498

+10

(2.05%)

Today

17.91 M

Volume

15.79 M

Avg volume

Company Background

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel adalah salah satu anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Mitratel mulai menapaki bisnis menara telekomunikasi sejak tahun 2008. Sampai saat ini, Mitratel telah mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua operator seluler Indonesia telah menjadi tenant dengan menempatkan perangkat BTSnya di menara Mitratel.

Memahami Metode 52 Week Low dalam Investasi Saham

Metode 52 Week Low adalah salah satu pendekatan investasi yang digunakan oleh investor untuk mencari saham dengan harga terbaik dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Secara sederhana, metode ini fokus pada saham yang sedang diperdagangkan mendekati atau pada titik terendahnya dalam 52 minggu terakhir. Alasannya, banyak investor percaya bahwa saham yang berada di level terendahnya bisa jadi sedang undervalued, dan berpotensi mengalami rebound jika fundamental perusahaannya tetap kuat.

Mengapa Saham di Titik Terendah Menarik?
Saham yang menyentuh atau mendekati harga 52 week low bisa jadi tidak populer untuk dibeli karena ketakutan pasar atau sentimen negatif jangka pendek. Namun, bagi investor yang jeli, kondisi ini justru menjadi peluang untuk mendapatkan saham berkualitas dengan harga diskon. Tentu saja, sebelum membeli, analisis fundamental tetap harus dilakukan. Pastikan perusahaan masih sehat, memiliki arus kas yang stabil, dan prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Teknik Mencicil Saham di Harga 52 Week Low
Karena tidak ada yang bisa memastikan kapan titik terendah sebenarnya akan terjadi, maka strategi mencicil atau dikenal juga dengan istilah averaging down bisa digunakan. Dengan mencicil pembelian, investor bisa membagi modalnya menjadi beberapa bagian dan membeli saham secara bertahap saat harga mendekati atau menyentuh level 52 week low. Teknik ini membantu mengurangi risiko membeli di harga yang belum tentu merupakan titik paling bawah.

Poin Penting dalam Menggunakan Metode Ini:

Selalu analisa fundamental perusahaan sebelum membeli saham 52 week low.

Jangan langsung menghabiskan seluruh modal — bagi menjadi beberapa tahap pembelian.

Gunakan strategi mencicil saat harga terus melemah untuk mendapatkan harga rata-rata terbaik.

Hindari saham yang turun karena masalah fundamental serius seperti potensi bangkrut atau fraud.

Hindari saham-saham yang laba bersihnya menurun secara konsisten dari tahun ke tahun.

Hindari saham-saham yang tidak membagikan dividen sama sekali, karena bisa jadi perusahaan tidak cukup sehat atau manajemen tidak berpihak pada pemegang saham.

Sabar dan disiplin sangat penting karena strategi ini lebih cocok untuk jangka menengah hingga panjang.


$BSDE $MTEL $BFIN

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL h+1 setelah crash..harga 500 banyak yg order…

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL. Siap2x PER menuju angka 10. maka harga wajar Rp 250 per lembar. Seperti PER untuk Saham Telko yg lain. TOWR sdh di bawah 10

17.000 - 16.000 = 1.000 atau 6 % koma sekian.
usdt / idr.

ibaratnya....
inpestasi bodoh aja dapet 6 % dalam 4 bulan tanpa perlu baca lk, news , kandel dll.
atau
awalnya mau treding kripto, tukerin idr jadi usdt, tapi bengong dan bingung.
eh 4 bulan kemudian dapat 6% floating propitnya
cuma beli dolar atau usdt
wkwkwkwkkwkkwkkwk

apalagi kalau
usdt di tradingin dgn kripto lain, propitnya di puterin lagi beli saham saham $IHSG yang lagi diskon lebaran 🤭
apalagi yg ada dividennya.
mungkin bisa lebih lagi ya ?

hanya halu ane aja
cuma angan angan..
wkwkwkwkkwkwk

pelajarannya utk ane,
makin banyak pilihan market, makin baik. artinya makin banyak peluang.
menjadi terbuka itu lebih baik, dari pada menjadi FANATIK utk sesuatu hal.


disch on...

$BTC $MTEL

Read more...

1/3

testestes

Ingat satu hal penting: Presiden Trump sangat menginginkan suku bunga turun tajam. Keinginan ini bukanlah hal baru, bahkan sejak masa jabatannya sebelumnya, Trump sering mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan melemahkan dolar agar ekspor Amerika lebih kompetitif. Maka, ketika pasar saham terlihat hijau dan investor merasa euforia, ada baiknya tetap waspada. Karena di balik kehijauan itu, bisa saja ada strategi tersembunyi untuk memaksa perubahan kebijakan moneter.

Trump bukan tipe pemimpin yang segan menggunakan kebijakan ekstrem untuk mencapai tujuannya. Salah satu contohnya adalah ancaman atau penerapan tarif resiprokal terhadap negara-negara mitra dagang. Jika dia merasa The Fed lamban menurunkan suku bunga, bukan tidak mungkin Trump akan menciptakan tekanan melalui kebijakan yang bisa mengguncang kestabilan pasar global. Dengan menciptakan ketidakpastian atau bahkan gejolak ekonomi, tekanan terhadap The Fed akan meningkat, memaksa mereka mempertimbangkan pelonggaran kebijakan lebih cepat.

Pasar saham yang saat ini terlihat sehat dan menghijau bisa saja berubah drastis jika Trump memutuskan untuk melancarkan kebijakan agresif. Dalam sejarahnya, retorika Trump di media sosial maupun kebijakan mendadaknya mampu menciptakan volatilitas tajam dalam hitungan jam. Investor yang terlena oleh reli pasar bisa terjebak dalam gelombang penurunan tajam jika tidak mengantisipasi potensi gejolak politik dan kebijakan yang datang tiba-tiba.

Jadi, meski suasana pasar tampak optimis dan indeks-indeks utama menguat, jangan langsung senang. Dunia investasi bukan hanya tentang angka-angka dan grafik, tapi juga tentang membaca arah kebijakan dan manuver politik. Ketika Trump kembali memegang kekuasaan, langkah-langkahnya sering kali tidak bisa ditebak dan bisa berdampak luas, termasuk pada pasar keuangan global. Waspadai sinyal, karena kehijauan pasar hari ini bisa jadi awan sebelum badai besok.

TETAP CICIL SELOT SELOT!!!!!!

$IHSG $MTEL $BSDE

Read more...

1/2

testes

$MTEL

semua kebakaran...merah menyala...

market crash...

Berdasarkan kondisi pasar saat ini setelah kebijakan peningkatan pajak impor oleh Donald Trump, kita dapat mengidentifikasi beberapa penyebab potensial terjadinya market crash:

Penyebab Potensial Market Crash Saat Ini:

* Kekhawatiran Perang Dagang Global yang Intensif: Kebijakan Trump meningkatkan tarif impor secara signifikan terhadap banyak negara, tidak hanya China. Ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang global yang lebih luas dan intensif, di mana negara-negara lain kemungkinan akan membalas dengan tarif mereka sendiri terhadap barang-barang AS. Perang dagang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global, mengganggu rantai pasokan, dan meningkatkan biaya bagi konsumen dan perusahaan.

* Dampak Negatif pada Pertumbuhan Ekonomi AS:

Peningkatan tarif impor dapat meningkatkan biaya barang bagi perusahaan AS yang mengandalkan impor bahan baku atau komponen. Hal ini dapat mengurangi keuntungan perusahaan, menekan investasi, dan pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi AS. Konsumen AS juga akan menghadapi harga yang lebih tinggi untuk berbagai produk impor.

* Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar:

Kebijakan tarif yang tiba-tiba dan luas menciptakan ketidakpastian yang signifikan di pasar keuangan. Investor tidak menyukai ketidakpastian, dan hal ini dapat memicu aksi jual karena mereka khawatir tentang dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut terhadap kinerja perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan. Volatilitas pasar cenderung meningkat dalam situasi seperti ini.

* Potensi Inflasi:

Tarif impor pada akhirnya dapat diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi, yang dapat memicu inflasi. Jika inflasi meningkat secara signifikan, bank sentral AS (The Federal Reserve) mungkin terpaksa menaikkan suku bunga lebih agresif untuk mengendalikan harga. Kenaikan suku bunga yang cepat dapat menekan pasar saham karena meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan mengurangi valuasi aset berisiko.

* Dampak pada Laba Perusahaan:

Perusahaan-perusahaan multinasional, baik di AS maupun di negara lain, dapat terpukul oleh tarif impor. Peningkatan biaya impor dan potensi penurunan permintaan akibat tarif balasan dapat mengurangi margin keuntungan mereka. Penurunan ekspektasi laba perusahaan seringkali menjadi pemicu penurunan harga saham.

* Sentimen Investor yang Memburuk:

Kombinasi dari kekhawatiran perang dagang, potensi perlambatan ekonomi, dan risiko inflasi dapat dengan cepat merusak sentimen investor. Jika investor menjadi pesimis, mereka cenderung menarik investasi mereka dari pasar saham, yang dapat mempercepat penurunan harga.

* Efek Domino dan Penjualan Panik:

Penurunan harga saham yang signifikan dapat memicu margin call dan penjualan paksa oleh investor yang menggunakan leverage. Hal ini dapat menciptakan efek domino, di mana semakin banyak investor terpaksa menjual, yang semakin menekan harga pasar. Kepanikan juga dapat menyebabkan investor menjual tanpa mempertimbangkan fundamental, memperburuk crash.

Penting untuk dicatat:

* Kondisi pasar keuangan sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kebijakan tarif impor hanyalah salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan market crash.
* Reaksi pasar terhadap kebijakan tarif bisa bervariasi dan tidak selalu langsung atau dramatis.
* Dampak sebenarnya dari kebijakan tarif akan bergantung pada banyak faktor, termasuk skala tarif, respons dari negara lain, dan kondisi ekonomi global secara keseluruhan.

Sebagai investor, penting untuk tetap tenang dan berpegang pada prinsip-prinsip investasi jangka panjang, seperti diversifikasi, fokus pada tujuan jangka panjang, dan menghindari keputusan panik. Memahami potensi risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan seperti tarif impor adalah bagian dari analisis investasi yang cermat.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

.
Kalo bicara makro,
Bicaralah juga tentang aset yg dimiliki bumi dan seisinya yg sudah dan akan berpotensi dikapitalisasi.
Tak bisa dihitung dong kalo gtu?! Ya, tak bisa akurat, tapi bisa diperkirakan 😊

Carinya bukan di riset2 saham yg awam, tapi bisa ditemukan di jurnal2 universitas di seluruh dunia.
Njiir ngebosenin bgt! Ya itu pilihan, pilih mengerti market atau bingung? Kalau equitymu sgt besar, apa mau tidurnya ga nyenyak 🤭

Boleh kalo mau yg rada gampang, trading aj. Ini pun perlu ketekunan. Dan harus bersahabat dengan yg namanya tren, ngerti klustering, dan tau pola2 hantu2 yg bersemayam di masing emitennya.

Wah, sama susahnya yak?! Ya kalo gampang, si Unyil2 yg lagi main hujan di lapangan bola udah pd kaya semua 🤣
Klo kaya semua siapa yg kerja?, ini kan modelannya kapitalis, kapital, modal, pasar modal, dan transaksi bisa di atas meja bisa di bawah meja.
Semua jadi kaya? Utopia sekali ituu 🤣

Gtu kali ya kira2 😆



$IHSG $SIDO $MTEL

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL Makin dalam aja Minusnya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@StarkValueInvestor lucu jg dijagain malah jebol $MTEL 😜

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@jerichoab bedanya ada yg jagain harga $TBIG dan $MTEL karena ada kepentingan 🤭🤭

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🈯️ Saatnya berteduh, langit mulai mendung.

$MTEL $IHSG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

MTEL - PT. Dayamitra Telekomunikasi Tbk Rp 565 0 (0%) Info Selengkapnya! JAKARTA - Pendapatan dan laba PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) naik tipis, dengan pertumbuhan masing-masing 7,18% dan 4,82% pada 2024 dari tahun 2023.Mengutip Laporan Keuangan Tahun 2024 pada Kamis (3/4), Theodoru...

idnfinancials.com

idnfinancials.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📢 Mitratel ( $MTEL ) Catat Laba Rp 2,11 Triliun, Tumbuh 4,8%

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mencatat laba bersih Rp 2,11 triliun di 2024, naik 4,8% YoY. Pendapatan tumbuh 7,2% menjadi Rp 9,31 triliun, didorong ekspansi menara & fiber optik.

Mitratel kini memiliki 39.404 menara, tenancy ratio naik 1,52x. Fiber optik melonjak 56,9% menjadi 51.039 km.

📍 Baca selengkapnya di: https://cutt.ly/Xrp6CuTH

$TLKM $EXCL

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Membuat ringkasan dengan AI Emiten menara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 2,10 triliun untuk tahun buku 2024. Perolehan tersebut naik 4,8% secara year on year (yoy) dari periode tahun buku 2023 sebesar...

katadata.co.id

katadata.co.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

UPDATE LK TAHUNAN 2024 - $MTEL

Note : Indeks KOMPAS100.
Bagi yang berminat data ALL EMITEN bisa menghubungi https://cutt.ly/ErpLlAla

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL lapkeu dah keluar but tetep aja keong mau badai mau bullish wkwkw

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

WOW $MTEL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL DORRR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL emang ada jaminan tiap kali akan sama polanya? 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

halo manajemen $MTEL apakah kalian gak ada niat naikin share value kpd investor kalian?

$MTEL apakah akan kesini atau bisa lebih? hmmm menarik 🤔

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"$MDKA $MTEL $PGEO
Kamis, 27 Maret 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Ent = -(MauLossRp)/[(SL - Ent) * 100]"

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

awalnya $SIDO saham super lelet , eeeeh sekarang ada temannya $MTEL wkwkwk😆😆😆

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL saham anti badai

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

💡 Ringkasan Arus Transaksi $MTEL [570]
✅Posisi saat ini 3,64% dari terendah 52 week (Rp550,-), menarik untuk dicermati.

Jika Beli / Jual $MTEL dilakukan di harga ini, perhatikan potensi pergerakan harganya:
🗒Best price jika bertahan di atas harga 550
🗒Target profit terdekat : 600 - 610
🗒Rentang harga beli : 500 - 550
🗒Stop Loss jika penutupan tembus : 480
🗒Periode 1-5 hari

Disclaimer On:
⚠️ Bukan ajakan beli-jual saham.
⚠️ Pertimbangkan lagi setiap keputusanmu, sebelum memutuskan membeli atau menjual saham.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL $TOWR $TBIG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MTEL

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy