Volume
PT Pan Brothers Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 21 Agustus 1980. PT Pan Brothers Tbk dan Entitas Anak bidang garment memproduksi “Technical, Functional and Activewear” yang diperuntukkan olahraga musim dingin, Baju Ski, Baju Jogging, Baju Panjat Gunung, serta baju untuk aktifitas atau olahraga alam. “Woven Garment” seperti Jaket dengan lapisan penghangat dan Jaket Ringan, Celana Formal dan Santai, Celana Pendek, Baju Wanita, Kemeja, dan lain-lain. “Cut & Sewn Knit Garment”, seperti Kaos Polo, Kaos Golfs, Jaket dan Celana Training, Kaos Santai, dengan berbagai jenis bahan. Mulai tahun 2020 Perusahaan juga memproduksi “Ala... Read More
satu lagi perusahaan $TDPM yg dinyatakan pailit. sebelumnya $SRIL. keduanya perusahaan yg cukup berjaya pada masanya. perusahaan apalagi yg dinyatakan pailit belakangan ini? perusahaan apa lagi yg segera dinyatakan pailit lagi? $PBRX soon?
dalam saham itu yg penting bukan cuannya berapa (upside). tp uang sy bisa ilang gak / berapa banyak kalo beli saham tsb (downside). problemnya kita gak akan ngerti kebenaran ini (bahwa downside itu jauh lebih penting ketimbang upside) sampe kita ngalamin (kejedot, kegebuk) ilang duit banyak di saham.
investasi itu (spt juga keuangan pribadi) lebih ke arah mental / psikologi ketimbang ilmu (ngerti LK, PER, PBV, dsb).
@wulandaritng manajemen $PBRX di 2025 kalau butuh duit lebaran lebaran lagi, sayangnya sudah tidak bisa jual saham. PSP harus upgrade skill biar bisa lepas suspend https://cutt.ly/Ve3nZHZf
$OBAT $MINE
@limcymip sekarang 2025.
Postingan 2021.
4 tahun kemudian $PBRX suspend. Harga 23 rupiah. Manajemen butuh upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
$CBDK $HGII
$PBRX cmoon babi cmoon
Uda setia denganmu dari 6 februari 2023 sampai sekarang
Ye kali suruh setia sampai delisting kek srill 😫😫😫😫😫😫😩😩😤😤😤😤🥵😡
Tunjukan kau perusahaan raksasa number 1 di indonesia
Entah error apa gimana LKH dulu (tahun 2022) pernah menjadi "Penerima Manfaat Akhir dari Kepemilikan Saham" $SRIL
$PBRX
$SRIL: Tinggal Tunggu Waktu Delisting Karena Bangkrut
25 Oktober 2024, waktu Prabowo baru jadi presiden, dia perintahkan 4 menteri untuk selamatkan SRIL
1 Maret 2025, 5 bulan kemudian, SRIL gagal diselamatkan. 1 presiden dan 4 menteri gagal menyelamatkan SRIL.
Dengan pailit dan bangkrutnya SRIL maka otomatis tinggal tunggu waktu saja SRIL delisting.
45ribuan investor yang nyangkut di SRIL akan melihat di porto mereka angka floating loss 100%.
Ketika perusahaan banyak utang+cashflow bleeding maka endingnya seringkali akan seperti SRIL. Bisa lihat saham DAJK INVS CPGT FINN yang listing IPO hanya untuk mengambil duit investor lalu pailit dan bangkrut.
Itu lah mengapa baca laporan keuangan untuk investor yang pengen hold long term itu sangat penting karena buat apa hold saham perusahaan yang utangnya banyak dan cashflow bleeding. Sama aja hold beban.
Tapi kalau niatnya cuma pengen trading short term, ndak perlu analisis ribet - ribet. Lihat support jebol, saham anjlok minus > 3%, langsung cutloss aja, move on. Tidak usah denial. Cutloss sebelum kena suspend seperti WIKA WSKT yang suspend juga karena gagal bayar seperti SRIL.
Malang benar nasib industri tekstil dan garmen. Saham $PBRX juga di ujung tanduk. Lagi tunggu penyelamat. Ini Prabowo ndak pengen selamatkan PBRX juga? Tapi percuma juga sih. Presiden itu tidak punya kekuatan apapun untuk menyelamatkan perusahaan swasta. Beda kalau itu BUMN. Perusahaan banyak utang seperti WSKT WIKA KRAS GIAA sampai sekarang selamat karena mereka pakai duit pajak rakyat untuk selamatkan diri. Sekalian pemerintah juga bisa minta bank Himbara seperti $BMRI BBNI BBRI untuk kasi utang ke BUMN sakit pakai bunga rendah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Beberapa perusahaan memang ditakdirkan untuk sukses, sementara yang lain seperti SRIL lebih mirip proyek gagal yang berlarut-larut. Dari jauh, bisa dibilang ini bukan kebangkrutan mendadak, melainkan sebuah slow-motion train wreck yang semua orang bisa lihat dari tahun-tahun sebelumnya, tapi tetap ada yang percaya bahwa "akan ada keajaiban".
Kenyataan pahitnya, SRIL memang sudah tidak punya daya saing sejak lama. Bisnisnya memang besar, tapi apa gunanya kalau yang besar itu bukan profitnya, melainkan utangnya? Ditambah dengan arus kas yang selalu negatif, tidak sulit untuk menebak ke mana arahnya. Tidak ada perusahaan yang bisa hidup selamanya hanya dengan utang dan janji.
SRIL dulu dikenal sebagai raksasa tekstil Indonesia, ekspornya besar, dan pabriknya luas. Tapi dalam bisnis, growth tanpa cash flow positif itu cuma jebakan optimisme. Ekspansi agresif yang dibiayai utang besar bisa terlihat seperti strategi jenius saat semuanya lancar, tapi begitu kondisi pasar memburuk, utang justru jadi racun.
Dan di sinilah masalahnya: SRIL menggantungkan diri pada utang tanpa memastikan bisnisnya bisa bertahan jika kondisi memburuk. Industri tekstil Indonesia semakin kalah saing dengan impor murah dari China dan Vietnam, sementara SRIL tetap ekspansif seolah-olah bisnisnya kebal dari perubahan pasar.
Ketika beban utang makin berat dan profit makin tipis, efeknya langsung terasa: utang berbunga semakin menekan arus kas, vendor mulai tersendat pembayarannya, dan kreditur mulai panik. Pada akhirnya, begitu gagal bayar pertama terjadi, semua mulai runtuh seperti kartu domino.
Tidak hanya investor ritel yang terjebak, bank-bank besar yang meminjamkan uang ke SRIL juga ikut merasakan getahnya. BBCA, dan beberapa bank lain harus menerima kenyataan bahwa sebagian dari pinjaman mereka sudah masuk kategori "mungkin tidak akan pernah kembali".
Lalu ada vendor, pemasok bahan baku yang kini harus mencari cara agar bisnis mereka tetap berjalan meskipun pembayaran dari SRIL sudah tidak bisa diharapkan. Dan tentu saja, ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan karena pabrik-pabrik berhenti beroperasi.
Apakah ini bisa dicegah? Jawabannya sederhana: bisa, kalau sejak awal investor dan manajemen mau realistis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Investor yang lebih cermat membaca laporan keuangan pasti sudah melihat tanda-tanda bahaya bertahun-tahun lalu. Perusahaan yang terus-menerus bergantung pada utang dan tidak bisa menghasilkan arus kas positif sudah jelas masuk kategori high risk.
Manajemen SRIL juga bisa menghindari kejatuhan ini kalau tidak terlalu agresif mengambil utang saat kondisi pasar belum stabil. Tapi seperti banyak kasus lain, ambisi sering kali mengalahkan akal sehat.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan besar bangkrut karena utang, dan pasti bukan yang terakhir. Kasus-kasus seperti ini seharusnya jadi pengingat bahwa tidak semua saham yang "murah" itu kesempatan emas—banyak yang hanya menunggu waktu sebelum jadi barang rongsokan.
Mau investasi jangka panjang? Cek cash flow dan utangnya. Kalau utangnya lebih besar dari kemampuannya menghasilkan profit, tinggalkan. Jangan terjebak euforia atau narasi "harga sudah terlalu murah untuk turun lebih dalam."
Mau trading short term? Jangan keras kepala. Begitu support jebol, segera keluar. Tidak perlu pakai harapan kosong bahwa harga akan balik naik. Banyak investor SRIL yang dulu berpikir seperti itu, dan sekarang mereka hanya bisa melihat portofolio mereka berubah jadi angka merah permanen.
Di dunia saham, membeli saham perusahaan yang sudah setengah mati sama saja seperti membeli tiket ke bencana finansial. Pelajaran dari SRIL sudah jelas: jangan anggap utang besar dan arus kas negatif sebagai hal sepele. Pasar tidak peduli dengan optimisme, yang penting adalah angka di laporan keuangan. Dan kalau angka-angka itu sudah merah sejak lama, kejatuhan cuma soal waktu.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
$PBRX gw ga bs bilang banyak2 ntar dikira pompom
-gw sering lewar depan pbrx dan pernah beberapa kali ngobrol sama satpamnya.... nih infonya gw share :
ga ada phk massal di pabriknya,
kontainer tiap hari keluar masuk pabrik datang isi keluar kosong atau beda muatan, pernah ada kontainer yg bawa motor listrik dan vsd masuk pabrik kemungkinan utk upgrade dgn versi lebih baru dan efisien....
jam berangkat pulang kerja di depan pabriknya sering macet krn keluar masuk karyawan,
sejak awal 2025 udah beberapa kali ada rombongan tamu ekspat china melakukan factory visit....
selalu buka lowongan kerja utk operator, biasanya dititipin di sekuriti...
beberapa kali utk staf senior sering gw lihat vacancynya di jobstreet dan indeed, spt posisi manager, technician, finance....
$PBRX dulu dikenal krn laba bersih ratusan miliar
Eh skrg jeblok ampe minus bahkan ga pernah dilaporkan lagi