Volume
Avg volume
Perseroan adalah perusahaan nikel murni dengan kemampuan hulu dan hilir dengan pengalaman operasional lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Indonesia. Menurut AME Mineral Economics Pty Ltd ('AME'), berdasarkan ekspektasi produksi volume nikel tambang Perseroan pada tahun 2022, Perseroan diharapkan menjadi emiten produsen nikel murni terbesar di Indonesia dibandingkan perusahaan tambang nikel tercatat lainnya di Indonesia yang merupakan perusahaan tambang terdiversifikasi yang juga memproduksi komoditas lainnya. Fokus Perseroan adalah menjadi perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel yang terintegrasi. Kegiatan operasi Perseroan y... Read More
⛏️RELAKSASI ATURAN IZIN TAMBANG, GIMANA Q4 METAL MINING?
4Q24 bagi industri metal mining: Kuartal yang sedikit lebih lemah, walau ada beberapa yang menguat.
Sepanjang 4Q24, produk nikel dan turunannya mengalami penurunan harga berkisar -0,2% hingga -4,9% qoq.
Selain periode restocking yang secara musiman lebih lemah, hal ini sebagian bisa disebabkan oleh relaksasi aturan izin pertambangan di Indonesia, yang sebagian besar disetujui pada 3Q24, sehingga meningkatkan laju produksi di 4Q24.
Dengan demikian, kami mengharapkan volume penjualan yang lebih kuat di 4Q24, yang mendukung perkiraan pertumbuhan pendapatan rata-rata sektor sebesar +6% qoq, didorong oleh ANTM sebesar +sekitar 19% qoq dan INCO sebesar +5% qoq.
$MDKA, $MBMA, dan $NCKL kemungkinan akan mencatat pertumbuhan produksi yang datar qoq, dan TINS diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan sebesar -sekitar 20% qoq karena volume penjualan yang lebih lemah.
ANTM dan NCKL menjadi dua emiten yang memiliki potensi outperform.
Berdasarkan data operasional 4Q24 yang telah dirilis, ANTM dan NCKL kemungkinan akan unggul dalam hasil 4Q24 dan FY24, karena melihat laba bersih FY24 mereka mencapai 132%/111% dari perkiraan konsensus.
Sementara itu, TINS mungkin akan mengalami 4Q24 yang lebih lemah karena volume penjualan yang melambat dan rata-rata harga timah LME yang lebih rendah sebesar US$29k/ton, turun -8,5% qoq.
Pertumbuhan laba diharapkan lebih kuat di FY25F dari peningkatan volume penjualan setelah masalah regulasi memperlambat kinerja FY24.
Selain itu, penambang nikel terus meningkatkan produksi bijih, yang mendukung margin dan meningkatkan laba, terutama untuk ANTM, INCO, dan MBMA.
Perbedaan utama dalam pertumbuhan pendapatan terletak pada asumsi penjualan emas ANTM, meskipun perkiraan pertumbuhan laba relatif serupa.
Secara keseluruhan, meskipun 4Q24 menunjukkan kinerja yang sedikit lebih lemah, prospek untuk FY25 terlihat lebih cerah dengan dukungan peningkatan produksi dan penyelesaian masalah regulasi yang sebelumnya menghambat pertumbuhan.
____
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^
Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger. Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO
Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻
___
Stockbit External Community
Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative. Mau ikutan perjalanan investasi saya?
❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community
jarang jarang nih one day hit, bullish prediction $BKSL 82. Peningkatan +10.81% dari harga awal 74.
$MDKA $NCKL
Dampak Potensi Kenaikan Royalti Pada LK $INCO
Beberapa hari yang lalu ada salah satu member Pintar Nyangkut di External Community Pintar Telegram dengan Kode External Community A38138 yang share tentang rencana pemerintah menaikkan royalti nikel https://stockbit.com/post/13223345
Vale Indonesia (INCO) kini harus menerima kenyataan: mereka bukan lagi perusahaan tambang, tapi mesin ATM pemerintah. Royalti yang tadinya cuma 2-3%, sekarang mau dinaikkan ke 4,5%-6,5%. Kalau sebelumnya mereka cukup setor USD 19,45 juta (Rp 318,97 miliar), nanti setelah aturan ini berlaku, angka itu bakal naik ke USD 42,77 juta (Rp 701,39 miliar) kalau tarif 4,5%, atau USD 61,78 juta (Rp 1,01 triliun) kalau tarif 6,5%. Artinya, dalam satu tanda tangan, beban royalti Vale bisa naik 120%-217%. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kenaikan ini jelas bukan buat kepentingan tambang atau industri. Ini soal negara butuh duit. Banyak duit. APBN makin bocor ke mana-mana, sementara pengeluaran makin membengkak. Pajak? Coretax yang seharusnya bikin penerimaan pajak lebih efektif malah jadi bencana administratif. Bukannya nambah pendapatan, malah bikin perusahaan makin repot. Jadi kalau pajak nggak bisa digenjot, ya tinggal naikkan royalti tambang. Cepat, gampang, dan dijamin langsung terasa.
Di sisi lain, ada IKN (Ibu Kota Nusantara), proyek ambisius yang harus tetap jalan meskipun investor asing masih lebih banyak nonton dari pinggir lapangan. Kalau dana luar nggak masuk? Solusi tercepat: naikkan royalti tambang dan alirkan duitnya ke proyek ini.
Belum cukup? Masih ada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang katanya bakal memberi makan anak-anak sekolah dengan anggaran Rp 10.000 per anak. Pertanyaannya, gizi apa yang bisa didapat dengan duit segitu? Nasi, tempe, dan air putih? Atau malah cuma nasi putih dan kuah doang? Tapi tetap saja, program ini harus jalan, dan salah satu sumber dananya? Dari royalti tambang.
Lalu ada BUMN karya yang sekarat. WIKA, WSKT, dan kawan-kawannya udah di ujung tanduk. Kalau nggak diselamatkan, proyek infrastruktur bisa berhenti. Jadi, cara termudah? Naikkan royalti tambang, suntikkan duit ke mereka lewat PMN (Penyertaan Modal Negara), dan pura-pura semua baik-baik saja.
Puncaknya, ada Kredit Komando Koperasi Merah Putih, yang katanya mau bagi-bagi Rp 5 miliar per koperasi ke 80.000 koperasi. Totalnya? Rp 400 triliun. Duitnya dari mana? Salah satunya, tentu saja, dari kenaikan royalti tambang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu, gimana dampaknya buat Vale? Gampang. Laba bersih mereka bakal nyungsep. Dari yang tadinya masih bisa untung USD 57,76 juta (Rp 947,66 miliar), setelah royalti naik ke 4,5%, bakal anjlok jadi USD 7,73 juta (Rp 126,80 miliar)—turun 87%. Kalau tarif naik ke 6,5%, Vale langsung rugi USD 7,09 juta (Rp 116,35 miliar). Dari perusahaan untung hampir Rp 1 triliun, tiba-tiba malah jadi perusahaan rugi.
Net Profit Margin (NPM) yang tadinya masih 6,1%, setelah aturan ini berlaku bakal terjun bebas ke 0,8% atau bahkan negatif (-0,7%). Artinya? Vale sekarang kerja buat bayar pajak dan royalti, bukan buat cari untung. Negara senang, Vale ngos-ngosan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Arus kas juga makin seret. Biaya operasional mereka nggak kecil. COGS tetap di USD 842,16 juta (Rp 13,80 triliun), bahan bakar USD 191,26 juta (Rp 3,14 triliun), gaji karyawan USD 82,60 juta (Rp 1,35 triliun). Dengan laba makin tipis, jangan heran kalau Vale mulai cari cara buat pangkas biaya, stop ekspansi, atau bahkan PHK.
Di sisi lain, saham Vale juga bisa kena dampaknya. Laba anjlok → EPS turun → PER naik → Investor panik. Saham yang tadinya masih menarik buat investor bisa kehilangan daya tarik karena profitabilitasnya mulai dikikis.
Jadi apa pilihan Vale? Naikkan harga jual? Sayangnya nggak bisa. Harga nikel ditentukan pasar global, bukan seenaknya Vale bisa naikkan harga buat nutupin beban ini. Kalau harga nikel turun? Vale kena double kill: pendapatan turun, beban naik.
Pilihan lain? Vale bisa mulai pindah investasi ke negara lain. Filipina, Australia, atau bahkan Afrika mungkin lebih menarik kalau regulasi di sana nggak doyan menaikkan royalti tiap tahun. Kalau Vale sampai cabut, Indonesia nggak cuma kehilangan pajak dan royalti, tapi juga kehilangan investasi jangka panjang dan ribuan lapangan kerja. Tapi ya, siapa peduli? Yang penting duit masuk buat bayar proyek-proyek besar.
Jadi Vale bukan lagi perusahaan tambang, tapi lebih mirip mesin ATM buat pemerintah. Dari yang tadinya bisa untung hampir Rp 1 triliun, sekarang cuma kerja bakti buat negara. Sementara pemerintah puas dengan setoran lebih besar, Vale harus cari cara buat bertahan. Vale juga sudah bagian dari BUMN sih seperti $ANTM jadi memang udah nasibnya jadi ATM Pemerintah.
Entah itu dengan pangkas biaya, stop ekspansi, atau kalau sudah nggak tahan, ya tinggal angkat kaki dari Indonesia.
🔥Potensi Dampak
1. Beban Royalti Naik Drastis
Sebelum kenaikan: USD 19,45 juta (Rp 318,97 miliar)
Setelah kenaikan 4,5%: USD 42,77 juta (Rp 701,39 miliar)
Setelah kenaikan 6,5%: USD 61,78 juta (Rp 1,01 triliun)
Potensi Kenaikan beban royalti 120%-217%
2. Laba Bersih Anjlok
Sebelum kenaikan: USD 57,76 juta (Rp 947,66 miliar)
Setelah kenaikan 4,5%: USD 7,73 juta (Rp 126,80 miliar) (turun 87%)
Setelah kenaikan 6,5%: Rugi USD 7,09 juta (Rp 116,35 miliar)
3. Net Profit Margin (NPM) Turun Drastis
Sebelum kenaikan: 6,1%
Setelah kenaikan: 0,8% atau negatif (-0,7%)
Sekali lagi ini hanya asumsi. Belum tentu benar. Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$NCKL
1/10
$NCKL ini bukan rekomendasi jual atau beli, hanya menanyakan pendapat kalian berdasarkan aplikasi yang saya buat
#disclaimer on
@Cashedin $NCKL bagus secara fundamental, tapi gak tau owner-nya bakal peduli gak sama sahamnya
kalau mau bagger sih mungkin susah
$AMMN
Buy 6200-6400
TP1 6550-6650 (RRR 1:1.8)
TP2 6700-6800 (RRR 1:2.5)
Stop Loss If Close : <6050
yang menarik lainnya untuk hari ini : $VTNY $NCKL HRTA (Komen dibawah untuk bocoran plan!)
Lebih banyak sinyal gratis dengan plan lengkap, cek bio!!!
dan pada akhirnya Saya mulai udah terbiasa lihat chart sebagai bagian Teknikal Analisis (TA).
Mampu membaca Price jika Cross MA/EMA 20, 50 200 sebagai patokan arah Uptrend/Downtrend.
Mampu membaca MACD, RSI, RVI, MFI, ATR serta stochastic RSI dll.
Bagi saya belajarnya tidak sebentar, butuh setahun lebih, bahkan sekarang pun masih terus belajar.
××××××××××
Tag:
$NCKL kemaren pernah FP 6%, eh sekarang malah turun lagi.
$BBTN Floating Loss 30%
$RELI
Terpaksa telan pil pahit $ADMR , Steel China kena tarif US.
Steel turun -> Met Coal Turun
Kesimpulan : Harga Metcoal akan lanjut turun
swtiching to $NCKL / $ANTM
due to higher demand of nickel
$WIFI memang saham bagus, tahun lalu udah gw bilang banyak proyek strategis...
tapi kalo ada yg masuk harga 2000++ sudah gak wajar.. cuma org bodok sajaa...
kalo mau bagger tahun ini cukup masuk $TAPG sama $NCKL
yang masuk banking, dengan resesi, ekonomi melambat dan banyak phk jangan harap NPL bank akan pulih cepet dan harga sahamnya butuh waktu lama untuk kembali ke titik tertingginya
Kabar gembira ...
Koperasi merah putih, bisa ikut mengelola pertambangan
https://cutt.ly/ErubcNba
Random Tag : $ANTM $KKGI $NCKL
1/2
$INCO failed, 2750-2850 SOS
$MBMA as said, unlock 🔓 new ATL, jelek sekali
HRUM neutral to bad, selama belum ada higher high
$NCKL , movement yang paling baik, so far
$NCKL $ADMR Saham downtrend yg sudah ada tanda2 reversal.
+ $HRUM tapi 2 diatas lebih menarik.
Ada yg sependapat? atau mungkin sudah beli ?
$INCO $NCKL
oversupply nickel
harga nickel lagi murah
banyak perusahaan nickel tutup
kenaikan tarif loyalty
apalagi yang mau diharapkan?
HIT ME HARDER AND DEEPER BEBIHHHHHH