1,190

-20

(-1.65%)

Today

103,000

Volume

19,074

Avg volume

Company Background

PT. Kino Indonesia Tbk (KINO) adalah kegiatan manufaktur dan distribusi barang konsumen terintegrasi dengan produk seperti perawatan tubuh, makanan dan minuman, dan apotek. Saat ini Kino Indonesia memiliki 19 merek dengan 16 kategori produk di mana beberapa di antaranya berhasil memperoleh pilihan merek teratas di kalangan konsumen. Kino Indonesia juga memiliki usaha patungan lain dengan Morinaga & Company Limited dari Jepang untuk memperluas bisnis kami di Indonesia. Itu adalah PT. Morinaga Kino Indonesia, yang secara resmi dibentuk pada 2013.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berita belakangan ini kayaknya bikin kita pesimis banget ya.

Kelesuan ekonomi, efisiensi pemerintahan hingga ancaman serius pada ekonomi mayoritas penduduk Indonesia, sampai sampai ancaman deindustrialisasi yang semakin nyata, bener bener harus dicari solusinya. Solusi yang ada saat ini, menurut sebagian pihak, adalah menggalakkan kembali penggunaan produk lokal, penggunaan brand lokal yang masif. Hal ini, harapannya bisa sedikit membantu meredakan situasi yang ada saat ini, sekaligus menjaga level konsumsi masyarakat yang jadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada umumnya.

Namun, menurut saya makna kembali menggunakan produk lokal, atau istilah yang terkenal dalam iklan Maspion, “cintailah ploduk ploduk Indonesia” seharusnya diperluas tidak hanya soal produk yang bahan dan pemiliknya dari Indonesia, tapi jauh lebih dari itu. Kenapa sih? Ada alasannya….

======

Mulai adanya anjuran penggunaan - bahkan review yang banyak - produk lokal atau brand lokal yang mulai menggaung di sebagian masyarakat ini, mulai mengingatkan saya pada situasi mirip mirip di krisis ekonomi 1997-1998. Cuma bedanya, anjuran penggunaan sekarang ini banyakan didorong organik oleh masyarakat, sementara saat itu sudah menjadi propaganda dari atas yang masuk ke iklan iklan dan konten media, termasuk program televisi. Power Bangga Buatan Indonesia sekarang ngga sebesar propaganda cinta Rupiah dan cinta produk Indonesia di periode itu, yang bisa jadi disebabkan karena divergensi media dan kurang seriusnya tekanan pemerintah untuk mendorong hal tersebut.

Apapun alasannya, saya setuju saja bahwa cintailah ploduk ploduk Indonesia itu harus terus digaungkan. Meski tentu belum bisa sepenuhnya, karena berkaitan dengan bahan baku maupun produk yang belum sepenuhnya ada di Indonesia, serta preferensi pribadi terhadap kecocokan kualitas, brand dsb, namun upaya itu tentunya harus dilakukan. Hal ini berkaitan dengan konsumsi dalam negeri yang perlu digenjot demi mempertahankan lebih banyak lapangan kerja dan membuat pebisnis atau pengusaha bisa pede dalam menjalankan ekspansi yang membuat lapangan kerja bertambah. Ya dong, kalo ngga ada permintaan, kalau rakyatnya ngga bisa belanja dan males belanja, pengusaha mau ekspansi apa? Yang ada stagnan.

Namun menurut saya, dengan situasi bisnis dan ekonomi Indonesia saat ini, makna cintailah ploduk ploduk Indonesia seharusnya diperluas. Tanpa bermaksud mengabaikan pelaku bisnis dan brand Indonesia, perluasan ini seharusnya juga memasukkan bisnis atau brand asing yang sudah berinvestasi di Indonesia dengan serius dan memberi dampak positif bagi banyak orang Indonesia sepanjang mata rantainya. Kata serius disini, maksudnya tentu adalah mematuhi aturan yang ada disini, melakukan ekspansi terus menerus, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan kerja sama dengan industri di Indonesia, mendorong pemberdayaan masyarakat dan bisa jadi sudah melekat pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Kok gitu?

Nasionalisme itu bukan hanya sekadar taklid buta bahwa semuanya harus kita miliki dan tentang semuanya orang Indonesia. Nasionalisme yang terpenting, secara prinsip, adalah kontribusi pada negara dan masyarakat. Ngga semua orang dan bisnis Indonesia itu beneran nasionalis. Nasionalisme bagi mereka, antara jadi formalitas karena kewajiban atau yaa.. Buat bahan marketing ato branding. Sementara kontribusi mereka? Ngga tahu. Bahkan, bisa jadi ada orang dan bisnis Indonesia yang “menggadaikan” negara dan kepentingan rakyat lainnya demi tujuan pribadi. Macem macem bentuknya. Yang penting cuan, katanya.

Dalam konteks ekonomi, nasionalisme itu terukur melalui nilai investasi yang dikucurkan, dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, dampak pada penerimaan negara (perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak - PNBP), adanya alih teknologi dan inovasi, penggunaan bahan baku dan industri lokal hingga pembukaan lapangan kerja. Jika unsur unsur ini kurang maksimal, maka nasionalisme jadi semu semata. Sehingga, baik pengusaha lokal maupun asing, tentu selama berkontribusi dalam hal hal tadi, seharusnya sudah bisa dianggap menjadi satu bagian dari ekonomi Indonesia.

Yang lain, rasionalitas pasarlah yang sebenarnya berjalan. Cintai produk produk (yang dibuat di) Indonesia, baik yang sepenuhnya Indonesia murni, franchise (lokal dan pemain asing) maupun pemain asing yang serius berbisnis di Indonesia, sebenarnya tidak menjadi isu utama bagi masyarakat Indonesia kebanyakan. Isu masyarakat umumnya masih berkaitan antara harga VS kualitas, yang lebih rasional dan seharusnya menjadi motivasi untuk tiap brand atau produk lokal maupun asing, untuk berbenah.

Mendukung produk atau brand lokal, tentu ngga salah. Namun mendukung tanpa mendorong mereka untuk lebih berbenah diri, lebih profesional dan siap bersaing, bahkan sampai ke level ekspor, itu bukan nasionalisme. Itu namanya meninabobokan. Bisanya cuma jadi jago kandang.

Padahal, Bangga Buatan Indonesia bukan hanya sekadar membuat persepsi kita berubah soal “brand lokal ngga bagus dan brand asing bagus” (yang kadang bisa sebaliknya) yang membuat kita bangga menggunakan atau mengonsumsinya. Tapi jauh dari itu, ada persepsi yang ingin dilempar ke luar, bahwa ada brand lokal kita yang bener bener kita bisa banggakan dan bisa kita lempar ke ekspor (sampai seharum nama Indomie, misalnya), sehingga itu membuktikan bahwa pasar kita siap, produsen lokal kita sudah siap bersaing dan itu mengandung dukungan penuh pemerintah, yang membuat iklim investasi jadi lebih sehat, dan ini bisa mendorong investor asing masuk, karena mereka melihat ada peluang dan tantangan menarik, melalui dinamika persaingan dengan brand lokal. Jadinya, ini juga bisa memperbaiki branding kita dimata investor asing, setelah kemarin kemarin banyak isu investasi yang “babak belur” seperti keluhan Hyundai, Tesla dan Starlink “PHP” dan tarik ulur pelarangan impor produk Apple dan iPhone secara resmi.

“Tapi kalo brand atau bisnisnya kecil kecilan, harus kita dukung penuh dong, dan menurut gue itu yang jadi tujuan Bangga Buatan Indonesia sebenernya?”

Betul, tapi dukungan penuh untuk usaha UMKM begini, yang menjadi mayoritas pelaku usaha di Indonesia, tentunya lebih banyak dimainkan (dan memang seharusnya) oleh pemerintah. Kita sebagai konsumen cuma bisa sampai level promosi, baik review maupun mulut ke mulut. Tapi perannya sebatas itu. Ngga bisa lebih. Yang bisa mengubah nasib mereka sendiri, selain tentu diri UMKM itu sendiri, juga peran pemerintah dalam kemudahan berusaha, keamanan dan akses pendanaan yang lebih beragam.

Jadi, cintailah ploduk ploduk Indonesia, maknanya lebih dari siapa, tapi apa.

Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi, serta Twitter/X @plbkinvestasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.

$KINO $MYOR $MRAT

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GRPM AKU KIRA INI SAHAM PENGEMBANG PERUMAHAN....TERNYATA COLA COLA....HEHEHEEEE
KERJASAMA DISTRIBUTOR $KINO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADES $KINO $VICI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Another view online and digital marketing

Menggunakan strategi marketing di media sosial (TikTok/ Tokopedia/Shopee) dengan ROAS (Return on Ad Spend) tinggi untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat memang efektif, tetapi ada beberapa kekurangan yang dapat berdampak buruk pada brand loyalty dan brand image yang penting untuk mempertahankan penjualan jangka panjang.

1. Kurangnya Keterlibatan Otentik

• Fokus pada iklan performa tinggi sering mengabaikan engagement organik dengan audiens.
• Interaksi yang dangkal dapat membuat audiens merasa merek Anda hanya peduli pada penjualan, bukan membangun hubungan.

2. Kesan Diskon atau Opportunistic

• Strategi dengan penekanan pada promosi atau diskon untuk mendorong penjualan cepat dapat merusak persepsi nilai merek.
• Audiens mungkin menganggap merek sebagai “murahan” atau hanya relevan untuk transaksi, bukan untuk pengalaman jangka panjang.

Contoh kasus: Produk In*skin dengan salah satu konten perihal counter black-campaign di era launching menghasilkan respons negatif di TikTok.

3. Over-Targeting dan Repetisi Iklan

• Algoritma sosial media sering menargetkan audiens yang sama secara berulang-ulang, yang dapat menyebabkan iklan fatigue atau rasa terganggu.
• Hal ini dapat menciptakan persepsi negatif terhadap merek.

4. Tidak Membangun Loyalitas Jangka Panjang

• ROAS tinggi biasanya berasal dari audiens baru yang belum loyal.
• Jika pengalaman pembelian tidak memuaskan atau tidak ada upaya retensi, pelanggan baru ini mungkin tidak akan kembali.

5. Risiko Ketergantungan pada Paid Ads

• Mengandalkan paid ads untuk penjualan cepat dapat mengalihkan fokus dari strategi organik seperti content marketing dan community building, yang penting untuk brand loyalty.

6. Kurangnya Konsistensi Pesan Brand

• Jika pesan iklan terlalu berorientasi pada transaksi (misalnya, “Beli sekarang!”), ini dapat bertentangan dengan nilai atau misi merek yang lebih besar.
• Akibatnya, brand image menjadi kurang konsisten di mata audiens.

Cara Mengatasi:

• Kombinasikan strategi ROAS tinggi dengan upaya engagement organik.
• Fokus pada storytelling yang menunjukkan nilai merek, bukan hanya promosi diskon.
• Berikan pengalaman pelanggan yang luar biasa untuk membangun loyalitas.
• Optimalkan strategi retensi seperti email marketing dan program loyalitas.

Tag $ADES $UNVR $KINO

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🌿 IPO PT Brigit Biofarmaka Teknologi ( $OBAT ): Peluang di Herbal
Maklon herbal, kosmetik, & minuman fungsional jadi fokus utama PT Brigit Biofarmaka. Dengan valuasi menarik & prospek pasar sehat, apa ini peluang investasi terbaik Anda?
📊 Simak detailnya: https://cutt.ly/ee1Nb3wh $MRAT $KINO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

punya $KINO bukan ya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KINO closing di 1260 tanpa volume. buat trader tidak menarik. tunggu nanti kalau volumenya naik signifikan.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KINO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KINO
.
buat sobat KINOS kalo mau cicil² skrg saatnya, jangan ntar lapkeu uda bagus ngacirrr ✈️ baru kelian kejer.. inget MYOR 2022 turun 1.5k
.
🍻🍻🍻

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Masak kantor $BSSR kalah sama $KINO tower yg labanya jauh lebih kecil👻👻

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DNET $UNVR $KINO $MRAT $MBTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Masih ada yg nyangkut di $KINO ga disini?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@williams1011 dari kotak nya ngasih kode $KINO 😄

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KINO keren nih cilok, sampe jam segini kagak laku satu butir pun😀😀😀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

☕ Outlook $MRAT
Setiap momentum ada beritanya, di setiap berita ada potensi pencari keuntungannya.

#Belum ada yang menahan harga, semakin longsor semakin baik
#Belum ada akumulasi
#Belum ada sinyal beli
#Best Price potensial stop loss di bawah 390
#Korporasi masih distribusi dengan sedikit buyback
#Ramai pembelian lokal

⚖️⚖️ Keseimbangan Beli-Jual Saham:
Keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian. Volume bid mencapai 3,24%, sementara volume offer mencapai 12,12% dari total volume yang diperdagangkan. Keinginan investor/trader lokal membeli lebih besar dari penjualan. Volume bid investor/trader lokal mencapai 96,76%, sementara volume offer investor/trader lokal mencapai 87,88% dari total volume yang diperdagangkan. Secara total, keinginan pelaku pasar untuk membeli lebih besar dari penjualan. Volume bid mencapai 60,36%, sementara volume offer mencapai 39,64% dari total volume yang diperdagangkan.

#Spekulatif Strategi
Skenario: ritel ramai beli karena menganggap harga sudah di support dengan pasang stop loss. Korporasi serok di barga stop loss lebih dari kali untuk akumulasi saham sebelum ada kenaikan harga. Potensi fake sinyal stochastic masih tinggi.

Random $MBTO $KINO $VICI $UNVR

Diolah dari data IDX-CO-ID © 2024, made with ☕️ for better data mining.
Pergerakan harga saham: https://stockbit.com/post/15454107
Cara beli harga murah: https://stockbit.com/post/15639981
Indikator penghasil cuan: https://stockbit.com/post/15562346
Satu indikator dapat harga murah dengan resiko rendah: https://stockbit.com/post/15530229

Berharap informasi ini rutin setiap hari? beri saya semangat dengan "LIKE" dan "FOLLOW"

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CMRY this is good

$KINO $KLBF $UNVR $CLEO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@AirPutih itu artinya saham yang dibuyback harga premium.
Apakah saham orang dalam yang dibuyback $KINO?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Papan Pengembangan
$KINO
Kino Indonesia Tbk.
Produk Rumah Tangga - Syariah - DBX


Harga IPO 3,800

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy