9,725

-300

(-2.99%)

Today

1.32 M

Volume

632,288

Avg volume

Company Background

Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka yang identik dengan Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia. Dengan total penduduk sekitar 266 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar konsumen yang besar dan beragam dengan persentase perokok dewasa yang signifikan yakni 66% lakilaki dewasa di Indonesia diperkirakan adalah perokok.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM cuan minus 80% Q125 vs Q124 , ajib dah ini 🙄🙄🙄 mknyaaa ud dibilang , ngapain bangun bandaraa bangun TOL , tuh $HMSP ud fokus rokok elektrik vape VEEV & IQOS hm....

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM musti stock splitnih kayaknya

@hsnbsybn nebak-nya dengan dukungan POTENSI KATALIS POSITIF (= momentum trade)

prediksinya TRI seperti posting update saya berikut :
https://stockbit.com/post/18402320

Intinya sih, nebak tapi SADAR akan asumsi2 yang digunakan. TANPA ILUSI

random tag old smoker $GGRM $HMSP vs gen-z smoker....

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@skydrugz27 denger” founder kelas value investor premium 30jt/thn juga sangkut 2thn lebih milyaran di $GGRM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM $HMSP $WIIM

Manufaktur RI turun drastis!
Namun secara tekhnical, sektor Rokok sudah berada di support terkuatnya.

Potensi ada pantulan jangka pendek.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$UCID Minus/Diskon 35% dari Harga Prediksi Awal 🔥🧨🌋😨😱🥶

Ni Nu Ni Nu 🚒

Disc: Saya tidak/belum punya saham disebut diatas

Janlup segera menyusul ke harga prediksi $SMGR dan $GGRM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

apakah cakar bear $GGRM msh tajam?

Let's test.

$UNVR $SMBR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM

kok ada ya, pemilik pabrik rokok super kaya raya,

tapi sifatnya rakus, pikiran hanya nipu2,

tidak pernah puas, mental pengemis,,

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@yulianto81 menurut saya sejak manajemen nya mulai main Sim city dan melenceng dari core bisnis nya juga uda mulai gelap masa depan $GGRM...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

LK Q1 2025 dari $GGRM ternyata BABAK BELUR......Indonesia belum gelap, tp yang pasti GGRM sudah GELAP

Akan tetapi, walau LK Q1 2025 babak belur, kok harga sahamnya cuman turun 3% ya? Apakah para holder GGRM masi liburan kah ATAU apakah harga GGRM ini sudah bottomline (dalam artian kata, "sudah dijaga bandar supaya gk nyungsep lagi"?)

Mengingat LK Q1 2025 sedemikian PARAH, secara logika, harusnya GGRM ini bisa ARB 2x....Tp ini malah cmn turun 3%......

ada comment dari agan2 nyangkuters GGRM?

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM waktunya sell in may go away bro???? cabuuuuuuut,,,,,

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM udah ga ada yang ngerokok gudang garam kah?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM
bgi dividen ga mampu
buybek ga mau
masa' mo beli ampash pnya sndri
byaya gaji ama jamuan,atensi relasi n helycopterny amann

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM jadi valuasi saham gorengan dalam sekejap 😂😂

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM
nyebat dulu gaes, semoga bisa bantu keuangannya, lumayan murah cuma 16-18rb. rasa mirip yg SKM Filter Garpit ama Surya. cuma gak ada filternya ini.
$IHSG

1/2

testes

$HMSP $GGRM saham KAYPANG,,

GOLOK PEMBUNUH RETAIL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM

ngeles,,
mengket,,
pura2 miskin,
leluhur mereka pasti dari KAYPANG,,
bakalan mis bon2 (dividen)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📝 Rangkuman Berita Hari Ini

$ASII: Astra International mencatatkan laba bersih sebesar 6,9 triliun rupiah pada 1Q25 (-7% YoY, -16% QoQ), sedikit di bawah ekspektasi (21% estimasi 2025F konsensus). Penurunan laba bersih utamanya didorong oleh rendahnya kinerja segmen ‘alat berat, pertambangan, dan energi’ – di bawah United Tractors (UNTR) – yang mencatatkan laba bersih sebesar 2 triliun rupiah (-30% YoY). Sementara itu, segmen ‘otomotif’ dan segmen ‘jasa keuangan’ relatif lebih stabil, dengan laba bersih masing–masing di level 2,7 triliun rupiah (-4% YoY) dan 2,1 triliun rupiah (+3% YoY).

$GGRM: Gudang Garam mencatatkan laba bersih sebesar 104 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: untung 596 miliar rupiah, 4Q24: rugi 11 miliar rupiah). Pendapatan turun menjadi 23 triliun rupiah (-12% YoY, -6,8% QoQ), dengan seluruh segmen penjualan rokok mengalami penurunan (SKM: -12% YoY, SKT: -18% YoY, klobot: -22% YoY). Selain itu, margin laba kotor dan margin laba usaha turun secara tahunan masing–masing ke level 8,7% (vs. 1Q24: 10,6%, 4Q24: 8,3%) dan 1,4% (vs. 1Q24: 3,7%, 4Q24: 0,3%) pada 1Q25.

$BUKA: Bukalapak mencatatkan perbaikan adjusted EBITDA secara kuartalan menjadi minus 20 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: positif 15 miliar rupiah, 4Q24: minus 147 miliar rupiah). Perbaikan adjusted EBITDA ini didorong oleh kenaikan contribution margin menjadi 80 miliar rupiah (vs. 1Q24: 124 miliar rupiah, 4Q24: 41 miliar rupiah) serta penurunan biaya operasional (biaya umum dan administrasi) menjadi 182 miliar rupiah (vs. 1Q24: 208 miliar rupiah, 4Q24: 583 miliar rupiah). Secara bottom–line, BUKA membukukan laba bersih sebesar 112 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: minus 39 miliar rupiah, 4Q24: minus 955 miliar rupiah).

▪ CTRA: Ciputra Development mencatatkan laba bersih sebesar 660 miliar rupiah pada 1Q25 (+37% YoY, -22% QoQ), melampaui ekspektasi karena setara 29% 2025F konsensus (vs. 1Q24: 23% realisasi laba bersih 2024, 1Q23: 22% realisasi laba bersih 2023). Pertumbuhan laba bersih secara tahunan didukung oleh pertumbuhan pendapatan menjadi 2,7 triliun rupiah (+18% YoY, -33% QoQ) seiring meningkatnya revenue recognition segmen real–estate menjadi 2,2 triliun rupiah (+23% YoY). Laba bersih juga ditopang oleh ekspansi margin laba bersih menjadi 24,2% (vs. 1Q24: 20,9%, 4Q24: 20,9%) seiring kenaikan margin laba usaha menjadi 33,2% (vs. 1Q24: 31,7%, 4Q24: 32,7%) dan beban keuangan bersih yang flat di level 205 miliar rupiah (vs. 1Q24: 201 miliar rupiah, 4Q24: 340 miliar rupiah).

▪ MIDI: Midi Utama Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 190 miliar rupiah pada 1Q25 (+20% YoY, +139% QoQ), melampaui ekspektasi karena setara 27% dari estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~23%). Laba bersih pada 1Q25 yang solid didorong oleh pertumbuhan pendapatan menjadi 5,5 triliun rupiah (+15% YoY, +6% QoQ), setara 26% estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~23%), dengan same store sales growth (SSSG) sebesar +12,46% YoY (vs. 1Q24: +13,67% YoY). Pertumbuhan laba bersih juga didorong margin laba kotor yang stabil di level 26,3% (vs. 1Q24: 26,5%, 4Q24: 25,5%) dan penurunan rasio opex–to–sales ke level 22,7% (vs. 1Q24: 23,3%, 4Q24: 24,4%), sehingga laba usaha tumbuh menjadi 245 miliar rupiah (+17% YoY, +122% QoQ) dan setara 32% dari estimasi 2025F konsensus (vs. 3 tahun terakhir: ~26%).

▪ CPIN: Charoen Pokphand Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 1,5 triliun rupiah pada 1Q25 (+16% QoQ, +116% YoY), melampaui ekspektasi (34%/36% estimasi 2025F Stockbit/konsensus). Hasil ini menandai laba bersih kuartalan tertinggi sejak 4Q20. Kenaikan laba bersih pada 1Q25 utamanya ditopang oleh perbaikan laba usaha segmen processed chicken yang tumbuh +275% QoQ menjadi 331 miliar rupiah (vs. 1Q24: rugi 102 miliar rupiah, 4Q24: laba 88 miliar rupiah) dan masih kuatnya laba usaha segmen feed yang mencapai 1 triliun rupiah (-13% QoQ, +40% YoY).

▪ TPMA: Pemegang saham Trans Power Marine menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai 281 miliar rupiah atau 80 rupiah per saham, setara ~67% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 11,3% per Rabu (30/4). Cum date dan tanggal pembayaran belum diketahui.

▪ ISAT: Indosat mencatatkan laba bersih sebesar 1,3 triliun rupiah pada 1Q25 (+1% YoY, +27% QoQ), sesuai ekspektasi (23% estimasi 2025F konsensus). Secara operasional, laba usaha mencapai 2,5 triliun rupiah (-10% YoY, +2% QoQ), sedikit di bawah ekspektasi (21% estimasi 2025F konsensus), akibat penurunan pendapatan (-2% YoY, -4% QoQ) dan kenaikan beban pokok pendapatan (+3% YoY, -3% QoQ). EBITDA tercatat sebesar 6,4 triliun rupiah (-1% YoY, +1% QoQ), di bawah guidance 2025 dari manajemen yang memperkirakan pertumbuhan lebih dari +10%. Rata–rata pendapatan per pengguna (ARPU) segmen mobile naik ke level 39,2 ribu rupiah (+5% YoY, +1% QoQ), tetapi jumlah pelanggan turun ke level 95,4 juta (-5% YoY, +1% QoQ).

▪ HMSP: Hanjaya Mandala Sampoerna mencatatkan laba bersih sebesar 1,9 triliun rupiah pada 1Q25 (-15% YoY, +35% QoQ). Penurunan laba bersih secara tahunan disebabkan oleh kenaikan beban usaha (+20% YoY, -18% QoQ), sehingga margin laba usaha turun secara tahunan ke level 8,3% pada 1Q25 (vs: 1Q24: 8,8%, 4Q24: 5,4%). Sementara itu, margin laba kotor naik menjadi 17,4% pada 1Q25 (vs. 1Q24: 16,3%, 4Q24: 16,2%), terefleksi pada pertumbuhan laba kotor (+5,6% YoY, +5,2% QoQ). Secara top–line, pendapatan turun pada 1Q25 (-1,1% YoY, -2,1% QoQ) akibat penurunan harga jual rata–rata (-2,1% YoY, -2,6% QoQ) di tengah kenaikan tipis volume penjualan (+0,6%, YoY, +0,5% QoQ). Kenaikan tipis volume penjualan ditopang oleh penjualan segmen sigaret kretek tangan (+8% YoY) dan IQOS (+39% YoY).

▪ JSMR: Jasa Marga mencatatkan laba bersih sebesar 927 miliar rupiah pada 1Q25 (+49% YoY, +25% QoQ), setara 24% estimasi 2025F konsensus (vs. 1Q24: 13% realisasi laba bersih 2024). Pertumbuhan laba bersih pada 1Q25 didorong oleh pendapatan yang naik menjadi 6,5 triliun rupiah (+7% YoY, -23% QoQ) dan penurunan beban keuangan menjadi 791 miliar rupiah (-22% YoY, -13% QoQ).

▪ MIKA: Mitra Keluarga Karyasehat mencatatkan laba bersih sebesar 311 miliar rupiah pada 1Q25 (+8% YoY, +14% QoQ), sejalan dengan ekspektasi (25% estimasi 2025F konsensus). Secara operasional, pendapatan tumbuh tipis menjadi 1,3 triliun rupiah (+2% YoY, +1% QoQ) dan margin laba kotor sedikit mengalami ekspansi (+70 bps YoY, +50 bps QoQ). Pertumbuhan laba bersih pada 1Q25 didukung oleh kenaikan pendapatan keuangan menjadi 25 miliar rupiah (vs. 1Q24: 16 miliar rupiah, 4Q24: 22 miliar rupiah) dan penurunan beban pajak (-7% YoY, -29% QoQ).

▪ DMAS: Puradelta Lestari mencatatkan laba bersih sebesar 355 miliar rupiah pada 1Q25 (-3% YoY, +69% QoQ). Penurunan laba bersih secara tahunan utamanya ditekan oleh menurunnya pendapatan menjadi 508 miliar rupiah (-8% YoY) seiring penurunan revenue recognition segmen industrial menjadi 473 miliar rupiah (-7% YoY). Penurunan pendapatan tersebut terkompensasi sebagian oleh ekspansi margin laba kotor ke level 71,3% (vs. 1Q24: 68%, 4Q24: 68,4%) dan kenaikan pendapatan lain–lain menjadi 70 miliar rupiah (+5% YoY, +29% QoQ).

🧩 Berita Lainnya

▪ Mahkamah Konstitusi pada Selasa (29/4) memutuskan untuk melarang “pemerintah, perusahaan, lembaga, atau kelompok dengan identitas tertentu” untuk mengajukan pengaduan pencemaran nama baik terhadap seseorang. Keputusan ini diambil setelah aktivis lingkungan menggugat pasal dalam UU ITE yang dinilai mengancam kebebasan berpendapat.

▪ Mastersystem Infotama (MSTI) mencatatkan laba bersih sebesar 115 miliar rupiah pada 1Q25 (+10% YoY, -47% QoQ), sejalan dengan ekspektasi kami karena setara 19% estimasi 2025F Stockbit (vs. 1Q24: 20% realisasi laba bersih 2024). Pertumbuhan laba bersih secara tahunan pada 1Q25 utamanya didorong oleh peningkatan laba usaha dan kenaikan pendapatan bunga bersih menjadi 9 miliar rupiah (vs. 1Q24: 2 miliar rupiah, 4Q24: 2 miliar rupiah). Laba usaha pada 1Q25 tumbuh +8% YoY ke level 135 miliar rupiah, didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar +6% YoY menjadi 1,2 triliun rupiah.

▪ Ramayana Lestari Sentosa (RALS) mencatatkan laba bersih sebesar 218 miliar rupiah pada 1Q25 (vs. 1Q24: 107 miliar rupiah, 4Q24: 61 miliar rupiah). Peningkatan ini didorong oleh pergeseran seasonality Lebaran, mengingat laba bersih pada 1Q24 dan 1Q23 hanya setara 34% dan 10% dari total laba bersih tahun tersebut. Pendapatan pada 1Q25 melonjak menjadi 1,1 triliun rupiah (+38% YoY, +77% QoQ), dengan laba usaha naik menjadi 241 miliar rupiah (vs. 1Q24: 106 miliar rupiah, 4Q24: 49 miliar rupiah) seiring ekspansi margin laba usaha ke level 21% (vs. 1Q24: 12,7%, 4Q24: 7,5%).

▪ Amman Mineral Indonesia (AMMN) berencana melakukan buyback hingga 0,17% saham dengan alokasi dana hingga 50 juta dolar AS atau 835 miliar rupiah pada 30 April–31 Juli 2025. Rencana ini tidak memerlukan persetujuan RUPS, seiring relaksasi yang diberikan oleh OJK untuk mendukung stabilitas pasar modal.

▪ Pemegang saham Raharja Energi Cepu (RATU) pada Rabu (30/4) menyetujui rencana pembagian dividen tahun buku 2024 senilai ~109 miliar rupiah atau 40 rupiah per saham, setara ~46% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 0,7% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Mei 2025, dengan pembayaran pada 4 Juni 2025. Pemegang saham RATU juga menyetujui pengangkatan Adrian Hartadi sebagai direktur dan Merly sebagai komisaris. Sebagai konteks, Merly merupakan direktur di Barito Renewables Energy (BREN), sementara Adrian juga menjabat sebagai general manager di PT Chandra Daya Investasi yang merupakan anak usaha Chandra Asri Pacific (TPIA).

▪ ABM Investama (ABMM) akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai 421 miliar rupiah atau 153 rupiah per saham, setara 18% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 4,6% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 6 Mei 2025, sementara pembayaran pada 28 Mei 2025.

▪ Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) akan membagikan dividen tahun buku 2024 senilai 38 miliar rupiah atau 24 rupiah per saham, setara 22% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 4,8% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 6 Mei 2025, sementara pembayaran pada 28 Mei 2025.

▪ Bank Danamon (BDMN) mengumumkan rencana merger antara anak usahanya, Adira Dinamika Multi Finance (ADMF), dengan Mandala Multifinance (MFIN). Rencana aksi korporasi ini ditargetkan rampung pada 1 Oktober 2025 dan ADMF akan menjadi surviving entity. Berdasarkan penilaian kantor jasa penilai publik, perbandingan antara nilai pasar saham ADMF dan MFIN adalah sebesar 1:0,052401, di mana setiap 1 saham MFIN setara 0,052401 saham ADMF. Setelah merger, pemegang saham ADMF akan mencakup BDMN (74,5%) dan MUFG (18,9%). Rencana ini akan dibahas dalam RUPSLB masing–masing emiten pada 30 Juni 2025.

Selamat Sempurna (SMSM) akan membagikan dividen interim tahun buku 2025 senilai 144 miliar rupiah atau 25 rupiah per saham, mengindikasikan dividend yield 1,4% per Rabu (30/4). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Mei 2025, sementara pembayaran pada 27 Mei 2025.

-------------
Stockbit Snips
Rabu, 30 April 2025

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM syukurlah Q1-2025 sudah kembali cuan dibandingkan Q4-2024 yang merugi

Walaupun turun dibanding QoQ dan YoY

$HMSP $WIIM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM secara mentahan naik 1045% ya kira-kira naik ke rp20.000-an bisa nggak ya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@hermantan
aturan mana 4 x
mau 20 atau 50 jg boleh kok liat aja $BYAN $SMMT $GGRM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@bejocuan
mcol eps 30 an harga 5000
$GGRM eps 50 harga 10 rb

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

UPDATE LK Q1 2025 - $GGRM

Note : Indeks KOMPAS100.
Bagi yang berminat data ALL EMITEN bisa menghubungi https://cutt.ly/vrj1WorF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Hoki11 Seperti pesan Prabowo harga saham boleh turun. Yang penting rakyat kenyang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
$GGRM $HMSP $WIIM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM bener bener jadi gudangnya garam.... asin jadi paittttt bener kebanyakan garem

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@skydrugz27 hebat banget pak kawanya nyangkut $GGRM sampe 2 tahun ga CL 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$GGRM LK Q1 2025: Laba Makin Anjlok, Apakah Ada Harapan?

Rangkuman diskusi hari ini tentang GGRM di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Laporan keuangan GGRM per kuartal I 2025 ini bisa diibaratkan seperti rumah besar yang dari luar kelihatan kokoh dan mahal, tapi begitu masuk ke dalam, kita lihat plafon mulai rembes, fondasi mulai retak, dan penghuni rumah sepertinya tidak sadar mereka sedang pelan-pelan kehabisan uang belanja. Di atas kertas, aset GGRM masih sangat besar—Rp84,4 Triliun totalnya, dengan ekuitas Rp62 Triliun dan total liabilitas Rp22,3 Triliun. Dari sisi struktur neraca, perusahaan ini kelihatan solid, bahkan utang berbunga hanya Rp8,85 Triliun, semuanya jangka pendek. DER cuma 0,36x—bukan angka yang bikin panik. Tapi dari sisi laporan laba rugi dan arus kas, situasinya mulai mengkhawatirkan. Dan yang lebih parah: manajemennya seperti tidak berniat menyelamatkan situasi secara aktif. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Mari kita mulai dari atas: pendapatan GGRM anjlok 12,2% YoY menjadi Rp23,07 Triliun di Q1 2025. Padahal di Q1 2024 masih Rp26,26 Triliun. Penurunan ini terjadi bukan karena faktor musiman semata. Sebagian besar disebabkan oleh penurunan volume sigaret kretek mesin—tulang punggung utama GGRM—yang turun lebih dari Rp2,7 Triliun. Kretek tangan juga ikut turun, dan ekspor menyusut. Ini menunjukkan bahwa tekanan di industri rokok bukan hanya dari sisi regulasi (kenaikan cukai), tapi juga perubahan perilaku konsumen dan penetrasi rokok ilegal yang makin masif.

COGS GGRM memang turun 10,3% jadi Rp21,06 Triliun, tapi tetap tidak sebanding dengan penurunan revenue. Akibatnya, laba kotor tergerus lebih dalam, dari Rp2,79 Triliun menjadi Rp2,01 Triliun. Margin kotor turun ke level yang sangat mengkhawatirkan: hanya 8,7%, padahal setahun lalu masih 10,6%. Ini bukan margin rokok seperti biasanya—dan bukan level yang nyaman buat perusahaan sekelas GGRM. Laba usaha jatuh lebih parah lagi, dari Rp982 Miliar ke Rp315 Miliar, atau anjlok 68%. Dan laba bersih tinggal Rp108 Miliar, turun 82% dari periode yang sama tahun lalu. EPS? Tinggal Rp54 per saham. Kalau kondisi ini diteruskan, EPS setahun penuh hanya sekitar Rp216, yang berarti PER-nya saat ini 46x. Artinya, pasar sedang membayar harga mahal untuk earning yang nyaris tidak ada. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bagaimana dengan kas dan arus kas? Nah, ini menarik. GGRM masih bisa menghasilkan arus kas operasi Rp908 Miliar. Tapi jangan cepat lega. Capex mereka di kuartal ini mencapai Rp405 Miliar, dan arus kas pendanaan defisit Rp1,3 Triliun karena pembayaran utang. Akibatnya, kas bersih perusahaan turun Rp785 Miliar hanya dalam waktu tiga bulan, menyisakan kas Rp2,55 Triliun di akhir Maret 2025. Jadi walau FCF secara definisi memang positif (CFO – capex = Rp503 M), kondisi likuiditas secara riil tetap memburuk. Dan yang lebih penting: beban bunga masih Rp120 Miliar per kuartal, membuat interest coverage ratio hanya sekitar 2,6x—angka yang lumayan riskan untuk perusahaan non-bangkrut.

Lalu apakah ada segmen lain yang bisa jadi penolong? Jawabannya: tidak. Malah sebaliknya. Segmen infrastruktur, yang dijalankan lewat entitas seperti Surya Kerta Agung dan terafiliasi dengan Waskita Toll Road, justru menyumbang kerugian operasi Rp105 Miliar di Q1. Pendapatannya cuma Rp67 Miliar, rugi operasionalnya lebih besar daripada total labanya. Kalau segmen ini ditutup, EPS GGRM malah bisa naik. Segmen kertas juga rugi. Artinya, semua diversifikasi bisnis GGRM di luar rokok sejauh ini justru memperburuk kinerja. Dan parahnya lagi, manajemen tidak memberi sinyal akan menjual atau merestrukturisasi segmen-segmen ini. Tidak ada aksi korporasi. Tidak ada roadmap pemulihan. Diam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Oke, lalu apa sisi baiknya? Satu-satunya hal positif dari GGRM hari ini adalah mereka masih bertahan. Masih hidup. Neraca masih sehat. Kas masih ada. Utang masih terkendali. Dan perusahaan masih menghasilkan laba, walau tipis. Secara PBV, saham ini diperdagangkan di 0,31x dari nilai bukunya—itu sangat rendah, dan biasanya menjadi ciri saham deep value. Tapi di sini penting untuk membedakan: PBV rendah belum tentu berarti perusahaan undervalued. Bisa jadi justru perusahaan sedang masuk fase penurunan struktural yang belum selesai. Kalau earning-nya tidak pulih, harga saham bisa saja tetap murah selamanya. Value trap.

PR besar GGRM hari ini sangat jelas: mereka harus memutuskan apakah mau jadi perusahaan yang aktif memperbaiki diri atau pasrah jalan terus sampai habis. Mereka harus segera evaluasi segmen non-inti yang hanya membakar uang. Mereka juga harus cari strategi baru untuk bertahan di industri yang volumenya makin menyusut dan makin mahal cukainya. Dan kalau bisa, restrukturisasi utang serta beban usaha. Karena kalau hanya mengandalkan pola lama—jual rokok, bayar cukai, bayar bunga, tahan laba—maka margin akan makin meleleh, kas makin kering, dan akhirnya pasar akan menilai saham ini bukan sebagai peluang, tapi sebagai beban.

Apakah masih ada harapan? Mungkin. Tapi sangat kecil. Harus ada kombinasi langka: pemerintah menahan kenaikan cukai, pengawasan rokok ilegal diperketat, manajemen sadar situasi ini darurat, dan strategi bisnis dirombak. Tanpa itu, GGRM akan terus berjalan seperti sekarang: kelihatan kokoh di luar, tapi sebenarnya pelan-pelan runtuh dari dalam. Ini bukan cerita turnaround. Ini cerita bertahan hidup. Dan di tengah industri yang berubah cepat, bertahan saja tidak cukup. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$WIIM $HMSP

Read more...

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

cukai membunuhmu


$GGRM

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy