6,075

-25

(-0.41%)

Today

158,600

Volume

172,660

Avg volume

Company Background

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) bergerak di bidang produsen bir di Indonesia. Perusahaan menghasilkan dan memasarkan berbagai produk merek dagang, termasuk Bir Bintang, Heineken, Guinness, Green Sands, Bintang Zero dan Recharge. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1929.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📢 $MLBI Bukukan Laba Bersih Rp1,14 Triliun di 2024, Naik dari Tahun Sebelumnya!

PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) mencatat kinerja keuangan positif pada 2024 dengan laba bersih naik menjadi Rp1,14 triliun dari Rp1,06 triliun tahun sebelumnya.
📈 Pendapatan usaha: Rp3,38 triliun (+1,8% YoY)
💰 Laba sebelum pajak: Rp1,44 triliun (+3,6% YoY)
📊 Aset bertumbuh: Rp3,44 triliun (+1,2% YoY)

Namun, perseroan masih menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga bahan baku & ekonomi global.
📌 Detail lengkap di: https://cutt.ly/9ryWYuGd

$ICBP $INDF

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

MLBI - PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Rp 6.100 -75 (-1,00%) Info Selengkapnya! JAKARTA - PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), produsen minuman beralkohol, membukukan laba bersih naik 7,54% year-on-year (yoy) pada 2024 menjadi Rp1,14 triliun, dari Rp1,06 triliun pada tahun sebelumnya. K...

idnfinancials.com

idnfinancials.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI kalau MLBI lapkeu bagus tetap gak naik.. yang naik klo di Indo yang ...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI pada Q4 2024 membukukan Laba Bersih Rp 379 B atau naik 1.59% dibanding Q4 2023 sebesar Rp 373 B. Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level 11.07x.

Pendapatan meningkat 0.55% menjadi Rp 1,058 B. Gross Profit Margin di kuartal ini adalah 63.29% dibandingkan dengan 62.79% di periode yang sama tahun lalu. Laba Kotor tercatat naik 1.35% menjadi Rp 669.54 B.

Sementara itu Beban Keuangan $MLBI tercatat sebesar Rp (7 B). Total Debt pada Q4 2024 sebesar Rp 200 B dibanding Rp 350 B di Q4 2023. Dengan demikian, Debt to Equity Ratio $MLBI menjadi 0.15 dibanding 0.25 pada kuartal lalu.

Dari sisi Arus Kas, $MLBI melaporkan positive Operating Cashflow sebesar Rp 684 B. Selain itu, emiten telah menyerap Capex pada periode ini senilai Rp (92 B) sehingga Free Cash Flow tercatat Rp 592 B.

Data tersaji dalam kuartalan, bukan year to date.

Selengkapnya Data Finansial bisa diakses http://stockbit.com/symbol/MLBI/financials

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI manyus

$IHSG

MY DUMB STRATEGY, kisah apestor


Investasi saham itu berisiko. Itu para investor pemula harus pahami. Risiko merugi itulah yang saya alami setelah investasi 9 tahun di IHSG.

Banyak pelajaran berharga yang dipetik. Pelajaran mahal.

Saat badai jual ini, investasinya makin boncos. Lalu bgmana? Saya tidak jual rugi, anti jual rugi, dividen yg didapat belikan emiten yg sama. Saat badai merah spt sekarang ini, saya melihatnya sbg kesempatan, dan sisihkan penghasilan utk beli nyicil.

Yang penting uang dingin. Dan syarat utama semua emiten adalah rajin bagi dividen.

Strategi saya begitu saja. Mungkin ini dumb strategi, tapi tidur nyenyak dan tidak panik. Begitu saja terus sampai usia pensiun. Harapan saya, saat pensiun dapat hidup dari hasil dividen.

tag emiten yg lagi kena badai $BBRI, $MLBI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Analisa Saham & Prediksi Harga : MLBI
(per 24 Februari 2025)

1. Return on Equity (ROE) 86.13%
Ini sih ROE Sultan. Artinya, perusahaan ini super efisien dalam menghasilkan laba dari modalnya. Sebagai perbandingan, rata-rata saham di IDX aja jarang yang bisa sentuh angka segini.

2. PBV (Price to Book Value) 9.99
Tapi harganya premium. Artinya, saham ini dihargai hampir 10 kali dari nilai bukunya! Kalo dibandingin sama saham-saham consumer goods lain, ini udah di atas langit.

2. PE Ratio (TTM) 11.59
Sebenarnya nggak terlalu mahal buat saham consumer goods, tapi kalau kita bandingin sama sejarah MLBI, ini udah lebih murah dibanding dulu.

3. Dividend Yield 9.38%
Nah ini yang menarik. Bisa dibilang, MLBI sekarang lebih ke saham dividen. Dengan yield setinggi ini, kalau beli buat jangka panjang, bisa jadi mesin uang.

Prediksi Harga MLBI
1 Year Price Returns: Kalau performa bisnisnya stabil, bisa recovery ke +15%.
Rekomendasi Price: Kalau bisa dapet di bawah Rp6.000, lebih oke.

Kalo lo butuh saham dividen yang stabil, MLBI bisa jadi pilihan menarik.

$MLBI $PBID

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IHSG akan segera naik?

Sejak Sept/Oct 2024 IHSG terus trend turun. Dari mendekati ATH pada level hampir 8,000 hingga sekarang sekitar 6,800. Gara2nya salah satu adalah terpilihnya Trump sbg presiden AS. Trump dari awal sudah bilang akan buat kebijakan tarif. Barang2 dari luar yg masuk ke AS dipajaki. Tentu hal ini akan mengganggu perdagangan dunia. Makanya pasar saham dunia, terutama negara berkembang turun. Selain itu kebijakan tarif akan naikkan inflasi di AS. Ditambah lagi Trump juga bilang akan deportasi penduduk ilegal, yg akan membuat AS kekurangan pekerja dgn upah murah, yg akan juga naikkan inflasi. Kenaikan inflasi akan menunda penurunan suku bunga oleh Fed, sehingga negatif utk pasar saham negara2 berkembang. Sebaliknya pasar saham AS sedang ATH, karena Trump katanya akan turunkan pajak korporat, dan akan hapus banyak regulasi. Dana asing di seluruh dunia langsung balik ke AS, menyebabkan penurunan pasar saham engara2 berkembang termasuk IHSG.

Akhir2 ini mulai muncul suara2 bahwa tarif yg katanya akan dikenakan oleh Trump kemungkinan skalanya jauh lebih kecil dari yg ditakutkan. Atau mungkin malah tidak jadi dikenakan. Contohnya keputusan Trump mengenakan tarif 25% ke Kanada dan Meksiko, yg sebelum jalan malah ditunda 30 hari oleh Trump sendiri. Mungkin nanti2 juga nggak jadi. Kalau betul AS tidak jadi berlakukan tarif, atau skalanya ternyata kecil saja, maka dana asing yg Oct 2024 balik ke AS akan kembali lagi ke pasar negara2 berkembang. Karena memang pasar saham negara2 berkembang masih murah dibandigkan paasar saham AS. Berita lengkap di sini https://cutt.ly/breHigLH

Point2 penting sbb
- Investors are warming up toward Asian emerging-market stocks as the dollar’s rally pauses and US President Donald Trump’s initial tariff onslaught proves less punishing than earlier envisaged 😎
- Money managers snapped up more than $700 million of shares in Asian developing nations outside China in the five days through Friday (21 Feb), ending seven straight weeks of outflows 😎
- An MSCI index of regional equities excluding China handed investors a return of 1.8% last week, trimming its decline over the past six months to about 12%
- signs the tide may be turning for regional equities after they underperformed their global peers last year due to the strengthening dollar and concern they would suffer from global trade tensions
- MSCI Asia EM ex-China Index still looks relatively cheap, trading at some 15 times its one-year forward earnings estimates, versus 22 times for the S&P 500 Index 😎
- “With slower and smaller ‘Trump Tariffs’ than expected, sentiment in these markets will likely improve and spur some rebound. Less barriers to trade, coupled with a weaker dollar and rate cuts, sets up a more pro-growth global environment.”: Han Piow Liew, fund manager Maitri Asset Management Pte 😎
- Investors are increasingly taking the view that the tariff threats announced by Trump are mainly negotiating tactics
- Bloomberg’s gauge of the dollar has dropped more than 3% from its high in early February as tariff fears have cooled
- “Reduced trade tensions, even if not fully eliminated, can create a more stable environment for businesses and investors in emerging markets. Moderation in tariffs would likely ease trade tensions, benefiting Asian economies heavily reliant on exports.”: Manish Bhargava, chief executive officer at Straits Investment Management 😎
- For now emerging-Asian stocks are attracting buyers. William Yuen, an investment director at Invesco Hong Kong Ltd., said he’s added exposure to some Asean markets such as Indonesia and Philippines 😎

Demikianlah kiranya, kita harapkan saja memang benar bahwa tarif di AS tidak jadi diberlakukan. Sebelum Oct 2025 IHSG lumaya bullish. Mungkin setelah kekhawatiran tentang tarif mereda, IHSG akan kembali bullish. Kita harapkan saja.

Semoga bermanfaat 🙂

NB: Bagi pendukung Trump di forum ini, sy tidak Pro atau Kontra sm Trump. Sy tidak peduli sm dia. Bukan presiden saya juga. Sy cuma perhatian sm kebijakan2 dia yg bisa mempengaruhi porto saya. Setiap komentar harap dibatasi hanya tetang ekonomi.

$IHSG $SPTO $MLBI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI masih bisa balik ke harga premiumnya ngak sih bro? Soalnya kalau diliat laba tahun ini mulai membaik dibanding tahun sebelumny

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI SALAH SATU SAHAM FAVORIT SAYA JUGA, POKONYA BAGUS DAH, $DLTA $WINE

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BEER $DLTA $MLBI dan WINE, pantesan tetep eksis dibursa,ternyata bnyak manfaatnya juga asal diminum secukupnya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$UNVR $MLBI $MFMI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

bukan bang 😅, kalo bintang itu 🤣 $MLBI @Elling

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Banyak investor tergoda dengan saham yang mencetak growth laba tinggi, karena terlihat seperti perusahaan yang sedang berkembang pesat dan menjanjikan masa depan cerah. Tapi kalau pertumbuhan laba itu tidak didukung oleh ROE dan NPM yang sehat, maka bisa jadi perusahaan sedang bertumbuh dengan cara yang boros modal, tidak efisien, atau bahkan tidak berkelanjutan. Growth laba tinggi tanpa efisiensi bisa menjadi jebakan karena perusahaan harus terus mengeluarkan modal besar hanya untuk mempertahankan pertumbuhan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Misalnya, kalau kita bandingkan $NOBU dan $MLBI, mungkin growth laba NOBU lebih tinggi dibanding MLBI, tetapi secara ROE dan NPM, MLBI jauh lebih unggul. MLBI punya ROE 86.13% dan NPM 33.63%, yang berarti mereka sangat efisien dalam menghasilkan laba dari modal yang ada dan memiliki margin keuntungan besar dari setiap rupiah pendapatan yang diperoleh. Sementara itu, meskipun laba NOBU tumbuh lebih cepat, kalau ROE dan NPM-nya rendah, artinya mereka butuh lebih banyak modal, biaya operasional lebih tinggi, atau harus terus ekspansi besar-besaran untuk mencetak laba.

Fokus hanya pada growth laba tanpa memperhatikan ROE dan NPM bisa menyesatkan. Growth laba tinggi tidak selalu berarti perusahaan itu bisnisnya lebih baik, karena bisa jadi mereka hanya tumbuh lewat ekspansi agresif yang butuh banyak modal dan utang. Kalau laba naik karena pembukaan banyak cabang baru, ekspansi infrastruktur, atau peningkatan biaya pemasaran, maka pertumbuhan itu belum tentu menguntungkan dalam jangka panjang. Perusahaan dengan NPM rendah harus menjual lebih banyak produk untuk menghasilkan laba yang sama dibanding perusahaan dengan NPM tinggi, yang artinya mereka lebih rentan terhadap kenaikan biaya atau perlambatan ekonomi.

Salah satu jebakan terbesar dari hanya melihat growth laba tanpa melihat ROE dan NPM adalah risiko tidak berkelanjutan. Kalau pertumbuhan laba datang dari sumber yang tidak stabil, seperti booming sementara di industri, insentif pajak, atau ekspansi besar yang mengandalkan utang, maka begitu faktor-faktor ini hilang, pertumbuhan bisa melambat atau bahkan turun. MLBI lebih unggul karena tanpa ekspansi agresif pun, mereka tetap bisa menghasilkan laba besar dengan modal minimal dan margin tinggi.

Investor yang mengikuti prinsip Warren Buffett atau Seth Klarman lebih memilih perusahaan dengan ROE tinggi yang stabil dan NPM besar, karena itu menandakan efisiensi dan profitabilitas jangka panjang. Mereka akan menghindari saham yang hanya mengandalkan growth laba tinggi tapi membutuhkan banyak modal untuk mempertahankan pertumbuhannya. Peter Lynch mungkin lebih fleksibel dan bisa melihat peluang di saham dengan growth laba tinggi seperti NOBU, tetapi hanya jika perusahaan bisa membuktikan bahwa pertumbuhan tersebut akan berlanjut tanpa harus terus membakar modal.

Jadi, kalau hanya melihat growth laba tanpa mempertimbangkan efisiensi modal dan margin keuntungan, investor bisa masuk ke jebakan perusahaan yang terlihat berkembang tetapi sebenarnya boros modal dan tidak efisien. Yang ideal adalah mencari perusahaan yang tidak hanya tumbuh cepat, tetapi juga bisa mempertahankan profitabilitas tinggi dalam jangka panjang, seperti MLBI yang memiliki ROE dan NPM luar biasa tinggi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ROE Oke, NPM Gemuk

Dalam dunia investasi, ada dua rasio profitabilitas yang sering jadi patokan buat ngukur seberapa cuan sebuah perusahaan, yaitu ROE (Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin). ROE nunjukin seberapa besar keuntungan yang bisa dihasilkan perusahaan dari ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi ROE, semakin efisien perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki. Sementara itu, NPM nunjukin seberapa banyak revenue yang bisa diubah menjadi laba bersih setelah semua biaya dihitung. Kalau NPM tinggi, berarti perusahaan punya margin keuntungan besar dan lebih tahan terhadap kenaikan biaya atau penurunan harga jual. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lihat saja contoh MLBI, perusahaan bir yang punya ROE 86.13% dan NPM 33.63%. Artinya, mereka bisa menghasilkan laba besar dari modal pemegang saham dan punya margin keuntungan tinggi dari tiap botol bir yang mereka jual. Dengan kondisi seperti ini, MLBI tetap kuat meskipun biaya produksi naik atau daya beli konsumen menurun. Bandingkan dengan ADRO, perusahaan batu bara dengan ROE 21.38% dan NPM 26.82%. Meski angka ini masih bagus, bisnisnya lebih rentan terhadap fluktuasi harga batu bara. Buktinya, meskipun profitabilitasnya solid, laba mereka turun -5.10%, yang akhirnya bikin harga sahamnya juga melemah -4.55% dalam setahun.

Selain itu, ada TLKM yang punya ROE 16.75% dan NPM 15.14%, yang berarti mereka cukup efisien dalam menghasilkan keuntungan dari modalnya, meskipun labanya turun -9.35% YoY. Ini yang bikin sahamnya anjlok -34.09% dalam setahun, karena investor mulai mempertanyakan pertumbuhan jangka panjangnya. Lalu ada DLTA, dengan ROE 17.84% dan NPM 21.28%, tapi sayangnya laba mereka jeblok -35.12%, bikin harga sahamnya turun -34.22%.

Kenapa sih ROE dan NPM tinggi itu penting? Karena kalau perusahaan bisa menghasilkan keuntungan besar dengan modal yang kecil, artinya mereka lebih efisien dan nggak butuh tambahan modal besar buat ekspansi. ROE tinggi juga berarti perusahaan lebih menguntungkan buat pemegang saham karena bisa menghasilkan laba lebih besar dari modal yang ada. Di sisi lain, NPM tinggi nunjukin bahwa bisnisnya bisa bertahan meskipun biaya naik atau harga jual turun, karena masih punya margin laba yang besar.

Tapi hati-hati, ROE dan NPM tinggi nggak selalu berarti sahamnya bakal naik. Kalau labanya turun terus kayak TLKM dan DLTA, investor bisa mulai kehilangan kepercayaan meskipun rasio profitabilitasnya masih oke. Yang lebih penting adalah konsistensi, apakah perusahaan bisa mempertahankan profitabilitasnya dalam jangka panjang. MLBI dan ADRO masih kelihatan menarik karena labanya stabil, meskipun ada tekanan di beberapa sektor.

Jadi, kalau cari saham yang solid buat jangka panjang, pastikan ROE dan NPM-nya tinggi, tapi juga cek tren labanya. Percuma punya profitabilitas tinggi kalau labanya terus turun dan sahamnya nggak kemana-mana. Yang ideal adalah perusahaan dengan ROE dan NPM tinggi yang tetap bisa menjaga pertumbuhan laba secara konsisten.

Contoh Saham ROE dan NPM Gede

$ADRO → Harga Rp2.310, Dividend Yield 72.48% ✅, PBV 0.62 ✅, ROE 21.38% ✅, NPM 26.82% ✅, Net Income Growth -5.10% ❌, 1 Year Price Return -4.55% ❌

$TLKM → Harga Rp2.630, Dividend Yield 6.79% ✅, PBV 1.92 ✅, ROE 16.75% ✅, NPM 15.14% ✅, Net Income Growth -9.35% ❌, 1 Year Price Return -34.09% ❌

DLTA → Harga Rp2.230, Dividend Yield 12.60% ✅, PBV 2.21 ❌, ROE 17.84% ✅, NPM 21.28% ✅, Net Income Growth -35.12% ❌, 1 Year Price Return -34.22% ❌

$MLBI → Harga Rp6.100, Dividend Yield 9.61% ✅, PBV 9.75 ❌, ROE 86.13% ✅, NPM 33.63% ✅, Net Income Growth 10.08% ✅, 1 Year Price Return -13.48% ❌

Banyak investor senang kalau melihat ROE dan NPM tinggi, karena itu artinya perusahaan bisa menghasilkan laba besar dari modal yang digunakan dan punya margin keuntungan yang sehat. Tapi hati-hati, angka tinggi ini bisa jadi jebakan kalau tidak dianalisis dengan benar. Ada beberapa fall trap yang sering bikin investor salah kaprah saat melihat ROE dan NPM yang tinggi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Salah satu jebakan yang sering terjadi adalah ROE tinggi akibat utang besar. ROE dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Kalau perusahaan punya utang besar, ekuitasnya bisa kecil, sehingga ROE tampak tinggi meskipun sebenarnya perusahaan punya risiko finansial yang besar. Misalnya, perusahaan dengan ROE 40% bisa terlihat sangat efisien, tapi kalau ternyata 80% modalnya berasal dari utang, maka kenaikan bunga atau tekanan keuangan bisa bikin bisnisnya goyah.

Lalu ada jebakan NPM tinggi akibat revenue kecil. NPM dihitung dengan membagi laba bersih dengan pendapatan, jadi kalau pendapatannya kecil tapi labanya masih besar, NPM bisa kelihatan tinggi padahal pertumbuhan bisnisnya stagnan. Misalnya DLTA, punya NPM 21.28% tapi labanya turun -35.12% YoY. Ini menunjukkan bahwa meskipun margin labanya besar, bisnisnya sedang mengalami penurunan yang cukup serius.

Jebakan lain adalah ROE dan NPM tinggi akibat one-time gain atau keuntungan non-operasional. Kadang perusahaan mencetak laba besar karena ada penjualan aset, subsidi pemerintah, atau keuntungan dari investasi jangka pendek. Ini bisa bikin ROE dan NPM naik signifikan di satu tahun, tapi kalau sumber keuntungan ini tidak berulang, maka profitabilitasnya bisa turun tajam tahun berikutnya. Makanya, penting buat cek apakah laba yang dihasilkan berasal dari bisnis inti atau cuma efek dari transaksi sementara.

Selain itu, ada juga jebakan ROE dan NPM tinggi di perusahaan dengan prospek bisnis yang mulai melemah. Contohnya TLKM, yang punya ROE 16.75% dan NPM 15.14%, tapi labanya turun -9.35% dan harga sahamnya turun -34.09% dalam setahun. Artinya, meskipun profitabilitasnya masih oke, investor sudah mulai melihat bahwa pertumbuhan bisnisnya melambat, dan itu bisa bikin harga saham terus tertekan.

Satu lagi jebakan yang sering bikin investor keliru adalah ROE tinggi akibat buyback saham. Kalau perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri, maka ekuitas akan berkurang, dan otomatis ROE akan meningkat meskipun laba bersih tidak tumbuh. Ini bisa memberikan ilusi bahwa perusahaan lebih efisien, padahal sebenarnya hanya efek akuntansi dari buyback.

Jadi, ROE dan NPM tinggi memang indikator yang bagus, tapi harus dianalisis lebih dalam. Jangan cuma lihat angka besar, tapi cek juga apakah pertumbuhannya stabil, apakah laba berasal dari bisnis inti, dan apakah ada faktor lain yang membuat angka ini tampak lebih tinggi dari seharusnya. Yang paling penting adalah mencari perusahaan dengan ROE dan NPM tinggi yang tetap bisa mempertahankan pertumbuhan laba dalam jangka panjang, tanpa efek samping dari utang berlebihan, transaksi sementara, atau trik akuntansi.

Warren Buffett dan Peter Lynch punya cara masing-masing dalam menilai saham, tapi mereka berdua sepakat bahwa ROE (Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin) adalah metrik penting dalam mencari perusahaan unggulan. Namun, cara mereka menggunakannya agak berbeda. Buffett lebih fokus pada konsistensi dan daya saing jangka panjang, sementara Lynch lebih fleksibel, tergantung pada jenis perusahaan yang ia analisis.

Buffett selalu mencari perusahaan yang bisa menghasilkan laba besar dari modal kecil dan mempertahankan margin keuntungan tinggi dalam jangka panjang. Baginya, ROE tinggi berarti perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak uang dari setiap dolar ekuitas pemegang saham. Kalau sebuah bisnis butuh modal besar untuk berkembang, itu kurang menarik buat Buffett.

Coba lihat MLBI dengan ROE 86.13% dan NPM 33.63%. Ini perusahaan yang pasti menarik perhatian Buffett karena bisa mencetak laba besar tanpa harus banyak ekspansi modal. Mereka juga punya pricing power kuat, yang berarti bisa mempertahankan margin laba tinggi meskipun biaya operasional naik. Buffett lebih suka perusahaan dengan ROE di atas 15% yang stabil bertahun-tahun, dan MLBI jelas memenuhi kriteria itu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun, Buffett juga sadar bahwa ROE tinggi bisa jadi jebakan kalau berasal dari utang besar. Kalau sebuah perusahaan menggunakan leverage tinggi, maka ROE bisa terlihat bagus sementara risikonya sebenarnya meningkat. Inilah sebabnya Buffett lebih suka perusahaan dengan ROE tinggi yang dihasilkan dari profitabilitas murni, bukan karena utang besar atau buyback saham.

Di sisi lain, Buffett juga melihat NPM sebagai tanda keunggulan kompetitif perusahaan. Kalau perusahaan punya NPM tinggi dan stabil, itu berarti mereka punya moat yang kuat, alias keunggulan yang sulit disaingi oleh kompetitor. ADRO dengan NPM 26.82% menunjukkan bahwa mereka bisa tetap untung besar meskipun industri batu bara penuh persaingan. Tapi Buffett mungkin akan lebih hati-hati karena industri komoditas sangat fluktuatif dan tergantung harga pasar.

Peter Lynch punya pendekatan yang sedikit berbeda. Dia terkenal dengan strateginya dalam mencari saham berdasarkan kategori pertumbuhan bisnisnya. Dia tidak hanya melihat ROE dan NPM tinggi, tapi juga melihat apakah angka-angka ini sesuai dengan jenis perusahaan tersebut.

Misalnya, Lynch membagi perusahaan menjadi beberapa kategori seperti slow growers, stalwarts, fast growers, cyclicals, turnarounds, dan asset plays. Dalam kasus fast growers (perusahaan dengan pertumbuhan cepat), dia lebih fokus pada pertumbuhan laba daripada sekadar ROE atau NPM tinggi.

Contohnya, DLTA punya ROE 17.84% dan NPM 21.28%, tapi labanya turun -35.12% dan harga sahamnya anjlok -34.22%. Lynch mungkin melihat ini sebagai perusahaan turnaround, yaitu saham yang mengalami penurunan sementara tapi bisa bangkit lagi jika ada perubahan strategi bisnis. Lynch akan lebih suka saham ini jika ada tanda-tanda pemulihan laba dalam beberapa kuartal ke depan.

Sebaliknya, untuk kategori stalwarts (perusahaan besar yang stabil), dia ingin ROE dan NPM tinggi yang bertahan lama, seperti yang dimiliki oleh MLBI atau TLKM. TLKM dengan ROE 16.75% dan NPM 15.14% bisa menarik bagi Lynch sebagai saham bertahan, meskipun dia mungkin agak khawatir dengan penurunan laba -9.35% dan harga saham turun -34.09% dalam setahun.

Lynch juga lebih fleksibel dalam melihat NPM, karena menurutnya, ada beberapa industri yang secara alami punya margin kecil tapi tetap bisa tumbuh dengan cepat. Contohnya, perusahaan ritel atau maskapai penerbangan yang mungkin hanya punya NPM 5-10%, tapi bisa terus berkembang karena volume penjualan tinggi.

Buffett lebih memilih perusahaan dengan ROE tinggi yang stabil dan NPM besar yang menunjukkan kekuatan bisnis jangka panjang. Dia tidak suka perusahaan yang harus mengeluarkan banyak modal untuk berkembang atau yang punya ROE tinggi karena leverage berlebihan. MLBI kemungkinan besar masuk dalam kriteria Buffett karena memiliki ROE tinggi, NPM kuat, dan bisnisnya tahan banting.

Sementara itu, Lynch lebih fleksibel dan melihat apakah ROE dan NPM cocok dengan tipe pertumbuhan bisnisnya. Dia mungkin lebih tertarik pada perusahaan seperti DLTA yang sedang mengalami penurunan tapi berpotensi bangkit kembali, atau ADRO yang masih memiliki profitabilitas tinggi meskipun industri batu bara sangat siklikal.

Jadi, kalau mau pakai strategi Buffett, cari ROE di atas 15% yang stabil selama bertahun-tahun dan NPM tinggi yang menandakan keunggulan kompetitif. Kalau mau pakai pendekatan Lynch, lihat apakah ROE dan NPM cocok dengan fase pertumbuhan perusahaan dan apakah masih ada peluang ekspansi ke depan.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI Sabar Adalah Koentji ✌️

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

wonderful company...

$MLBI
$BBCA
$HMSP

pilih dan DYOR ya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@hardiansyah13 biar ga stres minumin $OBAT sama $MLBI biar mabok 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@robert0208
Update Chart $MLBI Daily
Support kuat 5850 kembali menyentuh untuk kedua kalinya.
Rebound terkonfirmasi adanya terbentuk engulfing setelah menyentuh support kuat. Untuk Area entry short term ideal di 6000-6100

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Update Chart $MLBI Weekly
Adanya Potensi Dobot terbentu jika break 7175-7200 dgn volume tinggi. Target Dobot sejalan dengan dgn area supply Monthly di 8625. Gudluck

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kelupaan kalau hari ini dapat dividen dari $BBRI lupa hantam di 3800 juga Kemaren karna sibuk aktivitas.
Mei dapat lagi nih dari BBRI $TBLA dan so pasti $MLBI dengan Jumlah LOT yang Makin Bertambah dan semoga nilai dividen nya juga makin Jumbo.
Ingat BYD = Build Your Dividen.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Artinya minum $MLBI halal selama dari fermentasi buah”an menurut Prof Siti Musdah mulia 🤔

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kalau beli sahamnya halal ga yah?

https://cutt.ly/se0JAKoX

$MLBI $WINE $DLTA

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy