


Volume
Avg volume
PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75.000 metrik ton. Dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako, kami menggunakan teknologi pyrometalurgi (meleburkan bijih nikel laterit). Nikel yang kami hasilkan diekspor seluruhnya kepada Sumitomo Metal Mining Co, Ltd (Jepang) dalam kontrak khusus jangka panjang yang dijalin kedua perusahaan tersebut. Beroperasi dalam naungan Kontrak Karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 dengan luas konsesi seluas 118.017 hektar meliputi Sulawesi Se... Read More
$INCO Masuk kedalam area support kuat bisa cicil beli di harga saat ini, volum bertahap naik, ritel masih mendominasi akumulasi, foreign 1 minggu ini keluar, fear mulai di sebar..
Entry area 3800-3820
SL 3720-3700
Tp 1 RR 1 3950
tp 2 RR 1,5
TP 3 RR 2
Dyor bukan ajakan menjual atau membeli
Vale Indonesia Tbk - INCO
Laporan Keuangan
- Neraca Keuangan
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Arus Kas
- Laporan Perubahan Ekuitas
Kunjungi dan follow kami untuk laporan lengkap fundamental emiten!
$INCO
1/4




@Kamikakon12 masih dong bang, alasannya :
1. Kebutuhan ore terhadap jumlah smelter yg beroperasi di indo masih kurang belum di tambah tahun depan dengan beroperasinya cukup banyak smelter baru.
Sudah pernah sy post disini : https://stockbit.com/post/23219220
2. Cadangan ore $DKFT yg telah di eksplorasi sudah di update tahun ini yg tujuannya memang untuk memenuhi pengusulan RKAB 7jt WMT berdasarkan JORC sekitar April 2025 sekitar 90an juta WMT.
3. Banyak smelter yang sebelumnya āmakanā ore ilegal namun akhir tahun ini lagi gencar2nya satgas PKH menyasar tambang2 tersebut tentunya menguntungkan bagi tambang legal, dan jelas permintaan ore legal bakal meningkat.
4. Emiten sekelas $INCO saja mengajukan RKAB untuk produksi saprolit tahun depan sebanyak 20jt WMT padahal tahun ini cuma kurleb 2,5jt WMT malah tahun 2024 sama sekali tidak menjual saprolite alias dipakai sendiri, dan kita tau sendiri INCO pun punya smelter sendiri namun tetap memilih menjual sangat banyak ore dikarenakan kebutuhan ore sangat tinggi karena banyaknya smelter di Indonesia.
5. Cost operasional smelter itu mahal, apalagi yang RKEF, mengurangi produksi tidak berarti mengurangi cost, malah fixed cost biasanya tetap makanya smelter lebih memilih tetap bekerja dg utilitas 80-90% agar biaya produksi per ton rendah.
DYOR ya bg, soalnya ada nenek yg bilang kalau sy mau jebak ritel, padahal sy jg ritel š
KABARBURSA.COM ā Pergerakan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dalam beberapa pekan terakhir tampak seperti sedang mencari pijakan baru. Ketika harga perlahan melemah dan tekanan distribusi asing semakin menebal, rilis manajemen dalam earnings call 3Q25 justru mengonfirmasi bahwa fundamental INCO ...

www.kabarbursa.com

Moratorium Smelter Nikel Diterapkan! Apa Dampaknya Bagi Emiten Nikel?
Pemerintah Indonesia secara resmi melakukan penerapan moratorium izin pembangunan smelter nikel, dimana kebijakan tersebut melarang penerbitan izin baru untuk pembangunan smelter nikel lewat sistem OSS pada produk turunan nikel seperti FeNi, NPI, nickel matte, dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Tidak hanya untuk perizinan baru, tapi kebijakan tersebut juga menyasar pada perizinan yang sudah diterbitkan pada perusahaan tapi belum menunjukkan adanya kemajuan konstruksi smelter nikel atau belum masuk tahap pembangunan.
Proyek yang sudah berjalan nantinya akan dibantu Asosiasi Smelter Nikel Indonesia dalam mengajukan dispensasi agar bisa melanjutkan konstruksi karena mereka memulai konstruksi sebelum aturan diterbitkan.
Kondisi ini dilakukan untuk menjaga harga nikel global tetap bisa terjaga, seperti yang kita tahu bahwa saat ini harga nikel global mengalami pelemahan bahkan harganya berada di bawah level USD 15.000 per ton, atau lebih tepatnya sebesar USD 14.698 per ton.
Indonesia sendiri merupakan produsen nikel terbesar dunia, data estimasi produksi nikel tahun 2024 dari USGS menunjukkan jika pada tahun 2024 Indonesia menjadi produsen terbesar nikel dunia mencapai 2,2 juta ton, total produksi nikel dunia sendiri mencapai 3,7 juta ton.
Sehingga kebijakan ini berpotensi positif ke harga nikel ke depan karena produksi nikel global bisa tertahan, dan pada akhirnya bisa memberi dampak positif bagi kinerja emiten nikel saat harga jualnya membaik. Meskipun bagi yang tidak mendapat perizinan membangun smelter nikel ada potensi proyeksi kinerja ke depan jadi kurang baik, karena turunnya produksi.
Saat ini ada beberapa perusahaan nikel Indonesia yang sedang dalam tahap pembangunan smelter nikel, seperti anak usaha HRUM yakni PT Blue Sparking Energy yang sedang membangun smelter nikel dengan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang diproyeksi mulai beroperasi pada Q1 2026.
Kemudian ada INCO yang sangat dikenal dengan pembangunan tiga smelter nikel-nya yakni Sorowako, Morowali, dan Pomalaa. Dimana ketiganya sudah dalam tahap konstruksi, dan diproyeksi bisa selesai tahun 2026 - 2027 nanti.
Karena sedang dalam tahap pembangunan, maka ini akan aman dari kebijakan tersebut. Terlihat juga ada blok Tanamalia milik INCO, namun ini masih dalam tahap awal program eksplorasi untuk pertambangannya.
Gimana menurutmu, apakah kebijakan ini tepat dilakukan dengan kondisi turunnya harga nikel?
šĀ Join ke channel Telegram buat dapetin insight lainnya! Klik link di bio.
Disclaimer: Konten ini dibuat dengan tujuan informasi dan edukasi, bukan merupakan rekomendasi untuk jual, beli, atau hold suatu saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
$HRUM $INCO $IHSG
1/4




KABARBURSA.COM - Dugaan keuntungan Rp62,14 miliar yang diterima PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melalui pembelian solar nonsubsidi di bawah harga pasar dinilai membuka persoalan tata kelola energi dalam industri nikel.
Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menilai kasus tersebut bukan semata u...

www.kabarbursa.com

@MuhammadRifan heran saya
orang lain kerja nyata ini duit juga duit santai, mau ku ambil 1 tahun kek, 2 tahun kek , 3 tahun ya gak masalah, itu duit gak kemana mana .. asalkan Perusahaannya Jelas secara fundamental.. wong aset aset kami juga di Kontrak Harita dia kan ada shippingn busnsnya jga.. saat ini pengapalan lagi cooling down due to RKAB ahir tahun guys saya kerja didalamnya
$NCKL $INCO
congratz untuk yang masih hold $NCKL, bagaimana dampak moratorium smelter nickel yang ditakutkan oleh tambang nickel. Ini ulasannya oleh mansek. apakah termasuk $INCO $ANTM ?
https://cutt.ly/MttbKLSj š¤
KABARBURSA.COM - Investor asing terpantau melepas saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada perdagangan Senin, 24 November 2025. Berdasarkan data broker summary di Stockbit, aliran dana asing keluar dari sejumlah broker.
Distribusi terbesar berasal dari broker KZ, yang melepas 33.800 lot dengan nilai ...

www.kabarbursa.com

Meniru Taktik Profesional: Bagaimana Smart Money Menggunakan Volume Abnormal untuk Akumulasi
Para trader profesional dan institusi besar tidak berdagang berdasarkan spekulasi atau gossip. Mereka menggunakan taktik terstruktur, salah satunya adalah menggunakan Volume Abnormal sebagai alat untuk mengakumulasi saham tanpa menaikkan harga terlalu cepat. Mereka sengaja menciptakan lonjakan volume besar (5x lipat) yang membingungkan ritel, namun di balik itu, mereka mengontrol Money Flow untuk memastikan akumulasi berjalan lancar.
Trigger Smart Money adalah alat reverse engineering taktik profesional ini. Kami mencari bukti Volume Abnormal yang digunakan sebagai cover untuk mengakumulasi. Begitu terdeteksi, sistem kami segera memvalidasi apakah volume tersebut adalah SMART MONEY (pembelian) yang dominan dan terorganisir, atau sekadar noise yang didorong oleh bad money.
Hasil analisis CLEAN MONEY adalah inti dari taktik tiruan ini. Jika CLEAN MONEY melonjak positif, itu berarti taktik akumulasi Smart Money berhasil dan Anda memiliki kesempatan untuk masuk bersama mereka. Dengan data SMART MONEY, BAD MONEY, dan CLEAN MONEY yang real-time, Anda dapat berhenti berdagang seperti amatir dan mulai meniru taktik dan entry point yang digunakan oleh para profesional sejati.
$RAJA $RISE $INCO
1/2


KABARBURSA.COM ā Realisasi reklamasi lahan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan selama dua tahun berturut-turut.
Data dalam Laporan Keberlanjutan Tahun 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa total area reklamasi perseroan bergerak turun dari 295,4 hektare pada 2022 menjadi 224,4 hektare pada 2...

www.kabarbursa.com

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membeberkan proyeksi kinerja pada akhir 2025 danĀ panduan 2026. Dalam panduan tahun depan, rasio pembayaran dividen atau dividen payout ratioĀ diperkirakan turun.
Mengutip riset Stockbit Sekuritas, manajemen Vale Indonesia (INCO) dalam earnings call kinerja kuartal ketig...

katadata.co.id
Berikut ringkasan emiten nikel dengan fasilitas HPAL dan RKEF beserta saran pembelian:
$NCKL (PT Megah Bangun Perkasa Tbk): Punya fasilitas RKEF dan HPAL dengan kapasitas total besar, prospek kuat karena proyek HPAL yang siap beroperasi. Cocok dibeli untuk eksposur jangka menengah hingga panjang pada hilirisasi nikel.
MBMA (PT Megah Energi Bersama Tbk): Memiliki smelter RKEF yang sudah beroperasi dan proyek HPAL tahap finalisasi. Potensi kenaikan harga karena kapasitas HPAL mulai berproduksi tahun ini. Layak dipertimbangkan sebagai saham pertumbuhan.
$INCO (PT Vale Indonesia Tbk): Pemain utama dengan proyek HPAL besar dan matang, sangat strategis dalam industri nikel Indonesia. Rekomendasi beli untuk investor yang mencari stabilitas dan potensi kenaikan dari produk hilirisasi.
$HRUM (PT Harum Energy Tbk): Proyek HPAL 67 ribu ton yang sedang dikembangkan, prospek bagus di sektor hilirisasi. Layak dipantau untuk potensi kenaikan.
KABARBURSA.COM ā Lonjakan volume limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dalam tiga tahun terakhir mulai tercermin nyata pada struktur biaya produksi perusahaan.
Data dalam Laporan Keberlanjutan 2023 dan 2024 menunjukkan peningkatan signifikan pada timbulan limbah B3, ...

www.kabarbursa.com

KABARBURSA.COM ā Kinerja lingkungan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memasuki tekanan sepanjang tiga tahun terakhir.
Dokumen Laporan Keberlanjutan Tahun 2023 dan 2024 yang dirilis perusahaan menunjukkan tren kenaikan emisi gas rumah kaca (GRK) dan konsumsi energi yang semakin besar, terutama pada tahu...

www.kabarbursa.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru atau all time high. Indeks ditutup lompat 1,85% ke posisi 8.570 pada perdagangan Senin (24/11/2025).
Nilai transaksi kemarin sangat ramai, mencapai Rp45,65 triliun dengan ...

www.cnbcindonesia.com

Mantabssss Pak Presiden.. Sudah saatnya habisisn para penghianat negara... Emiten yang akan terdampak positif: $INCO, TINS, dan $MBMA
kalau emiten yang terdampak negatif???
Hmmmmnnn kita tahu sendiri apa jawabannya..
https://cutt.ly/lttceMLX
Dari $INCO kita bisa mengintip bahwa pendapatan dari penjualan saprolit sangat menguntungkan bahkan mengimbangi penjualan nickel matte yang menurun QoQ maupun Yoy, dan dengan optimisme management yg di Q4 akan menjual 1,6 jt wmt mencerminkan bahwa kebutuhan biji nikel itu sangat tinggi, maka beruntunglah emiten penambang yang masih menyisakan RKAB untuk Q4, $DKFT masih tersisa 1,1 jt Wmt, $NICL tersisa 200-300 rb Wmt.
Nb : saking menguntungkannya jualan biji nikel, yang tadinya INCO di tahun 2024 tidak menjual biji, tahun 2025 menjual 2,5 jt WMT dan tahun 2026 bahkan mengajukan RKAB 20jt WMT
āļø INCO 9M25 Earnings Call: Penjualan Saprolit Mengimbangi Penurunan Nickel Matte
Manajemen Vale Indonesia ($INCO) dalam earnings call kinerja 3Q25 pada Senin (24/11) menyampaikan outlook kinerja 4Q25 dan guidance 2026. Berikut rinciannya:
Nickel Matte: Produksi pada 4Q25 Diproyeksikan Turun Akibat Maintenance
Manajemen INCO menjelaskan bahwa produksi nickel matte pada 4Q25 diperkirakan turun ke level 16.259 ton (-16% QoQ, -12% YoY), sehingga volume produksi nickel matte selama 2025 mencapai 71.234 ton (-0,1% YoY). Perkiraan tersebut didasarkan pada proses perbaikan sebagian electric furnace hingga Mei 2026 di pabrik feronikel perseroan, sesuai dengan guidance pada 1H25. Dengan kondisi tersebut, target volume produksi nickel matte selama 2026 ditetapkan di level 67.000 ton, mengimplikasikan penurunan -5,9% YoY dari estimasi volume produksi selama 2025.
Bijih Saprolit: Penjualan Diperkirakan Melonjak pada 4Q25, Volume selama 2025 Capai 2,5 Juta Wmt
Volume penjualan bijih saprolit diproyeksikan melonjak ke level 1,6 juta wmt pada 4Q25 (+79% QoQ), setelah sepanjang 9M25 baru mencapai 0,9 juta wmt. Secara penuh, volume penjualan bijih saprolit selama 2025 diperkirakan mencapai 2,5 juta wmt (vs. 2024: tidak ada). Harga saprolit masih premium sekitar 20ā25 dolar AS per wmt dibandingkan harga patokan mineral. Untuk 2026, perseroan sedang mengajukan RKAB dengan target volume produksi bijih saprolit sebanyak total 20 juta wmt bijih dari tambang Bahodopi dan Pomalaa.
Capex Cycle: Dividend Payout Berpotensi Menurun, Neraca Bergerak ke Net Debt
INCO akan mengalokasikan capex sebesar 750 juta dolar AS selama 2026 (vs. alokasi capex 2025: 540 juta dolar AS), yang ditujukan untuk pemeliharaan smelter nickel matte, pengembangan tambang Bahodopi dan Pomalaa, serta investasi ke 3 proyek joint venture smelter HPAL yang ditargetkan rampung secara bertahap hingga 2027. Porsi belanja modal yang besar tersebut membuat neraca diperkirakan akan bergerak dari posisi net cash menjadi net debt, serta berpotensi menekan dividend payout (vs. dividend payout ratio 2024: 60%), namun terkompensasi oleh prospek pertumbuhan yang kuat dan terdiversifikasi.
š Key Takeaway
Jika seluruh proyek ekspansi berjalan sesuai jadwal, kami menilai INCO berpotensi menjadi salah satu perusahaan nikel dengan outlook pertumbuhan volume produksi tertinggi di BEI. Namun, terdapat beberapa risiko utama bagi INCO, yakni: 1) penurunan harga jual, baik dari harga nikel global maupun penyusutan premium harga saprolit; dan 2) volume penjualan berada di bawah guidance akibat kendala operasional maupun perizinan.
Stockbit Snips 24 November 2025
https://cutt.ly/8ttgywNQ
