Volume
Avg volume
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai Perseroan) didirikan berdasarkan Akta Nomor 137 tanggal 31 Maret 1950 dari Notaris Raden Kadiman. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. J.A.5/12/10 tanggal 31 Maret 1950 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Serikat Nomor 30 tanggal 12 Mei 1950, tambahan No.136. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bergerak di bidang Jasa Angkutan Udara Niaga. Perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011
Apakah Chairul Tanjung Benar - Benar Nyangkut di $GIAA Selama 14 Tahun?
Pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau ada satu saham yang bisa bikin konglomerat sekaliber Chairul Tanjung ikut nyangkut lebih dari satu dekade, itu adalah Garuda Indonesia (GIAA). Kisahnya bukan cuma soal fluktuasi harga, tapi juga drama nasional soal IPO gagal, permintaan tolong dari pemerintah, dan realita pahit bahwa uang triliunan pun bisa terkubur di bursa jika bandarnya nggak niat goreng. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Semua dimulai pada Februari 2011. GIAA resmi IPO dengan harga penawaran Rp750 per lembar, menawarkan 6,33 miliar saham atau 27,98% dari modal disetor. Tapi publik tak begitu tertarik: hanya 52,5% saham yang terserap pasar. Sisanya—sekitar 3 miliar lembar—terpaksa diserap tiga sekuritas pelat merah: Danareksa, Bahana, dan Mandiri Sekuritas, sesuai perjanjian underwriter full commitment. Artinya, saham sisa senilai Rp2,25 triliun terpaksa ditanggung sendiri. Dan di sinilah pemerintah turun tangan.
Maret 2012, Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, menghubungi lima taipan nasional lewat SMS: Nirwan Bakrie, Rachmat Gobel, Sandiaga Uno, Anthony Salim, dan Chairul Tanjung. Tujuannya? Bantu selamatkan saham Garuda. Responsnya? Yang menanggapi hanya tiga, dan yang maju betulan hanya Chairul Tanjung. Lewat PT Trans Airways, dia menyerap 2,47 miliar lembar saham sisa dengan harga diskon Rp620/lembar, senilai total Rp1,53 triliun. Jumlah ini setara 10,88% dari total saham GIAA.
Lalu, Mei 2021, Chairul kembali menambah kepemilikan dengan membeli 635 juta saham GIAA dari Finegold Resources seharga Rp499/lembar, total Rp317 miliar. Setelah pembelian ini, total kepemilikan Trans Airways melonjak jadi 28,26%, atau sekitar 7,3 miliar saham. Pemerintah masih pegang 60,54%, sisanya publik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sayangnya, semua suntikan dana itu tak menyelamatkan harga saham. Saat artikel ini ditulis April 2025, harga GIAA hanya Rp41. Artinya, floating loss Chairul Tanjung? Diperkirakan lebih dari Rp11,2 triliun menurut Komisaris GIAA sendiri, Peter Gontha. Belum termasuk bunga dan inflasi.
Peter bahkan menyebut langsung di akun Instagramnya bahwa CT "sudah rugi Rp11 triliun lebih." Hitungannya: kurs dolar saat CT masuk masih Rp8.000, sekarang Rp16.800. Harga beli Rp620-625, sekarang Rp41. Dan yang lebih menyakitkan lagi, saham ini bahkan belum pernah kembali menyentuh harga IPO Rp750 selama 14 tahun terakhir.
Tentu, ini bukan kerugian realized. CT tidak pernah menjual, artinya rugi ini masih "di atas kertas." Tapi tetap saja, investor publik jadi bertanya-tanya: kalau seorang Chairul Tanjung aja bisa nyangkut 14 tahun, kita ini siapa? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Padahal, berkali-kali GIAA mencoba restrukturisasi. Pernah melakukan rights issue, merestrukturisasi utang leasing, hingga wacana merger dengan Pelita Air pada 2025. Tapi hasilnya? Harga tetap stagnan. Bahkan setelah GIAA mengumumkan efisiensi operasional, arus kas positif (CFO FY24: USD586 juta), dan potensi laba dari penurunan harga avtur, investor tetap ogah masuk. Alasannya sederhana: kurs dolar. FY 2024 GIAA rugi kurs USD25 juta, dan Q1 2025 bisa lebih buruk karena kurs menyentuh Rp16.800.
Net foreign buy? Kecil. YTD cuma Rp3,31 miliar, sebulan terakhir Rp500 juta, seminggu Rp351 juta. Bahkan transaksi nego jumbo 17 April 2025 yang sempat dikira institusi, ternyata cuma Rp10 miliar saja, bukan Rp100 miliar.
Jadi, bisa disimpulkan: yang membuat GIAA tidak naik bukan karena kinerjanya tidak membaik. Tapi karena tidak ada kepercayaan bahwa saham ini bisa digoreng kembali. Para bandar? Diam. Asing? Cuek. Investor publik? Trauma.
Tapi... bukan berarti tak ada harapan. Kalau kamu punya nyali dan stamina kayak Chairul Tanjung—yang sudah nyangkut sejak 2011, beli di harga 620, dan masih sabar nunggu harga balik—ya silakan ambil risiko itu. Karena kalau someday harga GIAA kembali ke Rp300-an aja, beliau bisa cuan ratusan miliar. Tapi sampai hari itu tiba, ini tetap jadi saham yang lebih cocok buat koleksi museum, bukan portofolio harian.
Kisah ini adalah pelajaran bahwa pasar tidak peduli siapa kamu. Mau kamu konglomerat, pejabat, atau ritel kecil. Begitu kamu beli di harga salah, dan bandarnya nggak niat goreng, kamu tetap akan nyangkut. Dan Garuda Indonesia, sampai saat ini, tetap menjadi simbol nasional yang sayangnya terbangnya hanya tinggi di langit... bukan di grafik harga saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
User Stockbit di External Community Pintar Nyangkut itu ada yang tanya apakah mungkin itu cuci uang? Topik soal potensi pencucian uang di GIAA dengan menggunakan nama Chairul Tanjung memang bukan perkara sepele, dan harus dibahas dengan kepala dingin, fakta, serta kehati-hatian penuh. Hingga saat ini, tidak ada bukti hukum maupun temuan resmi dari PPATK, KPK, atau OJK yang menyatakan Chairul Tanjung terlibat dalam skema pencucian uang di GIAA. Namun, karena ini BUMN dan ada banyak uang negara serta sejarah kelam IPO yang penuh drama, publik memang punya hak buat bertanya.
Mari kita mulai dari awal. Tahun 2011, IPO GIAA gagal total. Dari total 6,33 miliar saham yang ditawarkan, hanya 3,32 miliar saham (52,5%) yang terserap pasar. Sisanya, sekitar 3 miliar saham (47,5%), harus diserap paksa oleh tiga sekuritas BUMN: Bahana, Danareksa, dan Mandiri Sekuritas. Harga IPO? Rp750 per lembar. Tapi karena tidak laku, saham-saham itu jadi beban di neraca para sekuritas negara. Nah, di sinilah Chairul Tanjung masuk sebagai “penyelamat”.
Tahun 2012, CT lewat Trans Airways membeli 2,47 miliar lembar saham GIAA seharga Rp620, total Rp1,53 triliun. Angka itu lebih murah dari harga IPO, tapi tetap besar—dan disebut sebagai harga “diskon” oleh berbagai media. Masalahnya, pembelian ini menimbulkan pertanyaan: kenapa cuma dia yang bisa ambil semua saham dengan harga lebih rendah? Kenapa bukan investor publik? Dan bagaimana dana sebesar itu bisa cair cepat hanya untuk menyelamatkan saham nyangkut milik BUMN sekuritas?
Pertanyaan tambah panas ketika Indonesian Audit Watch menyebut transaksi ini berpotensi melibatkan skema “Rolling Program” ala Bank Secure Private Placement, yang dikenal di lingkaran keuangan sebagai celah cuci uang. Ditambah lagi, waktu itu Chairul Tanjung adalah Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN). Jadi pertanyaannya masuk akal: apakah dia menggunakan posisi strategisnya untuk mendapatkan akses atau deal yang tidak bisa diakses investor biasa? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kasus makin tajam ketika pada 2013, muncul kabar KPK memeriksa kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait saham GIAA atas nama Muhammad Nazaruddin. Dalam kasus ini, KPK menyita aset senilai Rp300 miliar berupa saham Garuda. Apakah ada hubungannya dengan transaksi besar Chairul Tanjung? Tidak ada bukti langsung. Tapi fakta bahwa saham GIAA pernah digunakan untuk praktik TPPU sudah terjadi. Artinya, saham ini memang pernah jadi “kendaraan”.
Lalu pada 2021, CT kembali beli saham GIAA dari Finegold Resources sebanyak 635 juta lembar dengan harga Rp499/saham senilai Rp317 miliar. Lagi-lagi transaksi besar, lagi-lagi dilakukan bukan di pasar publik. Semua ini membuat publik bertanya, benarkah ini murni investasi? Atau sekadar parkir dana?
Kerugian? Komisioner Garuda Peter Gontha sendiri yang hitung: CT sudah rugi lebih dari Rp11 triliun selama 9 tahun. Kalau benar rugi sebesar itu, dan CT masih bertahan, tetap diam, dan tidak menjual sahamnya sedikit pun, maka cuma ada dua kemungkinan: dia memang investor paling sabar di negeri ini… atau ada motif lain di luar hitung-hitungan cuan dan loss.
Apakah ini bukti pencucian uang? Belum tentu. Tapi red flag-nya banyak: diskon gede di IPO, posisi strategis CT saat akuisisi, volume transaksi jumbo, saham yang sama pernah dipakai Nazaruddin untuk cuci uang, dan nilainya sudah rugi belasan triliun tapi tetap dipertahankan tanpa keluhan.
Jadi belum ada bukti sah bahwa ada praktik cuci uang lewat nama Chairul Tanjung di GIAA. Tapi publik punya hak buat curiga dan bertanya, terutama karena semua sinyalnya mengundang tanda tanya besar. Dan selama belum ada audit forensik terbuka, kecurigaan akan terus bergema, apalagi ketika GIAA tetap nyungsep di Rp41 sementara "pemegang 1,5 triliun" tetap diam, sabar, dan… entah apa tujuannya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi dari data publik yang ada, susah untuk membuktikan kalau Chairul Tanjung itu terlibat cuci uang. Dari transaksi yang ada di keterbukaan publik, Chairul Tanjung memang nampaknya Nyangkut. Belum ada indikasi mengarah ke TPPU atau cuci uang. Tapi ya, who knows. Positive thinking aja dulu, CT bersih.
Kalau kotor? Ya, ikhlaskan aja. Ingat moto iklan Rinso, berani kotor itu baik. Tapi sekali lagi, dahulukan Positive Thinking dan asas praduga tak bersalah. Skeptis boleh tapi jangan langsung menuduh CT terlibat pencucian uang tanpa adanya bukti yang valid.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BREN $BBTN
1/6
$GIAA Emang Bagus?
Banyak banget user Stockbit yang request analisis. Tadi ada yang minta analisis GIAA bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita bahas Garuda Indonesia (GIAA) sekarang, rasanya kayak lagi baca sinetron yang naskahnya bagus, tapi pemain utamanya belum meyakinkan. Di atas kertas, GIAA punya banyak modal buat bangkit: harga avtur turun, trafik Lebaran meledak, cashflow operasional sehat, dan bonusnya: wacana merger dengan Pelita Air yang digadang-gadang bikin maskapai BUMN jadi holding besar. Tapi kenyataannya, harga sahamnya tetap nyungsep ke Rp41, asing net buy cuma receh, dan transaksi nego yang sempat bikin heboh ternyata cuma Rp10 miliar doang. Jadi wajar kalau publik bertanya: "GIAA ini beneran mau take off atau cuma taxiing keliling apron doang?" Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita urai satu-satu. Mulai dari isu merger dengan Pelita Air. Wacana ini diumumkan Januari 2025, langsung dikonfirmasi oleh manajemen GIAA, bahkan Erick Thohir secara terbuka bilang merger ini "harus terjadi". Targetnya rampung akhir 2025. Skemanya cukup menjanjikan: Garuda akan fokus di full-service premium, Pelita di segmen premium-ekonomi, dan Citilink tetap main di low-cost segment. Kalau berhasil, ini bisa jadi replikasi lokal dari model bisnis Singapore Airlines Group. Tapi faktanya, sampai akhir April 2025 merger ini masih sebatas kajian awal. Tidak ada dampak ke Q1, belum ada efek ke struktur operasional, belum juga masuk ke integrasi armada atau laporan keuangan. Jadi untuk saat ini, merger ini masih sekadar narasi optimisme, belum masuk ke ranah fundamental.
Lanjut ke topik yang lebih konkret: apakah mungkin GIAA cetak laba di Q1 2025? Secara teoritis, masih sangat mungkin. Dua faktor besar mendukung: pertama, harga avtur menurun signifikan. Dari Rp13.300 per liter di Februari 2024 menjadi sekitar Rp12.000-an di April. Bahkan sempat disentuh Rp11.800 di bandara prioritas selama Maret–April. Penurunan 10% ini bisa hemat biaya fuel GIAA sekitar USD30–40 juta per kuartal, karena fuel cost adalah komponen terbesar dari biaya operasional mereka (FY 2024 flight operation cost = USD1,67 miliar). Kedua, momentum Lebaran yang jatuh di akhir Maret 2025 memberi boost besar ke load factor dan revenue. Tradisionalnya, periode ini selalu jadi pendorong kuat kinerja kuartal pertama untuk maskapai. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ditambah lagi, dari laporan keuangan FY 2024, GIAA menunjukkan bahwa cashflow operasionalnya sudah sangat sehat: USD586 juta, naik 2,6 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Ini artinya core business-nya mulai pulih. EBITDA juga sudah kembali positif. Apalagi, mereka juga sudah mengonsolidasikan GMF AeroAsia mulai Januari 2025, yang berarti ada potensi kontribusi pendapatan dan margin tambahan dari segmen maintenance.
Tapi sayangnya, semua hal baik itu bisa langsung dihapus oleh satu masalah besar yang makin menonjol belakangan ini: kurs dolar. GIAA dalam laporan FY 2024 menggunakan asumsi kurs Rp15.800 per USD. Tapi per 22 April 2025, kurs sudah naik jadi Rp16.800–Rp16.871, alias melemah lebih dari 6%. FY 2024 saja mereka rugi kurs USD25 juta. Kalau tren ini berlanjut dan hedging mereka tidak cukup agresif, maka Q1 2025 bisa mengalami rugi kurs yang bahkan lebih besar. Dan ingat, rugi kurs ini bukan sekadar catatan di bawah—dia langsung potong bottom-line. Bahkan kalau operasionalnya untung, bisa tetap rugi bersih gara-gara kurs.
Sekarang kita bahas soal transaksi jumbo yang ramai 17 April 2025. Awalnya sempat dikira ini aksi institusi besar, bahkan sempat disebut Rp100 miliar. Tapi setelah dicek data real broker summary, faktanya broker YJ cuma beli Rp10 miliar, dan YB beli Rp800 juta. Total hanya Rp10,8 miliar—jauh dari level “akumulasi jumbo”. Jadi bukan aksi goreng institusi, apalagi bukan sinyal bullish. Lebih mungkin cuma crossing internal atau short-term speculation. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Nah, bagaimana dengan aksi asing? Ini juga sering dijadikan argumen optimisme. Tapi data aslinya nggak mendukung klaim besar-besaran. Net foreign buy YTD hanya Rp3,31 miliar. Bukan triliun. 1 bulan terakhir Rp500 juta, dan 1 minggu terakhir Rp351 juta. Kecil banget. Bahkan CMPP (AirAsia Indonesia), yang mencetak rugi lebih besar dari GIAA (Rp1,52 T vs GIAA Rp1,15 T), malah performa harganya lebih baik: CMPP turun -15%, GIAA turun -25,45%. Padahal secara fundamental, GIAA lebih efisien dan punya cashflow lebih kuat. Artinya? Pasar belum percaya. Net buy asing kecil tidak cukup jadi fondasi reversal harga.
Dengan semua itu, simpulan akhirnya begini: GIAA punya peluang cetak laba Q1 2025, dari sisi efisiensi avtur dan peningkatan trafik. Tapi peluang itu tipis dan rapuh. Jika rugi kurs besar terjadi, semua potensi itu bisa lenyap. Merger Pelita Air belum bisa dijadikan argumen kuat karena belum jalan. Transaksi nego jumbo ternyata cuma Rp10 miliar. Net buy asing receh. Dan harga saham di Rp41 adalah refleksi gamblang bahwa investor belum yakin.
GIAA hari ini ibarat pesawat yang baru aja selesai maintenance. Avtur-nya sudah lebih murah, cuaca cerah pas Lebaran, pilot (manajemen) optimis mau merger. Tapi angin kencang dari kurs dolar bisa bikin goyang. Dan sayangnya, penumpangnya (investor) masih ragu-ragu: mereka belum mau boarding sebelum lihat hasil konkret di Q1 nanti. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita bicara soal Garuda Indonesia (GIAA) hari ini, jujur aja: ini bukan soal bagus atau nggaknya laporan keuangan, bukan soal trafik penumpang naik, bukan juga soal harga avtur turun. Ini soal apakah ada bandar baik hati yang mau goreng saham ini, atau kita semua cuma duduk manis nonton chart datar di bawah Rp50 sambil ngelus dada. Karena faktanya, fundamental GIAA bisa dibilang campur aduk. Ada hal baik, seperti harga avtur yang makin turun dan arus kas operasional yang mulai sehat. Tapi ada juga bom waktu yang siap meledak sewaktu-waktu: kurs dolar yang udah bablas ke Rp16.800-an, bikin potensi rugi kurs makin dalam. FY 2024 aja mereka udah rugi USD25 juta gara-gara kurs. Di Q1 2025? Bisa lebih parah kalau rupiah tetap loyonya kayak sekarang.
Kalau kita bandingkan langsung, harga avtur vs kurs—yang lebih signifikan? Jelas kurs. Karena fuel cost bisa ditekan lewat efisiensi operasional dan kontrak jangka panjang. Tapi kurs? Itu langsung potong bottom line. Utang leasing Garuda dalam USD, banyak pembayaran jet fuel juga dalam USD. Jadi meskipun avtur turun dari Rp13.300 jadi Rp12.000-an, kalau kurs naik seribu perak, itu bisa jadi rugi puluhan juta dolar AS. Jadi jangan heran kalau laporan Q1 nanti ternyata “kok masih rugi, padahal tiket mahal dan pesawat penuh?”—ya karena kurs bisa membabat semuanya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu soal isu merger dengan Pelita Air, ini ibarat janji manis di tengah hubungan yang udah lama hambar. Disampaikan awal tahun, diumumkan secara resmi, bahkan disorot langsung oleh Erick Thohir. Tapi sampai Hari Bumi 2025, masih “kajian awal.” Pasar udah kenyang sama rencana-rencana BUMN yang gak kesampaian, jadi ya wajar kalau harga saham tetap diam di Rp41. Kalau merger-nya beneran jadi? Ya jelas bisa jadi sentimen positif. Tapi ingat, itu kalau beneran jadi, bukan cuma headline di media.
Nah, ini bagian paling menyentuh. Jangan pernah lupakan bahwa Chairul Tanjung, salah satu orang terkaya di Indonesia, masih nyangkut di GIAA sejak IPO Februari 2011 di harga Rp750. Hari ini? Rp41. Udah 14 tahun lebih. Sahamnya nggak pernah mendekati harga IPO lagi. Bahkan setelah restrukturisasi utang, setelah pandemi, setelah rights issue, dan setelah segala bentuk penyelamatan, harga sahamnya tetap parkir di level saham tidur. Artinya, kalau kamu berharap ada “bandar baik hati” yang bisa dorong harga naik, mungkin kamu sedang berharap pada sosok seperti Chairul Tanjung sendiri. Tapi apakah dia mau goreng? Gak ada yang tahu. Cuma bisa dibilang: kalau dia aja udah sabar nunggu belasan tahun dan masih tahan, ya silakan kamu tentukan sendiri: kamu siap nyangkut bareng beliau atau lebih baik minggir?
Karena kalau Chairul Tanjung saja bisa nyangkut selama 14 tahun dan masih belum keluar, maka kamu sebagai investor ritel harus jujur bertanya ke diri sendiri: seberapa kuat kamu bisa tahan di saham ini? Jangan cuma berharap ada institusi baik hati yang tiba-tiba mengangkat harga. Karena sejarah menunjukkan, GIAA itu naik bukan karena kinerja, tapi karena momentum dan bandarnya lagi iseng. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi akhirnya keputusan tetap kembali ke kamu. Kalau kamu yakin, kuat mental, dan siap nyangkut seperti Chairul Tanjung—ya silakan hajar beli. Tapi kalau kamu merasa ini cuma jadi beban batin dan dompet, ya lebih baik hindari. Karena dalam dunia saham, nggak ada paksaan. Tapi yang pasti, pasar nggak pernah kenal kasihan sama yang terlalu percaya tanpa bukti. Dan GIAA sudah kasih banyak janji selama lebih dari satu dekade—tinggal kamu yang pilih: percaya, atau cukup sampai di sini.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BREN $PANI
1/10
$GIAA
ayo donk coba
di hidupkan rasa cinta negara
dengan tiap org beli 10 lot ato 100 lot saham giaa
lalu manajemen giaa yang sudah mendapat kucuran dana
coba tunjukkan hasilnya
biar makin gas rasa nasionalisnya
ikn kalau jadi harusnya giaa menjadi lambang di ikn
yang membuat orang merasa ke ikn wajib naik Giaa
baik dalam atau luar negeri tourist
$GIAA baru nyadar kalau kepemilikan saham oleh pengendali hanya 1.00 atau <0,0001%. hah? hahahaha 🤣🤣🤣🤣
$GIAA yang penting ada garuda dan indonesia nya ..
ambil saat sepi, jual saat rame ..
sambil liat pendukung pendukung lainnya
warning !!
$PTPP ini sdh mati nasibnya akan seperti wika dkk.
bandar naikkin mau exit
IKN cuman gedein ego Dan hutang terus
Masih mending $KRAS Dan $GIAA walaupun rugi lapkeunya Masih bentuk manufacture Dan jual jasa
$FORE Hari Sabtu kemarin sekitar 3 jam ngopi di FORE Baloi kota Batam. Tempat yg satu ini merupakan salah satu Fore terbesar di Batam.
Selama saya disana, tidak berhenti order delivery, pickup ataupun yg minum di tempat. Customer nya terutama anak anak muda kota Batam, family dan juga Singaporean yg kebetulan saat long weekend kemarin membanjiri Batam.
Salah satu yg jg membuat saya kagum dengan Management Fore adalah etos kerja dan penampilan karyawan nya. Selama 3 jam disana, saya perhatikan karyawan Fore tsb bekerja dengan penuh semangat, teliti dan tidak ngobrol antar mereka, dimana sering saya lihat kondisi sebaliknya di cafe-cafe kompetitor mereka lainnya. Jadi wajar kualitas rasa sangat konsisten dan jumlah produk yg mereka hasilkan sangat optimal. saya perkirakan sekitar 100an lebih produk bisa mereka penuhi dalam 1 jam hanya dengan 3 karyawan saja.
Jika mereka bisa mempertahankan kondisi ini dan makin banyak cabang di kota kota lainnya di Indonesia, akan sangat luar biasa bisnis ini ke depan nya.
random tag
$FORE $GIAA
*WEEKLY BRIEF*
*Primbon Saham | 17 Apr 2025*
*Peluang cuan masih terbuka lebar, karena masih ada 52 Saham dengan harga terendah yang belum mengalami kenaikan hingga 10%, sementara diam-diam ada emiten yang sahamnya Dibeli Asing*
*INFO PASAR*
Market mengalami perubahan 38 basis poin atau 0,59 persen dari 6.400 pada penutupan hari sebelumnya menjadi 6.438 pada hari terakhir perdagangan bursa.
*TRANSAKSI NON-REGULAR*
Terdapat 94 emiten yang diperdagangkan di pasar non-regular. 10 emiten tertinggi yang diperdagangkan secara non-regular adalah
#> [GIAA] Garuda Indonesia (Persero) Tbk. [44];
#> [$KIJA] Kawasan Industri Jababeka Tbk. [171];
#> [BNBR] Bakrie & Brothers Tbk [30];
#> [BIPI] Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. [79];
#> [NSSS] Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. [264];
#> [$MAPI] Mitra Adiperkasa Tbk. [1370];
#> [CYBR] ITSEC Asia Tbk. [865];
#> [FORE] Fore Kopi Indonesia Tbk. [410];
#> [DILD] Intiland Development Tbk. [132];
#> [CARE] Metro Healthcare Indonesia Tbk. [195];
#> Dan lainnya. Perdagangan non-regular secara volume tertinggi dialami $GIAA mengalami perubahan sebesar 0,00% dari 44 pada penutupan hari sebelumnya menjadi 44 pada hari terakhir bursa.
Saham menarik saya share via Channel : https://cutt.ly/FrgZYWYJ
Kontennya: #1 List saham dengan sentimen positif; #2 List saham dengan harga bottom; #3 List saham yang mendekati batas fraksi harga; #4 Tanya jawab lebih nyaman (di grup saja); #5 info lain sesuai kebutuhan.
Diolah dari data IDX-CO-ID © 2025, made with ☕️ for better data mining.
Pergerakan harga saham: https://stockbit.com/post/15454107
Cara beli harga murah: https://stockbit.com/post/15639981
Indikator gratis penghasil cuan 1: https://stockbit.com/post/17138254
Indikator gratis penghasil cuan 2: https://stockbit.com/post/17200072
Cara menentukan Target Harga Saham 1: https://stockbit.com/post/16301289
Cara menentukan Target Harga Saham 2: https://stockbit.com/post/16379770
Berharap informasi ini rutin setiap hari? beri saya semangat dengan "LIKE" dan "FOLLOW"
========
Jangan Lewatkan, Coaching Class Online "Trading Saham buat Pemula" minggu depan. https://cutt.ly/prgZYWEl
Baru kemarin saya post panjang lebar $CMPP $GIAA
Eh tepat diatas postingan saya ada yang comment libur 3 hari = sahamnya akan naik tinggi ☝️
Miris ya. Jangankan kemampuan berfikir literasinya, kemampuan rendah.
Makan tuh langsung boncos -5% lebih. Makan tuh dari boncos kembali ke boncos.
Tuhan maha pengampun, tapi bursa tak kenal ampun.
RESUME HARIAN
☕️ 🚬 Hasil terawangan perkembangan harga saham pada 17 Apr 2025
Jumlah emiten saat ini ada sebanyak 959 emiten. Diantara emiten tersebut ada sebanyak 664 (69,24%) emiten yang memiliki earning per shared (eps) positif.
🔀Transaksi Non Reguler
Ada transaksi non reguler pada 94 (9,80%) emiten, tertinggi di saham $GIAA dengan volume perdagangan non-reguler sebesar 570.000.000.
🔀Transaksi Asing
Ada sebanyak 649 (67,67%) saham yang dikoleksi oleh asing. Terbanyak dibeli asing secara volume di saham $BBCA dengan harga penutupan terakhir 8.500 (0,29%) dan volume foreign buy sebesar 59.532.400.
🔀Sentimen Positif dengan Peningkatan Pembelian
Ada sebanyak 506 (52,76%) saham yang mengalami peningkatan pembelian. Peningkatan pembelian dengan bid cukup besar $SPRE dengan harga penutupan terakhir 193 (2,12%) dan volume bid sebesar 720.900 dengan kenaikan 7.209,00X.
🔀Saham Murah dengan Pembelian Asing > 10 Miliar
Ada sebanyak 20 (2,09%) saham yang harganya kurang dari 1000, memiliki pembelian asing di atas 10 Miliar. Pembelian Asing paling besar BRMS dengan harga penutupan terakhir 368 (-0,54%) dan volume bid sebesar 5.190.900 dengan kenaikan 7.209,00X.
🔀 Aktif diperdagangkan > 10.000 kali
Ada sebanyak 119146 (12.423,98%) saham yang harganya kurang dari 1000, memiliki frekuensi perdagangan lebih dari 10.000 kali. Frekuensi paling besar pada saham FORE dengan frekuensi sebanyak 119.146 kali, sementara harga penutupan terakhir 410 (4,59%) dan volume bid sebesar 441.100 dengan kenaikan 7.209,00X.
🔀 Terendah Dalam 52 Minggu Terakhir
Ada sebanyak 1 (0,10%) saham yang harganya kurang dari 1000 dan merupakan harga terendah pada 52 minggu terakhir. Salah satu diantaranya NINE dengan harga penutupan terakhir 125 (-8,76%) dan volume bid sebesar 3.878.300 atau mengalami perubahan 3,42X dari hari sebelumnya.
Saham menarik saya share via Channel : https://cutt.ly/NrgzsfPL
Kontennya: #1 List saham dengan sentimen positif; #2 List saham dengan harga bottom; #3 List saham yang mendekati batas fraksi harga; #4 Tanya jawab lebih nyaman (di grup saja); #5 info lain sesuai kebutuhan.
Diolah dari data IDX-CO-ID © 2025, made with ☕️ for better data mining.
Pergerakan harga saham: https://stockbit.com/post/15454107
Cara beli harga murah: https://stockbit.com/post/15639981
Indikator gratis penghasil cuan 1: https://stockbit.com/post/17138254
Indikator gratis penghasil cuan 2: https://stockbit.com/post/17200072
Cara menentukan Target Harga Saham 1: https://stockbit.com/post/16301289
Cara menentukan Target Harga Saham 2: https://stockbit.com/post/16379770
Berharap informasi ini rutin setiap hari? beri saya semangat dengan "LIKE" dan "FOLLOW"
$JSMR $GIAA $CMPP Persiapan Libur 3 Hari. 🤭☕🤭
Happy Long Weekend Gaes. Jangan lupa Pesan Tiket Liburan kalian 🙃🫠🙃
$GIAA Prabowo pernah bicara bahwa Danantara diperlukan untuk penyelamatan Garuda salah satunya. Jadi hold keras GIAA 💪
$KAEF yah semuanya memang judi. apalagi lap. keuangan belum keluar.
main tebakan2. pas keluar positif rugi / laba.
balik lagi melihat kondisi $GIAA yng pernah mengalami kritis, tetap bisa berdiri d bursa.
begitu juga $KRAS, dengan sentimen internasionalnya. wkwkkkk
$GIAA... baru nanjak 10 point juga sudah ngos ngosan... istirahat dulu. di 44 sehari . lanjutkan perjalanan naik gunung ... sanggup gak bosku...DANANTARA
https://cutt.ly/RrgyztSM
☝️
Heran masih ada yang ribet ribut aja ngurusin saham $CMPP $GIAA
Kalo saya pemilik perusahaan ini udah saya BAKAR sejak lama ini perusahaan. Pake akal waras aja tiap tahun rugi triliunan. Ngumpulin duit 1T 2T itu gk gampang loh, butuh waktu puluhan tahun. Ini perusahaan sudah jelas konsistem rugi triliunan per tahun kok masih ribet aja kayak gk ada saham lain buat invest.
Ngaku-ngaku rugi padahal licik main financial engineering, biar pajaknya kecil, biar dapat subsidi, biar bisa mengarungi ritel di bursa.
Kalo memang direkturnya / ownernya waras, sahamnya itu dimantain, lapkeunya dimaintain supaya ijo. Itu bakal ningkatin citra perusahaan. Jadi bursa dijadikan tempat promosi, ajang pembuktiam kualitas management. Yang ujung-ujungnya malah ningkatin pendapatan juga, orang makin banyak taubagus makin banyak yg tertarik beli tiketnya.
$MSIN China has just CANCELLED all jet orders from American manufacturer Boeing to in response to President Trump tariffs as high as 145% on Chinese goods.
WAAOOOWWW!!!
pasti biggest kompetitor'nya y.i AIRBUS bakalan gercep nih; EU harus bisa manfaatkan situasi.
random tag: $GIAA $CMNP
$GIAA saham model gini mah jangan greedy. ambil untung secukupnya saja. main cepat aja.
tengkyu giaa untuk uang kopinya. 🙏
$SOUL $WIFI
$GIAA Perusahaan terus merugi tapi gaji pegawainya kira2 berapa ya? klo swasta sdh buyar ini perusahaan dr bbrp tahun yg lalu, yg diharapkan oleh negara apalagi? boro2 untung nyumbang apbn.. tdk rugi saja sudah sangat bagus, atau sekalian swastanisasi biar dikelola oleh swasta.. setuju gak kira2 klo diswastanisasi?