Volume
Avg volume
PT Mulia Industrindo, Tbk. didirikan pada tanggal 5 November 1986 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan atas hasil produksi entitas anak. Perseroan terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta pada tanggal 17 Januari 1994. PT Mulia Industrindo, Tbk. semula mempunyai 2 entitas anak, PT Muliaglass dan PT Muliakeramik Indahraya. Pada bulan Oktober 2017, Perseroan menjual seluruh kepemilikannya di PT Muliakeramik Indahraya kepada PT Eka Gunatama Mandiri, sebuah perusahaan terafiliasi. Aksi korporasi ini dilakukan untuk mendukung rencana Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan posisi keuangannya sebagai perusahaan publ... Read More
@xenip AMRT susah ARA, lawannya institusi asing & lokal. Tuh yang mungkin $MLIA (Eka Tjandranegara, sebelah FOW). Bahkan ACES (Kuncoro, sebelah Djoko Susanto) juga susah karena saham institusi.
Swing $MLIA
Disclaimer: Bukan ajakan untuk membeli, hanya sebagai informasi. Lakukan riset Anda sendiri.
Artikel Riset Laporan Keuangan $MLIA Triwulan Q2 2024
Bagi user Stockbit yang ingin baca - baca tulisan tentang MLIA bisa cek di link bawah ini:
1. Arus Kas dan Utang MLIA
https://stockbit.com/post/16004390
2. Revenue Segmen MLIA
https://stockbit.com/post/16003812
3. Direktur dan Komisaris MLIA
https://stockbit.com/post/16003276
4. Anak Usaha MLIA
https://stockbit.com/post/16002504
5. Program Utang Distributor MLIA
https://stockbit.com/post/15999681
6. Klien MLIA
https://stockbit.com/post/15999203
7. Transaksi Pihak Berelasi MLIA
https://stockbit.com/post/15999072
8. Persediaan MLIA
https://stockbit.com/post/15998910
9. Piutang MLIA
https://stockbit.com/post/15998692
10. Overview LK MLIA
https://stockbit.com/post/15998673
Untuk diskusi lebih lanjut tentang saham bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya bisa cek di link).
https://stockbit.com/post/12823473
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$SCMA
BUY : 125-130-135
TP1 : 13*-14* (bisa di lihat di chart ya
TP2 : 146-150
TP3 : 15*-15*
TP4 : 160-164
SL UNDER 125/127 (SUPORT KUAT 123/120)
$BUKA $EMTK $SAME $MLIA
Jangan lupa follow bantu share & like
kita update rekom gratis tiap hari
mau belajar trading saham, kunjungi link di bio
thanks
Jika ada pertanyaan tulis di komentar
$MLIA https://cutt.ly/wePCVE4b
PT KCC Glass Indonesia akan memproduksi 438.000 ton kaca lembaran per tahun di area pabrik seluas 460.000 meter persegi. Sekitar 80 persen dari produksi ini, yang akan menempelkan label produk "made in Indonesia", akan diekspor untuk memenuhi permintaan di Asia, Oseania, Timur Tengah, dan Eropa.
Dari pubex $MLIA, total penjualan kaca lembaran adalah 480.000 ton. 30-40% penjualan $MLIA merupakan penjualan ekspor ke Asia, apakah akan tersaingi?
$AMFG
Arus Kas dan Utang $MLIA
Analisis arus kas dan utang sangat penting bagi investor minoritas karena memberikan gambaran tentang likuiditas dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjang. Arus kas operasional yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan cukup uang dari operasional utamanya, yang penting untuk kelangsungan bisnis tanpa harus bergantung pada sumber eksternal seperti pinjaman. Jika arus kas operasional tidak cukup untuk menutupi pengeluaran, termasuk utang berbunga, ini bisa menjadi tanda peringatan bagi investor bahwa perusahaan mungkin mengalami masalah likuiditas di masa mendatang. https://bit.ly/45FDAJu
Di sisi lain, analisis utang memberikan wawasan tentang tingkat leverage dan risiko finansial yang dihadapi perusahaan. Utang yang terlalu tinggi, terutama utang berbunga, dapat meningkatkan risiko bagi perusahaan jika arus kas tidak cukup untuk membayarnya, terutama dalam kondisi ekonomi yang buruk. Bagi investor ritel selot selot seperti kita, penting untuk memahami apakah perusahaan mampu mengelola utangnya dengan baik karena kesulitan dalam membayar utang dapat berdampak pada profitabilitas perusahaan dan, pada akhirnya, harga saham serta potensi dividen.
Arus kas MLIA hingga 30 Juni 2024 menunjukkan performa yang cukup solid. Tiga sumber arus kas masuk terbesar berasal dari penerimaan dari pelanggan sebesar Rp 2,18 triliun, penerimaan bunga sebesar Rp 8,21 miliar, dan hasil penjualan aset tetap meskipun kecil sebesar Rp 392 juta. Dengan revenue yang tercatat Rp 2,08 triliun, arus kas dari pelanggan mencerminkan hubungan yang kuat antara penerimaan kas dan revenue, menunjukkan arus kas yang sehat ✅. Jika dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 173,63 miliar, arus kas operasional Rp 198,53 miliar sedikit lebih besar, menandakan bahwa laba dihasilkan secara nyata dan didukung oleh arus kas yang baik ✅. https://bit.ly/3YGX6Dc
Di sisi arus kas keluar, tiga sumber pengeluaran terbesar adalah pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp 1,87 triliun, pembayaran utang bank sebesar Rp 373,51 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp 63,01 miliar. Pengeluaran yang besar untuk utang berbunga dan operasional memang signifikan, tetapi pengelolaan kas yang cukup stabil ✅ membantu menjaga posisi keuangan perusahaan tetap aman meskipun pengeluaran operasional cukup tinggi ❌.
Utang berbunga MLIA per 30 Juni 2024 mencapai Rp 749 miliar, terdiri dari utang jangka pendek Rp 169,92 miliar dan utang jangka panjang Rp 579,03 miliar. Kreditor utama MLIA adalah Bank Central Asia (BCA) $BBCA dan CIMB Niaga $BNGA dengan bunga berkisar antara 8,25% hingga 9%. Pertumbuhan utang berbunga jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami kenaikan 5% dari Rp 713 miliar pada 31 Desember 2023 ❌, mencerminkan peningkatan tanggungan finansial yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Bunga bank untuk utang berbunga MLIA yang berkisar antara 8,25% hingga 9% bisa dikategorikan sebagai wajar jika dibandingkan dengan suku bunga acuan dan prime lending rate bank di Indonesia. Suku bunga acuan Bank Indonesia pada pertengahan 2024 berada di 6,25%, sementara prime lending rate untuk pinjaman korporasi di beberapa bank besar, seperti BCA, berkisar antara 8,10% hingga 9,48% tergantung pada jenis kredit dan segmen pinjaman.
Dari perbandingan ini, bunga yang dikenakan MLIA tidak jauh dari rata-rata prime lending rate di bank-bank besar, menandakan bahwa tingkat bunga tersebut masih berada di kisaran yang wajar untuk pinjaman korporasi di Indonesia. Namun, bunga di sisi atas spektrum (9%) dapat dianggap sebagai beban tambahan yang cukup signifikan bagi perusahaan, terutama jika dibandingkan dengan bunga acuan yang lebih rendah.
Utang berbunga MLIA sebesar Rp 749 miliar, terdiri dari utang bank jangka pendek Rp 169,92 miliar dan utang bank jangka panjang Rp 579,03 miliar. Jaminan yang diberikan berupa mesin, peralatan, dan tanah dengan total nilai Rp 2,31 triliun. Dengan nilai jaminan yang jauh melebihi utang berbunga, lebih dari tiga kali lipat, ini menunjukkan bahwa MLIA menawarkan keamanan yang signifikan bagi kreditor mereka. Kondisi ini ideal bagi kreditor, karena risiko terhadap nilai jaminan sangat kecil jika perusahaan mengalami gagal bayar, sehingga memberikan kepercayaan lebih besar kepada pemberi pinjaman ✅. https://bit.ly/3YGX6Dc
Namun, situasi ini juga dapat dipandang sebagai langkah konservatif dari pihak MLIA dalam memberikan jaminan yang sangat besar terhadap utang yang relatif lebih kecil. Dengan cadangan aset yang besar, ini bisa diartikan sebagai perlindungan ekstra, tetapi juga bisa dilihat sebagai pemanfaatan aset yang kurang optimal jika aset-aset tersebut dapat digunakan untuk mendanai ekspansi atau investasi lainnya ❌. Investor minoritas mungkin ingin mempertimbangkan efisiensi penggunaan aset ini dalam jangka panjang.
Dari sisi asuransi, MLIA telah mengasuransikan aset tetapnya, kecuali tanah, dengan nilai pertanggungan mencapai Rp 9,05 triliun dalam Rupiah serta USD 369 juta atau setara Rp 6,06 triliun dalam dolar Amerika. Dengan demikian, total nilai pertanggungan melebihi nilai aset yang tercatat Rp 2,17 triliun, yang menunjukkan bahwa MLIA telah mempersiapkan perlindungan asuransi lebih dari cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat risiko yang diasuransikan seperti kebakaran, pencurian, dan risiko lainnya ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Aset tetap MLIA diasuransikan kepada tiga perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk $AMAG, PT Asuransi Umum BCA, dan PT Asuransi Central Asia. Perlindungan asuransi ini mencakup risiko kebakaran, pencurian, serta risiko lainnya, dengan nilai pertanggungan aset tetap mencapai Rp 9,05 triliun dan USD 369 juta atau setara Rp 6,06 triliun.
Selain itu, MLIA juga mengasuransikan aset tetapnya untuk risiko gangguan bisnis (Business Interruption) dengan nilai pertanggungan sebesar USD 282 juta atau sekitar Rp 4,63 triliun. Dengan total nilai pertanggungan yang signifikan ini, MLIA memastikan bahwa mereka memiliki cakupan yang lebih dari cukup untuk melindungi aset-aset vital perusahaan dari berbagai risiko operasional dan kejadian yang tidak terduga.
Jika hanya mengandalkan arus kas operasional yang telah di-annualised menjadi Rp 397,06 miliar, perusahaan akan membutuhkan waktu sekitar 1,31 tahun untuk melunasi seluruh utang berbunga. Meskipun ini menandakan bahwa perusahaan memerlukan waktu lebih dari satu tahun hanya dengan arus kas operasional ❌, kemampuan arus kas untuk mendekati setengah dari total utang dalam satu tahun tetap cukup baik ✅.
Cadangan kas MLIA sebesar Rp 560,63 miliar menambah kekuatan likuiditas perusahaan. Jika cadangan kas digabungkan dengan arus kas operasional, perusahaan sebenarnya bisa melunasi seluruh utang berbunga langsung dalam satu tahun ✅. Ini menunjukkan bahwa, meskipun arus kas operasional sendiri tidak cukup cepat melunasi utang, posisi kas secara keseluruhan memberikan kelonggaran finansial yang signifikan bagi perusahaan.
Pertumbuhan arus kas operasional MLIA naik sekitar 22% dari Rp 162,44 miliar pada periode yang sama tahun 2023 menjadi Rp 198,53 miliar ✅. Di sisi lain, arus kas dari pelanggan turun sedikit sebesar 9% dari Rp 2,40 triliun pada 2023 menjadi Rp 2,18 triliun di 2024 ❌, yang menunjukkan sedikit penurunan efektivitas dalam konversi penjualan menjadi kas. https://bit.ly/3YGX6Dc
MLIA menunjukkan manajemen kas yang cukup baik meskipun ada beberapa area yang perlu diperhatikan, seperti pertumbuhan utang berbunga dan sedikit penurunan arus kas dari pelanggan. Namun, dengan arus kas operasional yang terus tumbuh dan cadangan kas yang solid, MLIA berada dalam posisi yang relatif baik untuk menghadapi tanggungan finansialnya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2
Revenue Segmen $MLIA
Analisis segmen dalam laporan keuangan sangat penting karena membantu mengidentifikasi kinerja setiap bagian bisnis perusahaan secara terperinci. Dengan memisahkan segmen-segmen ini, perusahaan dapat mengetahui kontribusi dari masing-masing segmen terhadap pendapatan, laba, aset, dan arus kas secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk fokus pada segmen yang paling menguntungkan, sementara segmen yang berkinerja buruk dapat dievaluasi untuk perbaikan atau efisiensi. Selain itu, analisis segmen juga membantu dalam pengelolaan sumber daya yang lebih efektif, dengan memprioritaskan investasi pada area bisnis yang memberikan margin lebih tinggi. https://bit.ly/45FDAJu
Bagi investor, analisis segmen memberikan informasi yang lebih komprehensif mengenai struktur dan kinerja perusahaan. Dengan mengetahui kontribusi dari masing-masing segmen, investor dapat menilai risiko yang terkait dengan ketergantungan perusahaan pada satu lini bisnis atau menilai apakah perusahaan memiliki diversifikasi yang baik. Ini juga membantu dalam mengidentifikasi tren pertumbuhan dan profitabilitas di setiap segmen, yang dapat digunakan untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Analisis segmen operasi MLIA menunjukkan pembagian usaha ke dalam tiga segmen utama: kaca lembaran, kaca pengaman, serta botol kemasan dan glass block. Setiap segmen memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total pendapatan, dengan segmen kaca lembaran memberikan kontribusi terbesar. Berdasarkan laporan keuangan hingga Juni 2024, segmen kaca lembaran mencatat pendapatan eksternal sebesar Rp 1,296 triliun, atau sekitar 62% dari total pendapatan MLIA. Ini menunjukkan kekuatan utama perusahaan terletak pada segmen ini. ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Pendapatan antar segmen, terutama dari kaca lembaran, mencapai Rp 732 miliar, menunjukkan kontribusi besar dari transaksi antar segmen terhadap total revenue perusahaan. Namun, pendapatan keseluruhan perusahaan mengalami penurunan dari Rp 2,306 triliun pada 2023 menjadi Rp 2,081 triliun pada Juni 2024, yang mengindikasikan penurunan sebesar 9,75%. ❌
Margin laba segmen juga mengalami tekanan. Laba kotor dari total segmen tercatat sebesar Rp 482,2 miliar, turun dari Rp 661,5 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan beban pokok pendapatan yang tinggi sebesar Rp 1,599 triliun, margin keseluruhan turun dibandingkan periode yang sama di 2023. ❌ Namun, segmen kaca lembaran tetap menjadi kontributor terbesar untuk laba perusahaan, mencerminkan pentingnya fokus perusahaan pada optimalisasi segmen ini. ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Dari sisi aset, segmen kaca lembaran menyumbang Rp 4,377 triliun, atau sekitar 64% dari total aset perusahaan. Aset segmen kaca pengaman tercatat sebesar Rp 291 miliar, sedangkan botol kemasan dan glass block memiliki aset sebesar Rp 2,014 triliun. Segmen kaca lembaran menunjukkan pertumbuhan aset yang sehat dari tahun ke tahun. ✅ Namun, liabilitas segmen kaca lembaran mengalami penurunan tajam dari Rp 908 miliar menjadi Rp 285 miliar pada 2024, yang dapat mengindikasikan upaya perusahaan untuk memperbaiki struktur liabilitasnya. ✅
Jika dilihat dari sisi kontribusi terhadap arus kas operasional, segmen kaca lembaran menyumbang porsi yang signifikan terhadap kas perusahaan, meskipun beban operasional dan penjualan yang tinggi menurunkan margin secara keseluruhan. Beban keuangan sebesar Rp 38 miliar juga menambah tekanan pada margin laba. ❌
Meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan, fokus pada pengelolaan liabilitas dan optimalisasi segmen kaca lembaran dapat membantu mempertahankan posisi keuangan yang kuat. Pendapatan dari botol kemasan dan glass block, meskipun lebih kecil dibandingkan kaca lembaran, tetap menjadi pilar penting bagi MLIA dalam mendiversifikasi sumber pendapatan. ✅ https://bit.ly/3YGX6Dc
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2
Direktur dan Komisaris $MLIA
Analisis direktur dan komisaris perusahaan sangat penting untuk memahami bagaimana perusahaan dikelola dan diawasi. Direktur bertanggung jawab atas operasional sehari-hari dan pengambilan keputusan strategis, sedangkan komisaris mengawasi kinerja direksi dan memastikan tata kelola perusahaan dilakukan dengan baik. Dengan menganalisis latar belakang, pengalaman, dan hubungan antara direktur dan komisaris, investor dan pemangku kepentingan dapat menilai kapabilitas manajemen dalam menjalankan perusahaan secara efisien. https://bit.ly/45FDAJu
Analisis ini juga berguna untuk mengidentifikasi potensi konflik kepentingan, terutama jika ada keterlibatan keluarga dalam manajemen, seperti dalam kasus perusahaan keluarga. Komisaris independen juga memainkan peran penting dalam menjaga transparansi dan memberikan pengawasan yang tidak berpihak. Mengetahui apakah perusahaan memiliki struktur manajemen yang sehat dapat membantu mengurangi risiko terkait keputusan yang salah atau kurangnya akuntabilitas, sehingga memberikan gambaran lebih jelas mengenai prospek jangka panjang perusahaan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Eka Tjandranegara adalah pendiri dan Direktur Utama PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), serta tokoh penting di Mulia Group yang bergerak di berbagai sektor, termasuk bahan bangunan dan properti. Eka mendirikan Mulia Group bersama ayah dan dua saudaranya pada tahun 1970, dan pada 1986 mendirikan MLIA yang fokus pada produksi kaca dan keramik. Di bawah kepemimpinannya, MLIA berkembang menjadi produsen utama dalam industri kaca di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Selain itu, Eka memiliki pengaruh signifikan di sektor properti dengan proyek-proyek besar di Jakarta dan Bali. https://bit.ly/45FDAJu
Ekson Tjandranegara dan Ekman Tjandranegara, yang juga menjabat sebagai direktur di MLIA, adalah bagian dari generasi kedua keluarga Tjandranegara. Ekson bergabung dengan Mulia Group pada tahun 2003 dan pernah menjabat sebagai General Manager di PT Muliaglass, anak usaha utama MLIA. Sementara itu, Ekman, yang bergabung pada 2004, menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan bertanggung jawab atas pengembangan strategi pemasaran produk kaca MLIA.
Medriyani dan Henry Bun, dua direktur lainnya, memiliki latar belakang kuat di bidang akuntansi dan keuangan. Medriyani bergabung dengan Grup Mulia pada 1993 dan memiliki pengalaman luas dalam manajemen keuangan. Henry Bun, lulusan Universitas Tarumanegara, memulai kariernya pada 1986 dan bergabung dengan Mulia Group pada 1992. Mereka memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan finansial perusahaan melalui pengelolaan akuntansi yang efektif.
Komisaris utama MLIA adalah Osman Sitorus, seorang akuntan senior dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang audit dan keuangan. Osman Sitorus adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dengan sertifikasi Chartered Accountant (CA) dan Certified Public Accountant (CPA). Ia memulai karirnya di kantor akuntan publik yang kemudian menjadi bagian dari Deloitte Indonesia, di mana ia pernah menjabat sebagai Audit Managing Partner. Selain itu, Osman juga memegang posisi sebagai Ketua Komite Audit dan Komite Keberlanjutan di MLIA, serta menjabat sebagai Komisaris Independen di beberapa perusahaan lain seperti PT Indika Energy Tbk $INDY dan PT Petrosea Tbk $PTRO https://bit.ly/3YGX6Dc
Joanne S. Tjandranegara adalah salah satu komisaris MLIA dan berasal dari keluarga pendiri perusahaan. Joanne memiliki gelar Master of Accounting dari Boston College, Amerika Serikat, dan memulai karirnya sebagai auditor di Ernst & Young. Pada 2005, ia bergabung dengan MLIA dan sejak itu memegang berbagai posisi penting, termasuk sebagai komisaris di beberapa anak perusahaan Grup Mulia. Perannya di MLIA adalah memastikan pengawasan keuangan yang tepat, sejalan dengan latar belakangnya di bidang akuntansi dan manajemen keuangan.
Inarto Setiadi, Komisaris Independen MLIA, memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun di bidang manajemen, terutama di perusahaan multinasional seperti Unilever Indonesia $UNVR. Ia lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah mengikuti program manajemen eksekutif di Inggris dan Amerika Serikat. Di MLIA, Inarto bertugas sebagai Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi, di mana ia mengawasi pengelolaan sumber daya manusia dan kebijakan remunerasi perusahaan. https://bit.ly/3YGX6Dc
Hubungan antara para komisaris dan direksi di MLIA sangat erat, terutama karena Joanne S. Tjandranegara adalah bagian dari keluarga pendiri yang memiliki pengaruh besar dalam manajemen perusahaan. Selain itu, Eka Tjandranegara, Direktur Utama, juga merupakan anggota keluarga Tjandranegara. Ini menunjukkan kesinambungan dalam pengelolaan perusahaan oleh keluarga, meskipun tetap diawasi oleh komisaris independen seperti Osman dan Inarto untuk menjaga tata kelola yang baik dan memastikan bahwa perusahaan tetap dikelola secara profesional.
Keterlibatan keluarga Tjandranegara dalam manajemen MLIA menunjukkan struktur bisnis yang sangat erat, di mana generasi pertama dan kedua bekerja bersama untuk memajukan perusahaan. Kombinasi pengalaman panjang Eka dengan kontribusi aktif Ekson dan Ekman memperkuat posisi Mulia Group sebagai salah satu pemain utama di industri kaca dan properti Indonesia.
Dengan demikian PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) dapat dikategorikan sebagai perusahaan keluarga. Beberapa anggota keluarga Tjandranegara memainkan peran penting dalam manajemen perusahaan, seperti Eka Tjandranegara sebagai Direktur Utama, serta Joanne S. Tjandranegara, Ekson Tjandranegara, dan Ekman Tjandranegara dalam berbagai posisi strategis. Struktur manajemen yang didominasi oleh anggota keluarga menunjukkan bahwa perusahaan masih dikelola dalam kerangka perusahaan keluarga, dengan kontrol dan pengambilan keputusan berada di tangan keluarga pendiri. https://bit.ly/45FDAJu
Sisi positif dari perusahaan keluarga adalah adanya kesinambungan dalam visi jangka panjang dan nilai-nilai bisnis yang dijaga secara turun-temurun. Karena anggota keluarga sering kali memiliki komitmen yang tinggi terhadap keberhasilan perusahaan, mereka cenderung berfokus pada pertumbuhan jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek. Selain itu, kepercayaan di antara anggota keluarga dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan, serta mempermudah koordinasi dan kolaborasi dalam manajemen.
Namun, ada juga sisi negatif dari perusahaan keluarga, seperti potensi konflik kepentingan dan kurangnya objektivitas dalam pengambilan keputusan. Jika tidak dikelola dengan baik, keputusan bisnis bisa lebih dipengaruhi oleh dinamika keluarga daripada pertimbangan profesional. Selain itu, perusahaan keluarga bisa kesulitan untuk menarik investor eksternal atau profesional manajemen yang berkualitas karena persepsi bahwa perusahaan terlalu terkendali oleh keluarga, yang dapat membatasi peluang inovasi atau diversifikasi dalam kepemimpinan. https://bit.ly/45FDAJu
Selain MLIA, keluarga Tjandranegara memiliki bisnis lain melalui Mulia Group, yang bergerak di berbagai sektor seperti properti, logam, dan keramik. Mulia Group memiliki sejumlah properti terkenal di Indonesia, termasuk Hotel Mulia di Jakarta dan Bali, serta Wisma Mulia dan Mal Taman Anggrek. Bisnis ini menunjukkan kekuatan Mulia Group dalam sektor real estate, terutama dalam membangun properti komersial dan residensial di lokasi strategis. Mulia Group juga terlibat dalam proyek-proyek besar, termasuk investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia.
Sisi menarik dari keluarga Tjandranegara adalah keberhasilan mereka dalam membangun kerajaan bisnis yang kuat di berbagai sektor, termasuk kaca, properti, dan keramik. Mereka telah menciptakan perusahaan yang berpengaruh di pasar Indonesia, dengan portofolio properti yang mencakup beberapa bangunan paling ikonik di Jakarta. Selain itu, Mulia Group dikenal karena pendekatannya dalam menghadirkan inovasi di sektor real estate, terutama melalui pengembangan properti mewah dan proyek-proyek berskala besar. https://bit.ly/45FDAJu
Namun, ada sisi kontroversial yang terkait dengan keluarga Tjandranegara, terutama terkait dengan salah satu anggota keluarga, Djoko Tjandra, yang terlibat dalam kasus korupsi besar di Indonesia. Meskipun bisnis utama keluarga, seperti MLIA dan properti Mulia Group, tidak secara langsung terkait dengan kasus ini, keterlibatan Djoko Tjandra dalam kasus Bank Bali membawa sorotan negatif terhadap keluarga tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun keluarga Tjandranegara memiliki kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia, mereka juga menghadapi tantangan reputasi terkait tindakan salah satu anggotanya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3