Volume
Avg volume
Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Dreamland Pecatu Golf No. 32 tanggal 22 Februari 2005. Kegiatan usaha Perseroan adalah dalam bidang golf. Saat ini, Perseroan telah menambah kegiatan usahanya melalui Entitas Anak. Perseroan kini bergerak di bidang Jasa Konsultasi Manajemen dan Pengelolaan Lapangan Golf, serta Pengembangan Properti dan Fasilitas Pendukungnya melalui Entitas Anak. Pengelolaan Lapangan Golf dilakukan oleh Entitas Anak, yaitu NKG dan SGU. Sementara itu, Pengembangan Properti dan Fasilitas Pendukungnya hanya dilakukan oleh NKG.
$GOLF - Di Antara Fairway dan Grafik Saham:
Golf dan Investasi Saham: Tentang Presisi, Kesabaran, dan Jiwa yang Tenang
Investasi saham itu persis seperti main golf.
Bukan tentang siapa yang paling kuat memukul bola, atau siapa yang paling cepat menyelesaikan delapan belas hole. Tapi tentang siapa yang paling sabar, paling tenang, dan tahu kapan harus menahan ayunan—dan kapan harus melepaskan pukulan dengan presisi sempurna.
Di bursa, banyak investor mirip pemula di driving range: pukulannya kencang, tapi bolanya liar—keluar lapangan, atau lebih parah, nyemplung ke "danau" kerugian karena laporan keuangan yang keruh. Seperti kata Bobby Jones, legenda golf: "Golf is played on a five-inch course—the space between your ears."
Betul sekali. Medan perang utamanya bukan di layar, tapi di kepala—dan di hati.
Golf mengajarkan kita soal manajemen risiko yang tak terpisahkan. Anda bisa ambil driver untuk tee-off demi jarak terjauh, tapi Anda juga tahu kapan harus pakai wedge—demi chip pelan ke green yang lebih akurat dan minim risiko. Dalam saham pun, kita mesti cermat memilih: Mana yang layak disimpan hingga panen—seperti anggur sabar yang menunggu musim, Mana yang cukup diswing sebentar lalu lepas—seperti angin sore yang tak perlu ditahan, Dan mana yang sebaiknya ditinggal—karena Tuhan pun tak memaksa bola kembali ke fairway jika sudah jatuh ke danau.
Dan seperti halnya seorang caddie di lapangan golf, investor juga butuh panduan. Ini bukan sekadar naluri, melainkan rasa ingin tahu yang tajam, riset yang mendalam, atau bahkan bantuan financial advisor yang bisa "membaca kontur lapangan" pasar yang tak pernah diam.
Sebab, seperti golf, pasar saham pun ditiup angin tak terduga—sentimen ekonomi, geopolitik, hingga rumor yang muncul diam-diam, seperti bunker tersembunyi di hole ke-18 ketika Anda sedang memimpin.
Di golf, Anda bisa kalah karena satu bunker. Di saham, satu laporan rugi. Tapi pegolf sejati tahu: bukan salah lapangannya—tapi cara kita memilih wedge untuk membebaskan diri.
Jangan lupakan putting, seni terpenting di green. Orang bisa berjalan 400 yard dengan drive sempurna, tapi semua bisa gagal hanya karena satu putt yang meleset. Dalam saham, ini ibarat mengabaikan laporan tahunan, aksi korporasi, atau perubahan kecil dalam struktur manajemen—detail-detail yang sering kali jadi pembeda antara profit konsisten dan sekadar "hampir berhasil".
Seperti pegolf yang memilih club dengan sabar, Warren Buffett pernah berkata: " The stock market is designed to transfer money from the active to the patient." Begitu pula golf—pemain yang gelisah dan tergesa-gesa lebih sering double bogey daripada birdie.
Golf adalah seni disiplin, bukan pertunjukan tenaga. Begitu pula saham: bukan seberapa sering Anda bertransaksi, tapi seberapa bijak Anda membaca arah angin, menunggu momentum, dan tetap tenang ketika saham Anda disalahpahami pasar.
Dan ya, ada sisi spiritual yang halus. Di lapangan golf, kita belajar rendah hati. Kadang bola memantul ke arah yang tak terduga—seperti saham yang turun tanpa sebab jelas. Kadang kita sudah bermain sesuai irama, menimbang arah angin dan kontur fairway dengan cermat, tapi hasilnya tetap meleset.
Pasar saham itu seperti partner golf yang moody: kadang memberi birdie di hole sulit, kadang bikin triple bogey di green paling datar.
Lalu kita menghela napas, menatap langit, dan berbisik: "Mungkin ini cara-Nya mengajarkan kita sabar... dan tawakal."
Itulah dividen jiwa—yang tak tercatat di neraca, tapi terasa dalam dada. Dividen itulah yang membuat perjalanan ini bermakna, meski kadang grafiknya turun, meski kadang bolanya melamun. Seperti saham yang lama terlelap, lalu tiba-tiba membagi dividen besar. Atau bola yang tersesat di rough, tapi pelan-pelan kita bawa kembali ke green.
Jadi, apakah Anda seorang investor? Atau seorang pegolf? Atau justru keduanya?
Keduanya menuntut hal yang sama: kebijaksanaan dalam menahan diri. Di antara bunker dan fairway, di antara koreksi dan rebound, di situlah ujian sejati seorang pemain ditentukan—bukan oleh skor, tapi oleh karakter.
Mulai hari ini, mari kita terapkan mindset pegolf sejati: fokus pada presisi, bukan emosi. Kelola risiko, bukan nekat all-in. Jaga ketenangan, karena pasar—seperti cuaca di lapangan golf—tak pernah bisa diprediksi sempurna.
Karena pada akhirnya, kemenangan sejati bukan soal angka di leaderboard atau portofolio. Tapi soal kedewasaan jiwa—dan cara Anda mengayun setiap keputusan: tenang seperti Tiger Woods di hole terakhir, presisi seperti Warren Buffett memilih saham. Karena dalam golf maupun saham, yang abadi bukan skor akhir—melainkan ketenangan saat mengayun, dan pelajaran yang tertinggal di hati.
$GOLF
sampah gk punya duit buat angkat harga, org udh pada setor sahamnya tp emg gk laku aja
ganti team marketing lo
Hati2 megang saham Cendana... Asu kabeh... Belajar dari $HITS dan $HUMI, $GOLF pun gak akan lama dibanting... Skenario kerja saham Cendana... IPO gulung sampe FOMO, dah itu banting sampe kere... Kalau bisnis sukses saham dibanting lagi tahan berbulan-bulan, biar pas ngajuin delisting, buyback nya murah... Itu lah rumus saham-saham Cendana merampok retail...
@FauzanTnjung Iya sih bener, gw trauma sih main saham beginian. Udah jual semua saham $GOLF . Anggep aja ongkos belajar lah