Volume
Avg volume
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. atau HMSP adalah salah satu pemimpin produsen rokok di Indonesia. Perseroan memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti A Mild, Sampoerna Kretek serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Perseroan terafiliasi dengan PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan bagian dari Philip Morris International Inc. (PMI), perusahaan rokok tembakau terkemuka di dunia. Sampoerna mengoperasikan 7 fasilitas produksi di Indonesia dan bermitra dengan 38 Mitra Produksi Sigaret (MPS). Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui total 106 kantor penjualan yang tersebar di pulau Sumat... Read More
hedging saham farmasi $PYFA itu yang bener ya rokok $HMSP atau beer $MLBI
kalo orang sakit karena alchohol dan rokok, obat2an jadi laris. kalau lagi sehat obat sepi, rokok dan beer laris manis... wkwk
#logikangasal
Rome was not built in a day,
but Hiroshima and Nagasaki were destroyed in a day.
Dalam perjalanan investasi kita, ini adalah idiom yang penting .
Saham bagus dan uptrend yang baik, tidak perlu BURU-BURU naek 5% di TP , naek 10% di TP .. biarkan bertumbuh besar dan indah seperti Rome.
Tetapi saham buruk, contoh tersandung kasus korupsi, kasus default, goverment policy yang merugikan , maka BURU-BURU cut sebelum hancur porto seperti Hiroshima dan Nagasaki.
$GOTO $GGRM $HMSP
$HMSP Pemerintah naiki saja cukai rokok setingi2 nya tidak keman juga saham rokok bila perlu $HMSP jadi 200
$GGRM
$HMSP dgn innovasi produk bebas asapnya / IQOS..
percuma aja,,
kapan naik 2 saham ini,,
nggak NAIK,,
PERMANENT di angka itu ini aja..
$BBCA
semua saham big cap,, naik..
ONLY 2 ..
$HMSP $GGRM,,
memandang portfolio dengan sedih,
Airmata netes,,
tag $BBRI
Kenapa gak ada yg suka saham beginian?
Potensi Yield naik, dari salah satu segmennya yg ekspansi besar besaran di 2024
Diharga sekarang potensi 9-10% DY kalau EPS di Q2 tembus 60++
Q1 banyak one off dr beban CSR, THR dan iklan
EPS Q2 potensi pasti bisa 60++, jika asumsi beban beban balik normal ditambah dengan potensi salah satu segmennya yg makin growth lagi
Gak usah mikirin ATH, ke 1200 atau 1500 bukannya udah bargain?
Jangan dibeli kalau takut rungkad… tontonin aja saham beginian mah
$HMSP $IHSG $GGRM
$HMSP $GGRM
Survei Terbaru: Hanya 29% Laki-Laki Tidak Merokok..
MASIH TAHAN kah ?
copas online,,
Mulai Menulis
Lihat ke Halaman Asli
Herlambang Saleh
Guru
FOLLOW
Mengapa Sulit Cari Pria Tanpa Rokok di Indonesia?
7 Mei 2025 15:15 |Diperbarui: 7 Mei 2025 15:15
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
"Pesona Pria Tanpa Asap Rokok". (Sumber:https://cutt.ly/drOwU6Ap)
"Pesona Pria Tanpa Asap Rokok". (Sumber:https://cutt.ly/nrOwIqjK)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Instagram sempat diramaikan oleh sejumlah akun yang mengunggah format atau template bertuliskan "Pesona Pria Tanpa Asap Rokok". Unggahan ini bisa berasal dari pasangan si "pria tanpa asap rokok" atau pria itu sendiri. Meskipun tidak banyak akun yang mengunggah format tersebut, hal ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menemukan laki-laki yang tidak merokok di Indonesia. Data statistik terbaru pun mengamini hal ini.
Survei Terbaru: Hanya 29% Laki-Laki Tidak Merokok
Laporan Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan bahwa angka perokok aktif laki-laki di Indonesia mencapai 65,5 persen. Ini berarti dua dari tiga laki-laki di Indonesia merupakan perokok aktif, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok laki-laki terbanyak di Asia Tenggara. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat, dengan angka perokok dewasa yang naik dari 60,3 juta orang pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta pada tahun 2021.
Survei terbaru menunjukkan bahwa hanya 29% laki-laki di Indonesia yang tidak merokok, sementara 71% lainnya tercatat sebagai perokok aktif. Angka ini diperkirakan dari tren data sebelumnya, seperti laporan Statista 2020 yang menyebutkan 71,4% laki-laki usia 15 keatas merokok, menandakan sulitnya mengurangi kebiasaan ini di Tanah Air. Data dari GATS 2021 oleh Kementerian Kesehatan RI dan WHO mencatat 65,5% laki-laki dewasa merokok, dengan proyeksi 71% untuk tahun 2025 berdasarkan kenaikan bertahap dari Riskesdas 2018 (62,9%) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, meskipun data pasti untuk tahun ini belum ada.
Dampak Kebiasaan Merokok terhadap Kesehatan dan Ekonomi
Kebiasaan merokok bertanggung jawab atas lebih dari 300 ribu kematian tahunan di Indonesia, terkait penyakit seperti kanker paru-paru dan gangguan jantung. Selain itu, biaya untuk membeli rokok sering kali menggerus keuangan keluarga, khususnya di kalangan ekonomi lemah.
Meningkatnya Jumlah Perokok Usia Muda
Riset Kesehatan Dasar tahun mencatat, prevalensi perokok anak berusia 10-18 tahun di Indonesia pada 2018 sebesar 9,1 persen, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 7,2 persen. Masih ada anak-anak lain yang menjadi perokok pasif karena terpapar asap rokok orang lain.
Menurut Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada tahun 2019, sebanyak 19,2 persen pelajar berusia 13-15 tahun aktif mengkonsumsi produk tembakau. Di sisi lain, ada 7,9 persen pelajar yang semula tidak merokok dikhawatirkan jadi perokok karena mengikuti ajakan teman.
Eksperimen Sosial: Mudahnya Anak Membeli Rokok
Dalam saluran youtube KOMPASTV, melakukan eksperimen sosial dengan meminta dua anak membeli rokok di warung-warung pinggir jalan untuk melihat bagaimana keterjangkauan rokok bagi mereka. Hasilnya, kedua anak tersebut tidak menemukan kesulitan untuk membeli rokok yang dijual eceran. Di beberapa warung, mereka langsung dilayani tanpa ada pertanyaan atau penolakan, meskipun mereka masih berseragam sekolah.
Halaman Selanjutnya
BERI NILAI
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual Bermanfaat Inspiratif Menarik Menghibur Unik
BERI KOMENTAR
Beri Komentar Mengenai Artikel Ini…
Kirim
Lyfe
Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Konten Terkait
Mengapa Kita Sulit Mengatur Pola Makan?
Mengapa Kita Sulit Mengatur Pola Makan?
Memahat Jejak Abadi:Branding Diri di Lautan Digital
Memahat Jejak Abadi:Branding Diri di Lautan Digital
Kepercayaan Tanpa Peta: Menimbang Transparansi dan Kerentanan dalam AI
Kepercayaan Tanpa Peta: Menimbang Transparansi dan Kerentanan dalam AI
Video Pilihan
Terpopuler
Lakban sebagai Pesan Simbolik Kematian Arya Daru Pangayunan
Metamorfosis PSI: Gajah Gulingkan Mawar
Susah Payah Nabung agar Tidak Berutang, Uang Malah Dipinjam Orang
KKN Internasional UIN Sumatera Utara di Malaysia: Bangun Semangat Edukasi dan Nasionalisme Pada Anak Pekerja Migran Indonesia
Pemanfaatan Teknologi Bagi Guru Sekolah Dasar
Nilai Tertinggi
Galbay Akibat Oikosnomosida, OJK Berpihak Ke Mana?
Dalam Satu Genggaman, Toko Buku Bertahan
Resep Untuk Sembuh dari Patah Hati
Perempuan Suku Bajo yang Tangguh
Menulis di Kompasiana, dari Ragu Menjadi Percaya Diri
Feature Article
10 Rental Mobil Medan dan Harga Sewanya
Terbaru
Freshgraduate Berkhayal Jadi HRD: 3 Aspek Ini Akan Saya Perhatikan
Pendidikan Gratis untuk Siapa?Madrasah dan Pesantren Tidak Boleh Lagi Terpinggirkan
Kepemimpinan Kepala Sekolah: Kunci Menghidupkan Nilai Pancasila di Sekolah
Era Real- Time: Transformasi Manajemen Isu dalam Genggaman Media Sosial
Carut Marut SPMB 2025: Ketimpangan Jumlah Calon Murid Baru Antara Sekolah Kecil dan Sekolah Favorit
Headline
Puisi: Negeri di Ujung Denyut
Kenapa Jutaan Orang Rela Nonton Orang Lain Main Game?
5 Cara Aneh ADHD Membuat Emosi Kacau Balau
Menulis di Kompasiana, dari Ragu Menjadi Percaya Diri
Susah Payah Nabung agar Tidak Berutang, Uang Malah Dipinjam Orang
Copyright by
$HMSP $GGRM cc $BBRI
berita online ,, copas aja,,

Cek Prediksi Kinerja HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) pada Kuartal II-2025
Oleh: Rashif Usman
Rabu, 16 Juli 2025 19:12 WIB

https://cutt.ly/crOwTE3M - JAKARTA. Kinerja emiten di sektor rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diproyeksikan bakal beragam di kuartal II-2025.
Berdasarkan riset yang dipublikasikan Indo Premier Sekuritas (IPOT), kinerja laba bersih HMSP diperkirakan tumbuh 80,8% yoy menjadi Rp 1,9 triliun di kuartal II-2025. Peningkatan ini didorong oleh efek basis rendah dari periode yang sama tahun lalu, saat perusahaan terpukul kenaikan cukai 10%.
Sebaliknya, GGRM diprediksi mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan, yakni hingga 69% yoy. Hal ini disebabkan oleh dampak leverage operasional negatif, di tengah volume penjualan yang lemah.

Sambut HUT ke-79, BNI Manjakan Nasabah dengan Promo Serba 79 dan Undian Spektakuler
Baca Juga: Wismilak (WIIM) Fokus Jaga Market Share di Tengah Tekanan Cukai dan Rokok Murah
"Dari sisi harga jual, HMSP dan GGRM tercatat telah menaikkan harga rata-rata produk SKM mereka masing-masing sebesar 1,3% dan 0,3% secara kuartalan," kata analis IPOT, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dalam risetnya yang dipublikasikan pada Jumat (11/7) lalu.
Namun secara konservatif, IPOT memperkirakan margin kotor (GPM) HMSP dan GGRM akan tetap datar dibandingkan kuartal sebelumnya di level 17,4% dan 9,2%. Ini disebabkan oleh perhitungan biaya tetap yang lebih tinggi akibat pertumbuhan penjualan yang lebih lemah secara kuartalan.
Sementara, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat pergerakan saham HMSP dan GGRM belum bisa naik signifikan dikarenakan sentimen negatif seperti kinerja keuangan.
"Terlebih saat ini daya beli yang masih melemah dan maraknya rokok murah dan ilegal menjadi penghambat kinerja dari rokok sendiri," ucap Azis kepada Kontan, Rabu (16/7).
Azis menambahkan, meski pemerintah tidak menaikkan tarif cukai pada tahun ini, hal tersebut belum cukup mampu mendorong pemulihan laba bersih perusahaan. Pasalnya, tekanan pada sisi pendapatan masih cukup besar.
Kenaikan Harga Jual Terbatas
Andrianto dan Nicholas menerangkan kenaikan harga jual rokok diperkirakan masih akan terbatas di paruh kedua tahun ini. Berdasarkan pantauan harga hingga Juni 2025, HMSP telah menaikkan harga sekitar 3% secara tahunan, sementara GGRM hanya 0,6%. Angka ini jauh di bawah rata-rata kenaikan tiga tahun terakhir yang mencapai 8% dan 7,1%.
Keterbatasan ini disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat, serta fakta bahwa harga eceran rokok Tier-1 saat ini sudah 11,8% di atas ambang batas Harga Jual Eceran (HJE) yang ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, ruang untuk penyesuaian harga di sisa tahun ini sangat terbatas.
Baca Juga: Gudang Garam Tak Lagi Serap Tembakau dari Temanggung, Petani Beberkan Penyebabnya
IPOT memandang netral terhadap sektor rokok karena kurangnya kekuatan harga atau pricing power serta potensi kenaikan tarif cukai ganda di tahun 2026.
"Risiko utama termasuk lemahnya daya beli yang menghambat perusahaan untuk menaikkan harga," ucap Andrianto dan Nicholas.
Dari sisi valuasi, Azis mencatat bahwa rasio price to earnings (P/E) HMSP saat ini sudah berada di bawah rata-rata lima tahunnya. Namun, tren penurunan kinerja tetap menjadi tantangan bagi pergerakan harga saham ke depan.
Sementara itu, valuasi GGRM justru sudah berada di atas +2 standar deviasi (Sd+2), sehingga dinilai relatif mahal atau overvalued.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Azis menyarankan agar investor lebih memanfaatkan saham HMSP dan GGRM untuk strategi jangka pendek sambil memperhatikan momentuk teknikal.
Azis menyarankan pelaku pasar untuk trading buy saham GGRM di target harga Rp 9.475-Rp 9.575 per saham, serta mencermati saham HMSP di target harga Rp 620-Rp 625 per saham.
Sementara itu, Andrianto dan Nicholas merekomendasikan untuk hold saham HMSP di target harga Rp 610 per saham dan sell saham GGRM dengan target harga Rp 6.900 per saham.
Selanjutnya: Krom Bank Optimistis DPK Tumbuh Positif dan Likuiditas Memadai
Menarik Dibaca: 5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai Siang Hari, Segarnya Bikin Semangat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Herlina Kartika Dewi
TAG:
GGRM
rekomendasi saham
saham HMSP
saham GGRM
Emiten Rokok
BERITA TERKAIT

Keuangan
BRI Jadi Institusi Keuangan No.1 di Indonesia pada Daftar Fortune Southeast Asia 500

English
Ride-Hailing Driver Protest Falls Short of Crowd Claims, Services Remain Unaffected

Investasi
Gudang Garam (GGRM) Injeksi Modal ke Proyek Jalan Tol, Cek Rekomendasi Sahamnya

Investasi
Gudang Garam (GGRM) Suntik Modal ke Anak Usaha Rp 1,5 Triliun, Ini Tujuannya

Investasi
Gudang Garam (GGRM) Suntik Modal ke Anak Usaha Rp 1,5 Triliun

Investasi
Tahun 2024, Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 81,58%
TERBARU
Teridentifikasi Palsu, Satgas PASTI Hentikan Kegiatan Usaha Omnicom Group (OMC)
Kebijakan B50 Jadi Bahan Bakar Utama Pendorong Kinerja Tunas Baru Lampung (TBLA)
Penunjukan Lokapasar Sebagai Pemungut PPh Final UMKM Tidak Bebankan Pajak Baru
MU Gigit Jari! Dua Pemain yang Dilepas Murah Kini Jadi Aset Emas Klub Lain
Mahkamah Agung Korsel Bebaskan Ketua Samsung Jay Y Lee, Terkait Kasus Merger di 2025
Wujudkan Pertambangan Berkelanjutan,Bukit Asam Dukung Program Net Zero Emission 2060
Terbatas! Promo Chatime Matcha All Day 17-20 Juli, 2 Varian Spesial Cuma Rp 20.000
Israel Gempur Damaskus, Berjanji Lindungi Komunitas Druze dari Serangan Suriah
Pengertian Daddy Issues dan Tandanya yang Disebabkan oleh Trauma Masa Kecil
Manchester City Teken Kontrak Apparel Terbesar dalam Sejarah Premier League
Presiden The Fed Bank of New York Enggan Tanggapi Kritik Trump terhadap Bank Sentral
Kewarganegaraan dan Golden Visa di 5 Negara Ini Bisa Dibeli dengan Kripto
TERPOPULER
6 Dokumen Kependudukan yang Tidak Perlu Lagi Surat Pengantar RT/RW, Apa Saja?
Prospek BRMS Diklaim Bakal Cemerlang Berkat Empat Tambang Emas Andalan
Kesepakatan Dagang RI-AS Berpotensi Bebani Neraca Dagang dan Pertumbuhan Ekonomi
Eastparc Hotel (EAST) Tebar Dividen Interim Rp 9,07 Miliar, Ini Jadwal Lengkapnya
Reli IHSG Diprediksi Berlanjut, Intip Rekomendasi Saham untuk Kamis (17/7)
Tarif 0% untuk Produk AS Berpotensi Menggerus Pendapatan Negara dari Bea Masuk Impor
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps Jadi 5,25%
Arsenal Belanja Besar di Bursa Transfer Musim Panas, Tiga Rekrutan Lagi Segera Tiba
Nusa Raya Cipta (NRCA) Beri Penjelasan ke Bursa Soal Volatilitas Transaksi
Penjelasan Chandra Asri (TPIA) Soal Kabar Akuisisi SPBU Exxon di Singapura
pemerintah kalau masih menaikkan cukai rokok tandanya bener” kurang kreatif dalam mencari Income $HMSP $GGRM $WIIM
$HMSP
berita copas,, sumber online..
PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) diperkirakan akan membukukan pertumbuhan laba pada kuartal II/2025 setelah masih terkoreksi pada triwulan perdana tahun ini.
Peningkatan bottom line itu bakal didukung oleh kemampuan emiten produsen rokok tersebut dalam menetapkan harga di tengah nihilnya peningkatan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun ini.
Maybank Sekuritas Indonesia dalam laporan terbarunya memperkirakan laba bersih HMSP pada kuartal II/2025 akan mencapai kisaran Rp2,0 triliun atau meningkat sekitar 4% dari kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/QtQ) dan melonjak hingga 87% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Baca Juga :
Bisikan Target Saham HMSP Terbaru Usai Ketok Dividen 2025 Triliunan
Willy Goutama dan Jocelyn Santoso, analis Maybank Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi margin kotor sebesar 19,5% atau meningkat 210 bps QtQ dan 300 bps YoY.
Ada dua faktor yang memicu hal tersebut. Pertama, jelas mereka, pemerintah belum menaikkan tarif CHT pada 2025 sehingga membuka ruang yang signifikan untuk ekspansi margin kotor.
Sebab, tarif cukai merupakan komponen paling signifikan dalam pembentukan harga pokok penjualan (HPP) atau cost of goods sold (COGS) yakni sekitar 71%.
“Kedua, pemeriksaan lapangan kami menunjukkan bahwa HMSP terus menaikkan harga sebesar 4% hingga 15% YoY di seluruh merek andalannya pada April—Mei 2025,” jelas Willy dan Jocelyn dalam riset Maybank Sekuritas yang dirilis, Senin (23/6/2025).
Baca Juga :
HM Sampoerna (HMSP) Tebar Dividen Rp6,53 Triliun, Catat Jadwalnya
Dengan estimasi tersebut, Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan torehan laba bersih HMSP sepanjang semester I/2025 akan melampaui ekspektasi. Sekuritas ini memprediksi laba perseroan pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp3,92 triliun atau naik 18% YoY.
Angka proyeksi itu akan mencakup 55% dari prakiraan Maybank Sekuritas Indonesia untuk laba Sampoerna sepanjang 2025 dan mencapai 50% dari konsensus. Nilai proyeksi itu juga melampaui rata-rata pencapaian laba perusahaan dalam tiga tahun yakni sekitar 48%.
“[Angka tersebut] menunjukkan HMSP akan melampaui ekspektasi pasar,” ungkap Willy dan Jocelyn.
Ilustrasi - produk rokok/Dok-Bisnis
Ilustrasi - produk rokok/Dok-Bisnis
Berdasarkan catatan Bisnis, HMSP pada kuartal I/2025 masih mencatatkan kontraksi laba bersih. HMSP menorehkan bottom line senilai Rp1,91 triliun pada periode itu atau turun 14,63% YoY.
Padahal kinerja pendapatan dan beban pokok perseroan hanya turun low single digit pada triwulan perdana tahun ini. Pendapatan HMSP tercatat senilai Rp28,78 triliun pada Januari—Maret 2025, turun 1,09% YoY, sedangkan beban pokok penjualan turun 2,40% YoY menjadi Rp23,76 triliun.
Bila diperinci, kontributor terbesar beban pokok HMSP ialah pita cukai yakni senilai Rp16,94 triliun dibandingkan Rp17,20 triliun pada kuartal I/2024. Adapun, total biaya produksi menyumbang Rp5,63 triliun pada kuartal I/2025.
Peningkatan Harga Jual Rata-rata Produk Sampoerna (HMSP)
Adapun secara kumulatif, Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan penjualan Sampoerna akan mencapai Rp59,43 triliun paa semester I/2025. Angka itu meningkat 3% YoY.
Willy dan Jocelyn menjelaskan bahwa angka penjualan perseroan pada paruh pertama tahun ini akan dominan ditopang oleh peningkatan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) di tengah datarnya pertumbuhan volume penjualan.
“Karena titik harga merek andalan HMSP masih lebih tinggi daripada pesaing terdekatnya, kami memperkirakan pertumbuhan penjualan HMSP pada semester I/2025 sebagian besar akan berasal dari kenaikan ASP di tengah pertumbuhan volume penjualan yang datar.”
Baca Juga :
Menilik Kinerja dan Saham Gudang Garam (GGRM) dan Sampoerna (HMSP)
Setali tiga uang, Sucor Sekuritas juga menilai pertumbuhan ASP yang berkelanjutan menjadi salah satu faktor yang akan mendorong HMSP untuk memacu torehan labanya.
Niko Pandowo, analis Sucor Sekuritas, menjelaskan bahwa pihaknya tetap optimistis bahwa perseroan mampu mengejar kinerja bottom line kendati terkoreksi pada triwulan I/2025.
Selain pertumbuhan ASP yang berkelanjutan, jelas Niko, faktor pendukung lain bagi fase pemulihan kinerja HMSP adalah ekspansi margin yang dimungkinkan oleh nihilnya kenaikan tarif cukai.
“HMSP tetap berada di jalur pemulihan…didorong oleh tidak adanya kenaikan tarif cukai,” jelasnya dalam riset Sucor Sekuritas pada awal Mei lalu.
Baca Juga :
Mengenal Downtrading Rokok yang Bikin Sri Mulyani Ketar-ketir
Selain itu, Niko menilai fenomena downtrading atau tren peralihan konsumen ke segmen produk yang lebih murah mulai melambat, kendati masih terus berlanjut.
Hal itu, sebutnya, tecermin dari pendapatan rokok jenis sigaret kretek tangan atau SKT yang hanya tumbuh sebesar 8% YoY, dari sekitar 25% pada triwulan I/2024.
Katalis lain bagi kinerja HMSP, imbuh Niko, adalah peningkatan pendapatan perseroan dari produk bebas asap. Pada triwulan perdana tahun ini, segmen produk bebas asap HMSP menghasilkan pendapatan sebesar Rp443 miliar atau tumbuh sekitar 39% YoY dan berkontribusi sekitar 2% bagi total pendapatan.
“Dengan volume penjualan mencapai 0,3 miliar batang (+50% YoY). Pangsa pasar berada di 0,4% secara nasional dan 5% di wilayah perkotaan Jakarta.”
Proyeksi untuk Saham Sampoerna (HMSP)
Sejalan dengan proyeksi kinerja keuangan tersebut, Maybank Sekuritas Indonesia mempertahankan pandangan optimistis terhadap kinerja saham H.M. Sampoerna. Sekuritas ini bahkan meningkatkan target harga untuk saham HMSP yakni pada level Rp850.
“Pertahankan BELI karena laba HMSP pada 2025–2027 sedang bertransisi ke fase pertumbuhan dari fase pemulihan karena pemulihan yang ada dan kontribusi yang terus tumbuh dari bisnis rokok elektrik barunya,” jelas Willy dan Jocelyn.
Sebelumnya, Sucor Sekuritas telah mempertahankan rekomendasi beli untuk saham HMSP dengan target harga yang juga lebih tinggi yakni sebesar Rp1.615.
“Dengan keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai pada 2025, kami melihat potensi kenaikan yang signifikan untuk HMSP,” jelas Niko.
H.M. Sampoerna Tbk. - TradingView
Selain itu, sambungnya, HMSP menawarkan imbal hasil dividen yang menarik yakni sekitar 8%. Alhasil, saham tersebut menjadi pilihan yang sangat menarik bagi investor.
Berdasarkan data terminal Bloomberg, Senin (30/6/2025) malam, sebanyak delapan dari 17 sekuritas masih menyematkan rating buy untuk saham Sampoerna. Delapan sekuritas lain memberikan peringkat hold, sedangkan satu lainnya merekomendasikan jual.
Target harga saham HMSP berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg itu berada pada level Rp764. Artinya, target tersebut menyiratkan potensi imbal hasil sekitar 27,3% dari harga HMSP pada penutupan perdagangan kemarin, yakni pada level Rp600 per saham.
-----------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. https://cutt.ly/BrI3N6CO tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor: Oktaviano DB Hana
$BMRI $BBCA
$EKAD 3 5 Tahun (Dan Mungkin 5-7 Tahun Lagi) DownTrend Kok Volatil Wkwkwk
Ada yg protes karena beli Ekad malah 1 2 tahun floating loss kali ya... wkwkw
Semoga Ekad ga mengulang kejadian semacam $UNVR sama $HMSP downtrend akut akibat laba sempat turun terus...