


Volume
Avg volume
PT. Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) bergerak dalam bidang Pertambangan Batubara. Perusahaan berafiliasi dengan Baramulti Group dan perusahaan yang beroperasi di Malinau, Kalimantan Utara. Perseroan memulai tahap produksi di tahun 2008.
Seorang ibu bertanya kepada saya :
Ibu : "mas, saya mau cari saham yang ga punya hutang bank sama sekali, ada ga ? "
Saya : "Ga ada bu di jaman sekarang, doain ja ke depan ada".
Ibu : "susah dong ya mas, saham syariah ja masih punya hutang".
Saya : "saya tidak kompeten jawab itu bu, tapi analogi nya kaya gini yang pernah saya diskusi dengan ahlinya :
Analogi :
Ibu beli beras dari toko.
Toko itu punya hutang bank.
Apakah kamu otomatis ikut riba?
β‘οΈ Tidak. Karena kamu tidak terlibat dalam akad utangnya.
Begitu juga saham syariah:
Ibu tidak terlibat langsung dalam akad utang berbunga mereka.
Ibu bukan pihak yang menyetujui riba tersebut.
Ibu hanya membeli kepemilikan atas bisnis yang dasarnya halal.
selebihnya saya ga berani menjelaskan bu, minta petunjuk saja ke Tuhan.
Hutang juga ada fungsinya bagi perusahaan untuk .... bla bla bla.
sembarang tag : $ITMG , $LPIN , $MBAP

PT Mitrabara Adiperdana Tbk - MBAP
Laporan Keuangan
- Neraca Keuangan
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Arus Kas
- Laporan Perubahan Ekuitas
Kunjungi dan follow kami untuk laporan lengkap fundamental emiten!
Sumber Data: https://cutt.ly/ltufN7dV
$MBAP
1/4




@skydrugz27 terimakasih suhu untuk pembahasan projeknya $MBAP yang masih eksperimental, saya masih optimis ekspor wood pellet bisa menambah EPS walaupun tidak sebesar ekspor batu bara atau jasa tambang
$MBAP Wood Pellet: Seberapa Besar Potensi Laba Masa Depannya?
Pertanyaan salah satu member External Community Pintar Nyangkut, berapa potensi laba masa depan MBAP jika proyek wood pellet-nya sudah rampung. Di kepala banyak orang, jawabannya sederhana, wood pellet tinggal ganti posisi batubara sebagai mesin cetak uang hijau. Sayangnya, realitas di bisnis pellet global itu jauh dari cerita indah brosur ESG, banyak contoh di luar negeri yang justru tumbang gara-gara salah hitung struktur biaya dan utang. Di sisi lain, MBAP sedang dalam posisi tanggung, batubara masih jadi tulang punggung, tapi margin sudah terkikis dan manajemen terpaksa mencari bensin baru lewat jasa tambang, tambak udang, sampai pellet. Jadi pertanyaan aslinya bukan cuma seberapa besar potensi laba pellet, tapi lebih tajam lagi apakah proyek ini calon mesin laba atau sekadar asuransi hijau yang margin-nya tipis. External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Mulai dulu dari inti bisnisnya. MBAP dan entitas anak masih berporos pada pertambangan, perdagangan, dan perindustrian batubara dengan tambang utama di Malinau, Kalimantan Utara, yang sudah produksi sejak 2008. Di bawahnya ada PT Baradinamika Mudasukses (BDMS) yang juga pegang IUP di Malinau, lalu deretan anak usaha yang mulai meluas ke energi dan agrikultur. PT Mitramuda Makmur (MMM) bergerak sebagai kontraktor tambang, sudah komersial sejak 2022. PT Mitrajasa Sentosa Cemerlang (MJSC) baru mulai jasa pertambangan di 2025. Di sisi non batubara, ada PT Mitradelta Bahari Pratama (MBP) untuk pertambakan udang, sudah komersial sejak 2024, sementara PT Malinau Hijau Lestari (MHL) dan PT Mitra Alam Malinau Lestari (MAML) masih tahap pengembangan perkebunan. Untuk energi terbarukan, PT Mitra Malinau Energi (MME) disiapkan sebagai pembangkit listrik tenaga biomassa, dan MBAP juga punya ventura bersama PT Masdar Mitra Solar Radiance (MMSR) di bisnis penyewaan mesin dan peralatan tenaga surya. Jadi struktur grupnya sudah jelas, batubara di tengah, dikelilingi satelit jasa tambang, udang, kebun, biomassa, dan solar. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di laporan keuangan sembilan bulan 2025, sumber duit MBAP masih sangat batubara. Total pendapatan sebelum eliminasi sekitar 123,7 juta USD, dengan penjualan batubara ke pihak ketiga sekitar 98,9 juta USD. Jasa kontraktor pertambangan menyumbang sekitar 24,7 juta USD, penanganan batubara 2,23 juta USD, jasa pengeboran dan eksplorasi 0,59 juta USD, dan penjualan udang baru 0,15 juta USD. Di luar itu, ada penghasilan keuangan 3,45 juta USD dari bunga kas dan deposito, artinya neraca masih gemuk kas dan ini yang dipakai membiayai eksperimen diversifikasi sambil tetap nyaman bayar dividen.
Masalahnya, kalau segmennya dibedah, kelihatan betapa rapuhnya mesin lama. Segmen batubara mencatat pendapatan 98,9 juta USD tapi laba bruto cuma 5,3 juta USD, gross margin sekitar 5,36%. Laba usaha malah negatif sekitar 2,4 juta USD, jadi operating margin -2,44%. Artinya, setiap 100 USD penjualan batubara, setelah bayar biaya produksi dan biaya operasional, grup justru rugi di level operasi. Kontrak batubara memang masih ada, IUP sudah diperpanjang sepuluh tahun pada 2022, tapi secara profitabilitas ini bukan lagi sapi perah yang gemuk, lebih mirip kuda tua yang masih dipaksa lari.
Kontras dengan itu, segmen jasa pertambangan tampil sebagai bintang baru. Pendapatan 24,7 juta USD, laba bruto 5,15 juta USD, laba usaha 4,71 juta USD. Gross margin sekitar 20,83% dan operating margin 19,05%. Secara angka, laba operasi jasa tambang hampir sama besar dengan total laba bruto dari batubara, padahal ukuran pendapatannya jauh lebih kecil. Ini menjelaskan kenapa manajemen agresif membesarkan MMM dan MJSC, karena di tengah harga batubara yang fluktuatif, jasa tambang ke pihak berelasi seperti PT Baramulti Suksessarana Tbk memberi cashflow yang jauh lebih stabil. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Segmen agrikultur malah kebalikannya. Pendapatan 148.922 USD dari penjualan udang, tapi laba bruto negatif 542.212 USD, gross margin sekitar -364%. Setelah biaya operasi, rugi usaha melebar jadi 841.477 USD. Di sini kelihatan wajah asli diversifikasi tahap awal, duit sudah keluar untuk tambak dan peralatan, tapi skala masih kecil dan efisiensi operasi belum kebentuk. MHL dan MAML di perkebunan masih development stage, MME di biomassa juga belum komersial, sehingga secara konsolidasi agrikultur lebih banyak menggerus laba daripada menambah.
Di tengah peta itulah Proyek Wood Pellet berdiri. Di neraca, proyek ini muncul sebagai aset tetap dalam penyelesaian dengan biaya perolehan 24,82 juta USD per 30 September 2025, baru sekitar 69% dari target. Manajemen memperkirakan proyek selesai akhir 2025, yang artinya kontribusi pendapatan baru akan terasa penuh di 2026 ke depan. Di luar laporan keuangan, pemberitaan di media menyebut total capex proyek wood pellet dan infrastruktur pendukung, termasuk kebun energi dan dermaga, bisa tembus sekitar 70 juta USD, dengan sebagian besar dibiayai pinjaman bank sindikasi dan sisanya dari kas internal. Kalau angka ini yang dipakai, berarti MBAP menaruh satu blok aset setara seperempat sampai sepertiga total ekuitasnya ke satu lini bisnis baru yang belum terbukti.
Supaya tidak analisis di ruang hampa, perlu lihat dulu liga wood pellet di luar negeri. Contoh ekstrem yang pertama adalah Enviva di Amerika Serikat, produsen industrial wood pellet yang dulu digadang sebagai pemain terbesar dunia untuk memasok utilitas listrik di Eropa dan Jepang. Di atas kertas, model bisnisnya rapi, kontrak jangka panjang take or pay, volume besar, semua terdengar aman. Namun data terbaru menunjukkan profit margin sekitar -56,96%, operating margin -42,17%, ROE -6,19%, dan ROA sekitar -27,11%. Dengan struktur utang yang berat dan biaya kayu yang naik, Enviva akhirnya masuk Chapter 11 pada 2024. Di sini pelajaran yang paling keras, bisnis pellet bisa berubah dari narasi energi hijau yang seksi menjadi lubang hitam yang menggerus ekuitas kalau pricing dan leverage salah. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di ujung lain spektrum, ada Drax di Inggris. Drax bukan produsen pellet murni, tapi utilitas listrik yang mengkonversi PLTU batubara menjadi pembangkit biomassa dan sekaligus punya segmen produksi pellet di Amerika Utara. Marjin grup Drax secara laporan keuangan jauh lebih sehat, gross margin di kisaran seperempat omzet dan net margin positif satu digit, dengan ROE dua digit. Kuncinya, mereka tidak hanya jual pellet, tapi juga menikmati tarif listrik yang didukung kebijakan pemerintah dan integrasi vertikal dari hulu ke hilir, sehingga volatilitas harga pellet lebih teredam di level konsolidasi. Produsen efisien seperti Graanul Invest di Baltik juga dilaporkan bisa membukukan net margin dua digit dengan biaya bahan baku rendah karena integrasi dengan industri kayu lokal, meskipun detail ROE ROA tidak seterbuka emiten publik.
Dari benchmark itu, pola kasarnya mulai kelihatan. Bisnis pellet murni tanpa subsidi dan tanpa integrasi kuat cenderung bermain di gross margin sekitar 20 sampai 35%, operating margin 10 sampai 20%, dan net margin sehat biasanya hanya 5 sampai 12% jika semua berjalan lancar. Begitu harga jual turun sedikit atau biaya kayu dan logistik naik, marjin bisa cepat tergerus sampai nol atau negatif. Di titik itu, struktur utang menjadi faktor pembeda antara sekadar tahun buruk dan kecelakaan sistemik seperti yang terjadi di Enviva.
Sekarang tarik ke MBAP. Berdasarkan informasi proyek, kapasitas wood pellet sekitar 150 ribu ton per tahun, pasar utama Jepang dan mungkin Korea. Untuk proyeksi sederhana, kita anggap utilisasi setelah ramp up 90% atau 135 ribu ton per tahun. Harga jual pellet ke utilitas Jepang dalam beberapa tahun terakhir bergerak di kisaran ratusan USD per ton, naik turun tergantung kontrak dan siklus. Kita buat tiga skenario harga jual referensi 110 USD, 130 USD, dan 150 USD per ton, mewakili fase lemah, normal, dan kuat. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Untuk biaya, kita pakai asumsi konservatif yang masih masuk akal. Cost of goods sekitar 95 USD per ton yang mencakup biomassa dari kebun energi, energi, tenaga kerja, pemeliharaan, dan logistik lokal ke pelabuhan. Beban operasional non produksi, seperti gaji manajemen pabrik, sertifikasi, dan overhead, kita set 15 USD per ton. Total investasi proyek diasumsikan 70 juta USD, dengan 50 juta USD berupa utang bank berbunga 4% per tahun, sehingga beban bunga sekitar 2 juta USD per tahun, sisanya 20 juta USD ekuitas. Pajak kita pakai 22% sebagai proksi.
Di skenario harga rendah 110 USD per ton, pendapatan pellet sekitar 14,85 juta USD. COGS 95 USD per ton berarti laba kotor 2,03 juta USD, gross margin 13,6%. Setelah OPEX 15 USD per ton, laba usaha praktis nol, operating margin 0%. Beban bunga 2 juta USD langsung mengubahnya jadi rugi sebelum pajak sekitar 2 juta USD, net margin sekitar -13,5%. Dengan aset proyek 70 juta USD, ROA sekitar -2,9% dan ROE sekitar -10%. Itu artinya kalau siklus harga pellet masuk fase jelek dan MBAP tetap terikat kontrak harga rendah sementara biaya biomassa naik, proyek pellet bisa menjadi drag ke laba konsolidasi, bukan penolong.
Skenario harga dasar 130 USD per ton sedikit lebih menarik tapi masih jauh dari kata seksi. Pendapatan naik jadi 17,55 juta USD. Laba kotor 4,73 juta USD, gross margin 26,9%. Setelah OPEX, laba usaha sekitar 2,7 juta USD, operating margin 15,4% yang mirip benchmark pellet segment milik industri besar. Setelah bunga dan pajak, laba bersih sekitar 0,55 juta USD, net margin hanya 3,1%. ROA sekitar 0,8% dan ROE sekitar 2,7%. Angka ini menunjukkan bahwa di harga yang wajar sekalipun, wood pellet versi MBAP lebih cocok disebut diversifikasi hijau dengan profit tipis, bukan mesin ROE tinggi. Kalau dibandingkan dengan usaha jasa tambang MBAP yang operating margin hampir 19% dan laba usahanya 4,71 juta USD hanya dari 24,7 juta USD pendapatan, pellet tampak inferior secara return. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Baru di skenario harga tinggi 150 USD per ton proyek wood pellet mulai terlihat menarik. Pendapatan melonjak ke sekitar 20,25 juta USD. Dengan COGS yang sama, laba kotor 7,43 juta USD, gross margin 36,7%. Setelah OPEX, laba usaha 5,4 juta USD, operating margin 26,7%. Setelah bunga dan pajak, laba bersih kira-kira 2,65 juta USD, net margin 13,1%. Di level ini, ROA sekitar 3,8% dan ROE sekitar 13,3%. Itu setara atau sedikit di atas ROE konsolidasi MBAP sekarang dan masih di bawah ROA perusahaan global yang matang seperti Drax. Namun perlu diingat, skenario harga tinggi ini mensyaratkan MBAP bisa mengunci kontrak jangka panjang di harga ekspor yang berada di ujung atas range, sementara pasar pellet global justru menunjukkan tren harga turun beberapa tahun terakhir ketika suplai dari Vietnam dan produsen lain melimpah.
Proyeksi wood pellet MBAP di tiga skenario itu bercerita seperti ini. Di harga rendah, proyek berpotensi menjadi lubang rugi yang memotong laba batubara dan jasa tambang. Di harga menengah, proyek hidup, tapi margin bersih tipis dan ROE hanya beberapa titik persen. Di harga tinggi, proyek mulai layak disebut mesin laba tambahan, tapi tetap bukan pengganti batubara dalam hal kontribusi absolut ke laba bersih grup. Dengan volume 135 ribu ton, bahkan di skenario tertinggi sekalipun laba bersih pellet sekitar 2,65 juta USD masih kalah besar dibanding potensi pemulihan tipis saja di marjin batubara atau ekspansi lebih jauh di jasa tambang.
Dari sisi profil risiko, pellet MBAP punya beberapa kelebihan dibanding contoh buruk seperti Enviva. MBAP punya kebun energi sendiri lewat MHL dan MAML sehingga biaya feedstock lebih bisa dikontrol, dan grup masih ditopang kas dan penghasilan bunga yang besar. Namun kelemahannya juga jelas. Skala 150 ribu ton relatif kecil dibanding pemain global yang kapasitasnya ratusan ribu sampai jutaan ton, sehingga fixed cost per ton cenderung lebih tinggi, dan ruangan untuk salah harga lebih sempit. Utang 50 juta USD di atas proyek yang sangat sensitif terhadap harga jual juga membuat investor perlu disiplin menagih transparansi kontrak penjualan, indeks harga yang dipakai, serta strategi lindung nilai. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau pakai asumsi realistis harga di kisaran 130 USD per ton, proyek ini berpotensi menyumbang laba bersih tambahan hanya sekitar setengah juta USD per tahun dengan net margin sekitar 3% dan ROE sekitar 3%. Kalau harga sangat bersahabat di zona 150 USD per ton, laba bisa naik ke 2 sampai 3 juta USD per tahun, net margin dua digit dan ROE di atas 10%. Namun itu pun tetap menjadikan pellet sebagai mesin laba nomor dua atau tiga di grup, di bawah jasa pertambangan yang marjinnya sudah terbukti, bukan pengganti penuh untuk batubara yang sedang melemah.
Buat investor, pesan pentingnya sederhana tapi agak pahit. Wood pellet MBAP layak dinilai sebagai opsi pertumbuhan hijau dan alat mitigasi risiko jangka panjang ketika batubara makin tertekan, tetapi secara murni finansial, proyeksi marjinnya kemungkinan besar berada di bawah profil bisnis batubara di masa jaya dan sedikit di bawah jasa tambang yang sekarang jadi primadona. Kalau ekspektasi disetel seolah pellet akan tiba-tiba mendongkrak laba MBAP berkali lipat, itu terlalu optimistis. Kalau ekspektasi diposisikan bahwa pellet adalah satu dari beberapa kaki baru yang membuat MBAP tidak mati ketika batubara makin kurus, sambil tetap mengandalkan jasa tambang sebagai mesin kas utama, itu jauh lebih masuk akal.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

$MBAP LK Q3 2025: Mencoba Diversifikasi
Request member External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
MBAP adalah perusahaan batubara yang mencoba diversifikasi. Cuma apakah diversifikasi tersebut berhasil atau tidak, itu masih misteri. Di laporan keuangan, ceritanya kelihatan cantik karena ada batubara, jasa tambang, biomassa, wood pellet, tambak udang, perkebunan sampai tenaga surya. Tapi kalau angka-angkanya dibuka, kelihatan jelas bahwa sumber duit yang benar-benar jadi tulang punggung masih batubara dan jasa pertambangan. Lini baru memang sudah lahir, tapi banyak yang masih tahap bakar modal, belum sanggup ganti peran batubara kalau suatu saat harga komoditas makin lesu. Jadi ini lebih mirip grup yang sedang uji coba masa depan, sementara hidup hari ini tetap dibiayai bisnis lama. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Secara bisnis, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) dan entitas anaknya masih berangkat dari batubara. Tambang utamanya ada di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, dan sudah produksi sejak 2008. Di bawahnya ada PT Baradinamika Mudasukses (BDMS) yang juga tambang di Malinau. Di luar itu, grup mencoba melebar ke beberapa arah. Ada PT Mitra Malinau Energi (MME) yang disiapkan jadi pembangkit listrik tenaga biomassa, tetapi masih tahap pengembangan. Ada PT Mitramuda Makmur (MMM) sebagai kontraktor tambang yang sudah komersial sejak 2022, dan PT Mitrajasa Sentosa Cemerlang (MJSC) yang baru mulai jasa pertambangan pada 2025. Lalu ada dua entitas perkebunan, PT Malinau Hijau Lestari (MHL) dan PT Mitra Alam Malinau Lestari (MAML), yang sama-sama masih tahap pengembangan. Di ujung lain ada PT Mitradelta Bahari Pratama (MBP) yang mengelola pertambakan udang dan baru resmi komersial 2024. Ditambah lagi ventura bersama PT Masdar Mitra Solar Radiance (MMSR) di bisnis penyewaan peralatan tenaga surya. Di atas kertas ini kelihatan seperti portofolio yang hijau, bersih, dan terdiversifikasi, tetapi laporan keuangan menjawab dengan jujur seberapa jauh masing-masing lini benar-benar menyumbang.
Kalau bicara duit yang benar-benar masuk, MBAP mencatat total pendapatan sekitar US$117,23 juta di LK Q3 2025. Dari angka itu, sekitar US$98,89 juta datang dari penjualan batubara ke pihak ketiga, jadi kurang lebih 84% dari pendapatan masih dari komoditas lama. Jasa kontraktor pertambangan menyumbang sekitar US$15,38 juta, penanganan batubara sekitar US$2,23 juta, jasa pengeboran dan eksplorasi sekitar US$0,59 juta, dan penjualan udang baru sekitar US$0,15 juta. Sisanya ada penghasilan keuangan sekitar US$3,45 juta yang murni bunga dari kas dan deposito. Jadi kalau investor tanya dari mana MBAP dapat duit sekarang, jawabannya sederhana batubara dan jasa tambang, plus bunga dari kas yang tebal. Udang, biomassa, tenaga surya dan perkebunan masih lebih banyak muncul di catatan pinggir daripada di baris pendapatan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi profitabilitas, gambarnya makin keras. Penjualan batubara dengan pendapatan US$98,89 juta hanya menghasilkan laba kotor sekitar US$5,30 juta. Artinya gross margin batubara tipis, hanya kisaran 5% sekian. Ini jauh dari profil batubara manja beberapa tahun lalu yang bisa cetak margin dua digit. Sementara itu, jasa pertambangan justru tampil lebih sehat. Dari pendapatan US$24,71 juta, segmen ini menghasilkan laba kotor sekitar US$5,15 juta, mendekati laba kotor batubara meski pendapatan jauh lebih kecil. Ini mengisyaratkan bahwa secara margin, jasa lebih menarik dibanding sekadar jual tonase batubara. Tambak udang memang sudah menyumbang pendapatan sekitar US$148 ribu, tapi malah rugi kotor sekitar US$542 ribu. Jadi sektor agrikultur saat ini lebih terlihat sebagai laboratorium eksperimen daripada sumber laba.
Kalau ditarik per lini, struktur bisnis MBAP kira-kira begini. Segmen batubara jelas menghasilkan pendapatan terbesar dan masih menyumbang laba kotor, walaupun marjinnya tergerus dan laba usaha segmen ini sudah sangat tipis di level konsolidasi. Segmen jasa pertambangan menjadi bintang baru yang diam-diam menopang profit, dengan laba kotor sekitar US$5,1 juta dan laba usaha yang masih sehat. Agrikultur melalui tambak udang memberikan sinyal bahwa bisnisnya bisa berjalan komersial, tetapi perlu waktu dan disiplin biaya sebelum bisa bicara soal laba. Sementara itu, lini lain seperti perkebunan, biomassa, dan proyek tenaga surya belum masuk fase panen, hanya fase menanam dan membayar cicilan.
Di belakang layar, diversifikasi ini makan modal besar. Proyek wood pellet punya nilai investasi sekitar US$24,82 juta per 30 September 2025, dengan progres baru sekitar 69% dan target selesai akhir 2025. Selama belum komersial, angka ini cuma jadi aset dalam penyelesaian tanpa kontribusi ke laba. Peralatan dan mesin tambak menambah sekitar US$2 juta aset dalam penyelesaian untuk mendukung ekspansi MBP. MME di biomassa memegang aset sekitar US$17,57 juta tetapi masih tahap pengembangan, artinya butuh dana dan waktu lagi sebelum bisa menghasilkan arus kas stabil. MHL di sektor perkebunan sudah menarik utang bank jangka panjang sekitar US$16,02 juta, padahal pendapatan agrikultur baru ratusan ribu dolar dan rugi kotor. Di ventura bersama MMSR, grup malah mencatat bagian rugi sekitar US$246 ribu karena proyek tenaga surya itu masih belum efisien secara finansial. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sisi lain, bisnis batubara inti belum ditinggalkan. IUP MBAP diperpanjang 10 tahun pada Desember 2022, begitu juga IUP BDMS yang lebih dulu diperpanjang pada 2017. Perusahaan masih terikat komitmen penjualan batubara ke pembeli sampai akhir umur IUP. Kontrak jasa pengangkutan dan pengupasan tanah dengan kontraktor pihak berelasi dan pihak ketiga juga masih berlaku sampai akhir 2025 dan April 2026. Artinya, secara struktur kontrak dan izin, bisnis batubara MBAP masih punya landasan jangka menengah. Pertanyaannya bukan apakah mereka masih bisa jual batubara, tetapi apakah laba dari batubara dan jasa tambang cukup kuat untuk membiayai segala proyek hijau dan agrikultur yang baru setengah matang.
Dari komposisi ini, diversifikasi MBAP kelihatan seperti dua cerita berbeda yang jalan bersamaan. Di satu sisi, ada bisnis batubara dan jasa tambang yang sudah jelas menghasilkan, meskipun batubara sedang ditekan harga dan margin. Di sisi lain, ada barisan proyek baru wood pellet, biomassa, perkebunan, tambak udang, dan tenaga surya yang secara narasi terlihat modern dan atraktif, tetapi masih gencar membakar modal dan bahkan menambah utang. Buat investor, ini artinya profil risiko bergeser dari sekadar siklus harga batubara, menjadi kombinasi antara risiko komoditas dan risiko eksekusi proyek baru.
Jadi MBAP adalah perusahaan batubara yang mencoba diversifikasi, dan apakah diversifikasi ini berhasil atau tidak, jawabannya per 9M 2025 masih condong ke belum. Sumber pendapatan terbesar dan hampir semua laba kotor masih dari batubara dan jasa pertambangan. Lini hijau dan agrikultur baru menyumbang cerita dan aset, belum menyumbang laba. Ke depan, kalau harga batubara kembali tertekan sementara proyek wood pellet, biomassa, udang, dan tenaga surya gagal mencapai skala dan margin yang diharapkan, investor akan melihat diversifikasi ini lebih mirip biaya mahal daripada penyelamat bisnis. Sebaliknya, kalau manajemen disiplin mengeksekusi, mengendalikan biaya, dan benar-benar mengubah proyek-proyek ini jadi mesin kas, baru bisa dibilang MBAP berhasil mengubah diri dari pure coal player menjadi portofolio energi dan agrikultur yang berkelanjutan. Untuk saat ini, semua itu masih statusnya taruhan yang belum terbukti. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
Akhirnya saya melakukan riset sendiri dari LK MBAP mengenai prospek pabrik wood pellet yang rencana beroperasi di akhir tahun 2025. Dari materi public expose tahun 2024 diketahui MBAP berencana membangun pabrik wood pellet di tahun 2025 dengan kapasitas produksi 150.000 ton. Dari LK interim tahun 2025 diketahui biaya pabrik wood pellet sebesar USD 24.822.218.
Dengan harga ekspor wood pellet sekitar USD 150 per ton dan kapasitas produksi 150.000 ton, MBAP diperkirakan dapat memperoleh penjualan wood pellet sebesar USD 22.500.000 per tahun.
Berdasarkan informasi dari LK DSNG interim tahun 2025, diketahui bahwa wood pellet termasuk dalam segmen pendapatan biomassa energi terbarukan. Penjualan energi terbarukan DSNG sampai 30 September 2025 adalah sebesar IDR 148.867 juta, sedangkan laba bruto sebesar IDR 35.629 juta. Rasio laba per penjualan biomassa DSNG adalah 23,93%.
Dengan asumsi rasio laba per penjualan biomassa yang sama, maka MBAP diperkirakan memperoleh laba dari penjualan wood pellet sebesar USD 5.384.250 per tahun (22.500.000Γ23,93% =5.384.250). Asumsi kurs 1 USD = IDR 16.600 maka laba dari penjualan wood pellet MBAP adalah IDR 89.378.550.000. Jumlah saham MBAP yang beredar adalah sebesar 1.227.271.952 saham. Potensi tambahan laba per saham MBAP dari segmen wood pellet atau biomassa adalah 72,82 per saham. (89.378.550.000Γ·1.227.271.952 =72,827012672)
DISCLAIMER ON
BUKAN AJAKAN MEMBELI ATAU MENJUAL
DO YOUR OWN RESEARCH
$MBAP
1/3



@fidelisgalla
Takut banget.π±
$MBAP masih terlalu bagus dong, berarti cuma turun berapa % doang?π€
Lebih cocok $BSSR next $BOSSπ€π
Baru sedap Avg Don nyaπ
@capme $PTBA aja kalo mau aman, kalo $BSSR takutny nasibnya kayak sodaranya $MBAP, ini bukan DYOR tapi ajakan membeli
Laporan Laba Rugi 2025Q3
Tahun 2025 Kuartal 3
Kunjungi dan follow kami untuk laporan lengkap fundamental emiten!
$MBAP

$IHSG $MBAP $ISEA siap2... usaha udang π€π€π€manggung akhir tahun ini...ππππ
dyor, disclaimer on...
bukan ajakan menjual atau membeli.
riset lebih dalam, menurut analisa masing-masing..
karena keputusan investasi yg baik itu dari diri sendiri bukan dari orang lain atau ikut2an fomo.
invest in bad time.
sell in good time.π«‘π«‘π«‘
pelajaran likuiditas portofolio dari $MBAP
Setiap investor harus mencadangkan minimal 30 persen investasi itu bisa dijual sewaktu-waktu. Prinsip saya pribadi bisa dijual itu minimal balik modal atau dijual untung (hijau). Jadi misalkan punya portofolio ada 10 emiten 100 juta, jangan 100 juta semuanya di emiten high dividen.
Diversifikasi 70 juta di emiten dividen > 10 persen dan 30 juta di emiten dividen 5 persen tetapi kecil kemungkinan dibanting, yang disebut saham likuid. Untuk mencari emiten saham likuid ini bisa menggunakan screener dividen dan rata rata bergerak (Moving Average) stockbit.
Lebih bagus lagi jika rasio jumlah utang kita dengan saham likuid kita < 1. Misal saham likuid kita 30 juta, berarti utang total kita jangan lebih dari 29 juta. Jadi misalkan nyangkut puluhan juta ratusan juta di MBAP, kita masih ada cadangan likuiditas di saham lain sebanyak 30 persen. Contoh : porto saham total 1 M , nyangkut di saham MBAP 200 juta, selama saham likuid masih ada 300 juta yang hijau tidak perlu kebelet jual saham MBAP yang sedang paceklik.
kabar baik $MBAP, udang RI bisa masuk amerika lagi
https://cutt.ly/jr67Zfp5
https://cutt.ly/dr67Zfho
$IHSG $UDNG bisnis udang π€ cuannya ribuan persen... $MBAP juga punya pertambakan udang π€ blm di apresiasi sama pasar... kalau udah di apresiasi pasti bakal cepet balik ke harga 10 ribu ini... investor asing blm banyak yg masuk...