Volume
Avg volume
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990, memiliki berbagai kegiatan usaha yang telah beroperasi sejak awal tahun 1980an. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) bergerak dalam bidang makanan olahan, bumbu, minuman, kemasan, minyak goreng, pabrik gandum dan pabrik pembuatan karung tepung.
$INDF Menarik jika break
Mau insight emiten lagi ??? like dan follow dulu yu biar semakin dekat nih kita. insight akan di share di sini duluan https://cutt.ly/Ye2Dqgmg
Ingat Chinese Proverb yg dikutip founding father $INDF $BBCA . kalo gak ada kepentingan jualan product atau jasa atauu muasin ego ya gak perlu lah share porto~~ mau dibilang hoax juga gpp gak ada ruginya.
$PNBN
Daily chart.
R 1740.
S 1325.
Yukkk bantu follow akun ini untuk analisis saham selanjutnya 😉
Random tag: $INDF $BELI
si untung kurs vs rugi kurs, si rajin nambah hutang vs si rajin cetak cash flow. Mana yg anda pilih untuk tahun 2025?
$IHSG $INKP $INDF
CORNERING THE MARKET
(“Kalau semua orang beli, itu FOMO. Tapi kalau satu orang beli semua? Itu 🥷 …”)
Apa Itu “Cornering the Market”?
Cornering the market adalah strategi licik (dan kadang ilegal) di mana seseorang atau sekelompok pihak:
• Membeli mayoritas pasokan dari suatu saham atau komoditas,
• Sampai mereka punya kendali penuh atas harga.
Atau kalau pakai bahasa anak tongkrongan saham: “lo SEROK semua, biar lo sendiri yang tentuin harga.”
“Lo mau beli? Lewat gue dulu.” 😎
Setelah harga naik karena kelangkaan atau FOMO, mereka jual dengan harga gila-gilaan.
Dalam ruang lingkup Pasar Modal di Indonesia, definisi tersebut di atas sesuai dengan ketentuan Pasal 92 UU Pasar Modal, yang berbunyi:
“Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek.”
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut di atas, unsur-unsur tindakan yang dilarang adalah:
- Melakukan 2 transaksi efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung;
- Menyebabkan harga efek di bursa efek tetap, naik, atau turun;
- Dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan efek.
Sebagaimana ketentuan Pasal 104 UU Pasar Modal, setiap pihak yang melanggar ketentuan Pasal 92 tersebut di atas, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 15 miliar.
Contoh Legendaris:
• Maret 1997, Benny Tjokrosaputro. transaksi saham PT Bank Pikko Tbk $BCIC
• $SILVER Thursday (1980): Keluarga Hunt mencoba menguasai pasar perak dunia.
Hasilnya? Harga perak meroket… lalu pasar meledak dan mereka rugi miliaran dolar.
Di Dunia Saham “Gorengan”?
Cornering bisa terjadi saat:
• Bandar beli saham yang free float-nya kecil,
• Mereka kontrol pergerakan harga,
• Lalu cipta ilusi “saham naik karena fundamental”.
Padahal naiknya karena “barang di pasar tinggal punya dia semua.”
Lalu Kenapa Bahaya?
• Harga jadi sangat tidak wajar.
• Rakyat biasa masuk pas harga tinggi,
• Lalu ditinggalin pas bandar keluar.
• Yang tersisa? Grafik seperti roller coaster rusak.
“Cornering itu kayak nyetok semua Indomie di dunia, terus jual sebungkus 100 ribu sambil bilang: ‘Ini rare item, Bro.’”
$INDF
Sudah waktunya Pensiun kayaknya... Jabatan Komut/Komin di 3 emiten lain pun dilepas:
https://cutt.ly/vrfoSKbv
$TLKM $BUKA TOBA $INDF
INDF - PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Rp 6.900 -175 (-2,00%) Info Selengkapnya! JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat jelang akhir sesi I pada Jumat (11/4). Indeks naik 0,22% ke level 6.267,71 pada pukul 11.29 WIB. Pertumbuhan IHSG ikut ditopang oleh tiga bank yang bern...
idnfinancials.com
Pagi kawan kawan investor, gmn dengan gonjang ganjing bursa belakangan? Udah mual? Atau euforia akibat rebound kemarin?
Apapun itu tetap rasional sebagai investor.
"The best thing to do in market crash is do nothing"
Cut loss karena panik, esok rebound , esok nya crash lagi , dst. Jika terombang ambing psikologis market tentunya akan merusak psikologis kita sebagai investor . Kita tidak akan pernah bisa menebak bottom atau pun puncak harga market. Yang bisa dilakukan beli emiten berkualitas di harga murah dan hold selama masih murah.
Siapkan perut untuk hold floating loss karena selayaknya floating loss akan berubah menjadi real loss ketika kita pencet tombol "sell".
Ada cash, boleh avg down emiten yg murah ataupun beli emiten incaran diharga yg murah.
So enjoy your journey in market and happy investing
$INDF $BMRI $ASII
$INDF inflow ZP kenceng banget disini cuma ini gerak nya masih gitu gitu aja, coba tunggu area 6875-6675 target penguatan terdekat ke 7200
🚀 $PGAS: Saham Undervalued dengan Potensi Besar! Saatnya Bertindak! 🚀
📊 Valuasi Menarik Sesuai Lo Kheng Hong’s ‘Rule of 9’!
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) saat ini memiliki Price to Earnings Ratio (PER) sekitar 6,6x dan Price to Book Value (PBV) sekitar 0,84x. Kedua rasio ini berada di bawah ambang batas ‘Rule of 9’ yang disarankan oleh Lo Kheng Hong, menunjukkan bahwa PGAS undervalued dan menawarkan peluang investasi menarik.
📈 Kinerja Keuangan Solid!
PGAS mencatatkan pendapatan sebesar IDR 62,72 triliun dan laba bersih IDR 5,62 triliun. Ini mencerminkan fundamental perusahaan yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. 
🔥 Dominasi di Sektor Energi!
Sebagai pemimpin dalam distribusi dan transmisi gas bumi di Indonesia, PGAS berada di posisi strategis untuk memanfaatkan peningkatan permintaan energi domestik. 
💰 Peluang Emas untuk Investor Cerdas!
Dengan valuasi yang menarik dan fundamental yang solid, PGAS menawarkan kesempatan emas bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan signifikan.
Jangan Lewatkan Kesempatan Ini! Lakukan riset Anda dan pertimbangkan untuk menambahkan PGAS ke portofolio investasi Anda sebelum pasar menyadari potensinya!
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor.
Watchlist Rule of 9: $BBNI $INDF CTRA
$HGII hajar perusahaan ini sedang melakukan ekspansi bisnis dalam tahap pengembangan info dari temen $INDF$PANI
Habis turun ada sideways ( Accumulation)
Setelah naik ada sideways ( Distribution)
sideways diatas merupakan warning ,sideways dibawah tanda ada kesempatan, inilah yang dinamakan siklus pergerakan harga saham
$INDF
1/2
Investor Saham Harus Tetap Semangat Meskipun Dunia Tidak Mendukung
Setelah libur panjang Lebaran sejak 28 Maret 2025, pasar modal Indonesia kembali dibuka pada 8 April. IHSG dibuka di 6.510,62, indeks gap down dan terus longsor tanpa ampun hingga menyentuh 5.882,60, sebelum ditutup di 5.996,14. Penurunan 514,48 poin atau -7,90% ini langsung masuk ke buku sejarah sebagai salah satu hari terburuk di bursa kita. Ini bukan koreksi. Ini mini crash. Panic liquidation secara kolektif.
Transaksi pun meledak ke Rp20,95 triliun, dengan frekuensi 1,43 juta kali. Hampir semua saham dijual. Investor lokal baru buka aplikasi setelah seminggu cuti, langsung melihat pasar global sudah berubah. Dunia sudah pricing-in Trade War Trump Jilid 2 sejak 2 April, tapi kita baru “bangun” tanggal 8. Akibatnya telat adaptasi, overreaction. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Investor asing? Tidak pakai ampun. Net sell harian tembus Rp3,87 triliun. Sejak awal tahun, mereka sudah keluar sebesar Rp33,8 triliun. Yang dibuang? Saham tulang punggung IHSG: BMRI, BBRI, BBCA, UNTR, ADRO, ANTM, MEDC, BRMS, BREN, BUKA—rata-rata perbankan dan tambang. Bahkan BBCA pun dihajar. Saat dana asing keluar dalam jumlah sebesar itu, kita bicara bukan sekadar koreksi, tapi krisis kepercayaan.
Yang menarik, di tengah distribusi besar-besaran, ada beberapa saham yang masih dibeli asing—seperti BBNI, TPIA, ASII, INDF, ICBP. Tapi harga tetap turun. ASII rontok -8,94%, GOTO -14,46%, ICBP -4,67%. Artinya, aksi beli itu bukan akumulasi penuh keyakinan, tapi kemungkinan balancing atau hedging semata. Bahkan INDF yang hijau +1,41% pun lebih karena posisinya sebagai emiten konsumsi yang stabil.
Dari sisi sektoral, kehancuran menyeluruh. Basic materials anjlok -10,54%, teknologi -10,23%, consumer cyclicals -8,82%, industrial -8,44%, infrastruktur -8,35%, energi -8,19%. Tidak ada sektor yang selamat. Bahkan sektor defensif ikut tumbang. Ini bukan rotasi. Ini penyembelihan.
Nilai tukar rupiah ikut melemah ke 16.853 per USD, naik 153 poin (+0,92%). SGD juga naik +1,65% terhadap rupiah. Ini memperparah tekanan terhadap saham-saham dengan eksposur USD, dan memicu arus keluar modal makin deras. Dari sisi komoditas, hanya tin (+2,76%) yang memberi sedikit harapan. Nickel, gas, rubber, zinc—semuanya merah.
Yang paling menyakitkan, saat IHSG babak belur, bursa global justru rebound. Nikkei Jepang naik +6,01%, DAX Jerman +2,48%, FTSE Inggris +2,71%, bahkan Hang Seng dan Shanghai hijau. Hanya Dow Jones dan S&P 500 yang terkoreksi tipis. Ini bukan krisis global. Ini masalah lokal. Ketika pasar global sudah selesai pricing-in efek geopolitik dan tarif, kita masih sibuk lebaran. Ketika kita buka pasar, semuanya sudah terlambat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Secara YTD, IHSG mencatatkan return -15,31%, menjadikannya bursa dengan performa ke-32 dari 35 negara. Hanya sedikit lebih baik dari Jepang (-17,25%), Taiwan (-19,86%), dan Thailand yang resmi menjadi bursa terburuk dunia YTD dengan -23,26%. Hanya delapan bursa global yang mencatat return positif—seperti Kolombia, Polandia, dan Brasil.
Tapi di tengah kehancuran, ada satu kekuatan ritel yang bikin IHSG tidak auto halt dua kali: XL Stockbit. Mereka jadi penguasa transaksi frekuensi (332.492 kali atau 11,86% dari seluruh transaksi nasional). Volume-nya masuk peringkat empat. Nilai transaksi Rp1,3 triliun. Tapi yang paling mencolok: net buy terbesar Rp505 miliar—melewati semua sekuritas asing maupun lokal. Saat asing buang barang dan sekuritas besar pasif, ritel XL justru menyerap distribusi. Ini bukan soal cuan. Ini moral support. Pasar tetap hidup karena masih ada yang mau beli. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Namun bukan cuma investor kecil yang nyangkut. Bahkan konglomerat pun kena. Salah satu contoh paling ikonik adalah Peter Parker alias Pak PP, pemegang saham pengendali di saham $BREN. Sejak 3 Oktober 2024 hingga 18 Maret 2025, dia borong BREN 6 kali, total 42,27 juta lembar dengan dana Rp288,58 miliar. Average buy-nya Rp6.831. Tapi per 8 April 2025, harga BREN tinggal Rp4.740. Floating loss: -30,6% atau Rp88,42 miliar.
Ini bukan aksi goreng jangka pendek. Ini akumulasi jangka panjang. Tapi hasilnya? Saham tetap longsor. Dan ini jadi pelajaran: bahkan orang dalam, yang punya remote harga, dana besar, dan akses informasi pun tetap bisa nyangkut. Apalagi retail yang cuma pegang analisa YouTube dan sinyal WhatsApp.
Yang bisa diapresiasi dari Peter Parker adalah, dia tetap pasang badan. Dia tidak lari. Tapi ini juga pengingat penting bahwa market tidak bisa dilawan dengan niat baik dan uang saja. Kalau sentimen global ngamuk, bahkan pilot bisa kehilangan arah. BREN bukan satu-satunya contoh. Banyak saham lain yang fundamentalnya baik tapi ikut terseret karena trust hancur dan sistem panik.
IHSG anjlok -7,90% karena efek tertunda pricing-in perang dagang.
Net sell asing Rp3,87T dalam sehari adalah pemicu utama.
Panic sell tidak hanya di big cap, tapi menyeluruh ke seluruh sektor.
Rupiah melemah, memperparah outflow dan tekanan valuasi.
Market global rebound, tapi kita justru collapse karena telat respons.
XL Stockbit jadi kekuatan penopang pasar dari sisi ritel.
Peter Parker alias Pak PP nyangkut ratusan miliar di BREN—bahkan konglomerat pun tidak bisa melawan pasar.
Ini bukan soal valuasi murah, ini soal krisis kepercayaan.
IHSG 8 April 2025 bukan cuma catatan angka. Ini adalah babak baru dalam sejarah market Indonesia: ketika trust runtuh, dana asing keluar, konglomerat nyangkut, dan ritel justru berdiri paling depan.
Sejak awal 2025, dunia dagang kembali panas. Trade War Jilid 2 resmi dimulai, dan kali ini Indonesia nggak cuma jadi penonton kayak dulu. Amerika Serikat, di bawah tekanan politik dalam negeri dan kampanye proteksionis, akhirnya menetapkan tarif baru untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Tarif bea masuk buat barang-barang asal RI langsung melonjak jadi 32%—khususnya untuk produk tekstil, ban, elektronik ringan, komponen logam, dan barang manufaktur lain. Singkatnya, barang kita yang dulu masuk ke pasar AS tanpa banyak hambatan, sekarang harus bayar “tiket masuk” yang lebih mahal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Nah, pertanyaannya, apakah tarif 32% ini benar-benar ngaruh ke ekonomi Indonesia? Jawabannya iya, tapi ngaruhnya itu bukan langsung ke ekonomi real saat ini, melainkan lebih ke ekspektasi pasar dan psikologi investor. Karena kalau kita lihat dari data, ekspor Indonesia ke AS memang besar, tapi hanya sekitar USD 26,3 miliar. Bandingkan dengan Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia yang udah tembus USD 1.371 miliar—artinya, ekspor ke AS cuma sekitar 1,92% dari GDP. Kecil banget. Bahkan rasio ekspor terhadap GDP kita juga cuma 19,3%, paling kecil di antara negara-negara ASEAN utama. Jadi kalau tarif itu bikin beberapa industri ekspor megap-megap, itu bisa dimengerti, tapi kalau dibilang bikin ekonomi Indonesia ambruk, itu jauh dari kenyataan.
Tapi yang justru anjlok duluan bukan pabrik atau ekspor, melainkan kepercayaan investor dan pasar saham. Di hari pertama pasar buka setelah libur panjang (8 April 2025), IHSG langsung disikat turun -7,90% dalam satu hari, menyentuh level psikologis 5.996. Ini bukan koreksi biasa, ini panic selling. Asing kabur masif, net sell Rp3,87 triliun hanya dalam sehari, dan sejak awal tahun sudah net sell Rp33,8 triliun. Rupiah pun nggak ketinggalan, langsung melorot ke Rp16.853 per dolar AS, memperlihatkan betapa investor global benar-benar kehilangan selera terhadap emerging market seperti Indonesia, meskipun ekonomi kita masih jalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Padahal kalau kita jujur, ekonomi real Indonesia belum kenapa-kenapa. Pertumbuhan PDB kuartal I 2025 diprediksi masih tembus 5%-an, konsumsi rumah tangga tetap jadi penopang utama, dan sektor-sektor domestik seperti energi, pangan, dan infrastruktur belum menunjukkan gejala kontraksi besar. Bahkan neraca dagang kita masih surplus, walaupun menipis karena tekanan harga dan permintaan global. Jadi yang bikin pasar jungkir balik itu bukan ekonomi kita ambruk, tapi karena investor asing menganggap kita berisiko tinggi di tengah ketegangan geopolitik dan perang dagang global. Ini soal ekspektasi, bukan soal kenyataan di lapangan.
Yang menarik, kalau kita bandingkan dengan negara ASEAN lain, posisi Indonesia justru masih relatif aman. Vietnam misalnya, ekspornya ke AS tembus USD 119 miliar alias 25% dari GDP—jadi begitu ada sinyal perang dagang, mereka langsung waspada. Singapura lebih parah lagi, rasio ekspor terhadap GDP mereka hampir 90%, dan pasar ekspor utamanya adalah China dan AS. Sedikit goyangan tarif aja, ekonomi mereka bisa langsung batuk. Sementara Indonesia? Kita memang kena tarif, iya. Tapi struktur ekonomi kita lebih domestik-driven. Jadi kalaupun goyang, kita nggak langsung masuk ICU seperti tetangga-tetangga kita.
Indonesia memang terdampak Trade War Jilid 2, dan ya, kita jadi target tarif langsung 32% dari Amerika. Tapi sampai hari ini, yang babak belur bukan pabrik, bukan ekonomi, tapi pasar keuangan dan mental investor. Ini bukan krisis ekonomi, ini krisis kepercayaan. Kalau Trade War terus memanas dan berlangsung lama, baru efeknya bisa menjalar ke sektor riil—PHK, penurunan investasi, dan pelemahan daya beli. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kamu masih bisa bilang keep selot selot never all in di hari seperti ini, berarti kamu masih punya mentalitas investor. Tinggal belajar ikhlas, upgrade skill, dan jangan tinggalin pelampung kas.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ADRO $INDF
1/10
kemaren $INDF berhasil hijau +1,41%, mungkin karena defensiveness dan posisinya sebagai emiten konsumsi yang stabil di tengah gejolak.
Daftar Lengkap 20 saham masuk Indeks IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20)
berlaku hingga 3 Februari 2026:
ACES – Ace Hardware Indonesia Tbk
$ADRO – Adaro Energy Indonesia Tbk
AKRA – AKR Corporindo Tbk
ANTM – Aneka Tambang Tbk
ASII – Astra International Tbk
BBCA – Bank Central Asia Tbk
BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
BBRI – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk
BNGA – Bank CIMB Niaga Tbk
HMSP – H.M. Sampoerna Tbk
$INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk
ITMG – Indo Tambangraya Megah Tbk
JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk
PGAS – Perusahaan Gas Negara Tbk
PTBA – Bukit Asam Tbk
SIDO – Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
TLKM – Telkom Indonesia (Persero) Tbk
UNTR – United Tractors Tbk
UNVR – Unilever Indonesia Tbk