Volume
Avg volume
PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA (SPINDO) merupakan suatu perusahaan dalam negeri yang berpengalaman dalam memproduksi berbagai macam pipa baja/tabung dan berbagai produk terkait lainnya, serta selalu inovatif dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik para konsumennya. Sesuai dengan persyaratan mutu internasional PT.SPINDO memenuhi standar ASTM, BS, JIS, ISO, API, AS dan SNI. Jaminan mutu produk kami telah dikenal dunia luas seperti Jepang, Singapore, Taiwan, Amerika, Australia, dsb. Standar mutu produk kami mengharuskan setiap pipa mengalami uji tekanan tinggi untuk menghindari kebocoran. Perusahaan kami selalu me... Read More
@InvestSahamMudah FCF sempat koreksi -53%, tapi annualized 2025 bisa >750B, $ISSP masih sustain di level 2024. Pola historisnya: akhir tahun jadi puncak growth, Q2 2025 udah nunjukkin rebound cepat
karna DM gua tidak di baca yodah nih aku berbagi hidden gem nya tapi tetap dyor yaa guys. $ISSP $LPIN $SAMF antara 3 itu. gua juga masih ragu. kalo ada clue lagi dari om obet ganteng pasti langsung ketebak. atau kalian yg fudamental style juga langsung tahu sih
Emas vs Perusahaan Emas vs Perusahaan Besi
Kira kira begini gambaran return ketiga barang tersebut dalam 3 bulan terakhir
$ISSP $ANTM $XAU
๐ Jurnal Analisis Saham
Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) โ H1 2025 Review
1. Profil Perusahaan & Industri
Latar Belakang Emiten
ISSP adalah produsen pipa baja terbesar di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 50 tahun. Produk utama mencakup pipa baja untuk konstruksi, otomotif, minyak & gas, furnitur, hingga infrastruktur energi. Perseroan menguasai ยฑ30% pangsa pasar pipa baja nasional, menjadikannya market leader di segmen ini.
Rantai Nilai
โข Bahan baku utama = hot rolled coil (HRC), sebagian besar masih diimpor โ eksposur tinggi pada harga global & kurs USD.
โข Hilir = penjualan ke sektor konstruksi, otomotif, energi, dan ekspor ke Asia & Amerika.
Tren Industri
โข Permintaan domestik didorong proyek infrastruktur nasional (IKN, jalan tol, pelabuhan, energi).
โข Pemerintah aktif melindungi industri baja melalui Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) untuk meredam banjir impor murah dari China.
โข Harga baja global masih volatil โ margin perusahaan bergantung pada efisiensi & timing pembelian bahan baku.
2. Kinerja Keuangan Terbaru (H1 2025)
Pendapatan & Laba
โข Revenue H1 2025 = Rp2,61T (annualized Rp5,22T).
โข Gross Profit = Rp521M โ GPM 19,96%.
โข Operating Profit = Rp383M โ OPM 14,67%.
โข Net Profit = Rp213M โ NPM 8,16% (annualized Rp426M).
Arus Kas & Neraca
โข CFO H1 2025 = Rp441M โ cukup sehat.
โข Beban bunga H1 = Rp115M (annualized Rp230M).
โข Hutang berbunga โ Rp3,25T โ DER 0,63x.
โข Current ratio >1 โ likuiditas terjaga.
Kesimpulan: ISSP berhasil menjaga profitabilitas solid meski di tengah volatilitas harga baja.
3. Katalis Bisnis & Operasional
1). Permintaan Domestik: Proyek IKN & infrastruktur BUMN diperkirakan meningkatkan permintaan pipa baja.
2). Ekspor: Momentum ekspor ke Amerika Serikat & Asia menjadi katalis baru.
3). Efisiensi Produksi: Margin kotor ~20% menandakan utilisasi pabrik & kontrol biaya berjalan baik.
4). Harga Baja Global: Fluktuasi HRC tetap menjadi risiko utama โ bisa menggerus margin jika harga naik tajam.
4. Valuasi Saham
Relative Valuation
โข EPS annualized = Rp70,18 โ PER 5,9x (vs industri 12,4x).
โข BVPS = Rp846,78 โ PBV 0,49x (vs industri 2,4x).
โข Peer (KRAS, BAJA) = merugi โ ISSP unggul secara fundamental.
DCF Valuation
โข WACC โ 7,5โ8,0%.
โข FCF 2025E โ Rp700M, tumbuh 5โ7% CAGR.
https://cutt.ly/OrXzrCMb
Kesimpulan: ISSP deeply undervalued baik secara relative maupun DCF.
5. Faktor Resiko
โข Harga baja global: volatilitas langsung memengaruhi margin.
โข Kurs RupiahโUSD: bahan baku & sebagian utang dalam USD.
โข Persaingan impor murah: tekanan dari baja China.
โข Kebijakan pemerintah: regulasi proteksi atau liberalisasi berdampak besar.
โข Sektor permintaan: pelemahan sektor properti/otomotif bisa tekan volume penjualan.
6. Faktor Pasar & Pergerakan Saham
โข Likuiditas: Free float 34% (2,45 miliar saham) dengan volume harian 193,8M โ cukup likuid untuk investor ritel & institusi.
โข Kepemilikan: mayoritas PT Cakra Bhakti Para Putra (57%).
โข Volatilitas: Beta 0,59 โ lebih defensif dibanding IHSG.
โข Momentum:
โ +38% (3M), +71% (6M), +206% (5Y).
โ Saat ini konsolidasi di Rp414, support kuat, resistance Rp450โ470.
7. Prospek & Rekomendasi
โข Outlook H2 2025: permintaan domestik masih kuat dari proyek infrastruktur (IKN).
โข Strategi manajemen: diversifikasi produk (pipa premium, galvanis), ekspor meningkat.
โข Posisi jangka panjang: $ISSP bukan sekadar cyclical player โ mulai membangun basis ekspor & efisiensi struktural.
Rekomendasi:
https://cutt.ly/MrXzrC2d
ISSP adalah contoh deep value stock dengan margin of safety besar, fundamental sehat, dan momentum harga bullish.
---------------
๐ Disclaimer
Analisis ini disusun untuk tujuan informasi & edukasi bagi investor ritel dan tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi investasi yang bersifat personal. Segala keputusan jual, beli, atau hold saham tetap menjadi tanggung jawab masing-masing investor, sesuai dengan profil resiko dan tujuan investasinya.
Data keuangan dan valuasi ISSP yang digunakan bersumber dari laporan keuangan emiten, laporan tahunan, serta data pasar terbaru per H1 2025. Meskipun disusun dengan hati-hati, terdapat kemungkinan perubahan angka atau asumsi yang bisa memengaruhi hasil analisis.
๐ Dukungan dokumen analisis lengkap tersedia dalam bentuk PDF dan dapat diakses melalui tautan yang disediakan.
Indonesia Resilient Growth Index (IRGI): Growth With Resilience
1. Pendahuluan
Indonesia sedang menjalani transformasi ekonomi besar: dari energi fosil menuju energi bersih, dari ekspor komoditas mentah menuju industrialisasi, dari konsumsi domestik menuju daya saing global. Investor ingin ikut serta dalam pertumbuhan ini, tetapi tanpa harus menanggung volatilitas penuh dari pasar saham Indonesia (IHSG).
Di sinilah hadir Indonesia Resilient Growth Index (IRGI) โ sebuah portofolio tematik yang dirancang untuk menangkap peluang pertumbuhan sekaligus menawarkan ketahanan dari guncangan pasar.
2. Growth With Resilience
Kunci daya tarik IRGI ada pada profil resikonya. Dengan ฮฒ = 0,86, portofolio ini dirancang untuk:
โ Menangkap sebagian besar kenaikan market.
โ Mengurangi volatilitas sekitar 15โ20% dibanding IHSG.
โ Menjadi alternatif lebih stabil dibanding strategi โlong IHSGโ biasa.
โCapture Indonesiaโs transformation story with 15โ20% upside potential, but with ~15โ20% less volatility than the market.โ
3. Narasi Transformasi: Energi, Industri, dan Agrikultur
IRGI tidak hanya sekadar kumpulan saham; ini adalah cerminan dari transisi struktural ekonomi Indonesia:
โ Energi: dari batubara menuju nikel, ammonia, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
โ Industri: baja, kayu, dan infrastruktur sebagai tulang punggung pembangunan.
โ Agrikultur: sawit sebagai jangkar stabilitas, ditambah narasi ESG.
โA future-ready portfolio aligned with Indonesiaโs industrial and sustainability transition.โ
4. Disiplin Faktor: Bukan Sekadar Stock Picking
Portofolio ini menggunakan pendekatan faktor ala smart beta:
โ Momentum: penggerak value upside (contoh: HRUM, $ESSA).
โ Value & Quality: pelindung overpaying (contoh: $ISSP, PTPS).
โ Low Beta: menjadi ballast yang menenangkan/mengurangi stres (contoh: $IFII, SICO).
โA professional factor-driven framework applied to Indonesiaโs unique opportunities.โ
5. Efisiensi ResikoโReturn
Dengan CAPM dan asumsi pasar Indonesia:
โ Risk-free rate (Rf): 6,85% (FR0076) Highest Yield.
โ Equity risk premium (ERP): ~5%.
โ Beta (ฮฒ): 0,86.
โข E(Rp) = Rf + ฮฒ ร (Rm โ Rf)
= 6,85% + 0,86 ร 5%
= 11,2% (nominal).
โข Disesuaikan inflasi (3,5%):
= 7,3% real return.
๐ Bandingkan:
โข Obligasi pemerintah: ~6,85%.
โข IHSG penuh (ฮฒ = 1): ~12%+.
โข IRGI: ~11,2% dengan volatilitas lebih rendah.
โEngineered for smoother compounding โ a portfolio you can hold through cycles.โ
6. Penempatan dalam Portofolio Investor
Bagi investor ritel, pertanyaannya selalu: โPosisi portofolio ini di mana?โ
โข Sebagai satelit: untuk mendapatkan paparan pertumbuhan emerging market.
โข Sebagai inti (core Indonesia play): bagi investor yang ingin kombinasi transisi & stabilitas.
โYour Indonesia allocation that combines thematic growth with downside protection.โ
7. Kesimpulan
IRGI bukan sekadar indeks atau kumpulan saham; ini adalah gateway terstruktur menuju transformasi Indonesia. Dengan menggabungkan transisi energi, industrialisasi, dan jangkar agrikultur, portofolio ini menawarkan jalur yang lebih tenang menuju compounding jangka panjang.
โจ Closing Narrative
โThis portfolio isnโt just stocks โ itโs a disciplined gateway to Indonesiaโs transformation. By blending high-growth energy transition plays with defensive industrial and agricultural anchors, it offers investors a smoother path to compounding. With ~15โ20% less volatility than IHSG and exposure to future-ready sectors, itโs designed for those who want to participate in Indonesiaโs next growth chapter without riding the full rollercoaster of the market.โ
---
Indonesia sedang membuka babak baru pertumbuhan. Jadilah bagian dari perjalanannya, tapi tetap dengan langkah bijak: pahami resiko, tetapkan tujuan, dan bangun portofolio yang tahan banting. Investasi terbaik adalah yang selaras dengan visi hidup dan ketenangan pikiran.
---------------
๐ Disclaimer
Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan edukasi semata. Konten yang disajikan bukan merupakan rekomendasi investasi, ajakan untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu, maupun saran keuangan yang dipersonalisasi.
Seluruh data, proyeksi, dan estimasi dalam artikel ini bersifat indikatif serta dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar, kebijakan pemerintah, dan faktor eksternal lainnya. Meskipun telah diupayakan dengan hati-hati, tidak ada jaminan atas kelengkapan, akurasi, maupun hasil dari penggunaan informasi yang disampaikan.
Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Sebelum melakukan investasi, disarankan untuk mempertimbangkan profil resiko masing-masing, melakukan analisis independen, dan/atau berkonsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi.
$ISSP LK Q2 2025: Utang Per Lembar vs Kas per Lembar
Lanjutan dari request member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Di semester pertama 2025, ISSP atau Spindo mencatat laba bersih Rp 213 Miliar, kalau diannualisasi jadi sekitar Rp 427 Miliar. Dengan jumlah saham 7,05 Miliar lembar, EPS setahun kira-kira Rp 60,5 per lembar. Bandingkan dengan harga saham Rp 414, maka PER-nya hanya 6,8x. Rasio ini tergolong murah, apalagi standar normal perusahaan manufaktur yang stabil biasanya dinilai wajar di kisaran PER 10x. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Total ekuitas pemilik entitas induk ada di Rp 5,14 Triliun. Dibagi dengan jumlah saham beredar, nilai buku per lembar ketemu Rp 729. Dengan harga pasar Rp 414, PBV cuma 0,57x. Artinya saham ini sedang diperdagangkan dengan diskon sekitar 43% dari nilai bukunya. Kalau pakai tangible book value hasilnya sama, karena intangible hanya Rp 1,7 Miliar, yang relatif tidak signifikan. Jadi dari perspektif investor konservatif yang senang cari barang diskon, posisi SPINDO saat ini terlihat cukup menarik.
Tapi cerita belum selesai, karena kas dan utangnya juga harus dihitung. Kas yang tersimpan Rp 810 Miliar, kalau dibagi per saham jadi Rp 115. Sementara total utang yang ditanggung Rp 2,36 Triliun, alias Rp 334 per lembar. Jadi kalau kita bandingkan dengan harga pasar Rp 414, selisihnya hanya tipis di atas nilai utang per lembar. Dari sinilah muncul alasan kenapa pasar memberi diskon PBV, karena risiko leverage masih terasa. Walaupun begitu, net debt to EBITDA masih di level 1,7x, angka yang relatif aman dan jauh dari level kritis.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Dari core operasi, SPINDO mampu menghasilkan Rp 693 Miliar dalam enam bulan, kalau diannualisasi jadi Rp 1,39 Triliun. Setelah dipotong belanja modal Rp 116 Miliar, free cash flow bersih masih Rp 577 Miliar per semester atau Rp 1,15 Triliun setahun. Kalau dibagi per saham, CFO kira-kira Rp 196 dan FCF Rp 163. Di harga Rp 414, P/CFO hanya 2,1x dan P/FCF 2,5x, level yang jarang ditemui di perusahaan manufaktur dengan aliran kas stabil. Dari sudut pandang investor value, angka ini mengindikasikan sahamnya undervalued.
Kalau bicara EBITDA, angkanya sekitar Rp 885 Miliar setahun. Market cap di harga sekarang Rp 2,92 Triliun, setelah ditambah utang dan dikurangi kas menghasilkan enterprise value Rp 4,47 Triliun. Kalau dibanding EBITDA, EV/EBITDA ketemu 5,0x. Angka ini wajar, tidak kelewat murah tapi juga tidak mahal, menandakan bahwa pasar menilai kemampuan menghasilkan laba operasi masih seimbang dengan beban utang yang ada.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Dividen juga ikut memberi daya tarik tersendiri. Perusahaan membagikan Rp 113 Miliar untuk H1 2025, setara Rp 16 per lembar. Kalau dalam setahun dibagikan Rp 32, dividend yield di harga Rp 414 bisa tembus 7,7%. Ini lumayan tinggi untuk investor yang mencari imbal hasil tunai, apalagi di tengah valuasi berbasis kas yang juga murah. Jadi meskipun pertumbuhan laba tidak kencang, ada kompensasi dari yield dividen yang menarik.
Kalau kita bikin simulasi harga wajar, hasilnya juga cukup optimistis. Dengan PBV 1x, harga idealnya sekitar Rp 729 per saham, artinya ada potensi kenaikan 76% dari harga sekarang. Kalau pakai PER 10x, harga wajarnya Rp 605, alias masih ada ruang naik sekitar 46%. Dua patokan ini menunjukkan bahwa saham SPINDO memang undervalued secara relatif, tinggal menunggu katalis pertumbuhan laba yang lebih kuat untuk bisa dikejar pasar.
SPINDO di harga Rp 414 ibarat barang obral di etalase. Dari sisi PER dan PBV jelas terlihat murah, dari sisi arus kas malah sangat murah, sementara EV/EBITDA menunjukkan valuasi yang wajar. Risiko terbesar ada di pertumbuhan laba yang tipis hanya 1,8% yoy dan beban utang Rp 2,36 Triliun. Tapi bantalan kas operasi Rp 1,39 Triliun per tahun membuat neracanya tidak rapuh. Kalau ekspansi pabrik baru sukses dan margin bisa ditingkatkan, re-rating ke valuasi ideal bukan hal yang mustahil.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/7
$ISSP LK Q2 2025: Pabrik Baru di Gresik Jadi Harapan atau Bom Waktu, Modal Sudah Dikeluarkan Ratusan Miliar Tapi Hasil Belum Kelihatan
Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk atau yang lebih dikenal dengan kode ISSP di bursa, adalah perusahaan manufaktur pipa baja yang berdiri sejak 1971 dan mulai beroperasi komersial pada 1972. Perusahaan ini berkantor pusat di Surabaya dengan pabrik tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Karawang. Pemilik kendali adalah PT Cakra Bhakti Para Putra dengan kepemilikan saham 58,04%, sementara sisanya tersebar di DBS Bank Ltd 7,09%, ahli waris The Tjahjono Tedjo Koesoemo 1,79%, individu Pandu Lokiswara Salam 0,33%, dan publik 32,74%. Dengan jumlah saham beredar lebih dari 7 miliar lembar, ISSP termasuk emiten manufaktur yang cukup besar dan mapan di sektor baja nasional.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi kinerja paruh pertama 2025, perusahaan ini masih mampu mencetak laba meski kondisi industri baja tidak selalu bersahabat. Laba bersih tercatat Rp 213,3 miliar, naik tipis 1,8% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 209,6 miliar. EPS juga terkerek dari Rp 29,66 menjadi Rp 30,20 per saham atau naik 1,82%. Artinya, meski pertumbuhan tidak signifikan, setidaknya perusahaan tetap konsisten menghasilkan profit untuk pemegang saham. Lonjakan besar memang tidak ada, tetapi kestabilan ini bisa jadi nilai tambah di tengah fluktuasi industri yang rawan naik turun harga bahan baku.
Jika ditarik ke sisi revenue, justru ada sedikit cerita berbeda. Penjualan menurun 6,53% menjadi Rp 2,61 triliun dari sebelumnya Rp 2,80 triliun. Namun anehnya, gross profit malah naik 5,88% menjadi Rp 521 miliar. Penyebabnya, biaya bahan baku bisa ditekan lebih dalam daripada penurunan revenue. Jadi meskipun perusahaan menjual lebih sedikit, margin keuntungan justru lebih baik. Fenomena ini sering terjadi di industri berbasis komoditas, di mana harga bahan baku bisa menjadi penentu utama margin lebih besar ketimbang volume penjualan itu sendiri.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Produk yang ditawarkan cukup beragam mulai dari pipa baja las lurus, pipa spiral, strip dan plat, hingga jasa terkait. Kontribusi terbesar datang dari pipa baja las lurus Rp 1,89 triliun, disusul pipa spiral Rp 383 miliar, strip dan plat Rp 315 miliar, dan jasa Rp 21,7 miliar. Dari pola penjualan terlihat jelas bahwa lini pipa las lurus masih dominan, meskipun penurunannya cukup tajam dari tahun lalu. Sebaliknya, strip dan plat justru tumbuh 64,73% dan memberi sinyal adanya pergeseran permintaan pasar yang bisa jadi strategi baru untuk perusahaan.
Pasar domestik adalah tulang punggung ISSP dengan konsentrasi penjualan terbesar di DKI Jakarta Rp 1,07 triliun, Jawa Timur Rp 672 miliar, serta Jawa Barat dan Banten Rp 491 miliar. Pola distribusi ini juga menunjukkan pergeseran, karena kontribusi Jakarta naik hampir 45% sementara Jawa Timur justru turun hampir 28%. Penjualan ekspor yang sebelumnya sempat menopang, malah turun 17,55% menjadi Rp 81,8 miliar. Jadi saat ini ketergantungan ke pasar lokal semakin besar. Untungnya, diversifikasi pelanggan cukup sehat karena tidak ada satupun pelanggan yang menyumbang lebih dari 10% total penjualan.
Dari sisi aset, perusahaan menunjukkan pertumbuhan kecil tapi stabil. Total aset per Juni 2025 mencapai Rp 8,39 triliun, naik dari Rp 8,30 triliun pada akhir 2024. Liabilitas tercatat Rp 3,25 triliun, stabil dibandingkan akhir 2024. Struktur keuangan perusahaan bisa dibilang sehat, dengan current ratio yang selalu berada di atas 1 sesuai syarat bank kreditur, serta debt to equity ratio turun dari 0,73 ke 0,62. Penurunan DER ini menandakan leverage semakin ringan, sehingga posisi keuangan lebih longgar dan aman dari tekanan bunga pinjaman.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Arus kas operasional menjadi salah satu highlight. Meski turun 14,08% dari Rp 805,1 miliar tahun lalu ke Rp 692,7 miliar, jumlah ini masih jauh lebih besar daripada laba bersih Rp 213,3 miliar. Dengan kata lain, laba benar-benar ditopang kas, bukan sekadar pencatatan akuntansi. Setelah dikurangi belanja modal Rp 104,9 miliar dan uang muka aset Rp 131,7 miliar, free cash flow masih positif Rp 456,1 miliar. Angka ini cukup besar untuk ukuran perusahaan sekelas ISSP dan menandakan bahwa perusahaan punya ruang investasi sambil tetap menghasilkan kas bersih.
Namun ada problem. Biaya distribusi naik tajam 43,44% jadi Rp 108,1 miliar, didorong ongkos ekspor dan freight yang melonjak. Padahal revenue turun, sehingga kenaikan biaya distribusi ini terasa cukup membebani margin operasional. Selain itu, beban keuangan naik 22,4% menjadi Rp 114,8 miliar. Sumber kenaikan terutama dari bunga obligasi dan sukuk yang meningkat signifikan, meskipun bunga pinjaman bank justru menurun. Ini artinya, struktur pembiayaan perusahaan makin condong ke surat utang, dengan konsekuensi biaya bunga lebih besar.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Selain biaya, ada juga risiko eksekusi dari proyek ekspansi. ISSP sedang menyiapkan pabrik baru di Gresik dengan investasi mesin dan lahan yang sudah mencapai ratusan miliar. Sayangnya ada kendala seperti sertifikasi lahan dan instalasi mesin yang tertunda. Modal sudah keluar tapi hasilnya belum bisa dinikmati dalam waktu dekat. Risiko seperti ini seringkali menekan likuiditas jika tidak dikelola dengan baik, meskipun manajemen yakin tidak ada risiko impairment. Bagi investor, ini jadi faktor yang patut dimonitor.
Meski ada penurunan operating cash flow, kas perusahaan justru naik signifikan. Posisi kas per Juni 2025 mencapai Rp 809,7 miliar, dibanding Rp 91,8 miliar pada Juni 2024. Lonjakan kas ini memberi bantalan kuat untuk menghadapi risiko operasional maupun ekspansi. Apalagi bank-bank besar yang menjadi kreditur seperti BCA, SMBC, ICBC, dan Danamon menuntut rasio keuangan ketat, dan sejauh ini ISSP selalu lolos syarat. Hal ini menambah keyakinan bahwa manajemen cukup disiplin dalam menjaga neraca.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi operasional, margin laba kotor yang naik meskipun revenue turun menjadi sinyal positif. Namun lonjakan biaya distribusi dan bunga utang bisa menjadi beban yang menggerus laba bersih jika tren berlanjut. Untungnya, general dan administrative expenses justru turun 7,31% menjadi Rp 59,5 miliar, menunjukkan manajemen mampu menekan biaya kantor dan overhead. Kombinasi pengendalian biaya di satu sisi dan tekanan distribusi di sisi lain menjadi area tarik-menarik yang menentukan margin ke depan.
Dalam konteks transaksi pihak berelasi, nilainya relatif kecil, hanya sekitar 2,46% dari total penjualan. Belanja bahan baku dari pihak berelasi juga sangat minim, hanya Rp 5 juta. Jadi risiko adanya praktik transfer pricing atau ketergantungan berlebihan ke pihak terafiliasi bisa dibilang rendah. Perusahaan juga membayar management fee tetap ke induk Rp 3,79 miliar, yang skalanya kecil dibanding total revenue Rp 2,61 triliun. Jadi secara umum, tidak ada red flag signifikan di area transaksi afiliasi.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Kalau dilihat lebih luas, strategi ISSP jelas terlihat di dua jalur. Pertama, menjaga margin dengan efisiensi biaya bahan baku dan diversifikasi produk, misalnya pertumbuhan signifikan di segmen strip dan plat. Kedua, mempersiapkan basis kapasitas baru lewat pabrik di Gresik agar bisa menggenjot skala bisnis di masa depan. Kedua strategi ini membutuhkan disiplin kas, dan sejauh ini terlihat bahwa arus kas masih mencukupi untuk menopang investasi. Meski free cash flow turun dibanding tahun lalu, tetap positif dan lebih besar dari laba bersih.
Pola penurunan revenue di lini utama seperti pipa las lurus dan spiral perlu diwaspadai, karena jika tren berlanjut bisa menekan volume penjualan jangka panjang. Namun pergeseran permintaan ke produk strip dan plat yang justru naik tajam bisa jadi kompensasi dan bahkan membuka ceruk baru. Jadi ke depan, keberhasilan ISSP akan sangat bergantung pada seberapa cepat perusahaan bisa menyeimbangkan portofolio produk agar tetap relevan di pasar yang berubah.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk adalah perusahaan dengan neraca kuat, kas tebal, dan disiplin dalam menjaga covenant utang. Laba tipis naik, revenue menurun tapi margin membaik, dan free cash flow positif memberi ruang bernapas untuk ekspansi. Tantangan utamanya ada di beban distribusi, bunga obligasi yang meningkat, serta risiko eksekusi pabrik baru. Namun secara keseluruhan, ISSP masih terlihat solid dan punya prospek jangka panjang asalkan bisa mengelola pergeseran pasar dan biaya dengan bijak.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/6
@InvestSahamMudah Sekedar mengingatkan di harga sekarang, market cuma menghargai $ISSP di EV sekitar Rp 6,3 triliun. Padahal DCF konservatif kasih range Rp 16โ18 triliun. Artinya, harga sekarang seolah-olah pasar percaya secara jangka panjang FCF ISSP bakal turun 9โ10%.
Sekedar pengingat harga $ITMG dan $ISSP , pernah nyampe harga terendah di berapa
Disclaimer on๐๐พ bukan rekomendasi beli dan jual suatu saham
1/2
$ISSP emiten satu ini memang teratur banget naik nya. Perlahan tapi pasti.
The best among the worst dr emiten lain yang core bisnis nya sama.
pendapat @Mayana96 soal $ISSP masih berlaku ya ges. Some business will be booming especially during difficult era.
EmitenNews.com -ย PT Cakra Bhakti Para Putra, selaku pemegang saham pengendali PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau dikenal dengan SPINDO itu, kembali memperkuat tabungan sahamnya di Perseroan.
Tedja Sukmana Hudianto, Direktur Cakra Bhakti, dalam keterangan tertulis Jumat (29/8), men...
www.emitennews.com
STOCKWATCH.ID (JAKARTA) โ Cakra Bhakti Para Putra (CBPP), pemegang saham pengendali PT Steel Pipe of Industry Indonesia Tbk (ISSP) telah memborongย sebanyak 432.000 lembar saham emiten produsen pipa dan tabung baja tersebut pada tanggal 25 Agustus 2025.
Pembelian saham ISSP dilakukan melalui Burs...
stockwatch.id
IDXChannel - PT Cakra Bhakti Para Putra, pemegang saham pengendali PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) melakukan pembelian 432.000 saham. Transaksi dilakukan pada 25 Agustus 2025.
Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/8/2025), harga pembelian saham ISSP...
www.idxchannel.com
Prediksi bullish :
1. $PTRO
2.$MTDL
3.$ISSP
Info saham bullish terupdate:
https://cutt.ly/0rKnqLC8
Free untuk bantu teman teman gratis
Update harian
Prediksi bullish :
1. $KRAS
2.$ISSP
3.$AYAM
Info saham bullish terupdate:
https://cutt.ly/0rKnqLC8
Free untuk bantu teman teman gratis
Update harian