Volume
Avg volume
PT. Elnusa Tbk (ELSA) bergerak dalam bidang jasa hulu migas dan melakukan investasi saham pada anak perusahaan dan perusahaan joint venture yang bergerak di beberapa industri, seperti layanan dukungan dan perdagangan upstream migas, layanan dan perdagangan downstream migas bumi dan jasa pengelolaan dan penyimpanan data perdagangan migas dan pengelolaan aset lapangan migas bumi. Perusahaan juga menyediakan barang dan jasa termasuk penyediaan dan pengelolaan ruang kantor untuk anak perusahaannya, pihak terkait dan pihak ketiga.
Dua Lapangan Migas Natuna Siap Diresmikan ESDM
📍 Pemerintah akan resmikan dua lapangan minyak di Natuna
🗣️ Menteri Bahlil sebut ini bagian dari peningkatan lifting
🔧 Lokasi & operator belum diumumkan, tapi peresmian segera
📈 Target lifting migas nasional: 1.610 ribu BOEPD di 2025
⚙️ Teknologi EOR & optimalisasi sumur jadi strategi utama
📊 Produksi migas 2024 masih di bawah target APBN
👉 Cek berita lengkapnya di tautan berikut: https://cutt.ly/mrlGRK9k
$ELSA $SURE $MEDC
@krikkrik24 biarin aja om, pokoknya harga minyak turun $ELSA ikut turun,
harga minyak naik, ELSA tetep turun
🙈
$ELSA 07 May 25
Shareholder : Panin Sekuritas
Type : Local
Bought : +150,000 (+0.01%)
Current : 523,023,800 (7.17%)
Previous : 522,873,800 (7.16%)
Mau IPO pertamina Hulu, produksi digenjot katanya? Berarti urusan distribusi $ELSA akan dapat banyak proyek. Dividen tembus diatas 6% kah tahun ini? 😋 😋 😋
$DKHH kalian masih pusing liat ini saham mau arb, kalian nggk tau si $ELSA frozen udah mau terbang 🤭
Rencana Mau Stop Impor Migas dari Singapura
Tadi ada salah satu user Stockbit yang share berita mantap di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Dalam berita itu, Menteri ESDM melempar ide yang mari kita sebut saja “bersemangat nasionalis”. Dalam sebuah pernyataan yang penuh semangat dan bumbu harga diri, beliau menyatakan bahwa Indonesia tidak akan lagi mengimpor BBM dari Singapura dalam waktu enam bulan. Alasannya? Katanya memalukan. Katanya tidak bermartabat beli dari negara yang tidak punya sumur minyak. Maka, demi gengsi, rencananya akan dialihkan saja ke negara-negara Timur Tengah. Jauh lebih bermartabat katanya, meskipun—dan ini penting—lebih jauh, lebih mahal, lebih lama, dan lebih berisiko. Tapi siapa peduli soal logika dan efisiensi, selama kita bisa berdiri tegak di panggung internasional sambil berteriak, “Kami tidak beli dari Singapura!” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang mari kita urai satu per satu keanehan dari gagasan ini bukan karena kita benci Menteri dan cinta Singapura, bukan pula karena anti Timur Tengah tapi hanya karena tergelitik saja. Pertama-tama, fakta dasarnya saja sudah salah kaprah. Yang kita beli dari Singapura itu bukan crude oil, tapi BBM jadi. Artinya? Bensin, solar, avtur, dan semua varian bahan bakar yang sudah diolah, dikemas, dan siap pakai. Jadi bukan soal “ambil dari tanah”, tapi soal “beli dari dapur”. Dan Singapura, meskipun tidak punya sumur minyak, punya kilang yang modern, efisien, dan besar—lebih dari 1,5 juta barel per hari kapasitasnya. Mereka itu chef Michelin-nya industri BBM Asia Tenggara. Sementara Indonesia? Ya kita masih struggle dengan kilang tua, kapasitas mentok di 1,1 juta barel per hari, dan belum sanggup menyuplai seluruh kebutuhan nasional yang sudah lebih dari 1,6 juta barel per hari. Jadi, logikanya jelas: kita kirim crude ke luar, mereka olah, kita beli hasilnya. Biasa disebut hub energy. Tapi ya mungkin karena enggak ada unsur martabat dalam istilah itu, makanya dianggap tidak cocok untuk bangsa besar seperti kita.
Lalu soal logistik, ini bagian yang paling absurd. Jarak Singapura ke Batam itu kayak Jakarta ke Bandung. Bisa ditempuh dalam satu-dua hari pelayaran. Tapi kalau impor dialihkan ke Timur Tengah, ya siap-siap naik kapal 30 hari bolak-balik. Dan bukan cuma soal waktu. Biaya pengiriman naik, risiko keterlambatan naik, potensi gangguan geopolitik naik. Laut Merah, Selat Hormuz, Suez—itu bukan taman bermain. Itu jalur perang dagang dan drone nyasar. Tapi entah kenapa, semua itu dianggap “lebih bermartabat” ketimbang beli dari tetangga yang sudah ratusan kali bantu jaga pasokan BBM kita tanpa banyak drama. Rupanya martabat itu lebih penting daripada stabilitas energi dan neraca pembayaran. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lebih bikin kening berkerut adalah: tidak ada satu kalimat pun dalam pernyataan itu yang menjelaskan bahwa kita akan mengimpor crude lalu mengolahnya sendiri di kilang dalam negeri. Tidak ada roadmap, tidak ada rencana penambahan kapasitas kilang, bahkan tidak ada evaluasi kesiapan kilang kita menerima crude dari Timur Tengah dalam jumlah besar. Jadi kalau kamu berharap ini bagian dari grand plan menuju kemandirian energi, maaf, yang dikasih cuma slogan. Ini bukan “olah sendiri biar mandiri”, tapi “beli dari tempat lain biar gengsi”. Hebat kan?
Dan mari jangan lupa bahwa sebagian besar crude yang diolah di kilang Singapura itu asalnya juga dari Timur Tengah. Jadi dalam skenario luar biasa ini, kita sebenarnya hanya memutus jalur olahan cepat dan murah dari Singapura, lalu langsung beli dari sumber mentahnya dengan ongkos lebih mahal. Kalau ini bukan definisi kebijakan mundur dua langkah demi tepuk tangan di podium, entah apa lagi.
Sekarang kita tanya balik: apa rakyat peduli dari mana asal BBM mereka? Singapura? Saudi? India? Mars? Nggak ada yang peduli. Yang penting harganya stabil, stoknya aman, dan gak perlu antre sambil bawa jerigen. Tapi kalau pemerintahnya sibuk mikirin soal “malu beli dari negara kecil”, lalu lupa hitung berapa banyak uang rakyat yang harus dikeluarkan tambahan hanya untuk jaga harga diri, maka yang jadi korban ya kita semua. BBM naik? Subsidi bengkak? APBN jebol? Santai saja, toh yang penting bangsa kita tetap bermartabat, kan?
Logika menyetop impor BBM dari Singapura hanya karena negara itu tidak punya sumur minyak adalah definisi baru dari kebijakan berbasis ego, bukan data. Tanpa strategi pengolahan dalam negeri, tanpa kesiapan kilang, tanpa penyesuaian logistik, ini hanya akan jadi parade nasionalisme semu yang dibayar mahal oleh rakyat sendiri. Karena dalam urusan energi, yang dibutuhkan bukan semangat bakar bendera negara lain, tapi kalkulator, spreadsheet, dan sedikit kerendahan hati untuk bilang: “ya, kadang kita memang butuh beli dari yang lebih efisien.”
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MEDC $PGAS $ELSA
1/10
Screening pribadi big accum 8 mei 2025
Sangat tertarik dengan $MEDC secara TA struktur market membentuk HH HL, serta price sudah di atas MA 20 & 30 yang menunjukan pola uptrend selama bergerak di atas 1015 ( indikator rsi & macd juga mendukung). MEDC juga diduga membentuk reversal pattern ihns dengan neckline di 1090-1100, apabila mampu BO potensi melanjutkan kenaikan sampai 1200 - 1250, spec buy 1030 - 1050 dengan CL close < 1015. Disclaimer on itu semua hanya pandangan pribadi, bukan ajakan jual dan beli
Untuk $ELSA saya sudah punya view & posisi kurang lebih 11% kenaikanya dari 👉 https://stockbit.com/post/18257364
#Disclaimeron
$ELSA maaf sayang sdh ku TP 378.
pindah haluan ke $TUGU mau ambil dev nya duluan. ntar klo ada kesempatan lg gw masuk lagi 😘
Hype Emiten. Rabu, 7 Mei 2025
Kata kunci: TUGU, Cum Date, Dividen
Jangan lupa! Hari ini Cum Date Dividen
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk
TUGU
Dividen Rp78,85 per lembar
Dividen Yield ±7,55% di harga Rp1.045
Tanggal pembayaran 28 Mei 2025
$TUGU $ELSA $PGEO