


Volume
Avg volume
PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) bergerak dalam bidang jasa perbankan umum. Bank memulai kegiatan komersialnya sebagai lembaga keuangan non-bank pada Januari 1975, dan kemudian bergerak dalam layanan perbankan umum tertanggal 24 Februari 1993.
🔬 Pendekatan Ilmiah: Akumulasi Sebagai Fenomena yang Dapat Diprediksi
Pergerakan harga saham seringkali dianggap acak, tetapi akumulasi Smart Money adalah fenomena yang dapat diprediksi. Setiap entitas dengan kapasitas modal besar yang mulai membeli secara terorganisir akan meninggalkan jejak volume yang sangat spesifik, yang dapat diukur dan diverifikasi. Ini adalah pendekatan ilmiah untuk trading.
Trigger Smart Money adalah alat yang menerapkan pendekatan ilmiah ini untuk mendeteksi akumulasi di pasar saham Indonesia. Kami mengubah trading dari seni spekulasi menjadi sains berbasis data, dengan fokus pada volume dan money flow sebagai variabel utamanya.
Metode ilmiah kami berfokus pada Pengukuran Deviasi Volume Standar Intraday yang Ekstrem. Kami mencari volume yang melonjak, katakanlah, 7x hingga 10x lipat dari rata-rata intraday normal. Ini adalah pengukuran deviasi yang hanya mungkin terjadi karena intervensi modal besar. Untuk memvalidasi hasil pengukuran ini, kami menggunakan Analisis Arus Dana Bersih sebagai variabel konfirmasi. Kami memastikan bahwa deviasi volume ekstrem tersebut disebabkan oleh dominasi tekanan beli. Hanya sinyal yang terbukti secara ilmiah didukung oleh volume abnormal dan net buying yang kuat yang akan dikeluarkan. Dengan pendekatan ilmiah ini, Trigger Smart Money memberikan Anda sinyal yang cepat, terukur, dan teruji, memungkinkan Anda untuk bertindak berdasarkan bukti yang solid, bukan firasat.
$BCIP $MIDI $INPC
1/2


🤖 STOCKBOT INTELLIGENCE LOG
📡 SUBJECT: $INPC
📅 TIMESTAMP: 30 Desember 2025, 00:06 WIB
📊 LAST PRICE: Rp147 | 🚦 SYSTEM TREND: Bearish / Downtrend with Distribution Pressure
⚡ STOCKBOT CALCULATED ENTRIES (PRIORITAS):
✅ ENTRY IDEAL (Conservative Mode)
Range Beli: Rp125 – Rp140
Analisa Sistem: Support struktur MA/EMA Cross 10-26 periode zona Rp125-135 dengan konfirmasi volume accumulation minimal >5M lot sustained. Area ini merupakan demand zone optimal setelah downtrend correction dengan RSI 14 berada di 41.3 (zona netral-bearish). Tunggu konfirmasi Higher Low pattern dan stabilisasi dari profit-taking pressure sebelum eksekusi untuk risk/reward ratio optimal.
🔰 ENTRY AGRESIF (Momentum Mode)
Range Beli: Rp142 – Rp149
Analisa Sistem: Current price Rp147 berada di zona downtrend dengan pattern lower high formation risk dari ATH Rp198. Broker Action NEGATIVE dengan Net Foreign Sell -8.38M (distribution) dan Bandar Value -43.19B menunjukkan distribusi institusi massive. Volume 20-Day average 9.67M vs 2.92M (surge 231% namun untuk selling pressure). Entry agresif SANGAT TIDAK RECOMMENDED mengingat technical bearish dan fundamental earnings decline Q3 2025.
🎯 PROJECTED TARGETS & RISK MANAGEMENT:
🔥 TAKE PROFIT (UPSIDE POTENTIAL)
TP1: Rp170 (+15.65% dari entry agresif Rp147)
Formula: ((170-147)/147)*100 = 15.65%
(Resistance Minor - Previous consolidation zone & Fibonacci retracement 38.2%)
TP2: Rp198 (+34.69% dari entry agresif Rp147)
Formula: ((198-147)/147)*100 = 34.69%
(Resistance Major - ARA level 198 & Previous ATH zone)
🚫 STOP LOSS (DOWNSIDE PROTECTION)
SL: Rp125 (-14.97% dari entry agresif Rp147)
Formula: ((125-147)/147)*100 = -14.97%
(Support Structure Critical - Breakdown MA 50 periode & ARB level 125 support). Jika tembus zona ini, potensi koreksi lanjut ke Rp110-118 mengingat bearish trend dan earnings decline pressure.
Risk/Reward Ratio (TP1): 1:1.05 ⚠️ | (TP2): 1:2.32 ✅
📰 MARKET SENTIMENT & INTELLIGENCE DATA:
🔴 SEKTOR: Financial Services (Banking - Commercial Bank)
⚡ KATALIS MAKRO (BANKING SECTOR):
BI Rate Held at 4.75% December 2025: Bank Indonesia memutuskan menahan BI-Rate sebesar 4.75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2025. Namun, BI memberikan sinyal peluang pelonggaran lanjutan tahun 2026 dengan mencermati perkembangan inflasi. Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin (bps).
Rupiah Melemah 29 Desember 2025: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin, 29 Desember 2025 ditutup melemah, turun 43 poin atau sekitar 0.26% ke level Rp16.788 per dolar AS. Intraday melemah 0.15%-0.16% ke level Rp16.771-16.772,5. Pelemahan rupiah dibayangi ekspektasi pemangkasan BI Rate pada 2026.
Kurs Transaksi BI 29 Desember 2025: USD/IDR kurs jual Rp16.850,83 dan kurs beli Rp16.683,17 per 1 USD. Trading Economics memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada level Rp16.768,57 pada akhir kuartal ini.
Market Wait and See: Pasar akan wait and see melihat arah kebijakan Bank Sentral Indonesia ke depan. Lower interest rate environment 2026 creates margin pressure risk untuk banking sector namun positive untuk loan growth.
📢 KATALIS UTAMA (KORPORASI) - EARNINGS DECLINE & RECOVERY TARGET:
Q3 2025 Laba Bersih Turun -56.1% YoY: INPC membukukan laba bersih Q3 2025 sebesar Rp55.7 miliar, menurun significantly dibandingkan periode sama 2024 sebesar Rp127.0 miliar atau decline -56.1% YoY. Laba bersih per saham setara dengan Rp2.78 per lembar. Revenue 9M 2025 sebesar Rp1.27 triliun naik +2.3% YoY vs 9M 2024 Rp1.24 triliun, namun bottom line tertekan.
Fundamental Ratios Q3 2025:
PER: 54.68x (high valuation vs earnings, overvalued territory)
PBV: 0.69x (trading below book value, potential value opportunity)
BVPS: Rp220.40 (book value per share)
Current Price Rp147 vs BVPS Rp220.40 = trading at 67% of book value (discount 33%)
Balance Sheet Strength Q3 2025:
Total Asset: Rp33.24 triliun (strong asset base)
Total Equity: Rp4.41 triliun
Total Debt: Rp28.83 triliun (ST Debt Rp210.5B + LT Debt Rp28.62T)
Cash: Rp621.9 miliar
Net Loans & Customer Deposits healthy growth trajectory
2025 Earnings Growth Target: +33.55%: Bank Artha Graha (INPC) membidik pertumbuhan laba bersih sebesar 33.55% di tahun 2025. Target ini ambitius mengingat Q3 2025 actual decline -56.1%, membutuhkan strong Q4 2025 performance untuk achieve full-year target.
KPR Subsidi Green Light: Bank Artha Graha (INPC) mendapat sinyal hijau untuk salurkan KPR subsidi pada September 2025. Pemerintah juga memastikan INPC bakal ikut salurkan lagi KUR Pekerja Migran pada November 2025. Government-backed lending programs provide loan growth opportunity dengan default risk mitigated.
Ownership Structure: Scripless 50.70% atau 10.25 miliar saham per 1 Desember 2025. Share outstanding 20 miliar saham dengan market cap Rp3.04 triliun.
Historical Volatility - October 2024 Spike: INPC pernah mengalami kenaikan ekstrem +69.44% dalam sepekan dan melesat +76.81% dalam sebulan pada Oktober 2024, menyebabkan BEI menghentikan sementara perdagangan (auto reject). Volatilitas tinggi menunjukkan saham rentan spekulasi.
OJK Sanctions Cleared: OJK mengungkap Bank Artha Graha (INPC) telah melunasi denda setelah kena sanksi ringan pada Agustus 2024. Compliance issue resolved, no overhang regulatory.
💰 FOREIGN FLOW & BANDARMOLOGY:
Net Foreign Sell: -8.38M (Distribution, bearish signal)
Bandar Value: -43.19B (Distribusi institusi/bandar massive, very bearish signal)
Bandar Movement: -2.76M (Lock profit institution)
Volume 20-Day Average: 9.67M vs 2.92M (surge 231% untuk selling pressure, bukan accumulation)
Frequency: 347 (moderate transaction activity, tidak tinggi)
IHSG Context: IHSG naik +1.25% ke 8.644,26 pada 29 Desember 2025, INPC naik +3.52% (outperform modestly namun dalam downtrend structure).
🏁 FINAL STOCKBOT VERDICT:
📈 MOMENTUM CHECK: NEGATIVE (Downtrend + Earnings Decline)
Reasoning: Teknikal menunjukkan downtrend structure dengan current price Rp147 turun dari ATH Rp198 (-25.76%) dan RSI 41.3 mengindikasikan momentum bearish. Net Foreign Sell -8.38M + Bandar Value -43.19B confirm institutional distribution. Volume surge 231% (9.67M vs 2.92M) adalah untuk selling pressure, bukan accumulation. Fundamental challenge significant: (1) Laba bersih Q3 2025 turun -56.1% YoY menjadi Rp55.7B (vs Q3 2024 Rp127B), (2) Revenue 9M 2025 naik hanya +2.3% YoY (Rp1.27T vs Rp1.24T) namun bottom line tertekan, (3) Target earnings growth +33.55% untuk 2025 ambitius mengingat Q3 decline, membutuhkan exceptional Q4 performance (unlikely), (4) PER 54.68x overvalued vs declining earnings, (5) PBV 0.69x trading 33% below book value (potential value trap). Positive factors minimal: (1) KPR subsidi dan KUR Pekerja Migran approval (government-backed lending), (2) Total asset base strong Rp33.24T dengan equity Rp4.41T, (3) BI Rate cut 150 bps in 2025 dengan further easing signal 2026 (positive for loan growth namun margin pressure), (4) Rupiah melemah Rp16.788 (mixed impact). Pattern menunjukkan "earnings disappointment + valuation compression" dengan institutional exit ongoing.
🚀 PRIMARY SIGNAL: WAIT / AVOID (High Priority)
Untuk Semua Trader & Investor (AVOID at Current Price): WAIT for clarity on Q4 2025 earnings release (likely January 2026) to assess if full-year target +33.55% achievable. Current price Rp147 dalam downtrend dengan Net Foreign Sell -8.38M dan Bandar Value -43.19B menunjukkan smart money exit. Q3 2025 laba turun -56.1% YoY adalah major red flag. Better avoid until earnings stabilize.
Untuk Contrarian Value Investor (WAIT DEEPER PULLBACK): IF interested in value play given PBV 0.69x (trading 33% below book Rp220.40), WAIT for accumulation zone Rp110-125 (50% discount to book) dengan volume confirmation <5M sustained dan Higher Low pattern. Entry ONLY after Q4 2025 earnings show recovery trajectory dan management guidance positive 2026. Risk: value trap if asset quality deteriorates.
✅ RECOMMENDED FOR: AVOID / WAIT FOR CLARITY
NOT RECOMMENDED untuk Day Trader, Swing Trader, dan Investor pada current price Rp147. Earnings decline -56.1% Q3 + Net Foreign Sell -8.38M + Bandar Value -43.19B + downtrend structure menjadi multiple red flags. Better wait Q4 2025 earnings clarity atau deep pullback Rp110-125 untuk contrarian value play dengan strict risk management.
⭐ SYSTEM CONFIDENCE SCORE: 28%
Confidence sangat rendah karena kombinasi bearish signals: Earnings Q3 decline -56.1% YoY (Rp55.7B vs Rp127B), revenue growth hanya +2.3% insufficient untuk justify PER 54.68x, Net Foreign Sell -8.38M + Bandar Value -43.19B confirm institutional exit, downtrend technical structure (Rp198→Rp147 = -25.76%), volume surge 231% untuk selling pressure. Target earnings growth +33.55% untuk 2025 unrealistic given Q3 performance. PBV 0.69x (33% discount to book) adalah ONLY positive factor namun potential value trap if earnings tidak recover. Risk/reward ratio poor (1:1.05 TP1) untuk entry agresif. Score 28% hanya untuk extreme contrarian value play di deep pullback Rp110-125 dengan long-term horizon 2-3 years, BUKAN untuk current price entry. WAIT Q4 2025 earnings release + management guidance 2026 sebelum consider positioning. Banking sector outlook mixed: BI Rate easing positive for loan growth namun margin pressure risk. Government lending programs (KPR subsidi, KUR) provide growth avenue namun insufficient offset earnings decline trend.
⚠️ Disclaimer: Analisis ini dihasilkan oleh StockBot AI berdasarkan probabilitas statistik & data historis per 30 Desember 2025, 00:06 WIB. INPC menghadapi earnings challenge significant dengan laba Q3 2025 turun -56.1% YoY (Rp55.7B vs Rp127B Q3 2024). Net Foreign Sell -8.38M + Bandar Value -43.19B confirm institutional distribution. Downtrend dari Rp198→Rp147 (-25.76%). Target earnings growth +33.55% untuk 2025 unrealistic. PBV 0.69x trading 33% below book (Rp220.40) adalah contrarian value opportunity ONLY IF earnings recover. HIGHLY RECOMMENDED untuk AVOID/WAIT at current price Rp147. WAIT Q4 2025 earnings release atau deep pullback Rp110-125 untuk assess value play feasibility. Banking sector: BI Rate 4.75% (easing signal 2026), Rupiah Rp16.788 (melemah 0.26%). Bukan nasihat keuangan mutlak. Do Your Own Research (DYOR). Trading saham mengandung risiko kehilangan modal.
RANDOM TAG
$GRPM$HBAT
Apakah $INPC akan kena gerus dgn ketentuan pengelompokan kategori dari pemerintah? Solusi antara merger dgn bank swasta lain atau........ 🫠🫠
Saya jadi korban kang fear pernah, dulu di $PTRO sampe cutloss, habis itu harganya naik wkwk.
Saya jadi korban kang pompom juga pernah, paling gong di $INPC, cek aja ni saham sampahnya kek gimana.
Bahkan jadi korban group berbayar juga pernah. Cek aja profil saya, semua floating loss itu karena ngikutin group berbayar.
Sekarang sudah out dari group berbayar, dan belajar analisa sendiri, pelan-pelan syukurlah ada kemajuan di porto saya wkwk
@Rakaadhii
KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 21 November 2025. Beberapa saham yang direkomendasikan analis antara lain: ENRG, INPC, INKP dan MEDC.
Analis dari MNC Sekuritas memprakirakan, IHSG bakal terkoreksi 0,10 persen ke...

www.kabarbursa.com

$INPC Ini Persiapan Cuan 💸💸
Stochastic oversold
MACD oversold
Volume kecil, kemungkinan tekanan jual mulai mereda
Posisi sekarang di area suprot kuat. Mudah2an bisa disuprot ke utara! Selalu suprottt! 💪
Target I 165
Target II 175
Target III 200
ada dm mnt gb chart $INPC
secara TA ada 2 pola
1.Potensial bearish flag jika jebol 145-136
2.Ascending triangle jika bo area 170 an
Dyor ya TA bisa salah bisa juga tepat
suka2 bandar yg gb hahahaha
Key :
tdk ada CA yg mendorong ut bullish
yg punya sibuk ke cbdk & pani 🤭
