490

0.00

(0.00%)

Today

305,300

Volume

604,856

Avg volume

Company Background

Panca Budi Grup didirikan oleh Djonny Taslim pada tahun 1979 dan mengawali kariernya sebagai pedagang umum yang mendistribusi produk jadi kantongan plastik berbahan baku PP, HDPE, dan PE. Pada tahun 1990, Djonny Taslim mendirikan Perseroan untuk memproduksi dan mendistribusikan produk jadi kantongan plastik. Perseroan mulai beroperasi secara komersial dengan memproduksi kantongan plastik pada tahun 1991. Pada tahun 2003, Perseroan mendapat sertifikat ISO 9001 untuk manajemen proses produksinya. Perseroan adalah perusahaan terpadu yang memproduksi dan mendistribusi barang plastik kemasan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup mu... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID ?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID berharap merah, tapi begitu merah malah takut atau malah jadi ijo

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AGAR 500

$PBID $SKLT

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@bgngrh $PBID 1 lagi bakalan bagger 2 tahun lagi. buat beli alpard cuy

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID $PBSA $SPTO ketiga emiten bagus yang rajin bagi dividen besar

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@skydrugz27 $PDPP ini saingannya $PBID lah ya?
P di awal = Plastik

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Ire1123 tetap dong. Siapa tahu ntar $PBID dikasih harga 300 lagi, mungkin bakal ane pertimbangin beli lagi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kepikiran mau lepas $PBID pelan2.

Ada hal yg bikin ane ga sreg (subjectively).

Overall a good company with strong moat, good revenue, tapi marginnya susah ditebak. Dan ga bisa raba benang merahnya antara variable2 raw mat, dollar, minyak, dll. Bikin unpredictable aja.

Divisi tradingnya jg ane ga bisa hitung, korelasi untung ruginya itu gimana..

Ada 1 emiten yg menurut ane lebih menarik dan punya opportunity jauh lebih bagus saat ini dibanding PBID.

Jangan salah tangkap, PBID is still indeed a good great company. Saya sdh dpt dividen, dan sekarang masih FP tebal.

Disc on: not a financial advice.

Random:
$BBCA $BBRI

Read more...

Menyambut surprise BI cutrate bikin porto saya jadi All Time High, mau nulis dikit..

Judul :
DIVIDEND INVESTING DAN SAHAM IKHLAS.

Kebahagiaan Devidend Investor adalah menyaksikan dividennya tumbuh dan terus bertumbuh.
Apalagi kalo lagi ga butuh duit, hingga ritual wajibnya adalah "Dorong dan Gulung" tiap ada duit masuk, baik itu dari pendapatan aktif maupun dari setoran dividen itu sendiri. Bertahun-tahun, panennya makin banyak dan makin semangat.

bayangin kalo total dividen suatu saham udah lebih gede daripada total modal belinya. Alias udah BEP. Alias "modal on risk" sudah 0 bahkan negatif. Alias mau dibawa kemanapun harganya udah untung. Alias mokondo.
Saya mengistilahkan ini sebagai "Nirvana".

Kalau boleh, selain "Saham Nirvana", saya mengistilahkan :
Total dividen >75% Total modal = Saham Ikhlas.
Total dividen >50% Total modal = Saham Pacar.
Total dividen >25% Total modal = Saham Santai.

Saham Nirvana Saya = $ITMG
Saham Ikhlas saya ternyata banyak! = HEXA, $SMSM, $PBID, dan barusan TAPG
Saham Pacar saya = PANS, BNGA.

Ku Tunggu kalian di Nirvana.
Cheers.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID Semoga di endorse Joe Taslim.....

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID LK Q2 2025: Apakah Masih Satu Keluarga dengan Joe Taslim?

Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Panca Budi Idaman Tbk adalah contoh klasik perusahaan keluarga yang sudah menancapkan akar sejak lama di industri kemasan. Perusahaan ini berdiri tahun 1990, baru mulai beroperasi komersial tahun 1997, lalu masuk bursa pada 2017 dengan IPO di harga Rp850 per saham. Setelah stocksplit 1 banding 4 pada 2024, jumlah sahamnya melebar jadi 7,5 miliar lembar. Kendali tetap ada di tangan keluarga Taslim melalui PT Alphen Internasional Corporindo yang menguasai 74,67% saham. Susunan direksi dan komisaris juga memperlihatkan dominasi keluarga, dengan Djonny Taslim sebagai komisaris utama dan Vicky Taslim sebagai direktur utama. Dari sisi kepemilikan jelas ini perusahaan yang benar-benar dikelola dan diarahkan oleh satu keluarga besar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bisnis utama Panca Budi ada di plastik kemasan. Mereka mengoperasikan 12 pabrik dengan kapasitas 157 ribu ton per tahun. Lokasinya tersebar di Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan satu pabrik di Johor Malaysia. Diversifikasinya juga cukup luas. Selain plastik, ada bisnis karton, percetakan, mesin khusus, perdagangan besar untuk berbagai kebutuhan industri, sampai daur ulang plastik lewat anak usaha Politek Grin Packindo yang mulai produksi resin daur ulang sejak Februari 2024. Ada juga unit usaha properti, transportasi, dan pergudangan. Jadi model bisnisnya bukan hanya satu kaki tapi sudah banyak cabang yang saling menopang.

Kalau bicara hubungan dengan pemasok, perusahaan ini cukup tergantung pada pemain besar seperti PT Lotte Chemical Titan Nusantara yang porsinya bisa mencapai 8–12% dari total pembelian bahan baku. Ketergantungan pada pemasok utama ini menunjukkan adanya risiko kalau harga resin naik atau suplai terganggu. Untungnya dari sisi pelanggan kondisinya lebih sehat. Tidak ada satu pun konsumen yang menyumbang lebih dari 10% revenue. Artinya basis pelanggan mereka cukup terdiversifikasi dan tidak ada ketergantungan ekstrem pada satu pihak saja. Dari sisi hubungan internal, mereka juga aktif bertransaksi dengan pihak berelasi, baik penjualan maupun pembelian, sewa, atau pinjaman, tapi manajemen mengklaim semuanya dilakukan dengan harga wajar.

Kinerja keuangan semester I 2025 menunjukkan wajah ganda. Penjualan naik tipis dari Rp2,48 triliun menjadi Rp2,55 triliun, tapi beban pokok penjualan melesat 7,18% dari Rp1,96 triliun ke Rp2,10 triliun. Akibatnya gross profit tertekan turun 13,87% menjadi Rp449 miliar. Operating profit juga ikut turun dari Rp326 miliar menjadi Rp243 miliar. Laba bersih yang masih bisa dicatat sebesar Rp194 miliar, padahal di periode sama tahun lalu masih Rp254 miliar. Jadi walaupun revenue naik, margin makin tertekan. Penyebab utamanya adalah harga bahan baku resin plastik global yang naik, sementara kemampuan untuk meneruskan kenaikan biaya ke konsumen terbatas.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau kita bedah neracanya, total aset per Juni 2025 tercatat Rp3,24 triliun, turun 9,6% dibanding Rp3,58 triliun di akhir 2024. Liabilitas juga turun dari Rp623 miliar ke Rp499 miliar, atau berkurang 19,9%. Rasio utang terhadap ekuitas sangat rendah di 13,4%, menandakan perusahaan ini tidak agresif menggunakan utang. Kas dan setara kas naik tipis jadi Rp132 miliar dari Rp121 miliar. Dari sisi balance sheet sebenarnya aman karena leverage rendah dan masih ada fasilitas kredit yang belum terpakai. Jadi kalau butuh dana tambahan, akses ke likuiditas cukup terbuka.

Masalah utama justru muncul di laporan arus kas. Arus kas operasi yang di semester I 2024 masih Rp313 miliar, sekarang tinggal Rp76 miliar. Itu penurunan yang cukup tajam dan jadi tanda tanya besar. Untuk menutupinya, perusahaan melepas investasi finansial dan mendapat Rp511 miliar dari hasil penjualan. Akibatnya arus kas dari aktivitas investasi yang biasanya negatif justru jadi positif Rp354 miliar. Dari sisi financing keluar Rp419 miliar, dengan Rp412,5 miliar di antaranya dipakai untuk bayar dividen, naik dari Rp300 miliar tahun lalu. Hasil akhirnya kas masih naik Rp11 miliar, tapi jelas terlihat bahwa kenaikan kas bukan dari bisnis inti melainkan dari jualan aset finansial.

Kalau dicocokkan antara laba bersih dan arus kas operasi, terlihat perbedaan besar. Laba bersih Rp194 miliar jauh di atas arus kas operasi Rp76 miliar. Artinya laba accounting tidak sepenuhnya didukung kas nyata dari operasional. Kondisi seperti ini bisa muncul karena masalah di manajemen modal kerja atau penumpukan piutang. Tapi apapun alasannya, kualitas laba jadi turun karena tidak didukung arus kas yang kuat. Perusahaan memang masih selamat karena ada aset finansial yang bisa dijual, tapi itu bukan solusi jangka panjang. Kalau tren ini berlanjut, kas bisa terus tergerus.

Risiko terbesar Panca Budi jelas ada di ketergantungan pada harga resin plastik global. Begitu harga bahan baku naik, margin langsung tertekan. Ditambah ada potensi regulasi baru seperti wacana cukai plastik sekali pakai yang bisa menurunkan permintaan. Dari sisi global, konflik dan gejolak ekonomi dunia bisa mempengaruhi harga komoditas dan rantai pasok. Dari sisi internal, masalah utamanya adalah bagaimana mengembalikan arus kas operasi supaya sejalan dengan laba yang tercatat di laporan keuangan. Tanpa itu, perusahaan hanya bisa bertahan dengan cara melepas aset atau mengandalkan pinjaman bank.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kelebihan perusahaan ini ada pada skala usaha, diversifikasi lini bisnis, jaringan pabrik di dalam dan luar negeri, serta balance sheet yang sangat konservatif. Dengan rasio utang rendah, mereka lebih tahan menghadapi guncangan. Kelemahannya ada di penurunan margin, arus kas operasi yang jeblok, dan ketergantungan besar pada harga resin yang tidak bisa mereka kontrol. Jadi meski masih bisa bertahan, kualitas laba dan sustainability bisnis ini patut dipertanyakan. Perusahaan butuh strategi baru, baik lewat efisiensi, diversifikasi bahan baku, maupun memperkuat daya tawar harga supaya profit yang ada benar-benar berkelanjutan dan tidak sekadar angka di atas kertas.

Kelihatan jelas pergeseran besar di pos aset keuangan dan properti investasi PBID. Di bagian investasi pada aset keuangan, terjadi penurunan yang sangat signifikan. Per akhir 2024 nilainya Rp489,2 miliar, tapi enam bulan kemudian tinggal Rp102,9 miliar. Penurunan ini sebagian besar datang dari aset keuangan lancar yang rontok dari Rp450,3 miliar jadi hanya Rp15,8 miliar. Sebaliknya, aset keuangan tidak lancar justru naik dari Rp38,9 miliar jadi Rp87,1 miliar. Jadi jelas ada pergeseran dari jangka pendek ke jangka panjang. Kalau dilihat kontribusinya terhadap total aset, pada akhir 2024 pos ini menyumbang 13,65% dari Rp3,58 triliun aset. Tapi pada pertengahan 2025 tinggal 3,18% dari Rp3,24 triliun aset. Jadi porsinya makin mengecil, padahal dari sisi jumlah aset total juga turun.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di arus kas, ada satu angka yang menjawab misteri ini. Penerimaan dari investasi aset keuangan sebesar Rp511,8 miliar masuk di semester I 2025. Artinya perusahaan memang merealisasikan alias mencairkan sebagian besar investasinya, terutama obligasi pemerintah dan SRBI yang mereka pegang. Bisa lewat jatuh tempo, bisa juga lewat penjualan di pasar. Apapun caranya, hasilnya sudah masuk kas, dan manajemen merasa risikonya rendah karena instrumen ini diterbitkan oleh entitas dengan kualitas kredit tinggi. Jadi tidak ada cadangan kerugian yang perlu dibentuk.

Berbeda dengan aset keuangan, pos properti investasi cenderung stabil. Nilainya turun tipis dari Rp59,7 miliar di akhir 2024 menjadi Rp59,4 miliar per Juni 2025. Turun sedikit karena depresiasi Rp360 juta yang memang dibebankan rutin ke beban administrasi. Tapi menariknya, pendapatan sewa dari properti ini naik dua kali lipat lebih, dari Rp331 juta di semester I 2024 menjadi Rp672 juta di periode sama tahun 2025. Jadi meski nilainya stagnan, kontribusinya ke profit operasional lewat pendapatan sewa justru naik. Kontribusinya terhadap total aset juga relatif kecil, hanya 1,67% di 2024 dan 1,83% di pertengahan 2025. Tidak ada indikasi penjualan atau pelepasan properti, karena memang fungsinya untuk disewakan atau jadi aset investasi jangka panjang, bukan untuk dijual.

Kalau kita tambahkan perbandingan dengan aset tetap, ada catatan kecil. Semester I 2025 perusahaan melepas aset tetap senilai Rp1,04 miliar dan dari situ tercatat keuntungan bersih Rp625 juta. Prosesnya sederhana, aset yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis lagi dilepas, lalu hasil penjualannya Rp1,8 miliar masuk ke kas. Ini beda dengan aset keuangan atau properti investasi, karena sifatnya lebih operasional.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pergeseran paling besar ada di aset keuangan lancar. Perusahaan melepas atau mencairkan lebih dari Rp500 miliar investasi untuk masuk ke kas. Properti investasi tetap dijaga nilainya dan mulai memberikan pendapatan sewa yang makin tinggi. Sementara pelepasan aset tetap hanya tambahan kecil. Artinya strategi keuangan Panca Budi saat itu jelas, mereka butuh likuiditas dari instrumen jangka pendek sehingga proporsi aset keuangan turun drastis, sementara aset yang lebih stabil seperti properti investasi dipertahankan untuk jangka panjang.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$FPNI $BRPT

Read more...

1/8

testestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@skydrugz27 bahas $PBID bang. laba nyungsep 🙏
trima kasih

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID Q2 2025 : Laba Bersih Turun 23.35%, Celah PBID Dan Perkiraan Dividennya

Salah satu emiten yang produknya dekat dengan masyarakat yaitu PBID. (Eh bahas produk yang dekat dengan masyarakat jadi keinget $UNVR )

Di Q2 2025 PBID sedang sedikit demam dimana penjualan naik 2.76% tapi laba bersih amblas 23.35%

Bagaimana kinerja sahamnya? Stagnan

Setelah ditelusuri ternyata kualitas book value di q2 2025 standar saja....wew...

Dan ada 3 PR yang harus dikerjakan

1. menelusuri habit bisnis PBID hobi menyimpan persediaan besar atau hanya momen kali ini saja.

2. menghitung DIO emiten sejenis PBID

3. membuka LK Q4 dari misal 3 tahun terakhir untuk melihat kas, persediaan, hutang, persentase penjualan biji plastik dibanding total penjualan

Apakah PBID masih layak beli? Atau malah jadi kesempatan beli?

Berapa target penjualan PBID 2025?

Berapa potensi dividen PBID tahun 2026?

Simak selengkapnya

https://cutt.ly/SrGk6L2s

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID tes buat bulan depan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@muhamadrahman722 harusnya gak usah di cutloss, dengan dividen rutin yang setahun 3-4 kali, minus dari avg 113 ketutup kok, selain $EAST ada juga $PPGL dan $PBID yang rutin bagi dividen, yg penting sabar nabung setiap ada dana

investor beda sama trader, jadi gak perlu terus mantengin naik turun harga saham, yang penting pondasinya kokoh, baru tanam sahamnya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID memang di akar rumput kuat sih. tapi memang untuk menambah market nya akan pelan cenderung stagnan.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MSTI suhu-suhi inggih tanya, saham IPO apa sie?
fundamental bagus, tp gerak lamban kayak $PBID

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@1484AH tahan aja kak, atau beli lagi mumpung harga turun. $PBID cocok buat jangka panjang

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID pelan-pelan aja

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID 300 All in..
Q1, Q2 udh turun mlehoyyyy

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID ini cemana lagi?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID semester 1 labanya turun dari semester 1 di tahun 2024

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID ayo anak baik, Bangun.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBID XL 🚀

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy