7,075

-125

(-1.74%)

Today

18.6 M

Volume

8.47 M

Avg volume

Company Background

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990, memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal tahun 1980an. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) bergerak dalam bidang makanan olahan, bumbu, minuman, kemasan, minyak goreng, pabrik gandum dan pabrik pembuatan karung tepung.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"The best strategy is a good strategy that you can stick with even in bad times."

$INDF $BBCA $DADA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MYOR LK Q3 2025: Recovery on The Way or Destruction on Progress?

Lanjutan diskusi hari ini tentang $INDF vs MYOR di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Banyak investor yang suka sama Kopiko buatan Mayora tapi tidak suka sama saham MYOR yang bikin produknya. Terbukti dari nyungsepnya saham MYOR dalam setahun terakhir. Masalahnya adalah apakah anjloknya MYOR itu memang terjustifikasi dari hancurnya fundamental ataukah hanya faktor glitch di market karena bandarnya hilang akal atau pengen kawin lagi? FYI, saya tidak kenal bandar MYOR jadi saya hanya bisa menduga-duga dan cocoklogi saja sehingga pegangan yang tersisa cuma laporan keuangan. Dan kalau kita mau jujur, laporan keuangan itu kadang seperti catatan medis pasien kronis. Ada yang terlihat, ada yang tersembunyi, tapi pola-pola penyakitnya selalu meninggalkan jejak. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Melihat angka 9 bulan pertama 2025, penjualan MYOR masih tumbuh sekitar 5,92% menjadi kurang lebih 27,16 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di 25,64 Triliun. Artinya roti, wafer, kopi, biskuit, minuman rasa alpukat sampai energen tiruan sarapan masih terus dibeli orang. Demand tidak runtuh. Konsumen tidak berpaling. Namun masalah muncul di dapur produksi. Laba kotor justru turun sekitar 5,79% menjadi sekitar 5,76 Triliun dari sebelumnya 6,12 Triliun. Ini menunjukkan COGS naik lebih cepat daripada kenaikan penjualan. Bahan baku, terutama gula, gandum, susu dan bahan kemasan, mengalami tekanan harga yang tidak bisa langsung dialihkan ke konsumen lewat kenaikan harga produk. MYOR masih punya pricing power tetapi pricing power itu tidak bisa dipakai sembarangan kecuali kalau mau memancing backlash pelanggan.

Laba bersih turun sekitar 7,59% menjadi kurang lebih 1,86 Triliun dari sebelumnya 2,01 Triliun. Nah di sini terlihat tekanan dobel. Selain margin yang tergerus, beban bunga meledak. Beban keuangan naik sekitar 76,33% menjadi sekitar 442 Miliar dari sekitar 251 Miliar. Kenapa beban bunga naik? Karena utang jangka pendek untuk modal kerja naik dan sebagian pinjaman berbunga mengambang yang sensitif terhadap suku bunga. Lingkungan bunga tinggi yang dipertahankan bank sentral global membuat biaya modal kerja perusahaan yang padat proses produksi ini ikut terdorong naik. Jadi sekalipun revenue naik, profit menyusut karena cost of production dan cost of financing naik. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi sebelum buru-buru bilang fundamental buruk, ada satu hal yang justru menjadi titik balik penting. Arus kas operasi atau CFO yang sebelumnya negatif sekitar minus 1,13 Triliun di 9 bulan 2024 berbalik menjadi positif sekitar 1,62 Triliun di 9 bulan 2025. Ini bukan angka kecil. Ini berarti perusahaan berhasil memperbaiki manajemen modal kerja, menekan persediaan, mengatur piutang, dan mempercepat kas masuk. Bahkan jika laba akuntansi sedang turun, kondisi kas operasi yang membaik menunjukkan perusahaan masih sehat secara fungsional. Ini seperti pasien dengan tensi naik-turun tapi saturasi oksigen tetap stabil. Nafasnya masih bagus.

Kalau ditarik ke detail kuartalan, gambarnya lebih dramatis. Kuartal pertama 2025 laba bersih turun sekitar 37% dibanding kuartal pertama tahun lalu. Kuartal kedua masih turun sekitar 20%. Tapi kuartal ketiga justru balik naik sekitar 120% dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Dari sekitar 296 Miliar di Q3 2024 menjadi sekitar 681 Miliar di Q3 2025. Artinya perbaikan itu nyata. Bukan sekadar teori recovery. Ada kenaikan margin yang mulai pulih. Ada cost efficiency yang kembali menggigit. Ada stabilitas input cost yang mulai terasa. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun ada satu elemen struktural yang sulit dinafikan. Sekitar 70% penjualan MYOR dilakukan kepada pihak berelasi dalam grup distribusi internal. Ini bikin jaringan distribusi kuat dan efisien. Tapi juga menjadikan hubungan saling tergantung. Kalau distributor grup sedang lemah, penjualan MYOR otomatis ikut goyang. Dari sisi manajemen risiko, ini bukan masalah sementara tetapi masalah permanen dalam struktur. Walaupun demikian model integrasi ini sudah berjalan puluhan tahun dan terbukti stabil, hanya saja perlu diingat bahwa konsentrasi seperti ini adalah pedang bermata dua.

Di sisi vendor bahan baku, perusahaan tidak punya masalah konsentrasi. Pembelian tersebar pada pemasok yang cukup banyak dan tidak ada satu pemasok yang menguasai lebih dari 10% pembelian. Jadi risiko raw material supply shock relatif rendah. Namun tekanan harga bahan baku tetap akan menjadi variabel yang menentukan margin MYOR. Setiap kenaikan gandum, gula atau krimer nabati akan langsung terasa di laba kotor. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi kreditor, hubungan bisnis dengan bank besar seperti BCA, Permata, SMBC, Danamon dan Mizuho menunjukkan MYOR masih dipercaya institusi keuangan besar. Mayoritas fasilitas pinjaman malah tidak memakai jaminan fisik. Namun exposure ke suku bunga mengambang tetap menjadi sumber risiko jangka pendek. Penerbitan obligasi baru senilai 1 Triliun pada September 2025 juga menambah beban bunga, walaupun membantu pendanaan modal kerja PT Torabika Eka Semesta.

Jadi apakah penurunan saham 13,60% itu wajar? Kalau memakai kacamata laba 9 bulan, wajar. Kalau memakai kacamata recovery Q3 dan arus kas operasi yang sudah pulih, penurunan ini justru membuat saham mendekati titik bottoming. Tapi apakah murah? Tidak. Dengan harga sekitar Rp 2.160, PER sekitar 19 kali dan PBV sekitar 2,7 kali. Saham ini dihargai pasar bukan sebagai perusahaan tertekan tetapi sebagai consumer leader yang sedang berada di fase pemulihan. Pasar sedang bertaruh bahwa margin akan pulih lebih cepat. Jika margin pulih, valuasi ini terlihat masuk akal. Jika margin kembali tertekan, valuasi ini akan terlihat mahal. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi inti persoalannya sederhana. Ini bukan cerita demand jatuh. Ini bukan cerita produk kehilangan tempat. Ini murni cerita biaya. Dan semua cerita biaya adalah cerita siklus. Siklus naik saat harga komoditas naik dan suku bunga tinggi. Siklus turun saat input cost mereda dan suku bunga longgar. Kalau Q3 adalah sinyal benar bahwa siklus sudah mulai turun, maka yang nyungsep kemarin bukan fundamental tetapi sentimen yang kelelahan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Saham ini bukan untuk yang cari drama cepat. Ini untuk yang bisa menunggu margin pulih perlahan. Kalau sabar, potensi reward ada. Kalau tidak sabar, ya tinggal pilih jajanan lain di rak sebelah.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ANTM sesuai prediksi

$INDF $BUVA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF LK Q3 2025: Dilema Hidup di Negara yang Pejabatnya Doyan Dollar

Banyak investor yang nyangkut di INDF menghibur diri dengan satu kalimat sakti yang selalu terdengar meyakinkan. Produknya jelas, Indomie itu makanan semua kalangan, dari mahasiswa sampai pekerja kantoran. Kalau masyarakat Indonesia saja makan Indomie setiap hari, apa yang perlu dikhawatirkan? Di titik ini, banyak yang merasa sedang memegang perusahaan yang sangat kuat secara fundamental. Namun pasar modal tidak menghargai kenyamanan psikologis. Pasar modal hanya menghargai angka. Jadi pertanyaan yang sebenarnya adalah bukan apakah Indomie laku, tetapi apakah laba bersih INDF benar benar stabil dan berkelanjutan. Untuk menjawab itu, kita harus menengok laporan kuartal Q1 sampai Q3 tahun 2025 dan melihat apakah keyakinan investor selama ini adalah realitas atau hanya halusinasi mie instan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Diskusi hari ini di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Penjualan neto Q3 2025 berada di sekitar 31,14 Triliun. Angka ini sedikit lebih tinggi dari Q3 2024 yang sekitar 29,65 Triliun. Artinya permintaan masih berjalan normal dan distribusi tetap kuat. Laba usaha Q3 2025 bahkan melonjak menjadi sekitar 6,41 Triliun dari sekitar 4,34 Triliun pada Q3 2024. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pengendalian biaya berjalan sangat efektif. Beban pokok penjualan dan biaya umum administrasi berhasil ditekan sehingga margin operasional meningkat. Selama sembilan bulan pertama 2025, laba usaha naik sekitar 12,45% dibanding periode yang sama tahun 2024. Ini semua adalah gambaran perusahaan yang operasionalnya rapi, efisien, dan terencana.

Namun ketika turun ke laba inti, suasana menjadi berbeda. Laba inti Q3 2025 hanya sekitar 2,04 Triliun, padahal Q3 2024 mencapai sekitar 4,91 Triliun. Artinya laba bersih menyusut hampir separuh. Jika dilihat kumulatif sembilan bulan, laba inti turun sekitar 10%. Jadi pertanyaannya, apa yang memakan laba bersih ini? Jawabannya ada pada beban keuangan. Pada sembilan bulan 2025, beban keuangan naik sekitar 63% dibanding tahun lalu. Penyebabnya berasal dari rugi selisih kurs akibat utang yang berbasis Dolar Amerika. Ketika Rupiah melemah dari sekitar 16.160 menjadi sekitar 16.680 per Dolar, nilai kewajiban meningkat dalam pembukuan. Efeknya langsung memotong laba bersih, meskipun pabrik tetap menggiling, truk distribusi tetap berjalan, toko tetap menjual. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Situasi ini menciptakan paradoks. Di dapur, perusahaan menang. Volume naik, efisiensi naik, margin naik, laba usaha naik. Tetapi di meja kasir laba bersih terpotong karena beban kurs. Dengan kata lain, INDF adalah perusahaan yang sehat secara operasional tetapi rentan secara finansial. Dan kerentanan ini tidak terlihat oleh investor yang hanya terpaku pada merek Indomie.

Sekarang lihat arus kas. Kas dari operasi pada sembilan bulan 2025 sekitar 10,36 Triliun, hampir sama dengan tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa laba operasional benar benar berubah menjadi kas nyata. Belanja modal sekitar 4,57 Triliun, menunjukkan perusahaan terus berinvestasi memperkuat pondasi bisnis. Arus kas bebas sekitar 5,79 Triliun yang berarti modal kerja tetap kuat. Jadi mesin bisnis tidak sedang sakit. Justru sedang menunjukkan stamina yang baik. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalah lain muncul di piutang. Piutang yang sudah lewat jatuh tempo lebih dari 90 hari naik dari sekitar 50 miliar menjadi sekitar 197 miliar. Peningkatan ini belum kritis tetapi menunjukkan segmen pelanggan tertentu sedang ngos ngosan dalam pembayaran. Jika tren ini tidak dikendalikan, arus kas di lapangan bisa terganggu di kemudian hari.

Di sisi kewajiban, struktur utang valas menyebabkan eksposur rupiah menjadi faktor penggerak laba. Perubahan 10% nilai tukar Rupiah dapat mempengaruhi laba sebelum pajak hingga sekitar 3,18 Triliun. Selain itu, ada pembatasan dari kreditor yang memerlukan persetujuan untuk tindakan korporasi tertentu. Dengan kata lain, perusahaan punya kekuatan produksi dan distribusi, tetapi kebebasan strategisnya dibatasi.

Sekarang lihat valuasi. Pada harga sekitar 7.075 dan nilai buku per saham sekitar 8.002, PBV sekitar 0,88 kali. Rasio PER sekitar 5,91 kali. Secara sekilas terlihat murah. Pasar memberikan diskon bukan karena bisnisnya jelek, tetapi karena laba bersih sangat sensitif terhadap kurs. Jika Rupiah menguat, laba bersih naik dan valuasi ini akan tampak seperti kesempatan emas. Namun jika Rupiah melemah berkepanjangan, pemegang saham mungkin hanya memegang bungkus mie yang kehilangan rasanya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Poin pentingnya adalah ini. Tidak ada yang salah dengan Indomie. Produk itu kuat, distribusi kuat, merek kuat. Namun saham INDF bukan saham rasa mie goreng. Ini saham dengan rasa kurs. Yang menentukan bukan seberapa sering masyarakat makan mie instan, tetapi seberapa lama Rupiah bisa bertahan tanpa tergelincir. Investor yang hanya melihat kinerja operasional akan merasa yakin. Investor yang melihat keseluruhan akan lebih berhati hati. Perusahaan ini punya dua wajah. Wajah pertama adalah produsen makanan yang efisien dan menghasilkan kas. Wajah kedua adalah entitas yang mudah terluka ketika Rupiah melemah.

Maka wajar jika banyak investor yang nyangkut bukan karena salah melihat bisnis, tetapi karena salah membaca risiko finansial. Fundamental operasional memang kuat. Namun laba bersih adalah cerita yang ditentukan oleh nilai tukar. Selama investor memahami ini, ia tidak akan makan harapan mie kosong, tetapi mengambil keputusan dengan sadar penuh terhadap risiko yang tidak terlihat di rak minimarket. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Inilah dilema hidup di negara yang para pejabatnya dan para koruptornya hobi menimbun Dolar seolah Dolar adalah jimat keselamatan pribadi. Ketika Dolar dianggap lebih aman daripada Rupiah, maka Rupiah akan selalu berada di posisi tertekan. Semua orang berlindung pada mata uang asing, sementara ekonomi domestik dipaksa menanggung biaya psikologis dan strukturalnya. Dan INDF, dengan utang dalam Dolar, ikut merasakan getarannya. Bukan karena salah mengelola pabrik atau harga tepung, tetapi karena denyut keuangan nasional bergerak mengikuti hasrat menimbun Dolar yang tidak kunjung selesai.

Di satu sisi, perusahaan seperti INDF bekerja keras mencetak kas, menyusun rantai pasok, mengoptimalkan logistik, membayar ribuan pekerja, memperluas lini produk, melakukan belanja modal sekitar 4,57 Triliun untuk meningkatkan kapasitas, dan menjaga arus kas operasi tetap stabil di sekitar 10,36 Triliun. Semua itu adalah kerja nyata. Kerja yang bisa diukur. Kerja yang menghasilkan kas. Tetapi hanya membutuhkan sedikit pelemahan Rupiah untuk membuat laba bersih terpotong miliaran. Bukan karena manajemen tidak kompeten. Bukan karena produk tidak laku. Tetapi karena lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi tidak stabil dari sisi mata uang. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Maka terbentuklah paradoks yang sangat Indonesia. Masyarakatnya makan Indomie setiap hari, tetapi laba produsennya bisa menyusut hanya karena para pemegang kekuasaan lebih percaya kotak brankas berisi Dolar di basement rumah daripada stabilitas mata uang nasional. Ketika pejabat dan koruptor sama sama mengejar Dolar, perusahaan yang berutang dalam Dolar ikut terseret dalam permainan yang tidak mereka ciptakan. Dan investor ritel yang nyangkut memegang saham pun ikut merasakan getirnya.

Hal ini menciptakan kondisi di mana dua kenyataan berjalan bersamaan. Di satu sisi INDF menunjukkan bukti kekuatan operasional. Penjualan kuartalan naik dari sekitar 29,65 Triliun ke 31,14 Triliun. Laba usaha melonjak dari sekitar 4,34 Triliun menjadi sekitar 6,41 Triliun. Marjin meningkat karena pengendalian biaya efektif. Tapi di sisi lain laba inti ambruk dari sekitar 4,91 Triliun ke sekitar 2,04 Triliun karena beban keuangan yang naik tajam sekitar 63%. Laba yang seharusnya mengalir ke ekuitas pemegang saham hilang begitu saja di garis selisih kurs.

Dan dari sudut pandang ekonomi nasional, ini seharusnya menjadi tamparan. Ketika perusahaan sebesar INDF saja tidak mampu sepenuhnya melindungi laba bersihnya dari volatilitas Rupiah, bagaimana nasib perusahaan yang lebih kecil? Bagaimana nasib UMKM yang bahan bakunya impor? Bagaimana nasib industri manufaktur yang margin nya tipis? Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sementara itu publik terus dijejali pesan untuk mencintai produk lokal. Ironinya, perusahaan yang memproduksi makanan paling lokal di negeri ini harus berlutut kepada mata uang asing yang disimpan di rekening luar negeri para elite. Semakin banyak Dolar ditimbun, semakin tertekan Rupiah. Semakin tertekan Rupiah, semakin mahal beban kurs. Semakin tinggi beban kurs, semakin turun laba bersih. Dan semakin turun laba bersih, semakin banyak investor ritel nyangkut sambil berkata pelan dalam hati bahwa mereka hanya ingin memegang perusahaan yang mereka kira aman.

Di titik ini, realitas menjadi jelas. Bukan Indomie nya yang lemah. Yang lemah adalah pondasi kebijakan dan tata kelola ekonomi yang membuat Rupiah kronis rentan terhadap Dolar. INDF bisa mengelola pabrik, jalur distribusi, pemasaran, dan biaya. Tetapi tidak bisa mengelola ego manusia yang merasa lebih nyaman menimbun mata uang asing. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi bukan hanya soal laba operasi versus laba inti. Ini cermin dari struktur ekonomi yang tidak berdiri tegak. Selama Rupiah terus dibiarkan menjadi mata uang yang dijaga dengan retorika tetapi tidak dengan tindakan, perusahaan seperti INDF akan terus bermain di dua dunia. Dunia yang menghasilkan kas dengan baik. Dan dunia yang menarik kembali kas itu melalui tekanan kurs.

Di sinilah kenyataan yang pahit itu muncul. Investor yang ingin memahami INDF harus memahami Indonesia. Dan memahami Indonesia berarti memahami bahwa tidak semua kerugian berasal dari laporan keuangan. Sebagian kerugian berasal dari kegagalan menjaga nilai mata uang itu sendiri.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Day 7 of buying 1 lot of $INDF everyday

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF 6850 A1

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

nih gue incer $INDF dibawah 7k,tapi tiap dibawah 7k guenya yang nggak sadar.moga aja kita berjodoh...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF Tembus 7.025 turun sampe 6.900

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF mau di jebol ke 7000 kah ndar

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF ayo ke 7000 bbrp hari kedepan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF ramein $INDFHDCJ6A

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF apakah masih ada yg nyangkut di harga 8rb?

[ Harga $BULL saat ini Rp 224 ]

Zona Area Beli : Rp 205 – 215 (zona akumulasi aman di support)
Zona Stoploss : < Rp 200
Jika naik & breakout : Rp 235 → ENTRY LANJUTAN (tambah posisi)

Target Profit:
• TP1 = Rp 250
• TP2 = Rp 265 – 280

Manajemen Risiko:
- Area beli 205–215 lebih aman agar rasio risiko tetap seimbang untuk Boss
- Jika tembus 200, tren swing bullish berpotensi batal sehingga lebih baik cut
- Jangan entry di dekat 235 tanpa breakout valid supaya Boss tidak kejebak distribusi

Keterangan Tambahan:
- Struktur harga masih higher low, potensi lanjutan naik tetap terbuka
- Breakout 235 menjadi pemicu kenaikan menuju zona target 260–280
- Volume buyer perlu konfirmasi agar momentum lebih kuat

Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik Boss.

Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti

$INDF $PEGE
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!

Support like agar terus update!!!

Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend

Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏

Read more...

[ Harga $INDF saat ini Rp 7.200 ]

Zona Area Beli : Rp 6.900 – 7.100 (support kuat, area aman buat akumulasi)
Zona Stoploss : < Rp 6.800
Jika naik & breakout : Rp 7.450 → ENTRY LANJUTAN (tambah posisi)

Target Profit:
• TP1 = Rp 7.700
• TP2 = Rp 8.000 – 8.200

Manajemen Risiko:
- Entry ideal di area 6.900–7.100 agar risk-to-reward Boss tetap efisien
- Jika jebol 6.800, momentum bullish melemah dan rawan turun lebih dalam
- Jangan FOMO buy dekat resistance 7.450 sebelum breakout valid

Keterangan Tambahan:
- INDF masih bertahan di atas trend support jangka menengah
- Breakout 7.450 dapat memulai fase kenaikan menuju 8.000+
- Saham defensif consumer, cocok untuk swing yang lebih stabil

Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik Boss.

Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti
$SGER $SQMI
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!

Support like agar terus update!!!

Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend

Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AMRT $INDF $ICBP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Skip dah $INDF calon calon $UNVR ke 2

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF yes turun..
Cihuuuyy tinggal nunggu🤣🤣
Mayan saham murah dapet lg🤣🤣🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF support kuatnya di harga berapa ya? 6900 jebol gak ya?

Day 6 of buying 1 lot of $INDF everyday

Ijo atau merah tetep konsisten 💪🏻

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF balik ke 7000 letsgoo wkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF sudah bertahun-tahun nggak pernah 8500.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF bisa yuk bertahan 7300-7325 sampai closing

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data inflasi Indonesia Okt 2025 oleh BPS

➖ Inflasi IHK yoy = 2,86%
(vs Sep 2025 2,65%, vs Okt 2024 1,71%)

➖ Inflasi IHK mtm = 0,28%
(vs Sep 2025 0,21%, vs Okt 2024 0,08%)

✅ Inflasi IHK ytd = 2,10%

✅ Inflasi Inti yoy = 2,36%
(vs Sep 2025 2,19%, vs Okt 2024 2,21%)

➖ Inflasi Inti mtm = 0,39%
(vs Sep 2025 0,18%, vs Okt 2024 0,22%)

https://cutt.ly/0r6rS8HA

Inflasi Indonesia yang meningkat dapat mengindikasikan mulai pulihnya aktivitas konsumsi masyarakat.
Lebih baik dibandingkan pelemahan yang terjadi bulan-bulan sebelumnya.

Walaupun meningkat, tapi tingkat inflasi tetap terjaga di kisaran target 1,5% sampai 3,5%.

Kenaikan inflasi IHK juga lebih karena kontribusi kenaikan inflasi inti, yang didorong kenaikan harga emas dan biaya pendidikan.
Secara tahunan, inflasi inti tahunan masih relatif terjaga.

$IHSG $BBCA $INDF

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data neraca perdagangan Indonesia Sep 2025 oleh BPS

✅ Ekspor Sep = USD 24,68 miliar.

Tumbuh +11,41% yoy, meningkat dibandingkan Ags 2025 +5,78% yoy, dan lebih tinggi dari ekspektasi +7,72% yoy.

✅ Ekspor kumulatif Jan-Sep = USD 209,80 miliar.

Tumbuh +8,14% yoy.

✅ Impor Sep = USD 20,34 miliar.

Tumbuh +7,17% yoy, meningkat dibandingkan Ags 2025 yang -6,56% yoy, dan lebih tinggi dari ekspektasi +1% yoy.

✅ Impor kumulatif Jan-Sep = USD 176,32 miliar.

Tumbuh +2,62% yoy.

➖ Neraca Perdagangan Sep = Surplus USD 4,34 miliar.

Lebih rendah dari surplus Ags 2025 USD 5,49 miliar, lebih rendah dari ekspektasi USD 4,79 miliar.

Neraca perdagangan Indonesia sudah surplus 65 bulan berturut-turut.

✅ Neraca perdagangan kumulatif Jan-Sep = Surplus USD 33,48 miliar.

Naik USD +11,30 miliar dari Jan-Sep 2024 yang surplusnya hanya USD 22,18 miliar.

https://cutt.ly/Er6rnvE5

Kinerja ekspor dan impor Indonesia masih tumbuh cukup bagus di September, menandakan demand global dan domestik yang baik.

Kinerja neraca perdagangan ini juga diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q3 2025 tetap baik.

$INDF $USDIDR $ADMR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF

konsolidasi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

JAKARTA - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan laba bersih sebesar Rp7,11 triliun sepanjang Januari–September 2025, turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, penjualan ICBP sebenarnya naik 1,4% mencapai Rp56,26 triliun hingga ...

www.idnfinancials.com

www.idnfinancials.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

INDF 9M25: Laba Bersih -10% YoY, Sejalan dengan Ekspektasi

Stockbit's take:

▪️ Indofood Sukses Makmur ($INDF) mencatatkan laba bersih sebesar 2,04 triliun rupiah pada 3Q25 (-58% YoY, -34% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 9M25 mencapai 7,88 triliun rupiah (-10% YoY).

▪️ Meski realisasi 9M25 baru mencapai 71% estimasi 2025F konsensus, hal tersebut utamanya disebabkan oleh kerugian kurs. Dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil secara kuartalan pada 4Q25, INDF masih berpotensi untuk mencapai estimasi 2025F konsensus, sehingga kami menilai kinerja 9M25 masih sejalan dengan ekspektasi

▪️ Secara operasional, laba usaha tercatat sebesar 5,9 triliun rupiah pada 3Q25 (+12% YoY, +21% QoQ). Realisasi ini membuat laba usaha 9M25 mencapai 17,03 triliun rupiah (+5% YoY), setara 74% estimasi 2025F konsensus.

Seluruh Segmen Mengalami Pertumbuhan pada 3Q25

Kenaikan laba usaha secara tahunan pada 3Q25 dikontribusikan oleh semua segmen yang mengalami pertumbuhan positif, terutama segmen ‘Bogasari’ (+47% YoY) dan ‘Distribusi’ (+45% YoY). Segmen utama yakni 'Consumer BP’ di bawah anak usaha Indofood CBP Sukses Makmur ($ICBP) mengalami kenaikan laba usaha sebesar +7% YoY, yang didorong oleh kenaikan margin. Secara 9M25, kenaikan laba usaha didorong utamanya oleh segmen ‘Agribisnis’ dengan kenaikan +44% YoY seiring dengan harga minyak sawit yang lebih tinggi.

Laba Bersih Tertekan Rugi Kurs pada 3Q25, Berbalik dari Periode Sebelumnya

INDF membukukan kerugian kurs hampir 1 triliun rupiah pada 3Q25, berbalik dari untung kurs sebesar 3,45 triliun rupiah pada 3Q24 dan 912 miliar rupiah pada 2Q25. Hal ini terjadi seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah secara kuartalan pada 3Q25, sementara nilai tukar rupiah menguat pada 3Q24 dan 2Q25. Dengan meredanya ketidakpastian dari perang dagang dan tren penurunan suku bunga AS, kami melihat nilai tukar rupiah berpotensi lebih stabil pada 4Q25 dibanding 3Q25, sehingga INDF masih dapat mengejar estimasi laba bersih 2025F konsensus seiring tidak adanya kerugian kurs pada 4Q25.

_____
Edi Chandren (@edichand)
Investment Analyst Lead Stockbit

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

✅ PMI Manufaktur Indonesia menurut S&P Global Oktober 2025 semakin kuat di zona ekspansif sebesar 51,2 dari semula 50,4 pada September.

Kenaikan PMI didorong oleh peningkatan pesanan baru, tingkat produksi yang stabil, peningkatan aktivitas pembelian, dan peningkatan penyerapan tenaga kerja.

PMI manufaktur Indonesia bertahan 3 bulan berturut-turut ekspansif.

$BBCA $INDF $GGRM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ini ritel pada kehasut streamer ntah di suruh ataw karena apa ? slalu jelek2kin saham hj isam. Broker ritel (XL,YP, CC,KK,XC,NI,PD,SF, SH dll....) hmpir semua broker ritel buang barang
pada saat bandar masuk (MG,CP,IF,LG dll..) dan asing masuk
(AK,BK,YU,IF dll..) Yg dari Minggu2 kemaren mereka pada buang. Yang punya juga beli (AI)
Coba lihat transaksi hari Jum'at di saham tebe broker bandar dan asing pada beli pemilik juga beli. Padahal perusahan-perusahan hj isam slalu masuk berita tv nasional di kasih penghargaan sama presiden sblmnya. di hormati dan di kasih penghargaan sama presiden Prabowo juga. Perusahan nya baru dan baru ipo juga udah melejit berkali-kali lipat apalgi 2-3 tahun ke depan. Saya saranin klau mau beli TEBE,JARR,PGUN ataw ga yakin jangan maksa beli. Tapi klau mau Beli Jangan pass Ara,ara pada susah masuk nanti karena ga kebagian. Jgn pass di pucuk juga beli nya nangis2 nanti kalau beli di pucuk, beli tebe, jarr ataw pgun.. ini hari Senin hati2 beli saham
jangan fast(KFC) yang tau2 ajj.
$INDF $TOBA $DEWA

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy