Otomotif (DPO) – Merek Nissan dan Datsun
✅ Menjadi dealer resmi untuk merek Nissan dan Datsun
📄 Perjanjian ditandatangani pada 15 Januari 2019 dengan PT Nissan Motor Distributor Indonesia
🔹 Rincian Lisensi
• Mencakup lisensi, bantuan teknis, dan hak penggunaan merek dagang
• Berlaku awal selama 3 tahun dan dapat terus diperpanjang sesuai kesepakatan
🏦 Perjanjian Pinjaman Bank dan Jaminan
💡 Fasilitas pembiayaan penting untuk mendukung modal kerja dan operasional harian
🔹 PT Bank HSBC Indonesia
• Fasilitas kredit total Rp 500 miliar untuk DIPO dan MTO
• Digunakan untuk pembiayaan operasional dan pembelian kendaraan
• Dijamin dengan Hak Tanggungan atas tanah dan bangunan milik DIPO dan PMJS
• Disertai Jaminan Fidusia atas piutang dan persediaan barang
• Perjanjian terakhir diperbarui pada September 2024 dan berlaku 1 tahun
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
🔹 PT Bank DBS Indonesia
• Pinjaman maksimum Rp 5 miliar untuk PT Global Pahala Rental (GPR)
• Dijamin dengan tagihan atau piutang milik GPR dan jaminan korporasi dari PMJS
• Jatuh tempo diperpanjang hingga 30 November 2025
🔹 PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB)
• Fasilitas belum digunakan per 30 September 2025
• DIPO memiliki kredit kerja Rp 75 miliar dari BCA berlaku sampai September 2026
• Fasilitas gabungan Rp 311 miliar dari CIMB berlaku sampai Agustus 2026
• Kedua fasilitas dijamin dengan tanah, persediaan, piutang, dan jaminan korporasi
💻 Lisensi Aset Takberwujud Grup PMJS
🌐 Situs Web Mobilku (Laman Mobilku)
• Dimiliki oleh anak usaha e-commerce PT Mobilku Dotcom Sejahtera (MDS)
• Menjadi bagian dari aset takberwujud Grup
🧩 Perangkat Lunak Akuntansi Mcframe GA
• Aset takberwujud yang digunakan untuk sistem akuntansi terintegrasi
• Mengalami penghapusan senilai Rp 6,388 miliar pada Desember 2024
• Sisa aset takberwujud lainnya diamortisasi dengan masa manfaat 20 tahun
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
Laporan Laba Rugi 2025Q3
Tahun 2025 Kuartal 3
$PMJS
Follow kami untuk ringkasan fundamental emiten terkini!

$CBPE
saya gunakan angka psikologis :
Buy, 220-246
TP 1, 252-260
TP 2, 280-300
SL, Close under 220
#Jangan lupa follow akun saya untuk dapat rekomendasi saham yang menarik lainnya
#Uang Makan Siang
Random Tag :
$YUPI $PMJS
Rilis data penjualan mobil di Indonesia September 2025 oleh Gaikindo dilansir dari Bisnis.
https://cutt.ly/jr2gaBZc
➖ Penjualan mobil wholesales (dari pabrik ke dealer) Sep 2025 sebesar 62.071 unit.
Turun -15,1% yoy dari Sep 2024 (73.108).
Naik tipis +0,5% mtm dari Ags 2025 (61.777).
❌ Penjualan mobil retail (dari dealer ke konsumen) Sep 2025 sebesar 63.723 unit.
Turun -12,2% yoy dari Sep 2024 (72.601).
Turun -4,2% mtm dari Ags 2025 (66.518).
❌ Penjualan mobil wholesales kumulatif Jan-Sep 2025 sebanyak 561.819 unit.
Turun -11,3% yoy dari Jan-Sep 2024 (633.660).
Minus kumulatif tahunan ini menebal dari Jan-Ags 2025 yang hanya -10,6% yoy.
❌ Penjualan mobil retail kumulatif Jan-Sep 2025 sebanyak 585.917 unit.
Turun -10,9% yoy dari Jan-Sep 2024 (657.448).
Minus kumulatif tahunan ini menebal dari Jan-Ags 2025 yang hanya -10,7% yoy.
❌ Penjualan mobil wholesales sampai Sep 2025 baru mencapai 62,42% dari target yang dicanangkan Gaikindo sebanyak 900 ribu unit sepanjang tahun 2025.
.................
Penjualan mobil kembali memburuk. Pameran GIIAS tidak cukup memberi dorongan peningkatan penjualan yang sustain.
Semakin jauh harapan tercapainya target penjualan mobil (yang padahal targetnya sudah turun dibandingkan tahun lalu), dan ini menggambarkan belanja masyarakat yang lesu.
Pertumbuhan ekonomi Q3 kemungkinan bakal melemah.
Jika tidak diambil langkah perbaikan seperti yang dilakukan saat ini oleh Menkeu dan pemerintah, maka Q4 bisa jadi lebih buruk.
$GJTL $ADMF $PMJS

Rilis data penjualan mobil di Indonesia Agustus 2025 oleh Gaikindo dilansir dari Bisnis.
https://cutt.ly/LrXZfGpN
➖ Penjualan mobil wholesales (pabrikan ke dealer) Agustus 2025 sebanyak 61.780 unit.
Turun -19% yoy dari Agustus 2024 (76.302).
Naik +1,5% mtm dari Juli 2025 (60.878).
➖ Penjualan mobil retail (dealer ke konsumen) Agustus 2025 sebanyak 66.478 unit.
Turun -13,4% yoy dari Agustus 2024 (76.806).
Naik +5,7% mtm dari Juli 2025 (62.922).
❌ Penjualan mobil wholesales kumulatif Jan-Aug 2025 sebanyak 500.951 unit.
Turun -10,6% yoy dari Agustus 2024 (560.552).
Minus kumulatif tahunan ini menebal dari Jan-Jul 2025 yang turun -10,1% yoy.
➖ Penjualan mobil retail kumulatif Jan-Aug 2025 sebanyak 522.162 unit.
Turun -10,7% yoy dari Agustus 2024 (584.847).
Minus kumulatif tahunan ini sedikit menipis dari Jan-Jul 2025 yang turun -10,8% yoy.
❌ Penjualan mobil wholesales sampai Agustus 2025 baru mencapai 55,66% dari target yang dicanangkan Gaikindo yakni 900 ribu unit hingga akhir 2025.
.....................
Penjualan mobil di Indonesia masih terpuruk, dengan hanya sedikit sinyal pemulihan dan ketahanan yang sangat terbatas.
Penjualan mobil memang naik secara bulanan, ditopang oleh pameran GIIAS, tapi belum mampu kembali ke level yang sama seperti tahun lalu.
$PMJS $GJTL $ASLC

$PMJS Harga Stabil = Nyicil AVG
Adalah sebuah perusahaan HOLDING yaitu embok nya dari perusahaan2 dealer, showroom, reparasi, perawatan, persewaan mobil dan bahkan dia juga punya https://cutt.ly/TrLYtAeU
dikenal sebagai dealer resmi untuk merek-merek seperti Mitsubishi dan Mercedes-Benz
Jadi begini, ceritanya saya masih wait and see sejak bulan Mei untuk check next movementnya kemana, teross, today saya check lagi dan... Prajurit Ritel ada yang AKUMULASI lumayan banyak di tanggal 7 Juli 2025. Dan semakin lama semakin banyak yg hadir. Dan membuat saya jadi tertarik.. Mumpung banyak kawan..
Kita bahas dulu, soalnya ada investor CP nunggu di jemput di harga ATH (240)
Dengan BID-OFFER tipis, ini bisa berpotensi dikuasai sama XL dan kira-kira bakalan licin As Soon As Possible.
A. FUNDAMENTAL
IPO dengan harga Rp125/lembar dan waktu itu juga price to book nya kira2 Rp130/lembar jadi fair price sekali. Salahnya dia IPO pas COVID dan waktu itu yang lagi sip adalah emiten kesehatan dan internet, sedangkan otomotif juga pas kebetulan struggle, kan dulu itu lockdown ya.. Hahah... Yaudah nih saham auto bubuk cantik..
Untuk berita2 lempeng2 aja, ga ada yg error.. Malah banyak berita tentang ekspansi yang lumayan santer. Jadi yaa, gak masalah.. sipp..
Kalau melihat dari total Asset mereka udah 5,59T di tahun 2025 dan masih sekitar 3,33T pasca tahum pertama IPO jadi dia tumbuh sekitar 2,6T dalam 5 tahun. Gokilll... Gokill... Gokilll...
Gross Income nya ini gak ada aturan..!! mereka ini Groomingnya langsung boosting pasca COVID 19.. Dari yang 6T di 2020, 9T di 2021, 11T di 2022.. dan agak ngedrop dikit di 2023-2024 rata2 sekitar 9-10T..
Untuk cashflow ini yang saya belom cari tahu, cuman klo dari detailnya, ini dalemnya nya masih pada groom anak2 perusahaannya.
Saham yang beredar di masyarakat hanya 8.96% woah.. Bagus ini, cuman agak banyak aja sih stocknya, meskipun persentasenya gak nyampe 10%. Jadi ini potensi market capnya auto Melejit ketika tiba2 boom...
So, klo dibilang saham bagus. Jujur saya Optimis. Gak gampang lo ngurusi mobil Mitsubishi dan Mercy dan mereka pasti premium dalam segala urusan. Ada yang udah pernah pake jasanya?
Ada dividendnya juga, jadi aman2 aja sih, ada bonusan laba bagi yang sabar menunggu.
B. TEKNIKAL
Sebelum masuk ke teknikal ada baiknya kita test Value Transaksinya. Masih berkisar 80Jt per hari, gak bisa ini liquid dengan transaksi jutaan, harus dimainin di milyaran.
Soalnya kalau segitu aja, total bid offer realnya belom bisa kelihtan, mustinya LP akan kasih bid offer agak tebel kalau value transaksinya diatas 1 Milyar perhari.. Ntar kita buktiin, masa segampang ini sih naikin harga..
B.1. Short Term
Masih cenderung stabil harganya, susah dinaikin, tapi kadangkala dikasih diskon. Jadi ini bisa jadi dalam phase konsolidasi. Perkiraan saya ada INVESTOR yang pingin exit, hahaha...
Jadi klo mau diturunin lagi kyknya si existing investor keberatan..
B.2. Long Term
Ciamik, udah 5 bulan harga disini2 aja. Nunggu Volume. Klo ATH kemungkinan bisa ke 600an atau setara dengan PBV 3.0x-3.5x untuk phase bertahan di ATH pertama. Cuma ketika menuju 300 harus melalui naik turun beberapa kali est 3x di area 200-240, mengingat ada percantolan CP di 240. Tapi klo gak distribute yaaa,,,, bisa aja langsung tembus ke 600 an.
Bisa dibilang ini versi mini nya $MPMX cuman masih phase dasar, hahaha...
---
Saya agak kaget ketika mengukur ketinggian pbvnya menggunakan chart. Ternyata jauh juga yaa potensinya.. Wkwkwk...
C. KESIMPULAN
Menarik sekali untuk di koleksi.. soalnya dividend nya pernah sampe 7,3/lembar, suatu saat pasti lebih dari itu. Ketika anak2 perusahaannya settle. Case ini terjadi mirip di awal2 GEMA. IPO nya merah, tapi selanjutnya itu, harga cenderung stabil di bottom.. lama2 ternyata nyampe juga ke ath, wkwkwkw... Siapp...
Apalagi nih barusan ada huru hara, mestinya ada lah, yg ngantri servis. entah itu mobil polisi, anggota dpr, umum.. Hahaha...
Jadi kuncinya adalah volume, udah itu aja.. Klo volume naik, ini kira2 baru ngangkat.
INSIGHT: Follow / Comment / Share / Save / Paido / Nggak juga gapapa.. Saya biasa aja.. Buaeeyyy Baeee....yyy!!! Sampai jumpa di hari senin..

si $HOKI bandar jualan, keluar terus.
harga cuman di tahan biar gak turun lagii distribusi besar2an.
bedasama $NASI , koleksi aja $PMJS
Mitsubishi Motors berhasil meraih 4.110 SPK pada GIIAS 2025.
Naik signifikan +22,58% dari GIIAS 2024 yang hanya 3.353 SPK.
Mitsubishi Destinator jadi primadona dengan lebih dari 1.900 SPK, yang berkontribusi sekitar 47% dari seluruh SPK Mitsubishi.
https://cutt.ly/rrD7yFbG
$PMJS $DRMA $ASII
