Volume
Avg volume
PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF) bergerak dalam pengembangan, pembuatan dan perdagangan persiapan farmasi termasuk obat-obatan dan produk kesehatan konsumen. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1966.
$PYFA
tp apa hold dlu ni, floating profit 13% an
komunitas free paling lengkap se alam semesta link di biooo
random tag
$KLBF
$SIDO
$KLBF $BREN
Wajib di pantau kelihatanya saham dua ini akan meledak dalam waktu dekat. BREN akan nyusul emiten PP yg lain, KLBF akan meledak saat dividen di umumkan di rups!
Berita berita TBC & Vaksinani mulai bermunculan ?
akankah emiten dibidang kesehatan kembali naik lagi?
$KLBF $KAEF $SIDO
$KLBF
Bentar lg ke 1600-1700 sih apa lg tanggal 22 Rups ini akan di announce dividen, juga masi ada buy back yg di lakukan emiten. Mala bisa balik ke 1800.
Hype Emiten. Rabu, 14 Mei 2025
Kata kunci: SIDO, Cum Date, Dividen
Jangan lupa! Hari ini Cum Date Dividen
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
SIDO
Dividen Rp21 per lembar
Dividen Yield ±3,93% di harga Rp535
Tanggal pembayaran 26 Mei 2025
$SIDO $KLBF $SDPC
Hit beruntun kurang dari 1 bulan.
Hit ke 4, ke 5, Ke 6 di Rabu 14 Mei 2024
find the pattern,
$TAYS predict ke 2 Hit lagi, pola naik lalu di banting.
https://stockbit.com/post/18494696
$KLBF hit 20% tapi lebih Time Range: 3 bulan
https://stockbit.com/post/17281966
$BESS naik > 10% lalu drop
https://stockbit.com/post/18494712
List saham yang akan bagi dividend bulan Juli, buat persiapan dari sekarang?
Isinya bukan yang di tag, emang agak agak ini yang bikin 🤣
Bahas di komen
Random Tag : $IHSG $BRIS $KLBF
ikut nambahin y.
info valid dr tetangga yang kerja di $KLBF (jabatan nya yakin sih uda cukup tinggi), kurng tau di divisi apa. tapi pernah dikasih produknya Hidrococo. mngkin di divisi yg sejenis itu.
bahwa akhir2 ini penjualan nya lagi drop. 🫥
Analisa Fundamental KLBF 2025
PT Kalbe Farma Tbk atau KLBF adalah raksasa farmasi nasional yang sudah puluhan tahun menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Dari obat bebas seperti Mixagrip dan Komix, suplemen seperti Fatigon dan Hydro Coco, hingga layanan laboratorium dan nutrisi klinis, Kalbe terus memperluas jangkauan bisnisnya di dunia kesehatan. Dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan infrastruktur produksi yang kuat, KLBF jadi salah satu perusahaan yang paling stabil di sektor kesehatan dan consumer goods Indonesia.
Tahun 2024 menjadi salah satu tahun yang cukup solid bagi Kalbe. Pendapatan perusahaan tumbuh 7,16 persen year-on-year, tembus Rp32,63 triliun. Laba bersih bahkan naik lebih tinggi sebesar 17,13 persen dan mencetak Rp3,24 triliun. Kenaikan laba ini berasal dari peningkatan efisiensi operasional dan margin yang makin baik seiring pemulihan pascapandemi dan pertumbuhan sektor kesehatan serta farmasi di Indonesia.
Kalau bicara struktur keuangannya, Kalbe tergolong sangat sehat. Return on Equity berada di kisaran 13,6 persen, sementara Return on Assets sekitar 9 persen. Yang paling menarik, rasio utang terhadap ekuitas Kalbe sangat rendah, hanya 0,02 kali. Ini artinya perusahaan nyaris tidak tergantung pada utang untuk menjalankan bisnisnya dan lebih banyak mengandalkan modal sendiri. Kondisi ini tentu sangat positif bagi investor jangka panjang yang mencari bisnis low-risk dengan fondasi kuat.
Dari segi valuasi, KLBF saat ini diperdagangkan di PER sekitar 19,7 kali dan PBV 2,8 kali. Secara historis, valuasi Kalbe memang cenderung premium karena dianggap defensif dan konsisten membukukan pertumbuhan. Namun jika dibandingkan dengan sektor farmasi global yang bisa PER-nya menyentuh 25–30 kali, valuasi Kalbe masih dalam batas wajar untuk perusahaan besar yang stabil dan terus berkembang.
Dividen juga menjadi salah satu daya tarik Kalbe. Perusahaan rutin membagikan dividen dengan payout ratio sekitar 40 persen dari laba bersih. Meskipun dividend yield-nya tidak setinggi saham-saham sektor perbankan atau tambang, kestabilan dan kesinambungannya membuat Kalbe cukup menarik bagi investor yang mencari balance antara pertumbuhan dan pendapatan pasif.
Dari perspektif value investing, KLBF tidak bisa dibilang “murah” secara valuasi klasik. Tapi dengan fundamental yang solid, brand kuat, diversifikasi bisnis yang baik, serta pasar domestik yang terus berkembang, KLBF bisa disebut sebagai saham berkualitas tinggi dengan potensi pertumbuhan yang konsisten. Untuk investor yang lebih fokus pada “quality at a fair price”, Kalbe bisa jadi salah satu pilihan unggulan di sektor kesehatan.
Risikonya tentu ada, mulai dari ketatnya regulasi sektor farmasi, potensi fluktuasi harga bahan baku, hingga persaingan dari produk generik dan impor. Namun Kalbe punya track record panjang dalam menghadapi dinamika industri, dan model bisnisnya yang terdiversifikasi memberi bantalan yang cukup kuat menghadapi tekanan tersebut.
Kalau kamu lagi cari saham yang tahan banting, bisnisnya sederhana, manajemennya solid, dan punya potensi compounding jangka panjang, KLBF layak banget masuk radar. Kalau mau diskusi bareng komunitas dan belajar lebih dalam soal saham-saham seperti Kalbe, kamu bisa gabung ke grup Telegram ini: https://stockbit.com. Artikel ini untuk edukasi, bukan ajakan beli atau jual. Keputusan tetap ada di tangan kamu, jadi pastikan selalu riset sebelum investasi.
$KLBF $BTC $IHSG
Analisa Fundamental TSPC 2025
PT Tempo Scan Pacific Tbk atau TSPC adalah salah satu pemain lama dan mapan di industri farmasi, produk konsumen, dan kosmetik di Indonesia. Merek-merek seperti Bodrex, My Baby, Marina, dan Hemaviton sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan ekosistem bisnis yang terintegrasi dari produksi hingga distribusi, TSPC punya fondasi kuat yang membuatnya bertahan dan berkembang di tengah kompetisi yang semakin dinamis.
Sepanjang tahun 2024, TSPC mencatatkan kinerja keuangan yang cukup solid. Pendapatan perusahaan mencapai Rp13,65 triliun, naik dari Rp13,12 triliun pada tahun sebelumnya. Laba bersih pun ikut meningkat signifikan menjadi Rp1,45 triliun, tumbuh dari Rp1,18 triliun pada 2023. Kenaikan ini mencerminkan strategi operasional yang efisien, terutama dalam pengendalian biaya produksi dan optimalisasi saluran distribusi yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
Kalau kita bedah dari sisi rasio keuangan, TSPC terbilang sehat dan efisien. Return on Equity mencapai 15,1 persen, sedangkan Return on Assets berada di angka 10,9 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam memaksimalkan modal dan aset untuk mencetak keuntungan. Lebih menarik lagi, rasio utangnya sangat rendah. Debt to Equity Ratio hanya 0,12 kali, yang menandakan struktur modal yang sangat konservatif dan minim risiko keuangan.
Valuasi TSPC saat ini juga tergolong murah dibanding industri sejenis. Dengan Price to Earnings Ratio sekitar 7,7 kali dan Price to Book Value 1,3 kali, saham ini tampak undervalued jika dibandingkan rata-rata PER sektor farmasi yang bisa menyentuh 20 sampai 25 kali. Untuk investor yang berpegang pada prinsip value investing, valuasi ini jelas menjadi salah satu daya tarik utama.
Meskipun bukan perusahaan yang banyak tampil di media, TSPC konsisten mencetak laba, memperluas portofolio produknya, dan menjaga kualitas distribusi. Mereka juga cenderung tidak agresif mengambil utang dan lebih fokus pada pertumbuhan organik. Dalam jangka panjang, strategi ini membuat perusahaan lebih tahan banting terhadap gejolak ekonomi maupun tekanan eksternal.
Satu hal yang perlu dicatat adalah meskipun kinerjanya stabil, TSPC bukan tipe saham dengan lonjakan pertumbuhan tinggi setiap tahun. Ini adalah saham yang cocok buat investor konservatif yang mencari kestabilan, bukan spekulasi. Dengan kas yang kuat, margin yang solid, dan pasar yang sudah mapan, TSPC adalah contoh klasik perusahaan defensif dengan potensi upside dari valuasi yang belum sepenuhnya dihargai pasar.
Dari kacamata value investing, TSPC punya kombinasi yang menarik: valuasi murah, manajemen konservatif, dan bisnis yang menghasilkan arus kas stabil. Bagi investor jangka panjang yang sabar, ini bisa jadi salah satu kandidat yang layak masuk portofolio. Namun tetap perlu dipantau pergerakan pesaing dan tren pasar, terutama di sektor kesehatan dan FMCG yang sangat cepat berubah.
Kalau kamu tertarik bahas lebih dalam soal saham TSPC atau belajar bareng komunitas saham dari dasar sampai paham, langsung saja gabung di grup Telegram kita: https://stockbit.com. Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi, bukan ajakan beli atau jual saham. Keputusan investasi tetap di tangan kamu dan jangan lupa lakukan riset sendiri sebelum masuk ke pasar.
$TSPC $KLBF $IHSG
Wacana Kemenkes: Dokter Umum Bisa Operasi Cesar
Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Polemik pelatihan dokter umum agar bisa melakukan USG dan operasi sesar (SC) ini makin hari makin terasa seperti potret kebijakan tambal sulam yang mencoba menutupi lubang sistemik dengan solusi instan. Di satu sisi, Kementerian Kesehatan berdalih bahwa ini demi pemerataan layanan. Betul memang, kalau kita pakai kaca mata “pemerataan akses kesehatan” versi pemerintah, langkah ini terdengar logis. Jumlah Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) di Indonesia masih jauh dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok negeri. Daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) bahkan masih banyak yang sama sekali tidak memiliki dokter kandungan. Rumah sakit tipe D dan C di level kabupaten pun kerap beroperasi tanpa SpOG, dan tidak semua pasien bisa dirujuk ke kota besar. Jadi dalam konteks darurat geografis dan demografis, melatih dokter umum untuk mengisi kekosongan itu kelihatan seperti langkah pragmatis yang hemat biaya dan waktu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi tentu saja, kebijakan itu tidak bisa hanya dilihat dari kacamata anggaran dan sebaran tenaga kesehatan. Dari sisi profesi kedokteran, terutama organisasi dan para SpOG, wacana ini seperti menampar marwah keilmuan. Ilmu SC tidak bisa direduksi jadi sekadar keterampilan teknis membedah dan menjahit. Itu bukan ilmu potong ayam. SC adalah gabungan dari pengambilan keputusan klinis yang kompleks, kemampuan menghadapi komplikasi intraoperatif dan postoperatif, serta kepekaan terhadap dinamika ibu dan janin dalam kondisi gawat darurat. Maka wajar jika asosiasi profesi seperti POGI menolak mentah-mentah. “Kalau SC bisa dilakukan hanya dengan pelatihan singkat, untuk apa kami sekolah 4–5 tahun?” begitu kira-kira keluh kesahnya. Mereka melihat ini sebagai bentuk degradasi keilmuan, bahkan ancaman pasar profesi.
Tapi kemudian, kita diajak menengok realita. Seorang dokter umum di sebuah kabupaten terpencil curhat, selama dua tahun bertugas tak pernah sekalipun mendapat supervisi dari SpOG. Bahkan untuk konsul pun tidak ada akses. Yang ada hanya pasien-pasien darurat datang dengan kondisi komplikasi, sementara sistem rujukan tak selalu bisa diandalkan karena geografis, biaya, dan waktu. Dalam banyak kasus, bayi meninggal, ibu kehilangan nyawa, dan semua orang hanya bisa berkata “ya sudah nasib”. Di titik inilah moralitas profesi diuji: ketika tidak ada pilihan lain, apakah dokter umum harus berpangku tangan demi menjaga aturan, atau mengambil risiko agar setidaknya ada kemungkinan selamat?
Beberapa dokter umum pun telah melakukan SC secara praktik di lapangan—dengan atau tanpa pelatihan resmi. Ada yang dibina oleh dokter plus di wilayah tersebut, ada pula yang belajar dari pengalaman bertahun-tahun di ruang operasi. Apakah ini legal? Belum tentu. Tapi apakah ini menyelamatkan nyawa? Dalam banyak kasus, ya. Di situlah ruang abu-abu antara etika, kompetensi, dan kemanusiaan bertabrakan. Maka ketika pemerintah menawarkan pelatihan formal dan legalisasi praktik ini, beberapa dokter umum menyambut dengan senang hati. Tapi yang mereka butuhkan bukan hanya pelatihan singkat, tapi sistem pendukung yang benar-benar terstruktur: ada standar kurikulum, supervisi berjenjang, mekanisme pengawasan, perlindungan hukum, dan tentu saja, insentif yang layak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita bandingkan dengan negara lain, misalnya Australia dan India, pendekatan semacam ini memang pernah diterapkan. Di Australia ada GP Obstetrician—dokter umum yang dilatih khusus untuk melakukan tindakan obstetri, termasuk SC, di daerah terpencil. Durasi pelatihannya 1,5–2 tahun dengan supervisi dari obgyn senior. Bukan seminggu workshop lalu langsung pegang pisau. Di India, pelatihan serupa pernah dijalankan, meskipun hasilnya juga bervariasi. Artinya, wacana ini bukan hal baru. Tapi yang membedakan adalah kesiapan sistem. Di negara-negara itu, ada sistem tata kelola dan akreditasi ketat yang memastikan kualitas tetap dijaga. Di Indonesia? Masih banyak rumah sakit yang tidak punya ruang operasi steril standar, alat monitoring seadanya, bahkan listrik yang sering padam.
Dari sudut pandang pasien, perdebatan ini punya dua sisi juga. Pasien di kota besar mungkin akan memilih menunggu SpOG, memilih rumah sakit terbaik, dan bahkan minta operasi tanggal cantik. Tapi di pelosok? Pasien hanya ingin ditolong. Siapa pun yang bisa, akan dianggap harapan hidup. Dalam kondisi darurat, logika berubah. Pasien dan keluarga akan berpikir: "Kalau tidak ditolong, mati. Kalau ditolong, ada peluang hidup meskipun kecil." Risiko yang diambil adalah bentuk terakhir dari pertahanan manusia terhadap nasib. Dan di Indonesia, seperti yang sering dibilang, panjang atau pendek umurmu sering kali tergantung di mana kamu tinggal. Serangan jantung di Jakarta? Masih bisa ditangani cepat. Serangan jantung di pedalaman Papua? Bisa jadi tidak sempat dapat pertolongan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi polemik ini makin runyam ketika masuk ke ranah kekuasaan. Siapa yang harus melatih dokter umum? Pemerintah berharap para SpOG bersedia jadi pembina. Tapi ya logikanya, siapa yang rela melatih kompetitor? Apalagi kalau tidak ada insentif dan beban tambahan. Lalu muncul suara-suara: “Kalau nggak mau latih, cabut saja STR dan SIP-nya!” Ini pendekatan koersif yang bisa menyulut konflik besar. Profesi pasti melawan, karena menyangkut otonomi keilmuan dan hak berpraktik. Bisa jadi dianggap pelanggaran HAM dan abuse of power.
Solusinya bagaimana? Ya jangan asal cepat-cepat. Kalau mau dokter umum bisa SC, bentuk dulu sistemnya: buat jalur pelatihan resmi yang terakreditasi, libatkan organisasi profesi sejak awal, tentukan indikator kompetensi minimal, dan pastikan ada jenjang supervisi jelas. Kalau sistemnya belum siap, pelatihan seperti ini justru bisa membahayakan pasien dan membuat profesi makin terpecah. Tapi kalau sistem dibangun dengan niat serius dan transparan, bisa saja ini jadi bagian dari solusi untuk mengurangi kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Karena pada akhirnya, kita semua sebenarnya punya tujuan yang sama: menyelamatkan nyawa. Tapi jalannya jangan bikin profesi retak, sistem rusak, dan rakyat jadi korban. Jangan sampai kita terus mengulang ironi negeri ini—di mana anak lahir dengan nasib berbeda bukan karena genetika, tapi karena lahir di pulau yang salah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Wacana pelatihan dokter umum untuk bisa melakukan operasi sesar (SC) dan USG bukan cuma berdampak ke dunia kedokteran, tapi juga bisa punya efek samping ke pasar modal—khususnya saham-saham di sektor rumah sakit, alat kesehatan, dan farmasi. Walaupun kebijakan ini masih dalam tahap wacana dan belum dijalankan secara masif, pasar cenderung bereaksi terhadap potensi perubahan sistemik, terutama jika melibatkan layanan medis primer dan sekunder yang mempengaruhi volume pasien, struktur tarif, hingga pola konsumsi alat kesehatan dan obat-obatan.
Untuk sektor rumah sakit, efeknya bisa dua arah. Rumah sakit yang berlokasi di daerah terpencil atau pinggiran mungkin justru diuntungkan kalau dokter umum bisa diberdayakan lebih luas. Dengan pelatihan SC dan USG, layanan mereka jadi lebih komprehensif, tidak lagi tergantung pada keberadaan SpOG yang langka. Ini bisa menaikkan jumlah tindakan, BOR (Bed Occupancy Rate), dan pendapatan dari layanan kebidanan. Tapi buat rumah sakit besar atau swasta premium di kota besar, potensi disrupsi kecil karena pasien tetap akan memilih SpOG berpengalaman. Di sisi lain, kalau pemerintah serius memperluas layanan SC oleh dokter umum, mungkin akan muncul tekanan tarif dari BPJS, karena biaya SC bisa dianggap bisa lebih murah. Ini bisa mengganggu margin rumah sakit yang selama ini mengandalkan layanan spesialistik sebagai sumber cuan utama.
Sektor alat kesehatan juga bisa terdampak, tergantung implementasinya. Kalau pelatihan SC dan USG untuk dokter umum berjalan luas, permintaan untuk alat-alat USG portable, perlengkapan bedah minor, dan perlengkapan obstetri bisa meningkat signifikan, terutama dari rumah sakit tipe C dan D, serta puskesmas rawat inap. Ini bisa jadi peluang buat emiten alat kesehatan lokal yang memproduksi atau mengimpor alat-alat tersebut. Misalnya, perusahaan seperti $MIKA $SILO SAME atau SRAJ yang punya jejaring layanan kesehatan daerah, atau distributor seperti $KLBF PYFA yang punya produk medik untuk sektor primer. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sementara sektor farmasi mungkin hanya terdampak secara tidak langsung. Peningkatan akses SC bisa meningkatkan volume tindakan, dan artinya kebutuhan obat pasca operasi seperti antibiotik, analgesik, dan uterotonika ikut naik. Tapi skalanya kecil dan butuh waktu sebelum berefek ke bottom line perusahaan besar. Efek yang lebih signifikan mungkin justru muncul kalau ada kebijakan lanjutan seperti insentif distribusi obat atau penambahan anggaran kesehatan primer, yang bisa mengalir ke daerah-daerah dengan peningkatan aktivitas medis.
Singkatnya, kebijakan ini belum tentu langsung memengaruhi harga saham hari ini, tapi bisa jadi sinyal untuk mengantisipasi rotasi layanan kesehatan ke daerah—dan emiten yang siap di sisi operasional, distribusi, dan alat medis akan jadi yang paling diuntungkan kalau wacana ini benar-benar dieksekusi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10