2,480

-10

(-0.40%)

Today

10.92 M

Volume

16.99 M

Avg volume

Company Background

PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte. Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai 75.000 metrik ton. Dalam memproduksi nikel di Blok Sorowako, kami menggunakan teknologi pyrometalurgi (meleburkan bijih nikel laterit). Nikel yang kami hasilkan diekspor seluruhnya kepada Sumitomo Metal Mining Co, Ltd (Jepang) dalam kontrak khusus jangka panjang yang dijalin kedua perusahaan tersebut. Beroperasi dalam naungan Kontrak Karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 dengan luas konsesi seluas 118.017 hektar meliputi Sulawesi Se... Read More

$INCO hidden gem. $SMDR $PYFA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO akan 10.000 pda waktunya..🔥🔥

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IHSG masih terus melanjutkan tren kenaikan sejak libur lebaran kemarin. Terlepas dari momentum kenaikan yang terjadi, posisi market saat ini memang kurang oke bagi para investor jangka menengah panjang yang lagi mencari saham baru, tapi apakah tidak ada saham yang masih diskon?

Tren perubahan harga memang cukup signifikan, misalnya dari 28 saham value investing pilihan kami yang sejak Februari-Maret selalu berada di area beli (hanya 1-2 yang naik hingga keluar area beli), di April sebanyak 16 saham berada di luar area beli dengan tingkat floating profit sektiar 20-60% dari area beli yang disarankan.

Apakah tidak ada saham diskon lagi? kalau belum beli jadi ketinggalan harga? jawabannya tergantung nih.

Dalam kondisi saat ini memang pilihan saham diskon lebih sedikit, sedangkan dari segi risiko ketidakpastian ekonomi juga masih tinggi. Nekat kejar harga menjadi sangat riskan.

Namun, dari catatan kami secara keseluruhan, masih ada belasan saham yang berada di area diskonnya kok dan bisa jadi pilihan.

Berikut ini kami share 3 saham yang masih diskon bisa jadi pilihanmu (tapi timeframenya gak pendek ya), simak selengkapnya di sini: https://cutt.ly/grks87hp

$SCMA $INCO $BBNI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO
katanya murah , katanya mercy harga bajaj
eh malah turun teruss 🤣
rndm tag $MAHA $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@SatriyoUtomo dari kemarin bilang $INCO sekelas mercy harga bajaj.
wkwk saya tau antum nyangkut diatas kan 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@MzMan harga dah mahal buanget kalo mau trade oke2 aja tp ati2 ke gocek bandar kalo aku main aman aja. $INCO harganya masih sekelas bajaj padahal emiten sekelas mercy. menurut ku lo ya no debat no rewel

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Agussaham123 ya klo belum punya tunggu aja pas koreksi, barengan IHSG koreksi lebih mantab, lihat jika ada gap2 bawah nya, 😉 $INCO $HRUM $SMDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@SintaPutri4 asiaap ,, klw $INCO cocok entri di brapa ya.. sdh masuk Wactlist tp nunggu koreksi nie...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ARA-kan $INCO jumat ini... 🔥🔥🔥

https://stockbit.com/post/18360175

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Legolas10 $INCO aja kak, sama nanti exdate nambah muatan $DMAS

@bobyparapat $INCO kak, saham mercy harga bajaj

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO 2720 dulu baru nanti 2800. pelan2 saja rocky kamu pasti bisa

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Salah satu waktu terbaik beli saham dengan plan investasi jangka menengah panjang adalah ketika saham itu lagi BAU, dalam artian sentimennya jelek semua tapi fundamental dari segi risiko utang dan bisnis sangat rendah. Kenapa begitu?

Alasannya, saat sebuah saham lagi digempur sentimen negatif atau harganya terus turun padahal tidak ada perubahan fundamental signifikan, bahkan tren kinerja terus bertumbuh, secara valuasi saham itu tengah terdiskon.

Strategi ini bisa membuatmu memiliki saham yang bisa growth di masa depan dari harga bawah. Risikonya, periode hold agak lama hingga dia pulih. Makanya, untuk strategi ini sebaiknya pilih yang ada dividennya juga sehingga sambil nunggu bisa dapat pencairan dari dividen.

Nah, kami ada bahas 3 saham dari 3 sektor yang lagi BAU (untuk yang 1 lagi baru banget mulai BAU, sedangkan 2 lagi sudah 2 tahunan BAU-nya). Kira-kira ada siapa saja dan seberapa menarik? simak selengkapnya di sini: https://cutt.ly/qrjV5a6a

$ITMG $INCO $TOWR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NCKL sudah jalan, ayo susul $INCO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO

🌴$INCO 🛩️ 🛩️ 🛩️ 🛩️

⛏️ INCO 1Q25: Laba Bersih Sesuai Ekspektasi, tetapi Operasional di Bawah Ekspektasi

Stockbit’s take:
▪️Vale Indonesia ($INCO) mencatatkan laba bersih sebesar US$22 juta pada 1Q25 (+228% QoQ, +252% YoY) sejalan dengan ekspektasi (26%/25% estimasi FY25F Stockbit/konsensus).

▪️Kenaikan laba bersih pada 1Q25 utamanya disebabkan oleh kenaikan pendapatan lain–lain yang berbalik untung menjadi US$20 juta (vs. 4Q24: rugi US$4 juta).

▪️Meski laba bersih sejalan dengan ekspektasi, INCO hanya berhasil mencatat laba usaha sebesar US$12 juta (+2,1% QoQ, -16% YoY), di bawah ekspektasi (12%/13% estimasi FY25F Stockbit/konsensus). Penurunan laba usaha utamanya disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar -15% QoQ.

▪️INCO berhasil menjual 80.000 ton bijih nikel saprolit senilai US$3 juta pada 1Q25, menandai penjualan bijih nikel yang pertama sepanjang sejarah perseroan. Penjualan bijih nikel INCO berpotensi meningkat dalam beberapa bulan mendatang, dengan perseroan menargetkan penjualan bijih nikel sebanyak 290.000 ton selama 1H25.

1. Pendapatan Turun -15% QoQ
Penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh penurunan harga jual rata–rata (ASP) sebesar -5,3% QoQ, serta penurunan volume produksi sebesar -11% QoQ akibat gangguan sistem elektroda di salah satu tanur listrik.

2. Pendapatan Lain–lain Berbalik Untung
Pendapatan lain–lain berbalik menjadi laba akibat keuntungan pengakuan nilai wajar aset derivatif terkait hak tambahan partisipasi investasi pada proyek smelter HPAL sebesar US$17 juta (vs. 4Q24: rugi US$10 juta).

_________
Hendriko Gani (@HendrikoGani)
Investment Analyst Stockbit

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO bakal ARA? muehehe

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DKFT Ini Laba Hapus Utang?

Request dari salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau dilihat sepintas, laporan keuangan DKFT 2024 tampak kinclong: laba bersih Rp366 miliar, melonjak hampir 6× dari tahun sebelumnya. Tapi begitu dikuliti, ternyata lebih dari setengahnya berasal dari “penghapusan utang” yang tidak berulang. Total nilai penghapusan ini mencapai Rp188 miliar, atau setara 51% dari laba sebelum pajak. Kalau pos non-core ini disisihkan, laba inti sebelum pajak tinggal sekitar Rp210 miliar—dan dengan tarif pajak normal, laba bersih core jatuh ke kisaran Rp157 miliar. EPS-nya sekitar Rp28, artinya PER “core” ada di level 9×, bukan 4× seperti yang kelihatan di headline. Jadi, ini bukan laba yang bisa diandalkan buat prediksi tahun depan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Uniknya, arus kas operasional justru jauh lebih kuat dibanding laba bersih. DKFT membukukan kas dari pelanggan sebesar Rp1,43 triliun, sedangkan pengeluaran untuk kontraktor dan karyawan hanya Rp760 miliar. CFO tembus Rp646 miliar. Ini bukti bahwa meskipun laba penuh “noise”, uang beneran tetap mengalir ke kas. Di sisi lain, DKFT masih sangat bergantung pada tiga pelanggan: PT Sino Indo Nickel (44%), Megah Surya Pertiwi (17%), dan Cahaya Smelter Indonesia (11%). Kalau salah satu dari mereka cabut, revenue bisa limbung.

Struktur neraca makin sehat. Net debt tinggal Rp219 miliar, turun tajam dari tahun lalu dengan rasio net-debt-to-equity melorot ke 26% dari sebelumnya 92%. Margin juga relatif tinggi untuk kelas tambang ore-only: gross margin 30,6%, operating margin 25,7%, net margin 16,4%. Sayangnya, piutang macet tinggi—lebih dari 50% dari total piutang bruto—dan belum ada tanda-tanda dividen. Penjualan batu kapur, yang diharap jadi diversifikasi, justru rugi Rp8,77 miliar. Artinya, hampir semua untung masih datang dari jualan bijih nikel.

Valuasinya kalau pakai data headline memang tampak sangat murah: PER 5,9x, PBV 1,22x, EV/EBIT 5,1x, dan DCF menunjukkan harga wajar Rp355, alias masih diskon 27% dari harga pasar Rp258. Tapi kalau pakai laba core, PER-nya loncat ke 9x. Jadi murahnya relatif—kalau gak ada gangguan kontrak dan harga nikel stabil, ini bisa menarik. Tapi kalau harga nikel drop 10%, simulasi sederhana menunjukkan EPS bisa turun dari Rp43 ke Rp29, dan PER real-time naik ke atas 8,9x. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Smelter sendiri? Smelter tahap 1 mereka udah mangkrak sejak 2021 karena biaya bahan baku meledak. Smelter tahap 2 belum dibangun, dan manajemen malah lagi mikir buat banting setir ke nikel kelas 1 buat baterai. Jadi jangan berharap ada kontribusi downstream dalam waktu dekat. Sebaliknya, mereka justru fokus di monetisasi ore mentah—pilihan yang mungkin lebih realistis untuk sekarang.

Di bagian belakang, laporan keuangan menyimpan cerita dramatis: penghapusan utang dari PT Macrolink Omega Adiperkasa (Rp93,88 miliar) dan Macrolink International Mining (Rp93,66 miliar). Dua entitas ini, satu jelas afiliasi, satu lagi dicatat sebagai pihak ketiga tapi punya relasi bisnis erat. Ini bukan uang beneran, tapi akuntansi. Jadi ketika utang dihapus, rasio utang membaik, laba melonjak, dan ekuitas naik... tapi semua tanpa ada satu rupiah pun yang pindah tangan.

Jadi DKFT ini ibarat makeover pakai filter. Secara cashflow sehat, operasional bijih nikel masih menguntungkan, dan valuasi kelihatan murah. Tapi separuh dari lonjakan laba berasal dari “utang yang dihapuskan”, bukan dari jualan. Dan dengan ketergantungan ke pelanggan utama yang tinggi, serta absennya dividen atau ekspansi nyata, investor harus jeli membedakan antara performa nyata dan pencitraan keuangan. Kalau mau masuk, pastikan tahu yang dibeli itu bisnis ore, bukan laba satu kali. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$INCO $ANTM

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NCKL LK Q1 2025 Ajaib: Harga Nikel Dunia Turun, Laba Tetap Naik

Ada member yang senang lihat LK Q1 2025 NCKL labanya naik di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Sebelumnya saya memperkirakan laba NCKL akan anjlok di Q1 2025 karena harga nikel dunia turun. Tapi ternyata saya salah. Laba NCKL malah terbang di Q1 2025. Ajaib. Saya perlu Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pola laba naik di Q1 2025 meskipun harga nikel anjlok juga saya temukan di saham $NICL dan $INCO. Ini nikel Indonesia sepertinya sudah jalan sendiri di jalur yang berbeda dengan nikel dunia. Saham nikel yang agak sial mungkin hanya UNTR karena segmen nikel mereka malah rugi di Q1 2025.

Laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) kuartal 1 2025 melonjak 65,4% YoY ke Rp1,66 Triliun, padahal harga nikel spot justru turun sekitar 25% dibanding rata-rata 2024. Tapi ini bukan sulap. Ada tiga mesin utama di balik lonjakan ini. Pertama, volume dan bauran produk berubah drastis: pendapatan dari segmen pengolahan (HPAL & RKEF) tetap naik 7,5% menjadi Rp5,97 Triliun, sementara penjualan bijih ke entitas berelasi melonjak 141% ke Rp1,16 Triliun. Volume ore tumbuh 52% YoY menjadi 4,98 juta WMT, dan ini membuat total pendapatan perusahaan naik 18,1% meskipun harga satuan produk turun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kedua, margin kotor membaik dari 26,8% ke 29,5% karena efisiensi biaya. Biaya bahan baku hanya naik 35%, sedangkan volume naik lebih cepat. Biaya per ton bijih turun dari Rp383 ribu ke Rp339 ribu (turun 11,5%). Ditambah lagi efisiensi bahan bakar (-5,3%) dan tenaga kerja (-6,7%) membantu mempertebal margin. Ketiga, dari hilir, laba entitas asosiasi (terutama PT Halmahera Jaya Feronikel) melonjak 130% menjadi Rp638 Miliar, menyumbang 26% dari laba sebelum pajak. Porsi ini naik dari 19% tahun lalu seiring pabrik HPAL mereka beroperasi dengan utilisasi penuh.

Ada juga bumbu non-core seperti laba selisih kurs Rp154 Miliar dan pendapatan bunga Rp80 Miliar, tapi porsinya hanya 9% dari total laba sebelum pajak. Kalau semua non-core disisihkan dan kita pakai pajak normal, laba inti sekitar Rp850 Miliar, naik 30% YoY. EPS inti sekitar Rp13,5, berarti PER "core" sekitar 13,1×. PER headline (annualized) hanya 6,7× karena kontribusi besar dari hilir dan selisih kurs. Ekuitas per saham Rp518, jadi PBV-nya 1,36×. Marjin laba bersih naik dari 16,6% ke 23,2%.

Dari sisi kas, kinerjanya juga solid. Arus kas operasi (CFO) Rp1,89 Triliun, atau 83% dari laba bersih. Capex cuma Rp140 Miliar, bunga Rp170 Miliar, dan cicilan utang Rp430 Miliar, sehingga free cash flow tetap positif di sekitar Rp1,15 Triliun. Saldo kas naik ke Rp7,70 Triliun, dan rasio utang bersih terhadap ekuitas turun ke 0,09×. Struktur keuangan mereka sangat ringan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari segmen operasi, Nickel Processing menyumbang 84% pendapatan grup dan menghasilkan Rp1,28 Triliun laba bruto dengan margin 21,5%, naik dari 14,3%. Mining menyumbang 24% pendapatan dan Rp742 Miliar laba bruto, dengan margin 44,1% berkat stripping ratio rendah. Laba operasional didominasi processing (66%) dan sisanya mining (34%), tapi laba bersih didorong lebih jauh oleh kontribusi asosiasi dari processing.

Utang berbunga total Rp10,57 Triliun, tapi kas Rp7,70 Triliun, sehingga net debt hanya Rp2,87 Triliun (gearing 7,3%). Kreditur utama termasuk Bank Mandiri, LPEI, dan beberapa bank asing seperti UOB, Maybank, OCBC, CIMB, KEB Hana. Tenor panjang hingga 2029, bunga floating, dan semua covenant keuangan dipatuhi.

Apakah lonjakan laba ini bisa bertahan? Kemungkinan besar masih bisa, karena sensitivitas sekarang lebih ke utilisasi pabrik dan efisiensi biaya, bukan harga spot. Dalam simulasi stres, jika harga LME nikel turun lagi 30%, pendapatan processing turun Rp1,79 Triliun, tapi biaya bahan baku juga ikut turun Rp940 Miliar. Gross margin tetap positif sekitar 13%, laba operasional bisa turun 40% tapi masih positif, dan kas masih bertambah tipis.

Namun tetap ada titik rawan: 70% revenue berasal dari dua entitas Lygend, sehingga konsentrasi pelanggan tinggi. Share-of-profit dari entitas asosiasi sensitif ke harga FeNi/MHP. Dan karena 96% revenue berbasis USD sementara sebagian biaya dalam rupiah, pelemahan dolar bisa menggerus margin, walau Q1 masih untung selisih kurs. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi harga nikel boleh anjlok, tapi model bisnis tambang-ke-baterai dengan biaya rendah dan struktur biaya ringan bikin NCKL tetap tahan banting. Margin bisa menyusut, tapi tidak hilang. Laba mereka bukan sekadar akrual, tapi benar-benar masuk ke kas. Untuk saat ini, valuasi murah, efisiensi naik, dan posisi keuangan solid—kombinasi yang bikin NCKL cukup rasional untuk dilirik, bukan cuma spekulasi harga nikel naik.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/6

testestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PENGANTAR TIDUR

Salah melangkah sepanjang kita menjalani hidup adalah risiko yang harus kita tanggung dengan besaran beban setiap orang yang tentunya berbeda satu dengan yang lain.

Mendapati diri kita jatuh ketika berjuang merupakan sebuah tanggung jawab yang harus kita pikul dari sebuah usaha yang kita lakukan.

Namun tahukah anda bahwa perasaan kecewa, perasaan menyesal dan perasaan TELAH GAGAL akan menjadi momok yang lebih menakutkan bagi kita ketika kita gagal karena bergantung dan mengikuti jalan ORANG LAIN?

Berusaha dan terus berusaha memang tidak menjamin kita akan sukses namun melebarkan jalan menuju kesana.

Tetaplah belajar, stay low key, jangan ikut mentah-mentah "Trading Plan" orang lain, punya pendirian di dalam bertransaksi, tahu kapan harus berhenti, tahu kapan harus maju, tahu potensi kamu sejauh apa dan jangan biarkan orang lain mendikte transaksi anda pada jam dagang.

Punya mentor, sahabat dan orang-orang yang mendukung langkah kita di bursa saham adalah sebuah keunggulan. Tapi tetap harus selalu waspada. Mendengar masukan orang lain itu bagus namun jangan lupa untuk tidak menelan informasi tersebut secara mentah.

Usahakan belajar mengelola informasi yang masuk dan pilah yang baik untuk menolong mu di hari-hari dan jam-jam transaksi bursa saham.

Tetap semangat. Tetap kalem. Trade your plan

#JK21

$MBMA $BSSR $INCO

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO $MBMA $NIKL
News apa lagi ini ? 😂

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO wowwwwww

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

UPDATE LK Q1 2025 - $INCO

Note : Indeks KOMPAS100.
Bagi yang berminat data ALL EMITEN bisa menghubungi https://cutt.ly/3rjFloLJ

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Splash101 tinggal dibuktikan saja apakah nanti laba gede sejalan dengan Dividend gede. Saya pun tidak punya saham $NICL. Saya hanya analisis berdasarkan laporan keuangan yang ada. Soal benar atau tidaknya laporan keuangan NICL, ada tidaknya manipulasi, saya pun tidak tahu pasti. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
$ANTM $INCO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@StockbitReports Wahh bahaya ini mahh.
Yukk CL aja $INCO nya CL.

Jangan terlalu berharap banyak dengan 'kemungkinan' yang semu.

CL CL CL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO lihat tuh $NCKL 😂😂

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INCO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@StockbitReports

perubahan royalti baru mulai di Q2 25???

$NCKL $MBMA $INCO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NICL LK Q1 2025: Laba Terbang Meskipun Harga Nikel Dunia Turun

Request dari salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Laporan keuangan Q1-2025 PT PAM Mineral Tbk (NICL) tampak seperti cerita perusahaan yang baru bangun dari tidur panjang lalu lari sprint sejauh satu kilometer tanpa ngos-ngosan. Dari sisi angka, lonjakannya luar biasa: penjualan meroket jadi Rp543,9 miliar, naik hampir 5 kali lipat dibanding kuartal yang sama tahun lalu yang cuma Rp116,8 miliar. Laba kotor ikut melonjak dari Rp43,2 miliar ke Rp291,8 miliar, dengan margin kotor yang melebar jadi 54%. Laba bersihnya lebih gila lagi: dari Rp12,2 miliar langsung loncat ke Rp193,1 miliar. Artinya, margin laba bersih sekitar 36%—dan itu bukan margin akal-akalan, tapi beneran masuk kas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kunci cerita ini ada di dua kata: volume dan efisiensi. Tahun lalu NICL baru mulai jualan lagi, tapi sekarang sudah full speed ekspor. Volume penjualan diperkirakan sekitar 940 ribu ton bijih nikel kadar rendah (laterit saprolite <1,8% Ni), dengan harga jual rata-rata sekitar Rp580 ribu per ton atau US$34,5. Sementara biaya tunai (cash cost) untuk menggali, angkut, dan kirim cuma sekitar Rp233 ribu per ton alias US$13,9. Jadi tiap ton nikel menghasilkan selisih hampir US$20—dan itu yang bikin margin mereka setebal buku akuntansi. Ini bukan karena manipulasi laporan; seluruh transaksi dilakukan ke pihak ketiga, tanpa pihak berelasi, tanpa harga transfer. Bahkan, 91% penjualan hanya ke tiga pembeli: PT Marin Mitra Nusantara (67%), Xingda (13%), dan Longsen Metal (11%)—semuanya tercatat sebagai pembeli lokal, tapi beli dengan harga acuan ekspor (HPM).

Menariknya, meskipun seluruh penjualan tercatat sebagai "lokal", kenyataannya ore dikirim ke smelter-smelter di Morowali dan Konawe. Kontrak jual-beli menggunakan formula HPM + penyesuaian grade, artinya walau secara administratif “lokal”, secara ekonomi setara dengan ekspor. Dengan kurs Rp16.800/USD, revenue dalam rupiah makin montok, sementara banyak komponen biaya seperti kontraktor, royalti, dan gaji dibayar dalam rupiah. Efek kurs ini memperlebar gap antara revenue dan cost, bikin laba bersih tambah montok. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Struktur biaya mereka pun efisien. Biaya pokok didominasi oleh jasa kontraktor tambang (42%), biaya tongkang (26%), dan royalti (14%). Mereka juga punya terminal khusus sendiri, jadi tidak perlu sewa jetty—biaya logistik makin irit. Kontrak jasa tambang dengan PT Andalan Nusa Prakasa baru diteken Oktober 2024 dengan durasi 3 tahun, sehingga memberi kepastian harga untuk ekskavasi dan barging. Semua ini bikin cash cost mereka rendah banget. EBITDA per ton bisa tembus US$17–18, dengan margin yang tebal tapi masih rasional.

Dari sisi arus kas, ini bukan laba “kertas”. Arus kas dari operasi (CFO) di Q1-2025 tembus Rp253,7 miliar, bahkan lebih tinggi dari laba bersih. Capex minim (hanya Rp1 miliar), utang nyaris nol (sisa leasing Rp3 miliar), dan kas per akhir Maret sudah Rp479,5 miliar. Saldo laba belum dicadangkan pun sudah Rp403 miliar. Jadi kalau mau bagi dividen 30% dari estimasi laba FY25 (sekitar Rp770 miliar), bisa bagi Rp230 miliar alias Rp22 per saham. Dengan harga saham Rp600, dividend yield-nya sekitar 3,7%—dan itu belum termasuk potensi capital gain kalau market mulai melek.

Tapi pertanyaannya, apakah ini sustainable? Jawabannya tergantung dua tambang utama—Morowali dan Konawe—masih bisa jalan lancar. Cadangan terbukti di Morowali ada 5,46 juta ton, di Konawe 17,7 juta ton. Jadi total cadangan sekitar 23,2 juta ton—cukup untuk produksi 6-7 tahun ke depan kalau mereka jaga volume di atas 4 juta ton per tahun. Izin Morowali akan berakhir April 2025, jadi proses perpanjangan IUP harus diawasi ketat. Tapi izin Konawe masih panjang sampai 2034. Semua jaminan reklamasi sudah disetor, dan tidak ada sengketa yang aktif selain perkara jalan hauling yang bandingnya sudah dimenangkan NICL. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang kita masuk ke valuasi. Dengan harga saham Rp600 dan saham beredar 10,635 miliar lembar, market cap NICL sekitar Rp6,38 triliun. Dengan posisi kas Rp479,5 miliar, nilai enterprise (EV) mereka sekitar Rp5,9 triliun. EPS kuartalan 18,1 rupiah; kalau disetahunkan (×4) jadi 72,5 rupiah. Maka, PER forward sekitar 8,3×—masih wajar untuk tambang dengan margin tebal dan kas segede itu. EBITDA kuartalan sekitar Rp262 miliar, jadi EV/EBITDA forward sekitar 5,6×. Tapi yang menarik adalah PBV-nya. Dengan ekuitas Rp1,071 triliun dan BVPS Rp100,7, harga Rp600 mencerminkan PBV 5,96×. Jadi pasar sedang menghargai mereka bukan sebagai perusahaan tambang biasa, tapi sebagai cash machine yang repeatable—selama semuanya berjalan sesuai rencana.

NICL sedang menikmati puncak performa. Mereka jual ore dengan harga ekspor, cost-nya rendah, margin-nya gila, cash masuk besar, dan neraca bersih tunai. Satu-satunya risiko ada di perpanjangan izin tambang Morowali dan fluktuasi harga nikel global. Tapi kalau dua hal itu aman, ini bukan sekadar hasil instan—tapi model bisnis yang sedang tancap gas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau ada satu hal yang bisa mengganggu “bulan madu” NICL, itu bukan mantan pacar, tapi regulasi dan harga nikel dunia. Di atas kertas, NICL sedang berada di puncak performa: margin tebal, kas melimpah, utang nyaris nol, dan penjualan naik hampir lima kali lipat. Tapi seperti tambang-tambang lain di Indonesia, euforia ini bisa runtuh kalau satu saja variabel besar goyah—dan sayangnya, ada beberapa yang rawan.

Yang pertama dan paling krusial: izin tambang Morowali. IUP-nya akan kedaluwarsa pada 15 April 2025. Ini bukan sekadar dokumen administratif, tapi napas utama operasi mereka. Cadangan terbukti di lokasi ini sekitar 5,46 juta ton—dan sepanjang Q1-2025, diperkirakan hampir separuh volume penjualan datang dari tambang ini. Kalau perpanjangan IUP molor, tertunda, atau lebih parah—ditolak, maka operasional langsung terganggu. Padahal, tambang Konawe (dengan 17,7 juta ton cadangan) meski lebih besar, secara logistik dan kontrak belum seoptimal Morowali. Artinya, kehilangan Morowali akan sangat menyakitkan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu, harga nikel dunia juga tak bisa diabaikan. Selama Q1-2025, NICL menjual bijih nikel dengan ASP sekitar US$34,5 per ton, sementara cash cost-nya sekitar US$13,9. Tapi semua itu terjadi karena Harga Patokan Mineral (HPM) dari pemerintah masih mendukung. Kalau harga nikel LME anjlok lebih dalam, HPM akan ikut turun. Dan karena royalti ditarik berdasarkan nilai jual, margin bersih juga otomatis kena potong. Kalau ASP misalnya turun US$5 per ton saja, margin EBITDA bisa turun lebih dari 20%.

Risiko ketiga adalah potensi perubahan kebijakan ekspor. Meskipun NICL menjual ke pembeli lokal, transaksi mereka mengikuti skema ekspor terselubung—ore dikirim ke smelter-smelter Morowali atau Konawe, dan harganya berdasarkan HPM USD. Tapi pemerintah Indonesia punya rekam jejak tiba-tiba melarang ekspor ore kadar rendah. Kalau kebijakan berubah—misalnya melarang penjualan bijih nikel ke smelter non-afiliasi atau memaksa nilai tambah lebih lanjut—game over. Model bisnis NICL yang sekarang bisa lumpuh dalam semalam.

Selain itu, monopoli pembeli juga cukup riskan. Dengan 91% penjualan dikunci hanya oleh tiga pembeli, daya tawar NICL sebenarnya sangat kecil. Kalau satu saja dari tiga perusahaan itu stop order atau minta renegosiasi harga, cashflow bisa langsung keteteran. Apalagi semua transaksi dilakukan dalam USD—kalau rupiah tiba-tiba menguat tajam, margin konversi juga bisa terkikis.

Lalu jangan lupakan resiko teknikal tambang dan cuaca. Selama ini biaya gali-angkut mereka sangat rendah karena tambang open pit dengan stripping ratio kecil. Tapi seiring waktu, makin dalam tambangnya, biaya naik. Jika nanti harus korek batuan keras atau lapisan overburden makin tebal, cash cost-nya bisa lonjak. Dan musim hujan di Sulawesi? Bisa bikin hauling dan barging mandek seminggu lebih. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi, meskipun sekarang NICL lagi wangi-wanginya—margin bersih 36%, kas Rp479 miliar, dan PER forward 8×—tetap ada awan gelap yang bisa datang tiba-tiba. Izin tambang yang kadaluarsa, harga nikel global yang fluktuatif, dominasi pembeli tunggal, perubahan kebijakan ekspor, hingga faktor cuaca dan teknis tambang bisa jadi penyebab kenapa saham yang terlihat solid hari ini, bisa jeblok besok pagi. Intinya: honeymoon ini indah, tapi jangan lupa waspada, karena tambang bukan bisnis main-main. Sekali aturan berubah, kas yang tebal bisa cepat habis, dan laba yang manis bisa berubah jadi kenangan.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ANTM $INCO

Read more...

1/5

testestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy