Volume
Avg volume
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), didirikan sebagai bagian dari grup Indofood, merupakan salah satu produsen produk konsumen bermerek terbesar dan terkemuka di Indonesia. Beroperasi di berbagai kategori seperti mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, minuman non-alkohol, serta kemasan, ICBP memiliki lebih dari 30 merek ternama, termasuk Indomie, Indomilk, Chitato, Bumbu Racik, Promina, dan Ichi Ocha. Dengan jaringan distribusi luas dan lebih dari 60 pabrik di Indonesia serta 20 fasilitas internasional, ICBP tengah fokus memperkuat pasar global dan menjaga keunggulan produknya di le... Read More
IHSG Masih Wait and See, Tapi Potensi Rebound Terbuka? Cek Rekomendasi Saham Hari Ini!
IHSG diprediksi bergerak mendatar pada Jumat, 4 Juli 2025, usai turun tipis ke 6.878,05. Banyak investor pilih wait and see, dari efek IPO yang serap likuiditas hingga sentimen global. Tapi benarkah indeks siap rebound ke atas 7.000? Cek analisisnya!
Data tenaga kerja AS bikin peluang pemangkasan suku bunga The Fed makin tipis. Di tengah pasar yang sideways, MNC dan Phintraco rilis daftar saham incaran, ada $AMRT, $ICBP, sampai $PGEO. Mana yang layak dibeli sekarang? Klik artikel lengkapnya! https://cutt.ly/xrYwcRp7
Susu Siapa yang Paling Besar Labanya: $ULTJ vs $DMND vs $ICBP
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau lagi bahas soal saham yang main di industri susu, rasanya nama-nama seperti ICBP, ULTJ, dan DMND nggak mungkin luput dari pantauan. Tiga-tiganya punya pendekatan bisnis yang sangat berbeda, meskipun sama-sama main di dairy. Tapi justru karena itulah, perbandingannya jadi makin menarik, karena kita bisa lihat dari dekat gimana tiga perusahaan dengan strategi dan struktur yang sangat berbeda bisa menghasilkan performa dan profil risiko yang juga beda jauh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
ICBP sebenarnya bukan pure player di dairy, karena jantung bisnis mereka itu jelas ada di mie instan. Tapi mereka tetap punya lini susu yang dikelola lewat dua entitas utama, Indolakto dan Indokuat. Gabungan aset segmen ini per akhir Maret 2025 sebesar Rp8,15 Triliun.
Kalau dibandingkan dengan total aset konsolidasi ICBP yang mencapai Rp130,73 Triliun, porsinya cuma 6,2%. Dari sisi penjualan, segmen dairy menyumbang Rp2,72 Triliun atau sekitar 13,5% dari total revenue grup. Memang bukan angka kecil, tapi juga belum bisa disebut andalan.
Dari sisi profitabilitas, segmen ini menghasilkan laba operasi Rp292 Miliar, yang setara 5,7% dari total laba operasi. Artinya, meskipun penjualannya cukup signifikan, margin usahanya cuma sekitar 10,7%, masih tergolong tipis apalagi kalau dibandingin dengan kompetitor pure dairy. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Yang juga penting dicatat, capex untuk segmen susu ini di Q1 hanya Rp33 Miliar, padahal beban depresiasi udah Rp128 Miliar. Artinya, secara investasi, ICBP belum terlalu serius nambah otot di dairy. Tambah lagi, Indolakto juga punya goodwill Rp1,42 Triliun, ini indikasi bahwa segmen susu ICBP bukan dibangun dari bawah, tapi dari akuisisi, yang tentu ada risiko tersendiri soal efisiensi dan return ke depan.
Sekarang kita lihat ke ULTJ, alias Ultrajaya. Ini dia contoh textbook dari perusahaan yang fokus, rapi, dan tahu persis kekuatan dirinya. Pendapatan mereka di Q1 2025 memang turun tipis 0,6% YoY jadi Rp2,28 Triliun. Tapi gross profit-nya justru naik dari Rp777 Miliar ke Rp793 Miliar. Dan lebih penting lagi, gross margin-nya naik dari 33,8% ke 34,7%. Ini gila sih, apalagi di tengah tekanan harga bahan baku dan energi, bisa ngejaga margin segede itu jelas bukan kerja asal-asalan.
Salah satu jurus pamungkas mereka ada di model contract manufacturing. Mereka bukan cuma produksi buat merek sendiri, tapi juga produksi buat perusahaan lain. Contoh paling besar ya Buavita dan Go-Go yang diproduksi untuk Unilever, nilainya sampai Rp400 Miliar per kuartal. Mereka juga produksi susu Morinaga untuk Sanghiang Perkasa senilai Rp10 Miliar. Jadi, alih-alih membiarkan kapasitas produksi nganggur atau hanya bergantung pada brand sendiri, mereka maksimalkan pabriknya dengan produksi pihak ketiga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Hasilnya jelas, efisiensi tinggi, utilisasi mesin maksimal, dan margin tetap tebal meskipun revenue stagnan. Pendekatan ini bikin ULTJ kelihatan sangat kokoh dari sisi sustainability. Bahkan tanpa ekspansi agresif, mereka bisa cetak margin yang susah disaingi.
DMND alias Diamond Food Indonesia punya cerita yang beda lagi. Mereka memang terkenal lewat produk-produk beku dan susu segar, tapi strategi intinya bukan produksi massal sendiri.
Mereka lebih jago di distribusi dan kerja sama brand global. Lewat anak usaha Sukanda Djaya, mereka jadi distributor resmi produk macam Nutella, Kinder Joy, kentang McCain, bahkan punya lisensi untuk produksi dan jualan produk dari ABF Plc. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Pendekatan ini bikin mereka bisa mendongkrak revenue dengan cepat. Di Q1 2025, revenue mereka naik 5,2% YoY ke Rp2,55 Triliun, paling tinggi di antara ketiganya. Tapi gross profit mereka justru turun, dari Rp517 Miliar ke Rp507 Miliar. Gross margin pun turun dari 21,3% ke 19,8%. Ini jelas sinyal bahwa mereka tumbuh secara volume tapi profitabilitas per unit-nya menurun. Kenapa bisa begitu? Kemungkinan besar karena kerja sama distribusi dan lisensi punya margin yang lebih tipis dibanding produksi in-house.
Bisa juga karena ada kenaikan biaya logistik atau distribusi yang nggak bisa langsung di-pass ke konsumen. Intinya, strategi DMND berhasil dorong top line, tapi bottom line-nya kena tekanan. Cocok buat ekspansi, tapi butuh kerja ekstra untuk jaga margin supaya nggak makin tipis.
Dari sisi struktur entitas, ICBP kelihatan paling rumit. Segmen susunya dijalankan lewat anak dan cucu usaha, Indolakto dimiliki lewat SAJ, dan Indokuat dimiliki lewat Indolakto. Model kayak begini bikin hasil usaha segmen susu tidak semuanya bisa langsung dinikmati pemegang saham ICBP, karena ada porsi untuk non-controlling interest. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Beda dengan ULTJ dan DMND yang lebih sederhana dan terkonsolidasi penuh, sehingga semua laba bersih benar-benar milik pemegang saham induk. Ini penting banget buat investor yang ngincer kualitas laba dan konsistensi arus kas.
Kalau ditanya siapa yang lebih unggul dari sisi margin, jawabannya jelas ULTJ. Gross margin mereka tembus 34,7%, jauh mengungguli DMND (19,8%) dan ICBP di segmen susu (10,7%). ULTJ juga unggul di efisiensi, dengan kemampuan menjaga profit meski revenue flat.
Tapi kalau bicara growth, DMND bisa dibilang paling agresif. Revenue mereka naik paling tinggi dan strategi distribusi-lisensi terbukti efektif membuka pasar baru, walaupun dengan trade-off di margin. ICBP sendiri ada di tengah-tengah, dari sisi volume lumayan, dari sisi margin belum terlalu menonjol, dan dari sisi strategi masih terlihat segmen susunya belum diprioritaskan penuh.
Jadi kalau investor cari perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan pasar luas, DMND mungkin cocok, asalkan siap dengan risiko margin yang fluktuatif. Buat yang fokus ke margin kuat, kestabilan laba, dan efisiensi tinggi, ULTJ adalah pilihan paling aman. Sementara ICBP, meskipun besar dan punya brand kuat kayak Indomilk dan Milkuat, lini dairy-nya belum jadi tulang punggung. Masih tergolong side business dibanding divisi mie yang memang mendominasi secara aset, revenue, dan laba. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dalam jangka panjang, kinerja saham sektor susu ini akan sangat dipengaruhi oleh arah strategi masing-masing. Apakah ICBP bakal berani mengucurkan capex lebih besar untuk perkuat dairy? Apakah ULTJ bisa terus menjaga efisiensi ketika bahan baku naik? Dan apakah DMND mampu mempertahankan pertumbuhan tanpa mengorbankan margin lebih jauh? Itu semua adalah pertanyaan penting untuk investor ritel yang nggak cuma cari cerita manis di label susu, tapi juga pengembalian modal yang sehat dan berkelanjutan di portofolio.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/7
$UNVR terlihat akhirnya hari ini sudah berhasil untuk bisa naik secara signifikan n solid hingga saat ini sudah berada diangka 1595 dimana keliatan hari ini UNVR berhasil naik dengan volume transaksi yang meningkat n besar, lalu broksumnya pun menunjukkan adanya aksi akumulasi besar hari ini terjadi di UNVR sehingga secara overall menurutku pribadi UNVR ini sangat bagus sekali pergerakannya.
UNVR ada potensi besar dalam jangka pendek - menengah kedepannya bakalan bisa terus naik dimana Jika UNVR ini mampu untuk bisa naik n Break keatas 1625, UNVR ini berpotensi akan bisa terus naik hingga kisaran angka 1720-1750.
$INDF $ICBP
Cara Mengendalikan Rasa Takut dan Serakah saat Trading
Baca Selengkapnya: https://cutt.ly/xrTN18HK
$UNVR $INDF $ICBP
$ICBP hmmm... numpuk dividen, buat beli icbp, tapi, harga malah naik habis cum date... PE tinggi, diatas indf, asii, untr.. napa ya...
Prabowo bakal ke KTT BRICS, emang untungnya apa sih?
Kita coba lihat track record negara BRICS lain.
Brazil: Ekspor Pertanian Meroket.
Dekade terakhir, Brazil naikkan ekspor gabah drastis.
Lewat jalur perdagangan BRICS.
Bypassing konflik geopolitik dengan Barat.
Foreign exchange earnings naik signifikan.
Indonesia punya kelapa sawit, karet, batubara.
Pasar China-India menanti.
India: Infrastructure Boom via NDB
New Development Bank BRICS danai proyek besar India.
Jalan tol, pembangkit listrik terbarukan, urban development.
Job creation masif di sektor infrastruktur.
Economic growth accelerated.
China: Technology Transfer Champion
Digital payment, renewable energy, manufacturing upgrade.
Semua dipercepat lewat kerja sama BRICS.
Knowledge exchange yang saling menguntungkan.
Productivity jump across sectors.
Russia: Diversifikasi Saat Krisis
Ketika hubungan dengan Barat memanas...
Russia pivot ke pasar BRICS.
Export energi dan industrial goods tetap stabil.
Economic resilience terjaga.
Indonesia dapat opsi serupa.
Konkretnya untuk Kita:
Sektor tambang: $ADRO, PTBA siap ekspor lebih banyak.
Agrikultur: AALI, SGRO akses pasar baru.
Konstruksi: WIKA, PTPP dapat proyek NDB.
Manufaktur: $ICBP, UNVR technology transfer.
Perbankan: $BBCA, BMRI capital inflow meningkat.
Ini perkiraan berdasarkan track record BRICS members yang lain.
Indonesia tetap perlu execute dengan baik.
Game plan-nya udah ada, bisakah kita main dengan fokus?
Note: Maaf bendera China-nya salah di gambar. AI-nya kurang fokus ๐
____
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^
Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger.
Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO
Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lainโ๐ป
___
Stockbit External Community
Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative.
Mau ikutan perjalanan investasi saya?
โค Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community
1/2
3 HOKI (HARUS DISIPLIN)
BUY : 90-94-98
TP1 : 102-106
TP2 : 110-115
TP3 : 124-130
SL UNDER 90/94
$HOKI $NASI $ICBP
Susu Saya Susu $ULTJ dan $DMND
Lanjutan dari diskusi sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kamu suka minum susu apa? Susu Ultramilk atau susu Diamond? Untuk bikin campuran kopi dan teh susu keduanya enak karena creamy meskipun kadang bikin bolak - balik ke toilet kalau minumnya berlebihan. Tapi pertanyaannya adalah meskipun susunya sama - sama enak, apakah laporan keuangannya keduanya juga enak? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) dan PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND), kedua-duanya memang punya reputasi kuat di pasar susu, hampir semua orang Indonesia pernah minum susu keduanya. Secara aset dan skala bisnis, ULTJ masih unggul. Total asetnya mencapai Rp8,64 triliun, sementara DMND di Rp7,86 triliun. Begitu juga dengan ekuitas, ULTJ berada di level Rp7,79 triliun dan DMND di Rp6,25 triliun. Keduanya sama-sama mengalami kenaikan aset dan ekuitas dibanding akhir 2024, yang sekilas terlihat sehat.
Tapi jangan langsung percaya tampilan luar, karena begitu kita kulik lebih dalam, terlihat jelas ada tren penurunan profitabilitas di keduanya. DMND memang berhasil tumbuh dari sisi penjualan, naik 5,22% dari Rp2,43 triliun jadi Rp2,55 triliun. Tapi profitnya justru turun. Laba kotor menurun 2%, laba operasi anjlok 35%, dan laba bersih turun 18% ke Rp51,8 miliar. Margin pun makin tipis, dengan net profit margin hanya 2,03% dari sebelumnya 2,6%. Sedangkan ULTJ malah alami penurunan penjualan tipis 0,59%, tapi gross profit-nya naik 2,04% karena mereka berhasil tekan cost of goods sold. Sayangnya, laba operasi dan laba bersih mereka ikut turun sekitar 10% ke Rp445 miliar dan Rp366 miliar.
Jadi keduanya sama-sama lagi kena tekanan beban, DMND di sisi beban pokok dan distribusi, ULTJ di beban penjualan dan administrasi yang naik tajam masing-masing 30% dan 33%.
Tapi yang bikin investor harus benar-benar mikir ulang adalah arus kas. DMND, meski labanya turun, justru mencatat lonjakan arus kas dari operasi (CFO) dari Rp102 miliar ke Rp303 miliar. Mereka juga punya free cash flow (FCF) sebesar Rp202 miliar. Ini bukan sulap, tapi hasil dari manajemen modal kerja yang agresif, stok barang dipangkas, dan utang ke supplier dinaikkan dari Rp913 miliar ke Rp1,22 triliun. Artinya mereka pintar jaga cash meskipun laba menyusut. ULTJ justru sebaliknya. Mereka punya kas besar, bahkan Rp2,18 triliun, tapi CFO-nya anjlok jadi minus Rp84 miliar dan FCF jadi minus Rp165 miliar. Mereka kebanyakan bayar supplier, sementara piutang dan beban naik, dan utang dagang turun drastis. Ini bikin posisi kas mereka yang tadinya jadi kekuatan, malah mulai kelihatan rapuh dari sisi cashflow. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Dari sisi model bisnis, DMND lebih variatif. Selain jualan produk makanan dan minuman, mereka juga punya unit usaha ritel, perdagangan non-food, bahkan platform digital. Penjualannya juga tidak bergantung ke satu pelanggan, dan lebih fokus ke domestik. ULTJ fokus banget di minuman UHT, dengan 99% pendapatan dari sektor itu. Tapi distribusi mereka sangat kuat dan menjangkau semua kanal, dari pasar tradisional, modern retail, sampai ekspor. Mereka juga punya peternakan sapi sendiri sebagai integrasi vertikal. ULTJ unggul dari efisiensi produksi, sementara DMND unggul dari sisi diversifikasi bisnis dan manajemen kas.
Dari transaksi pihak berelasi, DMND punya hubungan usaha dengan beberapa entitas seperti PT NHF Diamond Indonesia dan PT Nuansa Alam Abadi, sementara ULTJ punya hubungan dengan PT Menara Ultra dan joint venture seperti Kraft Ultrajaya.
Tentu semua investor berharap tren penurunan laba keduanya bisa dibalik. Untuk DMND, kuncinya di kontrol biaya produksi dan distribusi biar margin bisa naik. Untuk ULTJ, fokusnya harus ke efisiensi beban operasional, karena margin kotor mereka sebenarnya sudah bagus. Harapan kedua adalah cash flow. DMND sudah on track dari sisi cash flow, tinggal bagaimana menjaga keberlanjutan tanpa terlalu mengandalkan tunda bayar ke supplier. ULTJ harus cepat balik ke cash flow positif, karena terus bakar cash meski punya tabungan besar tetap saja bukan strategi berkelanjutan. Harapan lainnya, investor pasti ingin lihat pertumbuhan yang sehat dan tidak sekadar survive, apalagi keduanya punya fasilitas kredit bank yang masih longgar.
Tapi tentu, ada juga hal yang perlu diwaspadai. Untuk DMND, margin yang makin tipis dan turunnya laba per saham harus jadi sinyal peringatan. Kalau strategi efisiensi modal kerja ini gagal ditopang dengan perbaikan struktur biaya, mereka bisa kehabisan napas juga. Untuk ULTJ, kondisi cash flow yang negatif dan lonjakan beban operasional sangat mengkhawatirkan. Mereka terlihat kaya, tapi boros. Kalau ini tidak segera ditangani, investor bisa kehilangan kepercayaan meskipun ekuitas dan aset mereka besar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi DMND adalah contoh susu dengan profit yang tipis tapi efisien dalam menghasilkan cash. ULTJ adalah susu dengan margin besar dan skala besar, tapi sedang bocor dari dalam. Kedua susu ini punya kekuatan dan kelemahan. Investor tinggal pilih, mau ikut yang cash-nya sehat tapi profitnya tipis, atau yang marginnya tebal tapi lagi kesulitan mengelola arus kas. Dan seperti biasa, pilihan terbaik bukan soal siapa yang lebih besar, tapi siapa yang lebih siap memperbaiki kelemahannya sekarang sebelum semuanya terlambat. Nanti kita review juga susu $ICBP. Untuk lihat labanya lebih gede atau lebih kecil.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/8
2. AVIA
BUY : 426-444-458
TP1 : 476-494
TP2 : 520-540
TP3 : 550-570-600
SL UNDER : 426/440
$AVIA $CLEO $ICBP
just saying tapi banyak fund local yang mengrepokan saham2 bluechip mereka demi $CDIA. ini fenomena yang terakhir saya experience di $ADMR lalu sebelumnya lagi $ICBP
Perkembangan harga beras Indonesia Juni 2025, rilis oleh BPS
โ Beras di Penggilingan
mtm = +2,05%
yoy = +3,64%
โ Beras Grosir
mtm = +1,78%
yoy = +4,16%
โ Beras Eceran
mtm = +1,00%
yoy = +3,38%
Harga beras mengalami kenaikan cukup tinggi secara bulanan maupun tahunan pada Juni 2025.
Namun kenaikan tersebut secara rata-rata masih terbatasi di bawah 5%.
Salah satu faktor kenaikan harga beras adalah pengaruh musiman, berakhirnya panen raya pada April-Mei 2025.
Sehingga ada sedikit penurunan supply di pasar.
Di sisi lain, kenaikan harga beras justru mendorong IHK keluar dari zona deflasi dan menjadi inflasi tipis lagi.
https://cutt.ly/jrTzP199
$HOKI $NASI $ICBP
Hari ini $CMRY naik, besok-besok lanjut naik gak?
Saya membahasanya dalam video berikut https://cutt.ly/jrTsyVSS
.
Jangan ketinggalan ๐
$ICBP $INDF
@CatexGaming No comment perihal $ICBP, kebetulan saya ga liatin ICBP belakangan ini
Random:
$IHSG $UNVR
Today 30 Jun 2025 end of 2025Q2
USDIDR drop :
Forex Gain => $ICBP INDF
Forex Loss => $INKP TKIM $TSPC
๐ All-in, Akumulasi, atau DCA? Strategi Masuk Saham Sesuai Karakter Emiten
๐Kalau kamu masih bingung mau masuk saham sekali langsung atau cicil bertahap, jawabannya: tergantung karakter sahamnya. Investor yang jeli akan menyesuaikan strategi entry (All-in, Akumulasi, atau DCA) dengan tipe emiten yang dia incar.
๐งฉ Yuk kita bedah satu-satu cara masuknya, dan cocoknya buat saham seperti apa:
1. All-in
Masuk sekaligus di satu harga
โ Cocok untuk saham yang sangat undervalued, atau saat momen pasar panik (oversold)
โ Butuh keyakinan tinggi dan analisa tajam
Contoh:
โข $UNTR saat batu bara mulai rebound
โข ASII di fase awal pemulihan ekonomi
2. Akumulasi
Beli bertahap, tapi fleksibel tergantung momentum dan sentimen
โ Cocok untuk saham turnaround atau yang fluktuatif
โ Bisa disesuaikan dengan berita, laporan keuangan, atau support teknikal
Contoh:
โข WSKT saat mulai restrukturisasi
โข $ANTM waktu harga nikel mulai recovery bertahap
3. DCA (Dollar Cost Averaging)
Beli berkala dengan nominal tetap
โ Cocok untuk saham yang stabil dan jangka panjang
โ Nggak perlu mikirin timing, tinggal disiplin tiap bulan
Contoh:
BBCA, $ICBP, atau TLKM โ saham blue-chip yang konsisten performa
๐ก Tips biar makin paham kapan pakai strategi mana:
โ Cek karakter saham: kalau fluktuatif, hindari all-in
โ Gabungkan strategi: DCA untuk core portfolio, akumulasi untuk swing/turnaround
โ Pakai simulasi atau fitur watchlist dulu sebelum masuk beneran
โ Catat average buy kamu, biar bisa evaluasi dengan objektif
๐ Singkatnya:
Lihat gambar!๐๐ป
โGimana strategi entry yang sering kamu pakai?
Pilih mana yang paling cocok dengan gaya kamu? Share ya, siapa tahu bantu yang lain juga mikir lebih strategis sebelum masuk saham!
---------------
Edukasi & riset komprehensif:
https://cutt.ly/CrRN5pvD
---------------
Disclaimer:
Tulisan ini bertujuan untuk edukasi, bukan ajakan beli/jual. Keputusan investasi tetap di tangan kamu. Pertimbangkan profil risiko dan lakukan riset mandiri.
Bayangkan jika Anda mempunyai 1 tempat, katakanlah ruko. Tetapi di dalam ruko itu anda bisa bisnis 4-6 macam jenis dagangan yang berbeda.
Didalam tempat itu, anda bisa menjual :
Groceries
Kopi
Makanan siap saji
Cemilan
Makanan khas daerah
Roti & Donat
Yah inilah bisnis terbaik, di dalam 1 tempat anda bisa menjual berbagai macam jenis dagangan yang berbeda.
Itulah "Indomaret", bisnis simple yang menurut Saya nggak semua orang bisa.
Dan menurut Saya "Indomaret" adalah salah satu contoh good business, Karena apa yang lu mau gua ada disini.
Dan yah Saya memang berpikir bahwa Mr Salim ini memang Midas Touch.
Hanya sekedar bercerita di malam hari.
$ICBP $INDF $AMRT
Jadwal Dividen Saham minggu depan
(30 Juni - 03 Juli 2025)
Apakah ada emiten yang kalian incar Gaesss ???
Follow buat dapat info menarik lainnya ya..
$INDF $ICBP $LSIP
1/4
$SIMP - Integrasi Vertikal: Moat atau Sumber Bias?
Baru-baru ini ramai pemberitaan tentang LKH yg memiliki saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), jd tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam. Apakah menarik? dan begini hasilnya utk sementara, nanti mungkin bisa ditambahkan pembahasan lainnya.
Struktur usaha SIMP dr permukaan tampak seperti model agribisnis pd umumnya. Mereka punya lahan sawit, pengolahan CPO, distribusi minyak goreng, serta hubungan dengan grup besar Indofood. Tapi di balik itu semua, struktur integrasi vertikal yg mereka bangun ternyata menjadi kekuatan tersembunyi sekaligus sumber tanda tanya.
Lewat paparan publik terbaru, manajemen SIMP bahkan menegaskan bahwa integrasi hulu sampai hilir adalah model bisnis resmi yg mereka jalankan. dr pemuliaan benih, pengelolaan kebun, pabrik CPO, refinery, sampai produk akhir seperti minyak goreng, semua berada dlm satu ekosistem terpadu.
Secara operasional, efisiensi jd hasil paling nyata. Lewat rantai pasok internal yg utuh, SIMP bisa mengatur irama produksi secara menyeluruh. Mereka tidak perlu selalu bergantung pd pasar terbuka, karena banyak penjualan antar unit dikerjakan secara internal. Di sisi perkebunan, mereka menghasilkan TBS dan CPO dr lahan inti seluas 241 ribu hektar, yg sebagian besar sudah menghasilkan. CPO ini lalu diserap oleh segmen minyak dan lemak nabati, lalu dijual kembali ke distributor dlm grup seperti Indomarco atau $ICBP.
Struktur seperti ini membuat volume tetap stabil, biaya logistik terkendali, dan efisiensi meningkat. Data terbaru menyebutkan bahwa SIMP menjual 690 ribu ton CPO sepanjang 2024, tapi itu termasuk penjualan antar segmen internal. jd nilai realisasi penjualan ke pasar bebas masih belum transparan sepenuhnya.
Walaupun pendapatan eksternal hanya mencakup sekitar 60%dr total revenue, SIMP berhasil menjaga profitabilitas secara luar biasa. Margin laba usaha tahun 2024 tercatat sebesar 21%, naik dr 12% di tahun sebelumnya. EBITDA jg tumbuh 34%. Ini menunjukkan bahwa struktur vertikal bukan hanya gimmick, tapi benar-benar dimanfaatkan utk mendorong efisiensi dan stabilitas margin. Segmen kebun, meski hanya menyumbang sekitar 20-30% dr pendapatan, berkontribusi lebih dr 80% ke laba usaha. Sementara segmen hilir yg besar dr sisi volume, justru jd penyumbang margin yg tipis.
Tapi di balik efisiensi ini, muncul jg potensi bias. Karena lebih dr 40 persen penjualan dilakukan ke pihak-pihak berelasi, seperti ICBP dan Indofood Agri Trading, penetapan harga antar entitas jd area yg rentan konflik kepentingan. SIMP menyebut bahwa harga ditentukan berdasarkan kesepakatan internal dgn acuan harga pasar. Tapi tdk ada rincian yg membandingkan secara kuantitatif harga antar segmen internal dgn harga jual ke pihak ketiga. Artinya, bisa sj margin sebenarnya tidak tercermin penuh dlm laporan $LABA rugi SIMP, tapi sebagian justru disalurkan ke anak usaha grup Indofood lain yg tidak tercatat di bursa.
Fakta bahwa manajemen sendiri menegaskan model vertikal ini dlm public expose, sekaligus memperlihatkan keyakinan mereka akan struktur ini. Bahkan mereka menyatakan bahwa SIMP kini menjalankan prinsip keberlanjutan yg ketat, termasuk sudah mengantongi sertifikasi ISPO utk 85 persen CPO dr kebun inti. Ini bisa jd pembelaan mereka atas tudingan monopoli internal atau conflict of interest. Tapi tetap sj, selama transparansi harga transfer belum dibuka, potensi bias tetap terbuka.
Buat investor publik, memahami struktur SIMP tak cukup hanya lewat angka-angka laporan keuangan. Perlu memahami siapa membeli dr siapa, siapa mengendalikan harga, dan bagaimana arsitektur grup Indofood mempengaruhi pencatatan kinerja SIMP di laporan laba rugi.
Struktur vertikal seperti ini memang bisa jd kekuatan, terutama saat krisis. Tapi jika tidak dijalankan secara transparan, ia bisa menimbulkan deviasi nilai yg sulit dideteksi dr luar. Maka yg terpenting bukan sekadar integrasi, tapi jg kejujuran manajemen dlm membuka cara nilai itu ditransfer antar unit dlm satu rumah besar bernama Indofood.
Disclaimer: tetap DYOR ๐น
Alasan menulis: https://stockbit.com/post/19040669