Volume
Avg volume
PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) bergerak di industri perkebunan kelapa sawit dan karet. Produk utamanya adalah minyak sawit mentah dan karet serta sejumlah kecil kakao, teh dan biji-bijian. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1963.
AALI - PT. Astra Agro Lestari Tbk Rp 5.975 +50 (+1,00%) Info Selengkapnya! JAKARTA – Kondisi cuaca di Malaysia dan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir ini, membuat pasar khawatir dengan produksi CPO (Crude Palm Oil). Wilayah penghasil CPO di Malaysia menghadapi kekeringan, sementara cu...
idnfinancials.com
Efek Trump ke Harga CPO dan Minyak Kedelai*
$AALI $LSIP $CPO
🔥 AS berambisi ingin jadi produsen SAF terbesar di dunia, membidik menguasai 40% pasar dunia.
🔥 China juga telah melakukan diversifikasi sumber impor minyak kedelaianya (dari Brasil, Argentina, dan Paraguay).
👉 Jadi, dampak pemberlakuan tarif ekspor minyak kedelai dari AS ke China mungkin tidak terlalu besar. Namun, larangan masuknya UCO (minyak jelantah), residu minyak sawit (Harpor, Pome oil dll) dari China dan ASEAN oleh AS, akan berdampak cukup signifikan,
👉 Dampaknya ke pasar CPO dunia pasti ada. Jika AS menggunakan minyak kedelainya untuk kepentingan domestiknya, akan membuat excess demand lebih besar di pasar minyak nabati dunia. Apalagi, Indonesia konsisten menjalankan B40 tahun 2025, dan B50 tahun 2026. Harga minyak nabati dan minyak sawit akan meningkat lagi.
👉 Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi berpeluang naik. Namun, ekspornya tahun ini diramal bisa turun.
👉 Sejak Indonesia masuk ke program mandatori B35 tahun lalu, harga CPO dunia sejak Januari 2024 mulai naik hingga Januari 2025.
👉 "Kenaikan harga CPO menarik kenaikan harga minyak kedelai dunia dan mendorong produsen minyak kedelai
memperluas dan meningkatkan pemeliharaaan tanaman kedelainya. Sehingga, produksinya meningkat. Akibatnya, produksi minyak kedelai AS meningkat,"
👉 Harga CPO tahun ini akan lebih ditentukan implememtasi B40 yang sudah dimulai Januari 2025.
Jika benar-benar full speed, harga CPO masih akan naik,"
kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung.
👉 Jika pemerintahan Donald Trump sudah operasional, penggunaan minyak kedelai untuk biodiesel domestik dan proyek SAF (Sustainable Aviation Fuel/ Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan) akan memerlukan banyak minyak kedelai di dalam negeri.
👉 Trump akan kembali meningkatkan penggunaan biodiesel berbasis minyak kedelai, dengan memasang tarif ekspor minyak kedelai, termasuk ke China. Impor tallow (lemak hewani) dari Brasil, impor bahan baku bioenergi dari China dan ASEAN, termasuk impor minyak nabati lain dan minyak sawit akan dibatasi. Bahkan bisa disetop.
👉 Ada peluang besar dari penerapan kebijakan B40 pada Januari 2025, yang mengharuskan campuran biodiesel dengan 40 persen CPO, serta B50 pada 2026. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik CPO, sehingga mendorong kenaikan harga di masa depan.
$LSIP|1025|POTENSI BREAKOUT R.
▫️High Risk: Haka open dan cicil sampai S, target 1100 - 1185 up.
▫️Low Risk: Nawar di S 1000 - 960, dengan target 1100 up.
🔺SL if break 950.
lsip n dkft part 1 : https://stockbit.com/post/17071716
indy part 1 : https://stockbit.com/post/17125171
$LSIP : ada potensi untuk reversal
$DKFT : cari koreksi diarea breakout hari ini
$INDY : ada potensi upside.
1/3
ada 2 jenis menunggu; pertama menunggu bisa keluar karena masuk terlalu cepat alias nyangkut, kedua, menunggu bid dijemput di area demand. Kedua-duanya menunggu, tapi di kejadian yang pertama ada opportunity cost, karena saat nyangkut trader gak punya likuiditas, belum lagi kalau pakai leverage bisa kena margin call. Kesimpulannya ya harus disiplin, memilih antara logika dan emosi.
random tag:
$LSIP $AVIA $BBRI
@KurniawanArs14 lapor saja biar aman. Belajar buat tertib administrasi. Kalau mau bayar ya dibayar.. kalau tidak mau bayar ya lapor reinvestasinya. Ga susah kok. Cuma mungkin bakal bingung karena tahun ini ada system coretax. Saya sendiri juga blm lapor realisasi 2024 karena masih nyari contoh video atau panduan yang akurat agar tidak salah.
Kalau view investasinya panjang dan punya horizon portofolio yg besar dan bertumbuh. Harus mulai dari dini buat tertib administrasi.
$RATU $CBDK $LSIP
$WIRG - Request dari BSA Community
Strong uptrend, gaada tanda2 pembalikan arah, break resis juga, jadi bagus banget di wirg
kalau mau ambil di 93 - 96 - 98, disini wirg ada gap kecil, cicil di area ini aja
broker summ, normal akumulasi, tipe sahamnya slow but sure 👍
random tag : $LSIP $JSPT
1/3
@AndrewImmanuel $LSIP reversal, terdapat akumulasi yang baik dan aktivitas market maker yang meningkat. Buy on weakness.
$LSIP - Request dari BSA Community
LSIP, masi on trend nya (naik), break 1045 bakal naik lagi ini, dari broker summ nya, akumulasi sideway, klo mau ambil di sekitar 995 dan udah punya, hold aja
tambahan : terjadi golden cross dengan volume naik
random tag : $WIKA $ADHI
1/2
@Aekanadi coba baca langsung di website WTO.
🟢✅ Keputusan yang Menguntungkan Indonesia
WTO menyatakan bahwa beberapa kebijakan Uni Eropa, seperti aturan high ILUC-risk dan phase-out, melanggar Pasal III:4 GATT karena memperlakukan biofuel berbasis kelapa sawit dari Indonesia secara kurang menguntungkan dibandingkan produk serupa dari Uni Eropa. Upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc
WTO menemukan pelanggaran Pasal I:1 GATT, di mana keuntungan yang diberikan kepada biofuel dari negara lain tidak diterapkan secara adil untuk biofuel Indonesia.
Prosedur sertifikasi low ILUC-risk dinyatakan diskriminatif dan menciptakan hambatan perdagangan yang tidak perlu, melanggar Pasal 5.1.2 TBT Agreement.
🔵❌ Keputusan yang Mendukung Uni Eropa
WTO mengakui bahwa kebijakan Uni Eropa terkait batas maksimum 7% dan aturan high ILUC-risk cap sah menurut Pasal XX GATT, karena mendukung konservasi sumber daya alam dan perlindungan kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan.
Klaim Indonesia bahwa regulasi ini lebih membatasi perdagangan daripada yang diperlukan, ditolak oleh WTO, sehingga Pasal 2.2 dan 2.4 TBT Agreement tidak dilanggar.
⚪⚖️ Kesimpulan WTO
WTO tidak sepenuhnya memihak Indonesia atau Uni Eropa. Keputusan WTO menunjukkan keadilan campuran, di mana beberapa klaim Indonesia diterima, tetapi kebijakan lingkungan Uni Eropa juga dibenarkan. Kedua pihak mendapatkan hasil yang sebagian mendukung dan sebagian tidak.
https://bit.ly/3YGX6Dc
$AALI $LSIP $SSMS
$LSIP $TAPG $SIMP dan lain-lain siap-siap angkat jangkar berlabuh sudah selesai anglat sauh kita beralayar 🤣
https://cutt.ly/ke3wBJOO
Uni Eropa Menang Sebagian Lawan Sawit Indonesia di WTO
Berita yang dishare salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
WTO baru aja bikin keputusan penting soal ribut-ribut antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia tentang biofuel. Intinya, UE menang telak, tapi ada bagian kecil yang disuruh diperbaiki. Jadi gini, kebijakan UE lewat Renewable Energy Directive (RED II) yang ngelarang biofuel berbasis kelapa sawit karena dianggap bikin deforestasi itu, ternyata dianggap oke-oke aja sama WTO. Indonesia yang udah teriak diskriminasi sejak 2019 akhirnya cuma bisa gigit jari karena klaim itu nggak sepenuhnya diterima. Gagal upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc
UE emang jago main aturan. Mereka bikin Delegated Act yang kasih label "risiko tinggi" buat biofuel kayak minyak kelapa sawit, dengan alasan bikin hutan jadi lahan sawit itu buruk buat lingkungan. WTO sih setuju sama konsep besarnya, tapi beberapa aturan teknisnya dianggap terlalu ribet dan agak diskriminatif. Kayak mekanisme sertifikasi "risiko rendah" buat biofuel, yang menurut WTO mesti dibikin lebih simpel dan adil. Tapi jangan keburu seneng, perbaikan ini nggak bakal ngubah fakta kalau pasar sawit di Eropa tetap susah ditembus.
Apa dampaknya buat industri sawit kita? Ya jelas, ekspor kelapa sawit ke Eropa bakal makin seret. Mau nggak mau, kita harus lebih banyak jual ke pasar lain kayak India, China, atau ngandelin program biodiesel domestik B35. Sayangnya, ini bukan solusi yang gampang. Reputasi kelapa sawit kita udah tercoreng duluan di pasar global, dan petani kecil—yang paling banyak jumlahnya—bakal paling kena dampaknya. Mereka kan susah banget buat penuhi standar "ramah lingkungan" ala Eropa itu.
Nah, kalau ngomongin saham sawit, jangan kaget kalau harganya bakal goyang. Saham kayak AALI, LSIP, atau SSMS mungkin dapet tekanan karena sentimen negatif ini. Investor biasanya nggak suka kalau ada aturan yang bikin bisnis jadi ribet. Apalagi, kalau ekspor ke Eropa makin kecil, otomatis pendapatan perusahaan juga turun, laba ikut anjlok, dan harga sahamnya? Ya, tebak sendiri. Tapi untungnya, ada B35 yang lumayan bisa nyelamatin pasar domestik. Emiten yang fokus ke lokal kayak SSMS atau TLDN mungkin bisa lebih adem, tapi jangan berharap lebih.
Kalau dibilang good news atau bad news, ya ini jelas lebih condong ke bad news. Kebijakan utama UE tetap jalan, dan sawit kita tetap di-stempel buruk. Tapi, kalau kita mau optimis sedikit, perbaikan teknis yang diminta WTO bisa jadi peluang buat masuk lagi ke pasar Eropa, asal kita bisa benerin sistem keberlanjutan kita. Sayangnya, itu kayak mimpi panjang yang butuh waktu dan biaya besar. Pak Toto mimpi https://bit.ly/3C0UedC
Jadi, buat industri sawit, keputusan ini artinya tantangan lebih berat. Mau nggak mau, kita harus adaptasi, diversifikasi pasar, dan bener-bener serius soal sertifikasi keberlanjutan. Kalau nggak, ya siap-siap aja terus-terusan dihajar sama aturan baru dari negara-negara lain.
Bisa dibilang keputusan ini memberi lampu hijau buat Eropa buat lanjut terus "black campaign"-nya terhadap sawit Indonesia. Secara formal, mereka mungkin nggak terang-terangan bilang ini kampanye hitam, tapi cara mereka bikin regulasi, kayak RED II dan Delegated Act, jelas nge-blokir sawit dengan alasan lingkungan. Padahal, di balik semua itu, ada aroma kuat proteksi industri minyak nabati mereka sendiri, alias seed oil seperti minyak bunga matahari dan minyak rapeseed.
Uni Eropa ini memang pemain licik di perdagangan global. Mereka bilang sawit berisiko tinggi karena deforestasi dan perubahan lahan. Tapi kalau dilihat lebih dalam, ini juga soal melindungi seed oil mereka yang kalah bersaing dari sawit. Sawit jauh lebih produktif dan murah dibanding minyak nabati mereka. Jadi, kalau sawit dibiarkan mendominasi pasar, petani bunga matahari dan rapeseed di Eropa bisa gulung tikar. Makanya, mereka pakai alasan "sustainability" buat nyetop sawit masuk.
Ironisnya, seed oil juga nggak sepenuhnya bersih. Produksinya juga butuh lahan yang luas, dan di beberapa kasus malah lebih nggak efisien daripada sawit. Tapi karena mereka punya teknologi dan narasi kuat soal keberlanjutan, mereka berhasil framing sawit sebagai musuh lingkungan nomor satu. Ditambah lagi, mereka punya power di media global, jadi narasi ini terus digoreng biar terlihat sah.
Dengan keputusan WTO ini, Eropa bisa tetap lanjut pake dalih "ramah lingkungan" buat ngeproteksi produk mereka. Aturan teknis yang diminta diperbaiki oleh WTO cuma kosmetik aja, nggak bakal mengubah inti kebijakan mereka yang membatasi sawit. Ini artinya, sawit Indonesia harus kerja ekstra keras buat bersaing, entah lewat pasar baru, inovasi produk, atau terus naikin standar keberlanjutan. Kalau nggak, kita bakal terus kena serangan regulasi dan kampanye negatif.
Eropa tetap bermain licik untuk proteksi seed oil mereka, sementara sawit Indonesia harus terus berjuang melawan stigma dan kebijakan diskriminatif ini. Pertempuran ini belum selesai, tapi jalan yang kita hadapi jelas nggak mudah.
Industri sawit Indonesia itu sebenarnya kayak pisau bermata dua—di satu sisi jadi tulang punggung ekonomi, di sisi lain sering jadi kambing hitam buat masalah lingkungan. Kalau kita ngomongin dampak, ya, nggak bisa dipungkiri ada masalah serius yang bikin sawit jadi target empuk kampanye hitam global. Tapi, biar adil, kita juga harus lihat kontribusinya. Jadi, yuk kita bahas, apa yang bikin sawit Indonesia dianggap "parah," tapi juga nggak bisa dilepasin dari perekonomian negara.
Pertama, isu deforestasi. Nggak usah munafik, banyak hutan di Indonesia yang jadi korban ekspansi sawit. Data menunjukkan bahwa dari tahun 2000 sampai 2020, sekitar 9 juta hektar hutan hilang di Indonesia, sebagian besar untuk kebun sawit. Dan jangan lupa, ini bukan cuma soal pohon yang ditebang, tapi juga habitat satwa liar yang ikut lenyap. Harimau Sumatra? Orangutan? Mereka nggak bisa sekadar pindah ke apartemen kalau rumahnya dibabat. Ironisnya, sawit Indonesia sering dituding biang keladi kerusakan lingkungan, padahal minyak nabati lain kayak kedelai di Amerika Selatan juga nggak kalah rakus soal lahan.
Tragedi lain adalah tanah adat. Banyak kasus di mana perusahaan sawit besar "lupa" kalau tanah yang mereka klaim itu sebenarnya milik masyarakat adat. Jadi, bayangin, suku-suku yang udah tinggal di sana turun-temurun tiba-tiba harus angkat kaki karena tanah mereka disulap jadi kebun sawit. Konflik kayak gini sering terjadi, tapi sayangnya nggak selalu jadi perhatian serius. Ujung-ujungnya, masyarakat lokal cuma bisa gigit jari sambil nonton alat berat yang masuk tanpa permisi.
Lalu, soal kebakaran hutan. Ini nih dosa besar yang terus menghantui sawit Indonesia. Data 2019 mencatat kebakaran hutan di Indonesia menghanguskan 1,6 juta hektar lahan, sebagian besar di area konsesi sawit. Dan jangan lupa, kabut asapnya nggak cuma bikin warga lokal sesak napas, tapi juga "dikirim gratis" ke negara tetangga. Singapura dan Malaysia udah sering protes, tapi solusinya? Ya, masih jadi PR besar.
Tapi, tunggu dulu, nggak semua sawit itu buruk. Secara ekonomi, sawit adalah raja. Pada 2023, ekspor CPO (crude palm oil) menghasilkan devisa sekitar USD 30 miliar buat Indonesia. Nggak cuma itu, industri ini juga ngasih makan lebih dari 16 juta tenaga kerja, mulai dari petani kecil sampai karyawan perusahaan besar. Kalau sawit hilang, dampaknya bakal berantai ke mana-mana, terutama di daerah pedesaan.
Ngomongin efisiensi, sawit itu juara. Satu hektar sawit bisa menghasilkan sekitar 4 ton minyak per tahun, jauh lebih banyak dibanding minyak kedelai yang cuma 0,7 ton per hektar. Jadi, kalau dunia stop pakai sawit dan pindah ke minyak lain, kebutuhan lahannya bakal melonjak drastis. Ironis kan, kampanye anti-sawit yang katanya "ramah lingkungan" justru bisa bikin kerusakan lebih parah.
Lalu, gimana dengan sertifikasi keberlanjutan kayak RSPO atau ISPO? Nah, ini masih jadi PR besar. Dari total luas perkebunan sawit di Indonesia yang mencapai 16 juta hektar, cuma sekitar 4,5 juta hektar yang tersertifikasi RSPO. Artinya, mayoritas kebun masih harus kerja keras buat penuhi standar global. Tapi, di sinilah tantangan sekaligus peluangnya. Kalau industri sawit Indonesia mau serius soal keberlanjutan, ini bisa jadi kunci buat merebut kembali kepercayaan dunia.
Sawit Indonesia itu memang punya sisi gelap, mulai dari deforestasi, konflik tanah adat, sampai hilangnya habitat satwa liar. Tapi di sisi lain, kontribusinya ke ekonomi juga nggak main-main. Masalahnya sekarang adalah gimana kita bisa mengurangi dampak negatif sambil tetap memaksimalkan manfaatnya. Kalau nggak, ya siap-siap aja terus diserang sama kampanye hitam global yang, jujur aja, kadang juga nggak sepenuhnya adil.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir) Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AALI $LSIP $TAPG
1/3
MEMILIH SAHAM SAWIT YANG LO KHENG HONG-ABLE DI TENGAH GAUNG B40
Program B40 resmi bergulir dan membuka potensi cuan bagi emiten sawit yang fokus pada hilirisasi biodiesel. Tapi, nggak semua saham layak buat kamu ambil. Kalau kata @lokhenghong01, jangan beli “kucing dalam karung”, pilih saham dengan PER maksimum 9 kali dan PBV maksimum 1 kali biar tetap aman tapi potensial.
Kenapa PER dan PBV itu penting? Karena ini indikator valuasi buat lihat apakah harga saham itu “worth it” atau kemahalan. PER rendah artinya harga saham murah dibanding keuntungan bersih perusahaan. PBV rendah berarti kamu dapetin aset bersih perusahaan dengan harga diskon!
Mau tahu emiten sawit mana yang Lo Kheng Ho-able? Cek ulasannya biar tahu mana yang sesuai kantong ritel: https://cutt.ly/ke9GlXEb
$LSIP $TBLA $SIMP